Share

4. Merasa Terbuang

Author: El Baarish
last update Last Updated: 2023-07-01 21:33:48

SKL 4

.

Dengan langkah gontai Dee menuju ke kamar untuk mengemasi barang-barangnya. Di dalam sana ia bertemu dengan Mbok Siti yang berdiri kebingungan di depan lemari. Perempuan paruh baya itu disuruh mengemasi barang-barang Dee, tapi ia tak tahu harus mengemasi apa saking banyaknya baju dan barang-barang lainnnya.

"Mbok, bantu aku ya?" pinta Dee mengiba pada Simbok yang sudah bekerja di rumahnya sejak ia Sekolah Dasar.

Perempuan paruh baya itu mengusap rambut anak majikannya itu, ia tak tega melihat Dee yang terusir dari rumah sendiri. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa.

Perlahan Mbok Siti juga ikut terisak. Ia memang tak menyukai perbuatan Dee dan pembelaan diri yang terkesan tak tahu malu. Namun, sepanjang ia bekerja di rumah itu, Dee tak pernah kasar dengannya. Gadis itu termasuk yang paling akrab dengannya selaku pembantu dan majikan.

"Mohon maaf, Non. Mbok ndak bisa bantu. Saya masih butuh pekerjaan ini, dan Non sendiri tau gimana Tuan dan Nyonya kalau udah marah besar. Bisa-bisa saya harus ikut angkat kaki dari rumah ini. Sementara tanggungan saya masih banyak di kampung." 

Dee memejamkan matanya. Ia juga harus berpikir nasib Mbok Siti jika harus diberhentikan dari pekerjaan. Gadis itu menatap kosong ke dinding kamar warna putih gading itu. Menatap putus asa pada keadaan yang sedang berlaku padanya.

Perlahan ia membuka lemari dan mengambil beberapa baju yang dimasukkan ke dalam koper kecil. Ia mengambil dress kesukaannya, ingin ikut dimasukkan, tapi sayangnya koper sudah penuh terisi. Dari lemari, langkahnya menuju meja rias, di sana ada banyak skincare dan body care mahal yang selama ia rutin ia pakai. Ia coba ambil satu paket dan ingin dimasukkan dalam koper, tapi lagi-lagi ia seolah lupa bahwa kopernya kecil dan sudah penuh terisi.

Dee menggengam serum wajah di tangannya, ia menatap cermin yang memamerkan wajah kacaunya. Wajahnya penuh dengan air mata yang belum kering. Gadis itu menggeram, kemudian dengan tangannya ia sapu seluruh benda yang ada di meja riasnya hingga menimbulkan suara dentingan benda berjatuhan. Gadis itu berteriak sekerasnya atas hidup yang ia rasa tak adil.

Mbok Siti yang berada di dekatnya ketakutan dengan emosi kesedihan yang tak terduga. Ia beranikan diri mendekat pada Dee, lalu menepuk lembut bahunya agar gadis itu tenang.

Dee ambruk di lantai. Tangannya mengusap rambut panjang yang terurai. Ia masih menangis sesenggukan. Malam ini menjadi titik terberat dalam hidupnya, dan detik itu ada rasa benci yang menjalar pada Bryan, lelaki yang telah membuat hidupnya kacau.

Gadis itu bangkit dan mengusap air matanya. Ia menarik gagang koper dan membawanya keluar. Ia tak ingin teriakan mama dan papa kembali menyuruhnya keluar entah ke berapa kali. Itu menyakitkan bagi Dee, karena untuk pertama kali ia merasa diperlakukan begitu hina oleh orangtua sendiri.

Di luar sana telah berdiri mama dan papa di ruang tamu. Keduanya menatap tajam pada wajah Dee dan tangan yang mendorong koper seolah takut jika gadis itu telah mencuri barang-barang berharga sebelum ia pergi.

Dee bahkan tak berani mendekat hanya untuk berpamitan. Ah, bukankah berpamitan hanya untuk orang yang pergi atas kemauan, yang pergi sesaat dan kembali lagi kapan yang ia mau?

