Share

karena

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-04 11:40:15

Karena tahu dia menahan uangku, maka aku yang tidak mau tinggal diam segera mencarinya ke ladang ubi karena aku tahu dia sedang memanen di sana.

Kususuri pematang, melewati kebun mangga dan jambu mete lalu lewat beberapa petak sawah lagi dan sampailah di kebun singkong milik mertua. Ayah kak Aidil menang juragan tanah yang punya lahan berhektar-hektar yang ditanami berbagai macam jenis palawija, sayur dan buah. Masing masing anak diberi area untuk mereka kelola dan pertanggung jawabkan pada Pak Haji dan ibu mertua, namun hasilnya tetap ibu yang menguasai meski nantinya dibagi dengan rata, dengan cara sedikit demi sedikit. Alasannya simpel, agar uangnya tidak cepat habis.

"Kak Yanto!" seruku dari kejauhan. Pria yang tengah sibuk mencabut singkong bersama beberapa orang pria menoleh padaku. Dengan wajah kesal ia tinggalkan pohon yang baru dia pegang dan segera mendatangiku.

"Ada apa kau mendatangiku jauh jauh kemari?" tanyanya berkacak pinggang.

"Aku minta sisa uangku yang tiga ratus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   beritahu

    Dengan perasaan deg degan aku meluncur bersama Kak Aidil menuju rumah Ibu mertua, aku tak bisa menebak apa yang akan terjadi di sana tapi aku harus menyelesaikannya. "Kak ..." Kucuil pinggang suamiku yang mengendarai motornya sementara aku duduk tepat di belakangnya memangku Rima."Iya?""Kamu sudah yakin akan bicarakan ini dengan ibu, akan menunjukkan bukti dan membuat Kakakmu malu.""Iya, kalau tidak sekarang kapan lagi?""Tapi itu akan heboh karena dalam video itu ada aku," balasku cemas."Biar orang tua yang menilai dan memutuskan, aku akan bicara secara pribadi pada ibu setelahnya akan kuserahkan keputusan terbaik pada beliau.""Baiklah, terserah."Motor berbelok, masuk ke pekarangan luas dengan beberapa pohon kelapa yang tumbuh di tengah halaman. Kembali kulihat rumahku, rumah mungil bercat hijau dengan pintu tertutup dan lampu yang selalu menyapa."Tidakkah kita mampir ke rumah?""Nanti saja, ayo langsung bicara," balas Kak Aidil sambil menuntun tanganku ke rumah kedua orang t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   ada masalah apa

    "ada masalah apa sebenarnya yang indah kalian seperti tidak ada aman-amannya sebagai saudara?""Tanyakan saja kepada ibu kami sudah menjelaskan kepadanya,". Jawab Kak Aidil sambil menyentak tangan dan kerah pakaiannya yang berantakan. Raut wajah suamiku nampak sangat kecewa dan kesal."Tunggu di sini, biar aku lihat apa yang sebenarnya terjadi," ucap Ayah sembari masuk ke dalam rumah dan menemui nyai Hatima."Nyai ...." Ibu yang nampak dipanggil hanya terduduk di kasurnya sambil menekan kening dan memijat kepalanya. Wanita itu nampak sangat pusing dan lelah, lelah melihat drama yang terjadi diantara kami.Tidak diherankan, Andai dari awal dididikannya baik maka anak-anaknya akan tumbuh dengan baik pula. Andai Ibu tidak mendukung dari awal kejahatan Kak Yanto maka tentu pria itu tidak akan berada di atas angin untuk menekan kami semaunya."Sudah sudah berkali-kali pertengkaran terjadi jangankan, mereka yang mengalami, yang melihat pun lelah menyaksikannya. Apa kalian tidak jengah at

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   berembuk

    "Maaf ayah, tapi menurutku solusinya bukan itu," ucap Kak Dani."Lalu apa?""Tanyakan pada Zahra dan Aidil apa yang mereka inginkan. Kejadian ini adalah kesalahan semua orang, kita juga harus bertanggung jawab karena tak bisa menjaga keharmonisan keluarga. Zahra dan kak yanto bersalah dengan cara mereka masing masing, tapi kita sebagai anggota keluarga tak bisa membiarkan saja. Mari tanyakan apa yang diingkan Zahra dan suaminya.""Kalau begitu katakan, apa maumu Zahra!" ucap ayah."Tadinya aku sangat ingin pindah dari tempat ini ingin menjauh karena aku merasa lelah hati merasa tersisih karena tidak ada seorangpun yang membela atau mendekati diri ini. Tapi setelahnya, setelah ibu dan ayah perlahan membaik, aku merasa menemukan kembali orang tuaku yang sudah pergi untuk selamanya. Aku ingin berbakti dan hidup bahagia. Terlebih kami punya rumah dan tidak kurang satu apapun ...." Ucapanku belum selesai terjeda oleh kebingungan untuk menyampaikan perasaan sendiri."Tapi tugas-tugas rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   telpon

