Share

Dihamili Paman yang Mandul
Dihamili Paman yang Mandul
Penulis: roxxi94

Bertemu Om Kevin

Penulis: roxxi94
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Shera baru tiba di Jakarta, perjalanan yang lumayan jauh membuatnya tampak lelah. Untung ia menaiki Jet, bayangkan saja jika ia hanya menaiki pesawat komersil biasa, entah akan selelah apa dirinya.

Wanita cantik berusia dua puluh enam tahun itu datang ke Indonesia untuk mengunjungi sang nenek sekaligus liburan. Model seksi berparas rupawan itu tampak sangat anggun dan berkelas, begitu menggoda, begitu memukau dan begitu memikat hati para pria.

Shera langsung menuju mansion keluarga Gunawan, mansion yang cukup besar dan megah bergaya Eropa. Terletak dikawasan perumahan elit, tentu saja. Karena keluarga ibu Shera berasal dari keluarga ningrat.

Shera lahir di Rusia, ayahnya adalah orang Rusia, dan ibunya asli Indonesia. Karir modeling Shera di Rusia cukup sukses, meski belum bisa go internasional, namun nama Shera cukup terkenal disana.

Kakek Shera sudah meninggal, sedangkan neneknya kini tinggal di mansion bersama dengan tantenya Selena yang merupakan seorang dokter estetika.

Selena sendiri sudah menikah dengan seorang pria pilihan ibunya. Usia pernikahannya pun sudah tiga tahun, Akan tetapi pernikahan Selena sudah tak bisa diselamatkan lagi karena mantan suaminya tak bisa memberikannya keturunan. Selena yang merasa dirinya normal benar-benar tak terima dengan kelainan yang dimiliki oleh sang mantan suami.

Apa kata dunia nanti bila mengetahui jika ia menikahi pria mandul, mempunyai sperma dan syahwat yang lemah, tak bisa memuaskan dirinya dan membuat dirinya begitu menyedihkan dimata orang-orang.

Selena tentu saja tak bisa menerimanya, Kevin memang tampan, pekerjaannya cukup mapan, namun untuk apa semua itu jika ia tak mampu membuat Selena merasa puas.

Kevin adalah pria yang sangat baik, begitu perhatian, sabar dan penyayang, namun sayangnya Selena tak bisa melihat itu semua. Wanita penuh ambisi itu hanya menuntut kesempurnaan dalam hidupnya.

Ia pikir Kevin adalah pria sempurna, tapi kenyataannya ada cacatnya juga. Andai dulu Selena bisa menikah dengan dr. Noct atau dr. Malik, pasti sekarang hidupnya sudah bahagia. Punya keluarga kecil dan anak yang lucu-lucu.

***

"Cucu Oma sayang... Akhirnya sampai juga. Apa kabar sayang, sehat?" Dahlia menyambut kedatangan cucu kesayangannya dengan suka cita, wanita paruh baya itu langsung memeluk Shera dan menciumi wajahnya.

"Sehat Oma, Oma gimana? Sehat juga kan?" Tanya Shera sambil membalas pelukan Dahlia.

"Sehat sayang, sangat-sangat sehat. Oh ya, mommy Daddy gimana?"

"Sehat juga Oma, Daddy lagi sibuk ngurusin pabrik. Mommy juga sibuk ngurusin yayasan. Jadi Shera sendirian kesini."

"Syukurlah, nggak masalah, lain kali juga bisa. Ayo makan dulu, ada om Kevin." Mendengar nama Kevin membuat Shera langsung menatap sang nenek heran. Bukankah Selena dan Kevin sudah bercerai, tapi kenapa Kevin ada disini?

"Om Kevin masih disini? Tinggal di mansion ini?" Tanya Shera penasaran.

"Sayang, meski tantemu sudah bercerai dengan Kevin, tapi Oma masih menganggap Kevin seperti anak Oma sendiri. Kevin orang baik, dia perhatian banget sama Oma, Oma juga sayang sama dia. Hari ini dia datang berkunjung untuk lihat Oma, udah dua Minggu dia nggak jengukin Oma, Oma kangen." Jelas Dahlia membuat Shera tersenyum penuh haru.

"Apa nggak canggung nanti kalau ketemu sama Tante Elen?"

"Setelah bercerai, Tantemu memilih tinggal di apartemen."

"Kok tega ninggalin Oma sendirian?"

"Begitulah dia sayang, dia selalu mencari kesenangannya sendiri. Mau gimana lagi, bicara pun udah percuma, Tantemu nggak pernah mau dengerin Oma lagi." Ucapan Dahlia barusan membuat Shera menatap sang nenek dengan penuh iba. Jika saja ibu Shera tidak sibuk mengurusi yayasan di Rusia, maka Shera akan menyuruh ibunya untuk tinggal di Indonesia saja menemani sang nenek.

"Jadi Oma tinggal sendirian di rumah sebesar ini?"

"Nggak sendirian juga, kan ada para pembantu, tukang kebun sama sopir, pak satpam juga ada. Ada mbak Yuli juga yang selalu nemenin Oma setiap hari." Jelas Dahlia.

"Oh... Syukur deh, tapi aku tetep cemas kalau Oma sampai sendirian."

"Oma baik-baik aja sayang, nggak perlu khawatir."

"Iya Oma. Kalau gitu aku ganti baju dulu, mau cuci muka juga, setelah itu baru makan sama Oma."

