Share

Perempuan Bodoh?

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hanna masih mencerna ucapan suaminya itu dengan menatap wajah Sagara yang dipenuhi oleh sesal. Entah sesal karena sudah memutus hubungan dengan Clara, atau sesal karena sudah menikah dengan Hanna.

“Kenapa, Sagara?” tanya Hanna dengan pelan. “Maksud kamu apa?” tanyanya kembali.

Masih saling menatap, pria itu menggenggam tangan sang istri dan mengembuskan napasnya dengan panjang. “Aku … aku mau minta maaf karena selama ini ternyata aku punya pacar. Sumpah, demi Tuhan aku nggak bermaksud untuk menduakan kamu—“

“Kamu punya pacar, dan kamu lupa kalau udah punya pacar?” tanya Hanna memotong ucapan Sagara.

Pria itu lantas menganggukkan kepalanya dengan rasa takut yang sudah hadir dalam dirinya. “I—iya, Hanna. Yang nelepon aku tadi pagi, itu pacar aku,” ucapnya dengan sangat hati-hati.

Hanna menelan salivanya dengan pelan sembari melepaskan genggaman tangan suaminya itu dengan perlahan. Ia membuang muka. Masih terkejut dengan pengakuan yang menurutnya terdengar sangat aneh.

“Lalu, kamu akan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Ingin Bertemu dengan Hanna

    Sagara menghela napasnya sembari mengangguk. Kemudian mengulas senyumnya dengan tipis. “Ya sudah. Aku akan menunggunya sampai cinta yang sulit itu bisa segera dipermudahkan.”“Sulit, untuk dibuang lagi.”Sagara menolehkan kepalanya dengan cepat kepada sang istri. “Heuh?”Hanna menghela napasnya dengan pelan. “I love you too. But, aku belum tau apakah cinta aku sudah penuh untuk kamu atau masih ada untuk dia yang udah meninggalkan jejak di sini.” Hanna menunjuk perutnya.Sagara menganggukkan kepalanya. Paham dengan ucapan Hanna. “Iya, Hanna. Aku paham dan aku tau kalau kamu belum bisa melupakan dia. Tapi, alangkah baiknya kalau kamu segera melupakan dia. Karena dia sudah bukan milik kamu lagi.”Hanna mengangguk. “Iya, Sagara. Aku pasti akan melupakannya. Bantu aku untuk menjadikan kamu satu-satunya yang ada di hati aku.”Pria itu menarik tangan Hanna untuk ia peluk. Mengangguk dalam pelukan itu sembari mengusapi rambut sebahu milik istri yang kini sudah ia cintai tanpa harus menyembuny

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Tiba-tiba Kangen Papa

    Ciittt!!Brugh!Sagara menutup pintu mobilnya dengan sangat kencang. Bukan lagi melangkah. Pria itu berlari masuk ke dalam rumahnya dan menemui sang istri yang memang sedang libur masuk boutique.“Hanna!” teriak pria itu.Hanna yang sedang memasak itu langsung mematikan kompornya dan menghampiri Sagara yang berteriak memanggilnya.“Ada apa, Sagara? Kamu kenapa?” Hanna ikut panik kala melihat Sagara yang memperlihatkan raut wajah paniknya. Kemudian memegang kedua sisian wajah pria itu dan menatapnya dengan lekat. “Apa yang terjadi, Sagara? Tenangkan diri kamu dulu,” ucapnya dengan tenang.Pria itu mengatur napasnya. Sampai akhirnya ia merasa tenang dan duduk di sofa yang ada di sana.“Ada apa, Sagara? Kamu … dipecat, sama Papa?” tanya Hanna ingin tahu ada apa dengan suaminya itu.Sagara menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Kalau hanya dipecat, aku gak akan sepanik ini, Hanna.”“Lantas?” tanya Hanna kembali.Sagara menghela napas pelan. “Kamu … kenal dengan Marcel? Katanya dia teman m