    Tiga jam perjalanan yang melelahkan melewati pinggir laut, mendaki bukit dan mengitari pegunungan. Akhirnya mobil kami sampai di perkampungan penduduk di mana aku dulu lahir dan tumbuh remaja.Ketika kendaraan kami sampai, Inaq segera menyambut ke pekarangan berikut dengan anggota keluarga dan tetangga yang nampaknya sudah diberi tahu kalau kami akan datang."Ya Allah, cucu dan cicitku datang, ayo masuk Nak," ucap Inaq dengan penuh kasih. Kumasuki rumah berlantai tanah yang masih sederhana sejak dulu, ada kursi rotan dan meja sederhana, bufet kecil berisi piring dan cangkir serta jam dinding tua yang tergantung di bilik pembatas. Semuanya yang ada meski sudah berumur lama tapi terawat rapi dan bersih."Inaq sudah siapkan kamar kalian, Inaq jahitkan kasur baru," ucapnya dengan senyum tulus."Terima kasih tapi Zahra bisa tidur di kasur yang ada.""Inaq ada tabungan dari hasil mengupas bawang, Inaq sedang membelikan kasur baru jadi cicit kecilku tidak sakit badan tidur di tempat tidur ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-06
  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   seminggu berlalu

    Setelah sekian lama hidup dalam kesulitan dan tekanan, akhirnya aku bisa mendapatkan kembali makna dari kedamaian yang selama ini kucari. Hidup kami berjalan normal, bahagia meski sederhana. Memang kami tidak makan daging dan ikan setiap hari, tapi berkat ketentraman hati, aku dan suami kini menikmati hari hari dengan canda dan kebahagiaan kami."Apakah tinggal di sini lebih menyenangkan?""Iya, Alhamdulillah, aku merasa tenang Mas.""Syukurlah, Dik. Rima sepertinya juga ceria juga, dia makin gemuk dan sehat.""Inaq juga tampak sangat gembira sejak kedatangan kita. Syukurlah," imbuhku."Bulan depan kita kunjungi Ibu, mau?""Uhm, tidak masalah selagi situasinya kondusif.""Baiklah kalau begitu Kakak akan semakin giat bekerja agar kita bisa menabung untuk bekal pulang nanti. Setidaknya kita tidak mempermalukan diri dengan pulang tanpa membawa apapun, sedikit terlihat lebih baik dari sebelumnya akan melegakan hati ibu.""Aku setuju." Malam itu aku dan Kak Aidil tidur dengan pulas, melepa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-06
  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   pukul 3

    Pukul tiga sore kedua kakak iparku berpamitan pulang. Kupikir akan menahan mereka untuk menginap karena hari sudah sore dan perjalanan yang cukup panjang tapi Kak Yanto dan Mbak Devi bersikukuh untuk segera kembali."Mendung dan sore Kak, Kenapa tidak menginap saja?""Bukannya kami tidak mau tapi aku ada pekerjaan yang harus kulakukan esok pagi, dan juga bagaimana pula kami akan menginap sementara tidak ada tempat yang tersisa di dalam rumah kecil ini._"Aku tertunduk mendengarnya karena memang demikian adanya rumah kecil milik Inaq hanya terdiri dari 2 kamar dan itu pun masih berlantai tanah. Di manakah aku aku akan menyuruh kedua kakak iparku yang notabene selalu hidup dengan nyaman untuk berbaring dan istirahat?"Kalau begitu Terima kasih atas kedatangannya Kak," jawabku."Sama-sama, aku datang kemari untuk memperbaiki keadaan." Kak Yanto mengulurkan tangannya untuk menyalamiku sebenernya dada ini berdesir dan masih ketakutan tersisa di dalam benakku. Tapi aku berusaha bersikap nor