"Iya sayang, Oma tunggu sama Kevin ya!"

"Oke."

Shera pun segera berjalan menuju kamar yang biasa ia tempati, mengganti baju dan membasuh mukanya supaya lebih segar. Jika didepan publik Shera harus selalu tampil fashionable dan memakai riasan yang cukup tebal. Namun bagi Shera tak ada masalah jika ia tak memakai make up kali ini, karena sejak dulu Kevin sudah biasa melihat wajahnya yang tanpa make up, jadi Shera tak usah khawatir.

***

Entah kenapa Shera menatap Kevin dengan tatapan yang sangat beda dari biasanya. Lihatlah mantan pamannya itu, begitu sangat luwes saat memasak dan menguasai dapur. Ya namanya juga seorang chef, tentu saja Kevin sudah biasa berada di dapur.

Namun jika melihat langsung seperti ini, Shera jadi salah tingkah sendiri, apalagi menurutnya, semakin tua, Kevin malah terlihat semakin tampan dan hot. Bodohnya Selena yang sudah menyia-nyiakan pria setampan dan sebaik Kevin.

"Kevin! Ini ada Shera." Seru Dahlia pada Kevin yang langsung menoleh kearah sumber suara.

"Ah, Shera." Kevin langsung menatap Shera yang terlihat begitu cantik seperti bidadari, sudah sekian lamanya Kevin tak melihat keponakan mantan istrinya itu datang berkunjung ke Indonesia.

"Dia baru aja tiba, kita makan sama-sama ya!" Pinta Dahlia.

"Iya ma, ini juga udah selesai."

"Biar bibi aja yang tata den!" Ujar salah satu pembantu.

"Iya bi, silahkan."

Setelah makanan yang Kevin buat tertata rapi diatas meja, kini mereka bertiga pun tengah makan bersama-sama. Dahlia tampak tersenyum senang karena ada dua orang yang menemaninya. Sedangkan Shera malah merasa salah tingkah dengan wajah oriental Kevin yang sangat manis dan menggemaskan.

Entahlah, mungkin selama ini Shera kurang memperhatikan mantan pamannya itu dengan seksama, sehingga dia baru menyadari jika Kevin mempunyai wajah yang sangat tampan dan tegas. Shera bahkan selama ini sering bertemu dengan model-model tampan, tapi kenapa hanya dengan menatap wajah Kevin, membuat jantung Shera tak bisa berhenti berdetak.

"Shera... Apa kabar?" Tanya Kevin tiba-tiba.

"Baik, om gimana?"

"Baik juga."

Hanya itu percakapan yang terjalin diantara mereka berdua, Shera dan Kevin sama-sama gugup. Kevin gugup melihat penampilan Shera yang benar-benar seperti bidadari, sedangkan Shera begitu gugup akibat wajah tampan yang Kevin miliki.

***

Setelah makan siang yang cukup hening tersebut selesai, Kevin pun memutuskan untuk segera pamit karena sejak semalam kondisinya memang kurang fit, namun karena sudah lama ia tak mengunjungi Dahlia, makanya ia memaksakan diri untuk datang ke mansion.

Akhir-akhir ini jadwal Kevin memang sangat padat, sehingga membuat tenaganya terkuras dan pola makannya berantakan.

"Ada apa nak? Wajah kamu kok kayak pucat gitu?" Tanya Dahlia dengan tatapan khawatir.

"Oh, nggak apa-apa kok ma, aku baik-baik aja. Cuma kecapekan karena akhir-akhir ini restoran rame banget." Jawab Kevin sambil mengusap tengkuknya yang terasa hangat. Demi Tuhan kepalanya kembali pusing, perutnya mual, padahal tadi pagi ia sudah minum obat, tapi kenapa setelah makan siang badannya jadi tidak enak seperti ini.

"Beneran? Kalau kamu sakit, sebaiknya nginep dulu disini. Biar mama panggilin dokter. Kalau kamu sendirian di rumah emang siapa yang bakalan rawat kamu?"

"Aku nggak apa-apa ma, cuma pusing sedikit, minum obat dan istirahat nanti juga pasti sembuh."

"Biar mama panggilin Shera ya, di rumah ini cuma ada dia, biar dia nemenin kamu, mama mau panggil dokter."

"Ta-ta-tapi ma-"

Sayang sekali, Dahlia langsung berlalu begitu saja meninggalkan Kevin yang kembali gugup karena mendengar nama Shera disebut oleh mantan mertuanya itu.

Bagaimana mungkin Dahlia membiarkan Shera menemani Kevin sedangkan hubungan diantara mereka tak sedekat itu. Mereka hanya beberapa kali bertemu dan tidak pernah berbincang panjang lebar. Entah bagaimana Kevin bisa menghadapi Shera nanti, kecantikan yang dimiliki Shera membuat Kevin begitu sulit mengeluarkan kata-kata.

***

Shera menghampiri Kevin dengan terpaksa karena Dahlia yang memintanya, Shera pikir pria itu baik-baik saja namun ketika ia menghampirinya, wajah Kevin sudah berubah menjadi pucat dan berkeringat.

"Oma bilang om Kevin sakit?" Tanya Shera pada Kevin yang tampak mengelap keringat di dahinya. Pria itu sudah akan pamit karena ingin beristirahat di rumah, tapi ia juga tak enak meninggalkan Dahlia begitu saja.

"Ah, saya tidak apa-apa Shera, hanya kelelahan, kemarin-kemarin jadwal pekerjaan saya sangat padat." Jawab Kevin seadanya.