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Kedatangan Raffael

    Tentu saja perempuan itu menganggukkan kepalanya. “Iya, Sagara. Kita ke makam papa kamu, besok. Selama satu minggu ini, kamu terlalu sibuk bekerja dan lupa mengenalkan aku ke orang tua kamu.”Sagara mengecup kening Hanna. “Sorry. Aku terlalu memikirkan bagaimana cara agar bisa mempertahankan kamu dari serangan papa kamu. Aku memang lemah dari segi ekonomi. Tapi, punya kamu adalah sebuah kekuatan yang amat luar biasa.”“Sagara! Aku akan menjadi perempuan paling gila kalau melepaskan kamu hanya karena menuruti perintah dari Papa. Tidak ada pria yang baik selain kamu. Kalaupun ada, bukan dia yang aku inginkan.”“Aku juga. Banyak perempuan yang jauh lebih baik dari kamu.Tapi, bukan dia yang aku inginkan. Kamu, yang aku inginkan.”Hanna menatap Sagara dengan lekat. Rasanya ia ingin mengulang waktu dan menjadikan Sagara satu-satunya yang stay di hatinya hingga kini.“Hanna. Ada hal yang mungkin akan membuat kamu tidak akan menyesali pertemuan kita yang kata kamu telat ini. Malah sebaliknya.

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Tentang Perusahaan Sagara

    Plak!Sebuah tamparan keras melayang pada pipi pria yang sudah membuatnya naik pitam lantaran sudah menuduhnya memiliki kekasih di mana-mana.“Brengsek! Kamu pikir hebat, udah bilang kayak gitu ke aku? Kamu pikir, dengan bicara seperti itu akan membuat dia pergi dan kecewa padaku? Kamu salah besar, Raffael! Ini anak kamu dan aku tidak pernah melakukannya dengan siapa pun. Tapi, kamu sendiri yang sudah mengkhianati aku.“Menikah dengan pilihan orang tua kamu. Perjodohan bisnis supaya perusahaan papa kamu nggak bangkrut karena ada yang back up yaitu orang tua Citra! Malam itu, satu hari sebelum kamu melangsungkan pernikahan, kamu masih ingin tidur denganku! Dan kamu bilang aku punya pacar sana sini? Di mana otak kamu, Raffael!”Hanna balik memaki ayah dari anak yang sedang dia kandung itu hingga membuatnya terdiam mendengarnya. Hanya sorot mata yang terlihat menahan malu sebab Hanna sengaja memaki di depan umum. Memang itu yang ingin dia lakukan jika bertemu, jauh sebelum malam ini akhi

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Tidak Pernah Menyentuhnya!

    “Mending elo kasih makan dulu tuh cewek. Ada bayi yang perlu asupan gizi. Kita bahas ini setelah elo kasih makan bini elo. Karena harus dirancang dengan baik dan membutuhnya waktu yang cukup panjang.”Sagara menganggukkan kepalanya, mematuhi perintah sahabatnya itu. Hanya dia yang bisa Sagara andalkan untuk mendapatkan perusahaan itu kembali.“Sebenarnya … kalau bukan karena papanya Hanna melihat gue sebelah mata, gue gak peduli sama tuh perusahaan. Hanya saja, papanya Hanna terlalu banyak menuntut. Mau gak mau, gue harus memperjuangkan hak gue untuk ambil tuh perusahaan.”Sagara kembali bercerita sembari mengaduk-ngaduk nasi goreng yang hampir jadi itu.Andra kembali menepuk bahu Sagara. “Makanya gue mau atur strategi supaya itu perusahaan bisa elo ambil lagi. Kalau elo kaya, mertua elo pasti bakal bertekuk lutut ke elo.”Andra mengedarkan matanya menatap rumah yang diisi oleh sahabatnya itu. “Elo nggak pantas tinggal di rumah kecil kayak gini, Yog. Dari orok elo hidup serba mewah. S