Tanpa kata, tanpa ucapan selamat tinggal, Dee berlalu dari hadapan mereka yang memang tak ingin lagi melihat wajahnya.

Di teras rumah yang mewah itu, berdiri Nadine dan Carissa, kakak dan adik satu-satunya Dee. Melihat wajah keduanya, hati Dee langsung tergerak untuk meminta bantuan atau perlindungan apa pun yang bisa mereka lakukan.

"Kak, plis tolong aku!" pinta Dee pada Nadine.

Nadine tersenyum miring, seolah tak ada rasa simpati dalam hatinya untuk Dee.

"Memalukan! Kamu memang pantas diusir!" ucap Nadine dengan kasar seraya menempelkan sebuah sandal rumahan untuk adiknya itu. 

Dee menatap sandal yang diulurkan dengan kasar padanya, ia tertawa sinis dalam tangisnya. Perlakuan Nadine menjelaskan bahwa Dee tak boleh mengenakan sandal atau sepatu mewah yang menjadi miliknya selama ini. Tak pantas gelandangan memakai barang mewah.

"Out!" ketus Nadine seraya menunjuk arah gerbang dengan matanya.

Dee menatap nanar padanya, lalu seulas senyum miris terukir di bibirnya. Gadis itu menggeleng atas sikap tega dari Nadine seolah ia tak pernah ada cela. Dee menatap sinis pada kakaknya, kembali ia teringat perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu bergandeng mesra dengan lelaki lain di sebuah cafe, padahal statusnya sudah menikah.

Lalu, bagaimana bisa ia merasa lebih suci dari Dee?

Nadine sudah menikah dengan lelaki pebisnis yang kaya raya, sesuai dengan kriteria mama dan papa. Mereka belum dikarunia anak, dan sang suami sering berada di luar negeri. Sebab itu, Nadine sering di rumah orangtuanya, ditambah ia masih bekerja di perusahaan papa.

Sementara di samping Nadine, Carissa sedari tadi menangis dalam diam.

"Kak, apa yang bisa kubantu?" tanya gadis berusia tujuh belas tahun itu.

Carissa memang berbeda dengan Nadine, ia sama sekali tidak arogan dan merasa diri paling benar. Saat yang lain harus diminta dan berakhir mengabaikan, Carissa malah menawarkan pertolongan. Namun, Dee menggeleng, karena ia tahu persis bahwa adiknya tak bisa melakukan apa-apa.

Keputusan mama dan papa sudah bulat dan tak bisa diganggu, atau mereka yang mencoba tidak setuju akan ikutan merasakan dampaknya.

"Nothing," jawab Dee. Ia menyeka sudut matanya, menatap serius pada Carissa.

"Hanya sekolah yang baik, dan jadi anak baik, that's it!" Dee menggigit bibir bawahnya agar tak lagi menangis di depan Carissa.

"Kak …," Carissa memanggil dengan isak tangisnya.

"Hati-hati," ucapnya lagi saat perlahan tangan Carissa terlepas dari tangan sang kakak yang perlahan membalikkan badan dan berjalan.

Setidaknya ada yang mengucapkan kalimat perpisahan untuk Dee.

Gadis itu pergi dengan cucuran air mata. Bahkan saat ia berdiri di pintu pagar, satpam dengan membungkukkan badan membukakan pintu untuknya. Perlakuan mereka membuat Dee semakin terisak, mengingat dirinya akan segera menjadi gembel jalanan. Berubah tiga ratus enam puluh derajat dari kehidupan sebelumnya.

Jam di ponsel Dee sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Ia bahkan tak tahu ke mana akan pergi. Gadis itu sama sekali tak memiliki uang karena semua kartunya diambil oleh papa. Ia membuka dompet dan hanya terlihat uang seratus ribu pemberian Mbok Siti saat di kamar tadi.

"Mbok belum gajian, Non. Ini uang lebih belanja tadi, mungkin cukup untuk beli makan besok pagi," ucap perempuan patuh baya itu dengan tulus.