"Om pucat banget, Oma udah panggil dokter, sebaiknya om istirahat aja dulu didalam." Ajak Shera dengan penuh simpati, dan tanpa Kevin duga gadis itu tiba-tiba saja menyentuh keningnya, Kevin pun langsung menegang dibuatnya. Demi Tuhan, Shera bukan lagi anak kecil seperti dulu, sekarang gadis itu sudah menjelma menjadi model dan memiliki tubuh yang sangat indah.

Laki-laki mana yang tidak akan gugup dan salah tingkah?

Kevin memang menyukai Selena, bahkan bisa dibilang mulai mencintai mantan istrinya itu sejak usia pernikahan mereka berumur satu tahun. Dulu sikap dan sifat Selena sangat berbeda, sangat lembut dan penuh perhatian padanya. Namun lama-kelamaan, sifat aslinya akhirnya keluar sejak dokter menyatakan jika Kevin mengidap Oligoasthenoteratozoospermia (OAT), OAT merupakan penyebab kemandulan yang paling sering dialami pria. OAT terjadi ketika jumlah, pergerakan, dan bentuk sperma tidak normal. Kelainan sperma ini dibagi dalam tiga tingkat keparahan, yaitu ringan, sedang, atau berat. Dan untungnya Kevin masih termasuk dalam tahap ringan. Masih sangat bisa diobati dan melakukan serangkaian treatment untuk menyembuhkan kelainan tersebut.

Akan tetapi Selena tetap tak bisa menerima itu semua, sikap Selena langsung berubah terhadap Kevin. Sering marah-marah, menghina Kevin, mengatai Kevin mandul bahkan mengatainya cacat. Tentu saja pria mana yang tidak akan sakit hati bila dihina dan dikatai seperti itu oleh istri sendiri.

Selama ini dugaan Kevin salah besar, ia pikir Selena juga mencintainya, namun sayangnya mantan istrinya itu hanya menyukai fisiknya saja. Setelah dokter memvonisnya mengidap OAT, Selena kemudian langsung membuangnya begitu saja.

"Om! Panas banget badannya om." Ujar Shera membuyarkan lamunan Kevin.

"Eh, tidak apa-apa Shera, nanti saya bisa minum obat di rumah." Tolak Kevin sembari mengibas-ngibaskan tangannya.

"Om Kevin... Om itu la-"

"Shera! Kamu datang sayang!" Seru Selena yang tiba-tiba saja datang bersama dengan seorang pria. Kevin dan Shera pun langsung terperangah, menatap kedatangan Selena dengan tatapan terkejut.

"Tante Elen?" Gumam Shera.

"Long time no see honey, kenapa nggak kabarin Tante dulu kalau mau datang? Tante kangen banget sama kamu sayang." Ungkap Selena sembari memeluk tubuh Shera.

"Iya Tante aku mau bikin kejutan makanya nggak kabarin Tante." Balas Shera.

"Begitu, oh ya kam-" ucapan Selena langsung terpotong ketika ia melihat sosok Kevin yang tengah berdiri disamping keponakannya. Wajah Selena seketika langsung berubah menjadi kesal setengah mati, bagaimana tidak, untuk apa lagi mantan suaminya itu datang ke mansion Gunawan, mereka sudah tak punya hubungan apa-apa, Selena benar-benar tak suka dengan kehadiran mantan suaminya itu di rumah orangtuanya.

"Mau ngapain lagi kamu kesini? Mau bujukin mama supaya bisa balikan sama aku lagi iya? Jangan bermimpi, aku udah nemuin pria yang lebih baik dari pada kamu, tentunya dia sehat dan nggak penyakitan kayak kamu." Seru Selena pada Kevin yang tampak tercekat, hatinya sungguh sakit, apalagi Selena terang-terangan menghinanya didepan Shera yang tak tahu apa-apa.

"Tante! Tante kok ngomong gitu sih?" Tanya Shera dengan tatapan tak suka, tak suka sekali dengan sikap culas Selena.

"Itu kenyataan Shera. Dia sakit, dia punya kelainan, menjijikkan. Wanita manapun nggak akan mau sama pria seperti dia."

"Jaga ucapan kamu Selena!" Kevin tampak tak terima, hal itu membuat Selena langsung tersenyum remeh.

"Apa? Nggak usah bela diri kamu, lebih baik diem aja! Kenyataannya emang begitu, jadi nggak usah banyak bicara. Hati-hati sama dia Shera, jangan dekat-dekat!"

"Tante..." Shera tampak tak tega dengan Kevin, Kevin sedang sakit, namun Selena malah menghinanya seperti ini, Shera jadi merasa malu dengan sikap tantenya.

"Udah-udah! Ayo honey! Kita ketemu mama, aku kenalin kamu sama dia." Ujar Selena pada sang kekasih yang baru saja keluar dari mobil dan menghampirinya. Pria berkacamata hitam itu menatap Kevin sekilas, lalu menatap Shera penuh takjub.

"Beautiful." Bisik pria itu pada Shera sambil mengedipkan sebelah matanya, lalu kemudian berjalan melewati Shera menyusul Selena masuk ke dalam. Shera pun menatap kepergian pria itu dengan tatapan jijik.

"Shera, saya pulang dulu ya! Kepala saya pusing banget." Ungkap Kevin pada Shera yang langsung menatapnya khawatir.