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Kita Hitung Mundur

    Sagara kembali masuk ke dalam kamarnya. Menghampiri Hanna yang sudah menutup matanya. Namun, kehadiran Sagara membuatnya membuka matanya.“Sagara! Udah selesai, ngobrolnya?” tanyanya sembari bangun dari tidurnya.Sagara menggeleng pelan. “Aku mau minta izin sama kamu, Hanna. Aku mau ke kantor Papa malam ini juga.”“Heeuhhh? Kenapa malam sekali, Sagara.”“Karena kami mau menyelendup masuk ke dalam, Hanna. Makanya malam hari geraknya.” Sagara menjelaskan.Hanna mengucek matanya. “Aku ikut!”“Hanna! Sudah malam. Lagi pula, aku nggak akan kenapa-kenapa. Mereka pasti masih kenal sama aku. Aku janji, akan pulang dengan selamat.” Sagara meyakinkan Hanna dengan memegang kedua sisian wajah istrinya itu.Hanna kembali menatapnya. Ia bingung harus menjawab apa karena mengkhawatirkan Sagara. Tapi, kantor itu adalah milik suaminya. Mana mungkin sesuatu terjadi padanya.“I’m promise, Hanna. Hanya dua jam. Kalau urusan aku udah selesai, aku akan langsung pulang. Kamu jangan khawatir, Hanna.”Perempu

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Terlalu Mencintai Kamu

    Andra yang mendengarnya lantas menatap Sagara kembali. Namun, sesuatu di belakang Sagara membuatnya teralih pada benda tersebut.Andra menyingkirkan tubuh Sagara dengan mata menatap ke arah benda yang baru saja ia lihat. Sagara lantas menghampiri Andra dan menyingkirkan beberapa ordner yang menghalangi benda yang Andra lihat di lemari yang sudah tidak pernah dijamah oleh para staff di sana.“Kotak mungil, Sagara!” kata Andra kemudian mengambilnya.“Kayak kotak cincin. Yang belum nikah di sini, kayaknya nggak ada. Kalaupun ada yang baru, mana mungkin nyimpen kotak itu di lemari tua ini.”Andra mengendikan bahunya. “Kita buka aja dulu. Kalau cincinnya keliatan mahal, elo jual aja. Buat tambahan biaya hidup elo sama si Hanna.”Pria itu lantas memutar bola matanya dengan malas. “Sialan, lo!”“Just kidding, Bro. Jangan dibawa emosi.” Andra menerbitkan cengiran kepada sahabatnya itu. Kemudian membuka kotak tersebut.Baik Andra maupun Sagara mengerutkan keningnya. Bukan cincin yang mereka te

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Mungkinkah?

    Hanna menghentikan acara mengoles selai ke dalam rotinya kemudian menatap Andra yang masih berdiri di sampingnya sembari memikirkan ucapannya tadi.“Seusuatu apa, Andra?” tanya Hana kembali.Andra menolehkan kepalanya kepada Hana. ‘Kayaknya Sagara belum ngasih tau tentang hal itu ke Hana. Atau mungkin orangnya bukan dia. Kalau bukan, bisa menciptakan keretakan rumah tangga, gue,’ ucapnya dalam hati.Sebab, tak mungkin ia ceritakan tentang sesuatu tersebut jika Sagara sendiri belum memberi tahu kepada Hana. Ia hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan sembari meneguk air minum kembali.“Lupa. Kejadiannya di lima belas tahun yang lalu. Nggak terlalu ingat dan samar-samar,” ucapnya kemudian.“Tentang apa?” tanya Hana lagi.Andra menghela napas pelan. “Kita pernah punya teman perempuan waktu itu. Tapi, orangnya udah nggak ada. Nggak tau ke mana, dia nggak kasih tau.”“Terus … hubungannya dengan aku, apa?” Hana semakin menyudutkan Andra agar mau bercerita.“Hanya mirip.” Andra menerbitkan