Dee menatap selembar uang itu dengan tetesan air mata. Sebelumnya seratus ribu itu mungkin ia habiskan hanya untuk membeli es krim. Dan kini, ia harus bisa super hemat dengan selembar itu. Dee bahkan tertawa sinis.

Gadis itu berhenti, dan duduk bersandar di dinding pagar yang masih dekat dengan area rumahnya. Ia menutup wajahnya dan terisak semaunya.

"Kak Dee …," Tiba-tiba ia mendengar panggilan untuknya.

Dee menoleh dan melihat Carissa yang berjalan padanya.

Kembali Carissa menangis melihat keadaan Dee. Namun, ia sadar harus segera kembali ke rumah. Gadis itu nekat memanjat tembok pagar yang tinggi agar tak terlihat oleh satpam. Lalu, berjalan hati-hati dan mencari keberadaan Dee yang menurutnya belum jauh dari pekarangan rumah.

"Untuk kakak," Carissa mengulurkan satu juta uang tabungannya untuk Dee.

Dee membelalakkan mata melihat beberapa lembar uang dari adiknya. Dengan berat hati ia menerimanya, karena ia juga tak ada pilihan lain saat ini. Setidaknya Carissa masih tinggal bersama mama dan papa yang kebutuhannya akan selalu terjaga.

Dua saudara itu hanyut dalam isak tangis seraya berpelukan untuk yang terakhir kali. Hingga keduanya sadar bahwa mereka tak boleh lama, karena jika ketahuan akan lebih besar resikonya.

"Aku harap kakak menghubungiku di mana pun nanti kakak berada apa pun caranya." 

Setelah mengucapkan kalimat demi kalimat perpisahan, Carissa kembali ke rumah dengan cara sembunyi-sembunyi. Sementara Dee melanjutkan perjalanannya yang entah ke arah mana.

.

Komen ya biar makin semangat update 🔥

Comments (1)
goodnovel comment avatar
diol
goooʻoooooo99999999
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   5. Ditinggalkan Semua Orang

    SKL 5.Mobil yang dikendarai Bryan berhenti di garasi. Ia keluar dan mengunci dengan aman. Sama seperti yang dilakukan papa dan mamanya. Mereka baru saja tiba di rumah setelah dari rumah Dee.Bryan masuk dan duduk di sofa ruang keluarga, ia mengusap kepalanya yang terasa berat. Malam terberat yang pernah ia jalani selama hidupnya. Ia pikir Dee beda, tapi nyatanya sama saja seperti mantan-mantannya yang bermain di belakangnya.Menurut Bryan, seseorang boleh melakukan apa saja, asal tidak merusak harga diri. Karena sejatinya yang dimiliki oleh manusia hanya itu. "Kok bisa sih kamu nggak tau dari awal kalau Dee itu udah nggak perawan?" tanya sang mama yang ikut memijat pelipisnya."Ya mana tau, Ma. Emang sebelum nikah dicobain dulu?" jawabnya ngasal dan kesal."Ya minimal kamu tau pergaulannya, Bryan!" sanggah sang papa."Pergaulannya ya seperti itu, Pa. Biasa have fun, tapi aku nggak sampai kepikiran kalau Dee bakal sebablas itu. Banyak kok cewek-cewek seksi di bar sana yang enggan di

    Last Updated : 2023-07-01
  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   6. Teman yang Dulu Dibully

    SKL 6.Di sebuah kamar sederhana, seorang gadis tertidur pulas memberi hak tubuhnya yang begitu lelah sejak pagi hingga malam menjelang.Suara ponsel berdering membangunkan tidurnya. Nabila beringsut duduk dan mengambil ponsel yang terletak di nakas. Gadis itu menguap dan mengucek matanya agar bisa melihat dengan jelas siapa penelepon di tengah malam itu.Deandra Pradipta SMA. Begitu Nabila menyimpan kontak Dee. "Halo, Bila … Nabila aku mau minta tolong. Plis help!" teriak Dee begitu Nabila menggeser layar untuk mengangkat telepon.Nabila sempat tersentak mendengarnya. Lalu, sambungan terputus tiba-tiba dan belum sempat Nabila simpulkan apa yang terjadi.Nabila terlihat kebingungan dengan sisa kantuk yang bersarang. Ponsel masih ia genggam di tangannya. Pasalnya yang menelepon bukan sahabatnya atau teman dekat, tapi teman yang dulu sangat tidak menyukainya. Namun, Nabila kembali berpikir tentang satu kalimat yang diucapkan Dee sebelum sambungan terputus. Gadis itu menggeleng pelan,