"Tapi om nan-" belum selesai Shera bicara, Kevin tiba-tiba saja berlari kearah rerumputan, mencari tempat untuk memuntahkan seluruh isi perutnya yang sejak tadi bergolak tak nyaman.

"Huek!"

"Ya ampun om!" Shera terkejut bukan main, gadis itu langsung menghampiri Kevin dan membantunya untuk muntah. Ya Tuhan, malang sekali nasib pria satu ini. Shera sudah tahu apa penyebab Selena menceraikan Kevin. Pria itu hanya tak bisa memberikan Selena keturunan karena kelainan pada reproduksinya. Tapi bukan berarti penyakit yang Kevin idap adalah penyakit menjijikan seperti yang Selena katakan. Demi Tuhan Shera tak suka dengan cara Selena memperlakukan Kevin yang sudah begitu baik kepada Dahlia. Shera jadi semakin simpati dan tak tega membiarkan Kevin sendiri.

"Jangan! Jangan mendekat... I-ini menjijikkan Shera." Kevin tampak gelagapan ketika Shera mengusap perutnya. Shera sendiri tak peduli dengan ucapan Kevin, ia melakukan itu untuk mengurangi rasa mual Kevin.

Shera masih punya hati, dan hatinya masih berfungsi dengan sangat baik. Bagaimana bisa ia membiarkan Kevin seperti ini sendirian, Shera tak tega.

"Om Kevin, om udah kayak gini masih aja nggak butuh orang lain? Aku nggak masalah om, aku nggak jijik sama sekali. Kita emang nggak akrab, nggak pernah ngobrol, cuma say hello doang kalau ketemu. Tapi apa om pikir aku bakalan diem aja lihat om kayak gini?" Ucapan Shera barusan membuat Kevin akhirnya mengalah, bukannya apa, ia hanya malu dan tak enak hati pada Shera, padahal mereka baru saja bertemu setelah sekian lama, tapi Shera malah melihatnya dalam kondisi seperti ini. "Lebih baik?" Tanya Shera yang masih mengusap-usap perut Kevin. Tak ada rasa canggung, Shera sengaja membuangnya jauh-jauh karena tak kuasa melihat keadaan Kevin.

"I-iya... Terimakasih." Jawab Kevin dengan nafas yang sedikit tersengal.

"Aku antar ke rumah sakit aja gimana?" Shera kembali bertanya.

"Nggak perlu, nanti saya bisa menghubungi dokter pribadi saya dan menyuruhnya datang ke rumah."

"Tap-"

"Shera! Kevin gimana?" Ucapan Shera terpotong oleh seruan Dahlia yang tiba-tiba saja datang dengan wajah khawatir.

"Baru aja muntah Oma, badannya panas." Jawab Shera membuat Kevin semakin tak enak.

"dr. Hendra nggak bisa datang, gimana kalau kamu ke rumah sakit aja Kev?"

"Nggak usah ma! Aku pulang aja, biar nanti aku minta tolong sama Bayu aja."

"Adik sepupu kamu yang dokter itu?" Tanya Dahlia.

"Iya ma." Angguk Kevin.

"Ya udah, tapi..." Dahlia langsung menatap Shera penuh harap. "Kamu nggak capek kan sayang?" Tanya Dahlia pada Shera.

"Maksud Oma?" Shera pun pura-pura tak mengerti.

"Tolong kamu ikut Kevin ya sayang, dia tinggal sendirian di rumahnya, Oma takut dia kenapa-kenapa kalau nggak ada orang yang jagain." Pinta Dahlia dengan penuh permohonan.

"Nggak perlu ma, aku bisa sendiri. Shera pasti lelah, dia baru aja tiba dari Rusia." Tolak Kevin.

"Tapi nak! Mama nggak tega lihat kamu begini, lihat kamu berdiri aja sempoyongan." Ucapan Dahlia barusan langsung membuat Shera menatap kearah Kevin yang tampak lebih pucat. Shera pun jadi semakin tak tega, kasihan juga melihat neneknya khawatir, jadi mau tidak mau, Shera harus ikut mengantar Kevin pulang, memastikan dokter memeriksa mantan pamannya itu dengan seksama. Setelah kondisi Kevin cukup baik, baru Shera tinggal pulang.

"Ya udah Oma, biar aku anterin om Kevin pulang sama supir." Ucapan Shera barusan langsung membuat Kevin menatap tajam kearah Shera.

"Beneran sayang?" Dahlia tampak tersenyum lega.

"Iya Oma, Oma jangan khawatir, om Kevin pasti baik-baik aja. Nanti aku bakalan balik kalau om Kev udah mendingan."

"Iya sayang, ya udah cepat bawa Kevin pulang, kasihan dia."

"Tapi ma-"

"Udah nggak usah sok kuat, kamu juga butuh orang lain Kevin, kamu nggak bisa selamanya sendiri." Ucapan Kevin langsung disela oleh Dahlia.

"Aku pergi dulu Oma!" Pamit Shera sembari memapah tubuh Kevin.

"Hati-hati sayang!" Seru Dahlia dengan senyuman lega.

Untung saja ada Shera-nya yang sangat baik hati, Shera mana tega membiarkan salah satu kerabatnya sakit dan sendirian. Meski Kevin sudah tak lagi menjadi suami Selena, namun Dahlia yakin kalau Kevin pasti sudah menganggap Shera seperti keponakannya sendiri.