Bab terbaru

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Welcome Baby Twins

    "Kita lakukan tes terlebih dahulu. Susternya sudah saya minta untuk membawakan alat tes kehamilan juga," kata Dokter Azmi menjelaskan.Sagara tampak terkejut. Ia bahkan tak menyangka jika Hanna bisa secepat itu memberinya keturunan, kalau memang alat itu menunjukkan dua garis biru.Tak lama kemudian, Dokter Aris datang dan memberikan tespack kepada Hanna. "Silakan dicek terlebih dahulu, Bu Hanna. Kita periksa setelah hasilnya sudah keluar."Hanna mengangguk kemudian mengambil alat tes kehamilan itu. Lalu, masuk ke dalam toilet untuk segera melakukan tes kehamilan. Semakin cepat, semakin baik. Begitu menurutnya.Lima menit kemudian. Hanna keluar dari toilet. Sagara tengah duduk di samping sang anak yang sedang memakan buah apel yang sudah Sagara potong-potong."Positif, Dok." Hanna memberikan alat itu untuk diperlihatkan kepada Dokter Aris.Dokter Aris manggut-manggut. "Kalau begitu, kita lakukan USG terlebih dahulu. Agar tahu, sudah berapa usianya."Sagara juga ikut ke ruang USG. Pun

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Hanna Hamil?

    Sagara menelan salivanya dengan pelan. Kenangan terburuk yang pernah dia alami begitu menyakitkan hatinya. Di mana nasib buruk itu mengguncang dirinya, datang secara bersamaan.Namun, hasil yang kini dia dapatkan jauh lebih baik dari apa yang pernah dia miliki. Bahkan, orang-orang yang sudah merendahkannya kini bertekuk lutut padanya.Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam. Di mana acara pernikahan itu sudah selesai dilaksanakan. Para tamu yang datang sudah pulang ke rumah masing-masing.Pun dengan Sagara dan juga Hanna. Mereka memilih untuk pulang setelah acaranya selesai.Di dalam kamar hotel. Keduanya terlihat canggung karena tidak tahu harus dimulai dari mana.Andra pun mengirim pesan kepada Sagara untuk menanyakan perihal malam pertama yang harus dia lakukan.Andra: [Udah molor, belum? Apa jangan-jangan mau ngalahin gue!]Pesan terkirim.Sementara Indah masih berada di dalam kamar mandi. Seolah tak tahu, apa yang harus dia lakukan.Ting!Sagara: [Baru pemanasan. Tapi, karena el

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Posisi yang Sangat Lemah

    “Milla kenapa jadi begitu? Bener-bener sampul nggak bisa menjamin bisa dipercaya,” kata Hanna setelah kembali dari kamar mandi.Sagara mengendikan bahunya. “Lagi suka sama seseorang, kali. Makanya cari perhatian.”Hanna lantas menolehkan kepalanya kepada Sagara. “Kalau sukanya sama kamu, gimana?”Sagara tersenyum miring. “Yaa nggak gimana gimana, Sayang. Mau diganti lagi? Aku sih, terserah kamu aja. Karena aku nggak akan terkena rayuan apa pun kalau dia berani merayuku.”Perempuan itu hanya melirik Sagara yang berbicara dengan santainya. Sebab memang begitu kenyataannya. Tidak tergoda sedikit pun pada orang-orang yang berani menggodanya."Gak akan kelar, kalau diganti lagi dan lagi. Biar aja. Kecuali kamunya oleng."Sagara menatap Hanna kemudian menghela napas kasar. "Nggak akan. Janji, gak akan oleng. Aku gak mau kehilangan kamu. Daripada ladenin orang macam dia, lebih baik aku pindah jabatan aja, kerja di Lestari aja."Hanna terkekeh pelan. "Yaa bagus. Jangan sampai membuang berlian

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Dulu Pulang

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Di ruang makan. Sagara, Hanna, Mayang dan juga Suster Indah tengah sarapan bersama.“Jadi gimana, Sus? Tetap mau resign?” tanya Sagara setelah menyelesaikan acara makannya.Suster Indah menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Bisa kita bicara, Mas Sagara?”Sagara mengangguk. “Temui saya di ruang kerja!” ucapnya kemudian beranjak dari duduknya. Setelahnya, diikuti oleh Suster Indah setelah pamit kepada Hanna dan juga Mayang.“Jadi gimana, Sus?” tanya Sagara setelah tiba di ruang kerjanya.Suster Indah memberikan catatan yang setiap hari ia tulis mengenai kondisi kesehatan Mayang.“Bu Mayang masih butuh pendamping, Mas Sagara. Dan sepertinya, harus selalu ditemani sampai selamanya. Kondisi kejiwaannya tidak sepenuhnya kembali. Dan memang, banyaknya pasien yang sembuh itu tidak sembuh permanen,” tutur Suster Indah menjelaskan.Sagara melihat catatan tersebut. Kemudian menghela napasnya dengan pelan. “Harusnya cari yang udah tua, janda atau perawan tu