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   kasihan

    Melihat tangisan anggota keluarga yang pilu membuat hati ini terenyuh dan tidak tega, aku benar benar melihat penderitaan dan kesengsaraan di mata mereka. Rumah Kak Yanto agak berdekatan dengan rumah ibu, andai tidak tidak segera dipadamkan mungkin api akan melalap rumah orang tua mereka sampai habis."Ya Tuhan, kebakaran semalam menyisakan trauma mendalam.""Ibu di mana?""Di rumahnya," jawab Mbak Devi."Permisi sebentar ya ...."Kususuri jalan menuju rumah ibu dan mengetuknya perlahan. Kudapati beliau terbujur di kasurnya tanpa bergerak sedikit pun. Melihatku datang beliau hanya melirik, mungkin karena menyaksikan ekspresi iba dari wajahku wanita itu melelehkan air mata. "Ibu ya Allah ...." Aku mendekat dan mencium tangannya lalu memeluknya. Wanita dengan bibir dan wajah sedikit meleyot miring itu tersedu dengan suara tertahan. Ucapannya tidak jelas serupa erangan dan keluhan."Ibu, apa ibu merasa kesakitan," tanyaku pelan."Ti-tidak ha-ha-hanha nye-nye-rrii.""Biar saya pijitan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   panik sekali

    Tentu saja, melihat kekacauan yang terjadi kami langsung panik. Segera aku dan semua yang ada di sana memberikan pertolongan pada kakak iparku yang tubuhnya gosong setengahnya. Kami angkat dia, aroma nanah dan darah menyeruak anyir membuatku mual tapi aku menahannya. Tubuh kak Yanto lengket dan meninggalkan lendir di tanganku yang telah mengangkatnya tadi membuatku merasa ingin cuci tangan, tapi tidak ada wastafel, lagi pula waktunya darurat dan mendesak. Pria itu sudah menangis, melenguh dan merintih-rintih."Ayo bawa masuk lagi," ujar petugas medis."Tidak, aku mau pulang," sela Kak Yanto dengan wajah pucat dan pilu sekali."Luka Anda harus dibersihkan, karena sudah jatuh, dan selang infus harus diperbaiki," ucap perawat tadi."Tidak mau, meski aku harus meregang nyawa detik ini juga, aku ingin hal itu terjadi di rumahku, aku tidak mau mati di rumah sakit!"Mendengar pernyataan Kak Yanto, jangankan kami petugas medis, dokter jaga pun kehilangan kata-kata bahkan Dokter sendiri

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-11

Bab terbaru

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   debat ibu

    "Baru sebentar Nek," Jawa Erlin."Dua jam Aku mau memanggil untuk meminta air minum, kenapa kau malah duduk santai di sini?" Dua jam apanya, Erlin bahkan belum duduk selama sepuluh menit. Aneh sekali wanita tua yang semakin hari semakin temperamen ini."Ibu Dia baru saja datang dan sekedar mengobrol denganku sebentar...""Aku juga sudah bilang padanya untuk tidak meninggalkan rumah jauh-jauh dan sulit kujangkau. Aku membutuhkan dia sepanjang waktu."Aduh penting untukku untuk menegaskan batasan tentang ibu yang semakin hari semakin seperti penjajah saja."Ibu dia juga manusia, dia butuh berinteraksi mendapatkan dukungan dari keluarganya dan sedikit pencerahan Apa salahnya jika dia mengobrol dengan salah satu anggota keluarga dan meninggalkan Ibu sebentar saja. Alih alih marah gara gara telat ambilkan air, Kenapa Ibu tidak ambil air sendiri saja lalu semuanya tuntas?'"Tuntas katamu?""Ya.""Ya ampun ...." Ibu mertua hanya menggeleng sambil membuang nafasnya kasar, dia tertawa sih ini

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   keluhan

    "udahlah jangan terlalu dipikirkan perkara ibu yang minta anak laki-laki darimu beliau tidak tahu seberapa keras kita berusaha hanya saja Tuhan belum mengizinkan, jadi jangan terlalu, dibawa santai saja," jawab Kak Aidil sambil tersenyum."Aku sedikit prihatin dan khawatir tentang keponakan baru kita.""Dia pasti bisa mengatasinya wanita itu punya daya dan keluarga yang mendukungnya jadi kamu tidak perlu khawatir. Ibu pasti juga akan berpikir dua kali untuk menyakiti anak itu.""Yang terjadi hari ini tidak akan kau percayai, Kak, Ibu melempar piring dan menghujat masakan Erlin.""Sungguhkah itu terjadi Apakah ibu melakukannya kepada menantu baru yang keluarganya sangat terpandang dan dihormati?""Aku sudah bilang bahwa Ibu tidak pandang bulu.""Astaghfirullah, biar aku yang bicara nanti.""Sejak kapan ibu akan mendengar kata-katamu, Kak?" Aku tergelap sambil menggelengkan kepala sementara Ia hanya menghela nafas sambil mendecak kecil. Aku tahu bahwa dia sangat dimanjakan ibu tapi jika