Bab terkait

  • Dihamili Paman yang Mandul   Hanya Keponakan

    Di perjalanan ke rumah Kevin, Kevin terlihat meletakkan tangannya diatas kepala, tubuhnya bersandar pada kursi, perutnya kembali bergejolak, rasanya ingin muntah lagi namun hal itu tak mungkin ia lakukan karena ada Shera disampingnya. Shera sendiri tampak mengamati Kevin, tak tega melihat Kevin semakin tersiksa karena menahan rasa mual, Shera pun segera membuka kancing kemeja Kevin satu persatu. "Apa yang kamu lakukan?" Tanya Kevin dengan tatapan tajam. "Pertolongan pertama, apa lagi om? Om mual kan?" Shera tak peduli meskipun Kevin menyingkirkan tangannya, Shera tetap melanjutkan kegiatannya melepaskan kemeja yang Kevin kenakan. "Nggak perlu." Tolak Kevin. "Diem om!" Kini giliran Shera yang menatap Kevin dengan tajam. Kevin yang malas berdebat dan sedang dalam kondisi tidak baik pun akhirnya mengalah. Ternyata Shera ini cukup nakal dan berani juga ya, padahal mereka belum cukup akrab, namun Shera tak canggung sama sekali ketika menyentuh bagian tubuh Kevin. "Pak Bondan!" Pangg

  • Dihamili Paman yang Mandul   Menjenguk Om Kevin

    Shera merasa marah, tentu saja, bagaimana tidak, ia mendengar dengan jelas ketika Kevin menyebutnya dengan gadis bodoh. Bodoh dia bilang? Memangnya disini siapa yang kelihatan bodoh? Shera hanya bersikap sewajarnya saja, sedangkan Kevin malah mengartikan jika sikap Shera terlalu berlebihan kepadanya. Seolah-olah Shera sedang menunjukkan ketertarikannya kepada Kevin, hello! Percaya diri sekali pria angkuh satu itu. Shera tentu merasa sangat malu sekaligus kesal dengan ulah Kevin. "Dokter Bayu!" Panggil Shera sambil berdiri, tak mempedulikan Kevin yang tengah berada didepan matanya. "Iya?" Bayu pun memperhatikan Shera. "Boleh aku menumpang? Aku mau pulang aja, bener kata om Kevin, kalau aku menginap nanti bisa jadi salah paham, dia bisa berpikir kalau aku mau godain dia. Dari tadi dia nolak perhatian aku, padahal aku peduli banget sama dia, sok-sokan bisa sendiri, apa nggak inget waktu di mobil tadi dia kesakitan kayak anak kecil? Yang nenangin tadi juga siapa? Bilang terimakasih dul

  • Dihamili Paman yang Mandul   Malam yang penuh Gairah

    Shera memapah Kevin menuju kamar, udara di ruang tengah terlalu dingin karena hujan yang tiba-tiba turun dengan sangat deras. Tubuh Kevin masih terasa hangat membuat Shera khawatir. Shera merasa kesal dengan sikap Kevin yang sok kuat padahal tubuhnya berkata lain, padahal sudah seperti ini, namun sok-sokan tak butuh orang lain. "Aku ambil minum dulu di ruang tengah." Ujar Shera, lalu segera bengkit menuju ruang tengah meninggalkan Kevin yang perasaannya sudah tidak karuan saat ini gara-gara memeluk Shera. Rasa nyaman yang Kevin terima saat memeluk Shera membuat jantung pria itu berdetak tak karuan, Kevin sangat sadar jika hal itu adalah salah, Shera adalah keponakan Selena mantan istrinya, dan tak sepantasnya ia merasakan perasaan itu terhadap Shera. "Minum dulu, aku gosok pakai minyak angin dulu perutnya." Shera menyodorkan segelas minuman yang tadi ia buat kepada Kevin, lalu setelah itu tanpa sadar ia juga turut meminumnya karena haus. "I-itu bekas saya, kenapa kamu minum?" Tany

  • Dihamili Paman yang Mandul   Lupakan Saja

    Pukul sebelas malam Shera terbangun, ia terbangun diatas tubuh Kevin yang ternyata juga sudah membuka mata sejak beberapa menit yang lalu. Shera yang masih mengantuk dan lelah segera menyingkir dari tubuh Kevin lalu berbaring tepat disebelah tubuh pria tampan itu. Bukannya apa, Shera hanya tak nyaman dengan situasi yang ia hadapi saat ini, begitu membingungkan sekali, tapi semuanya sudah terlanjur, jadi mau bagaimana lagi. Kevin sendiri tak menyangka jika ia sudah memerawani Shera, ia pikir Shera sudah tidak perawan, tapi diluar dugaan ternyata keponakan Selena itu masih suci."Kamu masih...""Meski tinggal di Rusia tapi bukan berarti semua pergaulan harus bebas mengikuti dunia barat. Aku nggak menyesal meski kesucianku harus hilang ditangan om Kevin." Sahut Shera tiba-tiba, wanita itu sudah mengerti kemana arah pembicaraan Kevin. "Saya minta maaf." Ungkap Kevin dengan penuh rasa sesal. "Om nggak perlu merasa bersalah karena aku juga menginginkannya. Semuanya udah terlanjur jadi