    Last Updated : 2023-11-03
  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   7. Ke Rumah Nabila

    SKL 7.Pukul tujuh pagi, saat matahari yang begitu menantang sudah menembus masuk lewat jendela kamar di hotel. Dee sudah membereskan semua barang-barang dan bersiap untuk melanjutkan tujuan. Sejenak ia membuka ponsel ingin memberitahu Nabila bahwa ia akan berangkat dengan kereta api. Semalam saat Dee tiba di hotel, ia tersenyum malu sekaligus perih melihat notifikasi top up kuota dari Nabila.Gadis itu membulatkan mata dengan dada yang tiba-tiba kembali sesak saat melihat sebuah notifikasi yang memberikan berita tentang perceraiannya. Sesaat Dee kembali duduk di ranjang sederhana itu, demi membaca setiap kalimat yang ditulis oleh pemilik tulisan. Dee menggengam erat ponsel di tangannya dengan merapatkan giginya. Bisa-bisanya Bryan dan keluarga mengumumkan berita perceraian itu beserta sebabnya, yang membuat nama Dee semakin buruk di media. Nama yang dulu dikenal sebagai putri dari pengusaha kaya raya yang selalu tampil elegan, kini malah kebalikannya.Dee mengutuk si penulis berita

    Last Updated : 2023-11-03
  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   8. Masa Lalu Dee

    SKL 8.Setelah putus dari Aldo, Dee tetap melanjutkan hidupnya seperti biasanya. Ia tak ingin galau berkepanjangan, lebih tepatnya tak terlalu menampakkan di depan orang lain, meski sebenarnya ia sakit hati juga kecewa. Namun, Dee tak pernah menjadi pengikut setia kalimat penggalau cinta.'Aku tak bisa hidup tanpamu.''Nadiku berhenti berdenyut tanpamu.'B u l s h i t! Kalimat-kalimat galau yang menurut Dee tidak masuk akal.Gadis itu tetap kuliah, pulang ke rumah dan keluar di malam hari. Ia bersama teman-temannya kerap mengunjungi klub malam dan minum hingga mabuk. Setelah itu ia tak akan pulang ke rumah, menginformasikan orangtuanya tak bisa pulang karena sudha terlalu larut sebab mengerjakan tugas kuliah. Lalu, ia akan menginap di hotel, atau menginap di kos teman.Orangtuanya tak begitu peduli dengan pergaulannya karena mereka sendiri sibuk dengan perusahaan yang semakin berkembang pesat. Sebab itu, hidup Dee semakin liar.Hari terus berjalan, dan aktivitas Dee masih sama. Siang

    Last Updated : 2023-11-04
  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   9. Semata Memanasi

    SKL 9.Setelah pertemuan itu, Dee dan Danial semakin dekat. Keduanya saling merasa cocok dan bahkan terang-terangan sepakat untuk melakukan misi yang sama. Balas dendam antara hati ke hati. Sasaran mereka adalah Aldo dan Sofia.Setiap pagi sebelum berangkat ke kantor, Danial selalu menyempatkan diri untuk mengantar Dee ke kampus sesuai dengan janjinya. Setiap kali ada waktu, mereka jalan berdua, mengintai ke tempat yang sama dengan Aldo dan pacarnya. Seperti hari itu, Dee dan Danial mengikuti Aldo yang memasuki sebuah restoran mewah saat makan siang. Dee melangkah dengan anggun seraya tangan tetap mengait di lengan Danial. Keduanya terlihat begitu romantis dengan senyum terukir, tangan yang saling menggenggam dan canda tawa saat saling bercerita.Diam-diam Aldo mengamati mereka, hingga gadis depannya itu mengikuti arah Aldo memandang. Terlihatlah seorang Dee di sana tengah mengobrol dengan pacar barunya. "Sayang," panggil gadis itu pada Aldo. Seketika ia merasa cemburu dengan tatap