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   suamiku lesu

    "Ah, aku mendengar Ibu, aku paham setiap makna kalimat yang ibu lontarkan.""Bicarakan hal itu kepada Erlin dan lain kali jangan membuat dia membantahku karena kau Aku tidak tahan Aku tidak akan segan-segan untuk menamparnya. Juga aku tidak mau mendengar dia memprotes apapun.""Iya Bu."Ah, hidup di antara lingkungan rumah Nyai hatima seperti hidup dalam penjara, banyak aturan dan tidak bisa bebas sekehendak hati. Sebenarnya aku juga penasaran, kami ini dianggapnya pembantu atau menantu. Kenapa terkadang perlakuan ibu begitu kasar dan sulit diterima oleh akal sehat, sulit diterima oleh hati nurani yang sudah terbiasa mendapatkan perlakuan lembut, tiba-tiba mendapatkan kekasaran Itu menyakitkan sekali."Pergilah!" Ucapnya sambil mengibaskan tangan di udara."Baiklah, Bu, Erlin sedang memasak makanan lain, sudah kutitipkan pesan padanya jika sudah selesai dia harus segera mengantarnya pada ibu.""Cepat sedikit, aku lapar!""Baik Ibu sabarlah sedikit!""Dari dulu hanya kau saja yang se

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   malah aku korbannya

    Usai menyapu bekas pecahan piring, kutemui keponakanku Erlin di dapur, ia tengah memotong daging dengan air mata yang masih membasahi kelopak matanya. Gadis itu terisak dengan kesedihan yang tak mampu ia sembunyikan.Aku paham, dia belumlah kuat mental sepertiku, dia masih baru di lingkungan ini dan mungkin latar belakang keluarganya yang lemah lembut membuat dia merasa sangat kaget ketika diperlakukan dengan keras. Ah, ibu mertua memang sangat tidak bijaksana."Sabar ya, semua akan membaik.""Tapi, kok Nenek bisa segitunya ....""Ah, sayang, nanti Nenek dengar, sebaiknya kau lanjutkan memasak, lihat tutorialnya di YouTube dan kau pasti bisa. Sementara bibi akan kembali ke rumah untuk menyiapkan makan siang.""Bi ... Aku butuh kehadiranmu untuk tetap di sini karena belakangan ini aku merasakan ketegangannya belum pernah ku alami sebelumnya." Wanita muda itu menahan lenganku dengan tatapan membalas dan aku bisa melihat jelas bahwa dia ketakutan dengan ibu mertua."Dengar Nak, sebenarny

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   mulai tahu

    Akhir bulan Syawal pun tiba, ferdi yang sudah tak sabar lagi untuk segera meminang kekasihnya akhirnya diluluskan keinginannya oleh ibu mertua untuk menikah lebih cepat, menikah sebelum musim penghujan dan sebelum orang orang akan repot dengan urusan pekerjaan dan kebun mereka.Seminggu setelah pernikahan, Ferdi memboyong sang istri Erlin untuk pindah ke lingkungan kami. Ke rumah induk tentunya, bersama dengan ibu mertua. Sebenarnya aku sudah ngeri membayangkan apa yang akan terjadi namun, aku mencoba berpikir positif dengan segala logika dan harapan terbaik, semoga ibu mertua bersikap baik pada cucu menantu.Hari-hari bergulir, kebiasaan dan adat rumah ini mulai terlihat, mantu mulai kaget dan heran akan pembagian kaku air yang harus dijatah setiap harinya. Setiap pagi, setiap kali aku mengantarkan jatah makanan dari gudang gadis itu akan mengernyit dan tidak paham tentang apa yang terjadi. dia selalu memasang wajah tak nyaman dengan sekeranjang makanan yang kini jadi tugasku untuk