  • Dihamili Paman yang Mandul   Suka Om Kevin

    Seminggu lagi Shera harus kembali ke Rusia karena masa liburan dan pekerjaannya di Indonesia sudah selesai. Liburan kali ini di Indonesia tidak membuat Shera menjadi lebih baik, namun malah membuat pikirannya semakin kacau gara-gara insiden satu malam bersama Kevin. Sudah satu Minggu lebih dan selama itu pun Shera sama sekali belum bertemu lagi dengan Kevin. Mau bertemu pun tidak mungkin, karena Shera sudah terlanjur kecewa terhadap Kevin gara-gara ucapan pria tua itu. Setiap kali mengingatnya, Shera selalu uring-uringan sendiri, bad mood, kesal dan marah dengan status yang mereka miliki. Sungguh rasanya Shera ingin sekali membuat Kevin menyesal karena sudah menolaknya secara tidak langsung. Seorang Sheravina Danilova, model seksi dan cantik berdarah Rusia ditolak oleh pria tua seperti Kevin? Sungguh harga diri Shera seakan sudah dihancurkan oleh Kevin dalam sekejab. "Sher, kamu masih mikirin soal om Kevin?" Tanya Clara, salah satu sepupu yang sangat dekat dengan Shera. Clara Sasmit

  • Dihamili Paman yang Mandul   Bertemu Kembali

    Hari ini adalah jadwal check up Kevin ke rumah sakit, ia sudah membuat janji bersama dokter yang biasa menangani penyakitnya. Entahlah kenapa Kevin jadi tiba-tiba semangat seperti ini, padahal biasanya ia sangat malas melakukan check up rutin, hanya tiga kali pertemuan dan setelahnya Kevin tidak pernah melakukannya lagi. Namun sekarang, Kevin ingin sekali melihat perkembangan penyakit yang ia miliki. "Roland!""Ya chef?""Saya tinggal dulu ke rumah sakit, saya ada janji dengan dokter saya. Nanti saya langsung pulang, jadi tidak kembali ke sini lagi." Tutur Kevin pada salah satu pegawainya."Baik chef. Terus masalah laporan bulanan?""Biar Rino yang pegang dulu, saya sudah bilang sama dia tadi.""Oke chef." Roland pun mengacungkan jempolnya dan Kevin pun tampak tersenyum samar."Chef! Resep dessert yang baru udah chef Kevin tulis belum? Kata Chef Juan resepnya mau dicoba sekarang." Kevin sudah mau pergi, tapi masih ada saja yang menghalangi kepergiannya. "Soal itu saya lupa Vita, nan

  • Dihamili Paman yang Mandul   Shera Sakit

    Dahlia sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Wanita paruh baya itu harus menerima sejumlah perawatan karena mengalami Hipertensi. Sejak dulu, wanita itu memang sudah langganan keluar masuk rumah sakit karena mengidap Hipertensi. Kondisi Dahlia akan semakin memburuk jika hati dan pikirannya sedang tertekan. Harusnya ada salah satu anak yang mengurus dan merawat Dahlia, namun nyatanya Selena yang Dahlia harap-harapkan, tak bisa mengabulkan keinginan kecilnya itu. Selena malah berkata kurang ajar dan menentang perkataan Dahlia, membuat Dahlia merasa kecewa dan akhirnya sakit seperti ini. "Kira-kira kapan mama saya sadar dok?" Tanya Kevin pada dokter yang tengah memeriksa Dahlia. "Kita tunggu saja ya pak, saya tidak bisa memastikannya. Namun anda tidak perlu khawatir, kondisi ibu Dahlia dalam keadaan stabil." Ucap dokter yang memeriksa Dahlia pada Kevin. "Syukurlah, terimakasih dok." "Sama-sama pak, saya permisi dulu." Pamit dokter tersebut. Kevin pun lantas mendekat kearah Shera yang

  • Dihamili Paman yang Mandul   Perhatian Kevin

    Keesokan harinya, Dahlia akhirnya sudah sadar dan kini sedang mengobrol dengan Shera. Karena dirinya yang sakit, Shera pun akhirnya membatalkan kepulangannya ke Rusia, hal itu pun membuat Dahlia menjadi merasa bersalah pada sang cucu. Padahal Shera mempunyai banyak pekerjaan disana, namun terpaksa harus meninggalkannya karena harus mengurus Dahlia disini."Harusnya kamu pulang, ada mbak Yuli yang akan jaga Oma. Oma jadi merasa bersalah karena kamu meninggalkan pekerjaan demi Oma." Ungkap Dahlia pada Shera dengan tatapan sedih. "Oma jangan ngomong begitu, aku nggak masalah kok, malah aku bakalan nggak tenang kalau pergi gitu aja ninggalin Oma dalam keadaan sakit. Sekarang yang penting Oma harus segera sembuh, jangan mikir macam-macam. Oma nggak boleh banyak pikiran." Tutur Shera. "Iya sayang. Karena ada kamu, Oma sekarang jadi senang, ada yang nemenin Oma, Oma jadi makin semangat buat sembuh." Dahlia tampak tersenyum manis."Nah, gitu dong Oma."Nenek dan cucu itu saling bertatapan d

