Share

Jaminan

"Apa yang kau bicarakan, Bella?! Adelia baru saja datang kembali!"

Teguran pelan tersebut nampak sama sekali tak dihiraukan dan bahkan dianggap seperti lelucon hingga membuat wanita berambut pendek yang tengah menatap Adelia tersenyum tipis.

"Datang kembali untuk apa, Bu? Untuk memperbaiki semua kekacauan yang telah dibuatnya? Atau malah menambah masalah baru?"

"Mau sampai kapan kau terus memperkeruh semuanya, Bella?!"

"Aku tidak apa-apa, Oma. Apa yang dikatakan Tante Bella tidak sepenuhnya salah. Aku sudah terlalu banyak melakukan kesalahan, tetapi tidak untuk Bintang." Adelia terpaksa menyela pembicaraan untuk meredakan ketegangan dua wanita berbeda usia di dekatnya.

"Bintang sama sekali tak bersalah, dia hanyalah korban dari semua keegoisan dan keputusan bodohku!" lanjutnya kembali menunduk dalam.

"Baguslah kalau kau sadar, Adelia! Kau memang sudah mengobarkan banyak hal! Ada banyak yang harus kau pertanggung jawabkan jika kau benar-benar ingin kembali ke rumah ini!"

"Bella!"

Emosi Oma Nora kembali terpancing membuat Adelia langsung bergerak menenangkannya. Ia usap tangan keriput itu pelan dan sesekali menggenggamnya erat seiring dengan seutas senyum yang dipaksakannya tumbuh.

Sedari dulu hubungan Adelia dengan Tante Bella memang tak begitu baik. Ini juga salah satu penyebab Adelia nekat meninggalkan keluarganya. Adik almarhum ayahnya tersebut merupakan satu-satunya orang yang paling menentang keras hubungannya dengan Ardi, bahkan wanita itu juga yang pertama kali mengusirnya dari rumah ketika mengetahui status ekonomi calon suaminya yang tak setara.

"Sudahlah, lebih baik kalian semua bersiap-siap untuk makan malam! Aku akan menyusul nanti setelah berganti baju!" titah Oma Nora akhirnya dengan tegas yang tak bisa dibantah oleh siapa pun lagi.

Dengan suasana hening, Adelia menyusul langkah tantenya yang lebih dulu keluar. Ia sesekali melihat sekitar mencari keberadaan Bisma yang tiba-tiba menghilang, hingga langsung tersenyum lega kala mengetahui pria itu masih berada di rumah ini dan tak meninggalkannya.

"Oma Nora meminta semuanya untuk makan malam bersama! Kau jangan pulang dulu, Bisma. Ada hal lain yang ingin kubicarakan juga padamu nanti, terutama tentang perusahaan!"

Bisma hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara. Dengan segera ekor matanya melirik ke arah Adelia untuk memastikan keadaan wanita itu secara diam-diam, sebelum akhirnya keluar sesaat dan kembali tepat sebelum acara makan malam dimulai.

Tak ada percakapan yang berarti selama sepuluh menit pertama, yang terdengar hanya sayup-sayup suara denting alat makan. Awalnya Adelia merasa senang karena bisa kembali merasakan hangatnya sambutan Oma Nora setelah sekian lama, tetapi sayang semuanya lagi-lagi berubah kala dirinya baru menyadari sorot tajam Tante Bella yang terus tertuju ke arahnya.

"Sekarang katakan yang sebenarnya, Adelia. Apa tujuanmu kembali? Apa kau kembali hanya karena hartamu yang telah habis?" Wanita itu langsung bertanya tanpa basa-basi membuat Adelia hampir tersedak.

"Apa lagi yang ingin kau bicarakan, Bella?! Bukankah semuanya sudah jelas? Adelia kembali untuk memperbaiki semuanya!" Oma Nora segera menimpali membela sang cucu dengan tatapannya yang tak kalah tajam.

"Jangan percaya begitu saja padanya, Bu. Apa jaminannya dia tidak akan pergi meninggalkan dan mengkhianati keluarga ini lagi? Adelia belum sepenuhnya lepas dari pria miskin itu! Bisa saja dia masih dipengaruhi, sehingga berpura-pura kembali dengan cara memanfaatkan kebaikan Bisma?"

"Bella ...."

