Beranda / Pernikahan / Dihina Karena Cacat, Dinikahi Konglomerat / 16. Sebelum Janur Kuning Melengkung

Share

16. Sebelum Janur Kuning Melengkung

 "Will you marry me?" Raka mengulang pertanyaannya karena Kafizah masih bergeming dengan mata membulat sempurna dan bibir ternganga sedikit.

"Terima! Terima! Terima! Terima ...," sorak-sorai para hadirin yang menyaksikan adegan romantis tersebut.

Sementara, pria tampan itu masih setia bersimpuh di lantai dengan dua tangan yang memegang buket bunga mawar dan sekotak cincin yang sudah terbuka.

Kafizah menelan saliva dengan susah payah, lalu gadis itu menoleh pada Bapak dan ibunya untuk meminta pendapat meski hanya melalui tatapan yang memelas.

Seperti ada ilmu telepati antara Pak Rahman, Marni dan Kafizah, akhirnya wanita dan pria paruh baya tersebut mengangguk perlahan pada putrinya sebagai tanda isyarat untuk menerimanya.

Kafizah membuang napas berat, kemudian menoleh pada Pak Rahim yang juga mengangguk. Namun, ada yang mengusik pikirannya kala menatap tatapan sepupunya, Ayuna.

Adik dari Azura itu menatap tajam Kafizah, memberi isyarat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status