Bab terbaru

  • Dihamili Paman yang Mandul   Extra Part 2

    Sembilan bulan sudah Shera berjuang mengandung sang buah hati dengan segala cobaan dan rintangan yang menghadang diawal kehidupan pernikahannya bersama dengan Kevin. Kini ia telah resmi menjadi seorang ibu setelah berhasil melahirkan buah hatinya bersama Kevin secara normal di rumah sakit Atma Medika. Bahagia tak terkira Kevin rasakan, hal yang ia impi-impikan selama ini akhirnya terwujud setelah ia mendengar tangisan keras dari bayinya yang baru saja lahir ke dunia. Selama empat puluh delapan jam, Kevin terus berada disamping Shera yang tengah mengalami kontraksi. Pria itu bahkan tak sedetikpun meninggalkan sang istri kecuali hanya ke kamar mandi. Kevin tentu saja tak ingin kehilangan momen-momen penting proses persalinan sang istri. Kevin ingin menjadi penguat Shera, ia tak mau Shera merasa sendirian dan sakit sendirian, meskipun Kevin tahu jika ia pun tak mampu menggantikan posisi Shera, tapi setidaknya dengan kehadirannya ia mampu membuat istrinya tak merasa sendirian dan kesep

  • Dihamili Paman yang Mandul   Extra Part 1

    Kevin sudah sembuh dan kini ia sudah kembali ke rumah. Masalah pekerjaan ia bisa memantau dari jauh, yang penting sekarang adalah kesehatannya dan juga kesehatan istrinya. Meskipun sudah sembuh namun lukanya masih terasa sakit jika ia terlalu banyak bergerak ataupun melakukan aktivitas yang berat. Kevin pun kini harus membatasi kegiatannya supaya cepat pulih seperti sedia kala. Mengenai kedua orangtua Shera, mereka seharusnya dijadwalkan kembali ke Rusia hari ini juga, namun karena kondisi Shera yang kurang fit, akibatnya Farah membatalkan kepulangannya dan menyuruh sang suami untuk pulang duluan. Karena kelelahan mengurus Kevin dan memang kondisi fisiknya yang lemah sejak Kevin berada dirumah sakit, akhirnya sekarang Shera tumbang karena terserang demam dan juga flu yang cukup berat. Selama Kevin tak bisa membuatkan makanan untuknya, Shera memang selalu memaksa memakan makanan apapun selain masakan Kevin. Ia memang bisa melakukannya, namun setelah itu Shera harus memakan es krim

  • Dihamili Paman yang Mandul   Akhir Yang Mengharukan

    Dua Minggu kemudian...Shera kini tengah menangis didepan makam Dahlia, wanita hamil itu tampak menatap makam sang nenek dengan wajah sendu. Setelah insiden penembakan yang Selena lakukan pada Kevin dua Minggu yang lalu, Dahlia langsung terkena serangan jantung. Kevin dan Dahlia pun segera dilarikan ke rumah sakit, dan keduanya pun sama-sama mengalami koma. Kevin mendapatkan tembakan tepat mengenai perut dan harus melakukan operasi untuk pengangkatan peluru. Saat itu Selena menembakan dua peluru, namun peluru yang satunya meleset mengenai vas bunga. Jika kedua peluru tersebut tembus ke jantung Kevin, mungkin Kevin kini sudah tidak tertolong lagi.Beruntung sekali Tuhan masih menyayanginya sehingga nyawanya masih bisa diselamatkan. Akan tetapi sampai saat ini Kevin masih koma meskipun sudah melewati masa kritisnya. Sedangkan Dahlia akhirnya harus menyerah setelah melawan penyakit jantung dan hipertensi yang ia derita.Seluruh keluarga pun sepakat mengirim Selena ke rumah sakit jiwa k

  • Dihamili Paman yang Mandul   Baby Shower Menegangkan

    Hari ini adalah hari yang sangat Shera nanti-nantikan. Acara baby shower untuk merayakan tujuh bulan kehamilannya telah dimulai. Acara yang cukup meriah dan dihadiri oleh keluarga dekat saja. Shera terlihat sangat cantik dan anggun dengan balutan gaun berwarna pink yang membalut tubuh hamilnya. Aura keibuannya pun semakin terpancar membuat Kevin semakin jatuh cinta. Kevin bahkan masih tak menyangka jika seorang wanita yang telah resmi menjadi istrinya kini adalah Shera, keponakannya, gadis yang dulunya sering sekali memanggilnya dengan sebutan 'om'. Orang yang bahkan sangat asing bagi Kevin karena mereka jarang sekali bertemu. "Papa kok diem terus dari tadi? Papa nggak enak badan? Pasti kecapekan ya karena sibuk nyiapin ini semua? Papa sih dibilangin ja-" kata-kata Shera langsung terpotong karena Kevin tiba-tiba menyentuh bibirnya dengan jadi telunjuk. "Mau jadi ibu, mulutnya makin bawel." Ujar Kevin membuat Shera langsung mengerucutkan bibirnya."Biarin aja." Ungkap Shera, Kevin

  • Dihamili Paman yang Mandul   Kecintaan Papa

    Shera mengusap-usap perutnya dengan penuh cinta, merasa sangat lega karena kandungannya kini telah berusia tujuh bulan dan besok ia akan mengadakan acara tujuh bulanan serta baby shower. Rencananya acara tersebut akan diadakan di restoran berbintang milik suaminya, dan Shera sudah tak sabar menunggu besok pagi tiba. Melihat Kevin yang semakin semangat dan begitu ceria akhir-akhir ini membuat Shera begitu terharu. Saat bertemu Bayu beberapa hari yang lalu, sepupu Kevin itu menceritakan banyak sekali hal tentang Kevin dimasa lalu. Bayu bilang jika baru sekarang ia bisa melihat kakak sepupunya sesenang ini, dan semua ini karena Shera, Shera tentu saja merasa sangat bangga dan tersentuh. "Kok senyum-senyum sendiri? Lagi mikirin apa? Ini manisannya." Tanya Farah sembari mengangsurkan manisan kepada Shera. Farah datang tiga hari yang lalu bersama dengan suami dan kedua putranya. Melihat Shera yang begitu bahagia dan antusias dengan kehamilannya, membuat Farah pun ikut merasa bahagia. "L