    Last Updated : 2023-11-05
  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   10. Keraguan Nenek

    SKL 10.Dee melihat jam di ponsel sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Ia baru saja turun di stasiun kereta api. Lebih dari sepuluh jam di dalam kereta, dan ia sempat sejenak tertidur karena lelahnya pikiran. Gadis itu mengedarkan pandangan ke sana ke mari, mencari sesosok yang mungkin sedari tadi menunggunya, tapi ia tak menemukan."Gapapa, Bil. Aku naik taksi aja ya," tolak Dee saat Nabila menawarkan diri untuk menjemputnya di stasiun kereta api.Dilihat dari lokasi yang dikirimkan oleh Nabila, rumahnya tak terlalu jauh dari stasiun tempatnya turun. Mungkin hanya memakan waktu sekitar lima belas atau dua puluh menit dengan menggunakan motor.Nabila tertawa di seberang sana. Menertawakan Dee yang mungkin belum terbiasa dengan kondisi yang sekarang. Yang ada di pikirannya angkutan hanya berupa jenis mobil."Nggak ada taksi di sini, Dee. Kalau pun ada jarang," kata Nabila.Dee mengerutkan kening, sadar diri akan keadaaan. Lantas ia kembali membuka dompet dan melihat uang yang

    Last Updated : 2023-11-06
  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   11. Bukan Salah Kejujuran

    SKL 11."Aku mau mandi dulu, takut magribnya kelewat," ucap Nabila yang berdiri di pintu kamar Dee. Ia membawa Dee dan barang-barangnya ke sebuah kamar yang akan ditempati gadis itu entah sampai kapan. Tadi pagi Nabila sudah membersihkannya sebelum membuka warung dan mengajar di pondok pesantren.Nabila juga menjelaskan bahwa kamar mandi di rumah itu hanya satu, dan Dee mengerti. Itu artinya setiap akan mandi penghuni rumah harus mengantri."Atau mau salat magrib barengan sama aku dan nenek?" tanya Nabila sebelum beranjak dari kamar itu.Dee diam, tiba-tiba darahnya seolah berhenti mengalir entah sebab apa, ada rasa takut mendengar kata salat. Seumur hidup ia tak pernah mengerjakannya, meskipun ia tak lupa bagaimana panggilan adzan berkumandang, tapi ia selalu mengabaikan. Terkadang saat ia pulang siang hari, sore atau entah kapan yang tetap diabaikan.Gadis itu menelan ludah dengan susah, ia menggaruk bagian belakang kepalanya. Dee tak pernah tahu cara salat, gerakan-gerakannya. Ia

    Last Updated : 2023-11-07
  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   12. Kebiasaan Buruk Dee

    SKL 12."Kamu ingin semua orang punya pemikiran sepertimu," "Sama seperti saat kamu bully aku waktu SMA," tambah Nabila sedikit mengenang masa lalunya."Semua orang harus seperti kamu, yang nggak sama seperti kamu berarti salah. Pemikiran kamu itu ternyata masih bertahan sampe sekarang,"Dee menatap Nabila beberapa saat, terlihat bingung karena temannya ternyata juga ikut menyalahkannya, dan malah menyangkut-pautkan dengan masa lalu. Diakui ia memang sering membully dulu, tapi haruskah dibahas sekarang saat hatinya benar-benar porak poranda?"Kamu masih marah sama aku?" tanya Dee.Nabila menggeleng dengan pasti. Luka itu memang menyakitkan, dan setiap akan tidur Nabila selalu mencoba memaafkan, tapi tetap tak bisa terlupakan."Jadi?" tanya Dee dengan nada lirih. Lebih ke pasrah pada apa pun yang nanti akan dikatakan Nabila. Pasrah karena posisinya sekarang hanya sebagai penumpang, dan ia tak tahu lagi harus ke mana jika Nabila tidak menerimanya.Pasrah karena posisinya memang bersal