Tatapan peringatan itu lagi-lagi diabaikan oleh putrinya. Bella semakin menatap Adelia tanpa kedip, hingga membuat wanita yang baru saja kehilangan putranya tersebut terpaksa menyudahi makannya.

"Apa yang harus aku lakukan agar membuat Tante percaya padaku?" Adelia bertanya tanpa ekspresi sampai dua alis lawan bicaranya sedikit terangkat.

"Kenapa kau malah bertanya padaku? Seharusnya kau berpikir sendiri tentang apa yang harus kau lakukan agar orang-orang yang telah kau tinggalkan bisa kembali percaya padamu!"

"Bella!"

Wanita berambut pendek itu lantas bangkit dari tempat duduknya saat kembali mendapatkan tatapan tajam sosok yang telah melahirkannya. Suasana yang semakin terasa panas membuatnya tak betah berada di sini lama-lama, terlebih setelahnya Adelia ikut bangkit dan menahan tangannya dengan cepat.

"Adelia! Apa yang kau—"

"Apa aku harus bersujud di depan kaki Tante lebih dulu untuk membuktikan semuanya?" Adelia langsung memotong pembicaraan yang sontak membuat semua netra yang tengah memandangnya melebar.

"Apa yang ingin kau lakukan, Adelia? Aku membawamu ke sini bukan untuk itu!" Bisma berbicara pelan memperingati, tetapi hal tersebut langsung membuat wanita di sampingnya menggeleng perlahan.

"Aku tidak bisa terus diam begitu saja, Bisma! Apa kau tahu rasanya tidak pernah dipercayai oleh orang lain? Semua gerak-gerikmu pasti akan selalu terlihat salah! Aku sudah pernah merasakannya, sehingga sekarang aku tidak ingin merasakannya lagi di rumah ini!"

Tangis Adelia hampir pecah kala mengingat kembali semua perlakuan tak baik yang diterimanya selama ini dari Ardi dan sang ibu mertua. Setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar bergetar, hingga dengan netra basahnya ia bersimpuh tepat di hadapan wanita yang sedari tadi menatapnya sinis.

"Adelia, cepatlah berdiri. Bisma benar, kau tidak perlu sampai seperti ini!" Kini gantian Oma Nora yang bersuara.

"Jika ini bisa kembali membuat hubungan keluarga kita hangat seperti dulu. Aku akan melakukannya, Oma. Aku mengaku salah pada keluarga ini!"

Adelia tetap kukuh membuat wanita di hadapannya semakin tersenyum miring. Bella hanya diam saja kala keponakannya kembali menatapnya dan mulai sedikit menunduk seolah benar-benar ingin melakukan apa yang telah diucapkannya.

"Kau pikir dengan begini kau bisa menebus semua kesalahanmu?"

"Tidak, Tante. Tetapi setidaknya hal ini akan menepis sedikit anggapan burukmu padaku!"

Tepat sebelum Adelia bersujud, Bisma segera bangkit dan menarik tubuh wanita itu menjauh. Dengan segera ia menahan tangan Adelia kala wanita itu memberontak, hingga Oma Nora dan beberapa pelayan yang ada di sana sedikit panik dan kebingungan.

"Bisma! Lepaskan aku! Aku hanya ingin memperbaiki semuanya!" Adelia berujar dengan berusaha melepaskan cengkraman di tangannya.

"Memperbaiki semuanya dengan cara apa? Merendahkan dirimu sendiri?"

"Ya, jika itu akan membuat semuanya jadi lebih baik!"

Bisma lantas menggeleng sesaat sebelum mengembuskan napasnya pelan. Dengan segera ia membawa Adelia ke belakang tubuhnya dan berhadapan langsung dengan wanita yang sedari tadi tak kunjung bisa menampakkan raut wajah ramahnya tersebut.

"Saya yang akan menjamin bahwa Adelia tidak akan pernah kembali dipengaruhi pria itu dan mengkhianati keluarga ini lagi!" tekannya serius dengan tatapan matanya yang tak main-main.

Tanpa langsung menanggapi, Bella akhirnya bergerak sedikit maju. Sekali lagi ia melirik ke arah Adelia yang terlihat sesekali menunduk, sebelum mulutnya mengeluarkan sederet pertanyaan dengan netranya yang menatap penuh menyelidik.

"Kenapa harus kau lagi yang menjamin semuanya, Bisma? Sebenarnya apa hubunganmu dengannya? Apa kalian berdua akan segera menikah?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status