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   rumah induk

    Aku kembali dari rumah induk dengan perasaan hati yang sudah tidak menentu. Aku khawatir kejadian yang pernah kualami akan terulang pada gadis lain yang baru bergabung ke rumah ini.Namun Gadis itu adalah wanita kaya dan juga anak orang baik-baik, ibu mertua akan berpikir dua kali untuk menyakiti dan mengerjainya, jadi kurasa kekhawatiranku sama sekali tidak beralasan. "Tapi, bagaimana jika itu terjadi. Dia akan dijatah dengan makanan yang harus belajar ia cukupkan dan seember air setiap harinya? Apakah dia bisa?" Konon menjatah anak menantu dengan seember air adalah kebiasaan dari para tetua keluarga ibu mertua yang ingin membimbing menantu mereka untuk hidup disiplin dan pandai menjaga harta serta mengelola hidup.Aku tak mau mencampuri atau berkomentar miring tentang kebiasaan itu, semuanya adalah hak orang tua untuk melakukannya, tapi, pada posisi tertentu, misalnya, di saat melahirkan atau sakit rasanya seember air itu sangat tidak cukup. Sanggupkah nanti, calon istri Ferdi yang

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   cucu menantu

    Bersama dengan itu, dua belas tahun berlalu, kini anakku sudah duduk di bangku kelas enam SD ya, rima berangsur tumbuh menjadi anak remaja yang cantik dan cerdas. Anak anak Kak Yanto dan Dani sudah dewasa juga, mereka sudah duduk di bangku kuliah. Bahkan Ferdi anak sulung Kak Yanto dan Mbak Devi sudah lulus universitas dan bekerja mengabdikan diri di kantor desa kampung kami. Dia tumbuh jadi pemuda baik santun, pintar dan bijak.Suatu hari ia temui kami yang sedang asyik menggelar rujak dan kue di pelataran rumah ibu. Tanpa banyak basa basi ferdi langsung mengungkapkan keinginannya untuk menikahi kekasihnya."Mama, nenek, Tante, aku ingin menikah dengan Erlin pacarku, kami sudah lama bersama dan ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya," ucapnya."Boleh saja, tanyakan pada kekasihmu kapan kamu boleh bertandang untuk melamar," ujarku dengan penuh semangat."Wah Alhamdulillah," ujar Mbak Devi dan Kak Tania serempak."Kau tahu kan, aturan keluarga ini, anak laki laki harus memboyong ist

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   Aku sengaja

    "Aku sengaja datang ke sini untuk bicara dengan Mbak Devi," ucapku di ambang pintu rumah kakak ipar tertuaku. Para anggota keluarga intinya beserta anaknya menoleh dan sedikit gak setuju dengan kedatanganku."Untuk apa?""Untuk meluruskan segalanya.""Aku tak butuh bicara.""Kalau begitu dendamnya akan tetap lekat di hati Mbak Devi. Kita harus bicara.""Tentang apa lagi?""Agar aku dan Mbak Devi tidak bermusuhan lagi terlepas bahwa kita akan hidup satu lingkungan atau Aku akan pergi dari tempat ini kita harus tetap bicara.""Kalau begitu bicara saja secara langsung"Mbak tidak khawatir anggota keluarga mendengarnya?""Buat apa aku khawatir jika yang terjadi di antara kalian sudah seperti rahasia umum?""Mbak, kau bicara begitu seakan aku dan kak Yanto punya skandal atau hubungan rahasia padahal kami tidak ubahnya hanya seperti orang asing yang nyaris tidak pernah saling akur." "Lalu apa kabarnya ketika aku dan dia pergi mengunjungimu ke desa? Apakah itu bukan menunjukkan bahwa kami p

  • Dijatah Seember Air Seusai Melahirkan   aku

    "Aku sengaja datang ke sini untuk bicara dengan Mbak Devi," ucapku di ambang pintu rumah kakak ipar tertuaku. Para anggota keluarga intinya beserta anaknya menoleh dan sedikit gak setuju dengan kedatanganku."Untuk apa?""Untuk meluruskan segalanya.""Aku tak butuh bicara.""Kalau begitu dendamnya akan tetap lekat di hati Mbak Devi. Kita harus bicara.""Tentang apa lagi?""Agar aku dan Mbak Devi tidak bermusuhan lagi terlepas bahwa kita akan hidup satu lingkungan atau Aku akan pergi dari tempat ini kita harus tetap bicara.""Kalau begitu bicara saja secara langsung"Mbak tidak khawatir anggota keluarga mendengarnya?""Buat apa aku khawatir jika yang terjadi di antara kalian sudah seperti rahasia umum?""Mbak, kau bicara begitu seakan aku dan kak Yanto punya skandal atau hubungan rahasia padahal kami tidak ubahnya hanya seperti orang asing yang nyaris tidak pernah saling akur." "Lalu apa kabarnya ketika aku dan dia pergi mengunjungimu ke desa? Apakah itu bukan menunjukkan bahwa kami p

DMCA.com Protection Status