  • Dihamili Paman yang Mandul   Relakan Saja

    Hari ini Kevin mengajak Shera ke Dufan untuk menyenangkan hati istrinya. Meski hanya menaiki bianglala dan komedi putar hal itu sudah cukup menyenangkan bagi Shera. Karena suaminya sendiri melarangnya keras untuk menaiki wahana yang cukup ekstrim. Kevin sendiri merasa sangat senang dan bahagia melihat senyuman serta antusias Shera, karena ia sendiri tidak pernah jalan-jalan seperti ini dengan pasangannya. Baru kali ini Kevin bisa merasakannya bersama dengan Shera. Luapan kebahagiaan yang ia rasakan dalam hatinya bahkan tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Ini semua masih seperti mimpi, mimpi yang sangat indah, dan Kevin seolah enggan untuk bangun dari mimpinya. "Papa!" Panggilan Shera langsung membuyarkan lamunan Kevin, pria itu pun segera mendekat kearah istrinya. "Ada apa sayang? Apa yang ingin kamu beli?" Tanya Kevin. "Pah aku mau ini ya... Satu aja..." Pinta Shera seraya menunjuk gula kapas berbentuk hati yang ada didepannya. Kevin sendiri merasa heran, kenapa istrinya suk

  • Dihamili Paman yang Mandul   Karma Selena

    Setelah kejadian di rumah sakit, Kevin kini semakin memperketat penjagaannya pada sang istri. Pria itu begitu posesif dan overprotektif kepada Shera. Shera sendiri bukannya terganggu akan sikap berlebihan Kevin, tapi ia suka sekali melihat Kevin yang seperti ini, seperti biasanya, Kevin yang perhatian dan sangat mencintainya.Pria itu bahkan tak pergi ke restoran esok harinya, Kevin memilih untuk tetap di rumah sampai kondisi istrinya lebih stabil. Kevin ingin benar-benar menjaga kandungan Shera, keselamatan keduanya adalah prioritas Kevin, dan Kevin tak ingin kejadian kemarin sampai terulang kembali. Pria itu sungguh menyesal dan merasa bersalah atas sikapnya."Pa!" Panggil Shera yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Sudah selesai sayang, ayo kemari!" Cepat-cepat Kevin segera mengangkat tubuh istrinya membawanya kembali ke sofa yang ada di ruang tengah. Shera pikir Kevin hanya akan menuntunnya, namun ketika suaminya itu membopong tubuhnya, Shera sedikit terkejut karena tidak sia

  • Dihamili Paman yang Mandul   Merasa Bersalah

    Lama Shera menangis sampai sesenggukan sekitar sepuluh menit, sampai ia lupa jika sekarang ia harus menyusul Kevin dan menggagalkan rencananya. Namun sayang sekali saat masuk ke dalam kamar rawat Selena, Shera malah disuguhi dengan pemandangan yang begitu menyayat hati. Saat ini Kevin sedang menyuapi mantan istrinya didepan istrinya sendiri. Hati istri mana yang tidak sakit saat melihatnya, namun bukankah ini memang kemauan Shera, lantas kenapa Shera malah tidak terima?"Makasih ya Kev kamu masih peduli sama aku. Kamu masih baik banget sama aku padahal selama ini aku udah jahat banget sama kamu." Ungkap Selena pada Kevin yang hanya meresponnya dengan senyuman paksa. Pria itu sebenarnya sangat malas melakukan semua ini, namun karena ia merasa sangat kesal dengan sang istri makanya ia mencoba untuk memanas-manasi Shera. "Semoga kamu lekas sembuh, setelah ini ikutilah sejumlah perawatan supaya kamu lekas pulih. Jangan bersikap egois, pikirkan juga mama, mama masih sangat sayang sama k

  • Dihamili Paman yang Mandul   Memanfaatkan Shera

    Kevin tengah membersihkan tubuhnya. Sore hari ini begitu panas sehingga membuat pria itu berkeringat begitu banyak. Shera kini tengah menunggu suaminya keluar dari kamar mandi dengan perasaan campur aduk. Bagaimana tidak, ia merasa gugup sekali menghadapi Kevin yang sedang marah padanya, karena baru kali ini suaminya itu marah pada Shera. "Bantu mama. Buat papa kamu mau maafin mama dan bersikap kayak biasa lagi. Meskipun dia nggak bentak-bentak, tapi cara marah dia dengan mendiamkan mama rasanya lebih menyeramkan. Dia nggak mau ngomong sama sekali dari tadi. Mama jadi kepikiran terus." Gumam Shera sambil mengusap-usap perut buncitnya. Sejak tadi Shera terlihat murung karena Kevin tak mau bicara dengannya. Shera juga takut mengawali pembicaraan, entahlah bibirnya seolah membisu ketika berhadapan dengan Kevin. Shera jadi tak bisa secomel biasanya.CklekSuara pintu yang terbuka membuat Shera tiba-tiba terdengar kaget, mungkin karena sejak tadi ia melamun, makanya ia sampai terkejut m

DMCA.com Protection Status