    Last Updated : 2023-11-08

Latest chapter

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   34. Happy Ending

    SKL 34."Saya terima nikah dan kawinnya Deandra Pradipta binti William Pradipta, dengan mas kawin yang telah tersebut tunai." Ustad Fatih mengucapkan kalimat sakral itu dalam satu tarikan napas. Membuat Dee yang duduk di sampingnya menarik napas lega saat semua saksi mengatakan sah."Sah!""Alhamdulillah," seru mereka serentak. Kemudian sejenak Abi membacakan doa keberkahan dalam acara tersebut.Dee tak mengadakan resepsi yang terlalu mewah seperti pernikahanya dengan Bryan beberapa bulan yang lalu. Tak menyewa gedung, dan pelaminan yang megah. Ia hanya meminta pesta sederhana di rumahnya, karena yang ia inginkan bukan lagi kemewahan, melainkan hubungan sah di hadapan Allah dan hambanya.Hanya keluarga besar yang hadir di sana. Keluarga Dee dan keluarga Ustadz Fatih. Tak lupa Nabila dan nenek ikut hadir menyaksikan pernikahan Dee.Dee terlihat cantik dibalut gaun pengantin berwarna putih. Sangat jauh berbeda dengan pernikahan yang dulu dengan gaun seksi menampakkan belahan dada, jug

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   33. Tentang Waktu

    SKL 33."Bil, aku mau suruh Simbok buat beresin kamar untukmu dulu ya, atau mau di sini?" kata Dee saat ia membereskan beberapa baju yang ia bawa dari rumah Nabila.Nabila mengamati seisi ruangan, dan melihat ranjang king size di tengah ruang yang terlihat sangat empuk."Nggak usah lah, Dee. Biar aku tidur di sini aja. Cuma untuk beberapa hari aja, kan?" tolak Nabila seraya mengelilingi kamar Dee yang ukurannya hampir keseluruhan rumahnya di kampung."Lagian kayaknya kita belum pernah ya tidur sekamar," kekeh Nabila. Sejenak Dee berpikir, benar apa yang dikatakan oleh Nabila. Saat ia datang ke rumah Nabila, ia tidur sendirian karena kamar rumah itu sempit-sempit. Jadi, Nabila mengutamakan kenyamanan Dee dengan kesederhanaan yang ia miliki.Kemudian Dee tersenyum menatapnya, sepertinya akan lebih seru jika setiap waktu bisa bersama Nabila. Bisa diajarkan baca Al-Qur'an lebih fasih, tadarus bersama, bangun salat malam bersama."Iya juga ya," ucap Dee dan melepas jilbabnya.Nabila berj

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   32. Dee Pulang

    SKL 32."Nggak, Bil!" bantah Dee."Aku nggak mau pulang ke sana, mereka nggak mau terima aku lagi. Aku diusir, Bil. Kamu nggak tau gimana mama sama papa kalau udah marah, merengek pun di bawah kakinya mereka gak akan luluh." Dee kembali menggeleng dengan kuat saat Nabila memintanya untuk pulang menjemput restu orangtua.Perlahan Nabila mulai bisa berdamai dengan rasa tak terbalas dalam hatinya. Kini malah ia yang menjadi perantara hubungan Dee dan Ustadz Fatih, tentu melalui Abi dan Ummi.Keluarga Ustadz Fatih ingin datang langsung ke rumah orangtua Dee untuk melamar dan memperjelas hari dan tanggal pertunangan mereka dilakukan. Namun, Dee menolak dan tak berani pulang."Aku sudah memikirkan ini, Bil. Makanya aku nggak usah nikah aja, ribet. Nggak sanggup aku terusir untuk keduakali. Susah payah aku berdamai dengan rasa sakit, dan perlahan jadi rindu yang menyakitkan tanpa temu. Tak ada keberanianku untuk kembali ke rumah itu." Dee mengungkapkan isi hatinya."Nggak gitu, Dee. Restu o

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   31. Ikhlas

    SKL 31."Saya calon suaminya," ucap Ustadz Fatih dengan tegas. Lalu, ia mendekat pada keduanya yang tampak seperti orang sedang bertengkar.Mendengar itu Danial menatapnya, lalu tersenyum miring meremehkan kalimat lelaki itu. Siapa dia hingga berani mengatakan seperti itu di depannya.Tak menyiakan kesempatan, Dee langsung menarik tangannya dan melepas diri dari cengkeraman tangan Danial. Gadis itu menggosok lengannya yang terasa sedikit perih.Kini Danial kembali menatap Dee, bertanya lewat tatapan mata tentang siapa lelaki dengan peci hitam di kepalanya itu."Siapa dia, Dee?" tanya Danial.Dee hanya diam tak menjawab. "Dee …," panggil Danial meminta jawaban."Dia guruku di pesantren," jawab Dee singkat. Tak perlu menjelaskan banyak hal pada Danial. Pun, Dee tak terlalu percaya diri untuk mengiyakan bahwa Ustadz Fatih adalah calon suaminya.Ia mungkin akan berterimakasih untuk jawaban Ustadz Fatih, karena dengan seperti itu Danial pasti merasa hubungan Dee dan Ustadz Fatih lebih da

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   30. Lelaki Itu Kembali

    SKL 30.Dee menatap lama pada sosok lelaki yang terlibat dalam masa lalu kelamnya. Mendadak hatinya kembali gerimis, karena melihat wajah itu kembali mengingat dosa-dosanya.Danial.Di seberang jalan sana, lelaki itu masih terus menatap Dee. Namun ia lantas menyeberangi jalan karena Dee mulai bangkit dan ingin pergi darinya.Kali ini Danial tak boleh membiarkan Dee pergi lagi, sudah lama ia mencari keberadaan gadis itu sejak kepulangannya dari London untuk urusan bisnis bersama sang papa.Malam itu, ia berangkat tanpa memberitahu Dee yang menurutnya tidak penting dalam hidupnya. Toh, mereka hanya sebatas hubungan tanpa ikatan, dan bersatu hanya untuk membalas dendam pada sang mantan."Dee …!" panggil Danial menghentikan gadis itu."Tunggu!" teriaknya. Sempat ia mendapat makian dari beberapa pengendara motor karena menerobos jalan saat mereka sedang berkendara. Mungkin Danial sudah gi la hingga mau membahayakan nyawa sendiri demi seorang gadis.Dee terus melangkah menuju motornya, ras

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   29. Sama-sama Merelakan

    SKL 29."Nabila udah makan, Nek?" tanya Dee saat ia keluar dari kamar dan menuju meja makan.Nenek hanya menggeleng. Sejak siang Nabila belum makan, bahkan hari ini ia tak mengajar di pesantren. Nenek sudah mencoba menasehati, dan mengajaknya untuk bercerita tentang apa yang ia rasakan saat ini. Selain itu, nenek hanya diam mengawasi membiarkan cucunya menikmati waktu untuk tenang.Dee langsung menuju kamar Nabila dan mengetuk pintu. Tak ada sahutan dari dalam sana saat ia memberi salam. Ia coba untuk membuka pintu, tapi sepertinya Nabila sengaja mengunci pintunya dari dalam."Bil … makan dulu yuk!" ajak Dee. Namun, tetap tak dihiraukan oleh Nabila."Sudah, Dee. Nanti kalau lapar dia pasti makan," ucap sang nenek.Seperti malam kemarin, saat nenek terjaga karena sesak pipis, ia melihat Nabila duduk di meja makan dan menikmati makannya. Hal itu membuat nenek urung ke kamar mandi, takut Nabila malu karena ketahuan makan diam-diam.Dee tak lagi membujuk, karena nenek juga menyuruhnya ma

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   28. Kejujuran Dee

    SKL 28."Saya sudah tidak perawan." Dee kembali mengulang kalimatnya. "Bagaimana? Pikiran Ustadz berubah, kan? Tidak ada lelaki yang mau menikahi gadis seperti saya."Dee terpaksa harus mengatakan itu. Jika pun benar Ustadz Fatih menyukainya, setidaknya ia tak akan menyesal telah menikahinya nanti atau malah ia akan menuai nasib yang sama seperti pernikahan pertamanya.Juga karena memang benar itu kenyataan dalam hidupnya, ia juga harus jujur di depan Ustadz Fatih. Namun, lebih dari itu semua, yang terpikirkan olehnya hanyalah Nabila. Ia tak mau menjadi orang yang memangkas perasaan dan harapan Nabila. Demi Nabila, ia sanggup melakukan apa pun.Ustadz Fatih berdiri mematung di depan Dee, sulit menerima kenyataan atas ucapan gadis itu barusan. Dunianya seketika terasa runtuh oleh harapan dan ekpektasi yang terlalu dalam. Ia tahu Dee masih dalam proses berhijrah, tapi sama sekali tak tahu seburuk apa masa lalunya.Abi dan Ummi mendekat, dan melihat keduanya dalam jarak beberapa langka

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   27. Dee Menjelaskan

    SKL 27."Kenapa bisa seperti ini, Nak? Salah paham apa?" tanya Abi saat ia dan keluarganya tiba di rumah. Mereka berbicara lebih santai tanpa embel-embel Ustadz untuk keponakannya itu, karena sedang berada di dalam rumah."Benar gadis yang kami cintai itu adalah Dee?" Kini malah Ummi yang bertanya.Ustadz Fatih hanya mengangguk, "iya, Abi, Ummi. Saya menyukai Dee dan ingin mengenalnya lebih jauh untuk memantapkan hati melamar."Sejenak ketiganya berpikir keras, kenapa Nabila yang selalu ya sopan, tiba-tiba pergi begitu saja sebelum acaranya selesai. Bahkan saat mereka bertanya pada nenek pun, tak ada kejelasan yang menghilangkan rasa penasaran."Selama ini saya sering mengirimi surat untuk Dee. Maafkan saya, Abi. Seharusnya lebih dulu memberitahu Abi dan Ummi." Ustadz Fatih mulai jujur dengan apa yang selama ini terjadi tanpa sepengetahuan Abi.Abi dan Ummi menghela napas panjang, lalu mengobrol lebih banyak hal tentang kemungkinan yang terjadi antara dua gadis itu..Sementara di su

  • Dijatuhi Talak Karena Tak Lagi Perawan   26. Salah Memahami Rasa

    SKL 26."Silakan masuk Abi, Ummi, Ustadz," ucap nenek Ramlah mempersilakan tamu mereka masuk.Setelah salat asar, Ustadz Fatih beserta Abi dan Ummi melangsungkan niat untuk bertamu ke rumah itu untuk satu tujuan yang mulia. Ustadz Fatih sudah menceritakan keinginannya pada Abi dan meminta mereka untuk datang mewakili orangtuanya.Nabila juga sudah menceritakan semuanya pada nenek, sesuai dengan isi dari surat-surat itu. Keduanya hanya berkomunikasi lewat surat, dan hari ini Ustadz Fatih menepati janjinya.Dengan senyum mengembang, mereka masuk dan duduk di tempat yang telah disediakan. Nenek ikut duduk bersama, menunggu kedua cucunya yang sedang di dapur untuk menjamu tamu dengan hidangan alakadarnya."Siap kamu, Bil?" tanya Dee tak henti-hentinya menggoda. Ia pikir Nabila sudah lebih banyak kemajuan mengenai pengakuan perasaannya. Ia sudah berani bertemu dan chatingan dengan Ustadz Fatih."Jantungnya gimana, Bil, Aman?" tanya Dee mengedipkan sebelah matanya seraya memegang dada Nabi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status