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Kondisinya Belum Begitu Normal

    Sampai akhirnya mereka tiba di Indonesia. Setelah berjam-jam lamanya, tanpa ada transit terlebih dahulu. Akhirnya tiba di tanah kelahiran.Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Waktu yang tepat untuk mereka makan terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah. Makan di resto mereka, yang saat itu tidak terlalu ramai. Mereka memilih untuk makan di lantai tiga, ruang privasi sang pemilik resto.“Sayang. Rivano-nya tidurin di tempat tidurnya aja. Bawa ke sini,” teriak Sagara kepada Hanna yang tengah menyusui sang anak.“Iyaaa!” sahut Hanna kemudian.Sagara pun kembali menyesap kopi miliknya yang ia pesan lima menit yang lalu. Sembari menunggu makanan yang mereka pesan tiba.“Gue mau bahas project di Singapura. Kemaren, mereka pengen revisi motif yang ada di ujung deket kaca gitu. Katanya, terlalu rame dan warnanya juga kurang cocok dengan warna tembok kantor mereka.”Sagara manggut-manggut dengan pelan. “Sebenarnya gue lagi males bahas kerjaan. Karena gue masih cuti. Tapi, karena besok udah

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Ingin Mengajak Hanna Liburan

    Wisnu sudah tak tahan lagi dengan ucapan tak masuk akal Linda. Meminta agar Hanna dimasukkan ke dalam pemilik Lestari. Daripada meladeni ucapan aneh istrinya itu, ia pun memilih untuk pergi dari rumah itu.Linda mendengus kasar. Ia kemudian menghubungi Hanna untuk memarahi anaknya itu karena sudah berani berhenti bekerja.“Ma. Kan, udah Mas Adi yang menghidupi aku. Setiap bulan juga, aku selalu kirim uang ke Mam,” keluh Hanna dalam panggilan tersebut.Kebetulan sekali, perempuan itu sedang berada di rumah Hanna karena diminta untuk datang ke sana. Membantunya membuka semua kado dari para tamu undangan.“Kenapa dia?” tanya Andra yang juga ikut membantu membuka kado.Hanna mengendikan bahunya. “Kayaknya … mamanya Hanna matre, deh. Kedengerannya sih, Hanna ini diminta untuk kerja lagi.”"Ya elaaah! Si Adi gajinya udah puluhan juta juga. Masih aja kudu kerja. Beneran sih, kalau kayak gitu mah. Matre." Andra menepuk jidatnya.Hanna kembali duduk di samping Hanna, kemudian menghela napas pa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   In Budapest

    Dalam hal ini, mereka memang seperti dunia terbalik. Bukannya Hanna yang meminta Sagara agar mengabulkan permintaannya untuk pergi ke luar negeri. Dan yang terjadi di sana malah Sagara yang terlihat begitu antusias untuk mengajak Hanna pergi ke luar negeri."Sayang. Andra pengen lamar Suster Indah di sana.""Sebenarnya aku masih capek. Tapi, kalau kamu maksa, ya udah. Karena tempat itu memang tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Aku pernah punya mimpi, ingin pergi ke sana bersama orang yang aku cinta.""Dan aku akan mewujudkannya. Kamu nggak perlu gendong Rivano, biar aku aja. Karena aku nggak tahu kapan akan bisa punya waktu untuk mewujudkan semua keinginan kamu, untuk pergi ke luar negeri. Termasuk Budapest. Enam bulan yang akan datang, aku akan disibukkan dengan kuliah juga dengan pekerjaan kantor. Sepertinya tidak akan punya waktu banyak untuk kamu dan juga Rivano."Kita manfaatkan waktu ini untuk pergi ke tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi. Kita hanya punya waktu weekend sa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Gila!

    Sagara mengulas senyumnya. “I love you more. Kamu sangat mencintaiku, aku lebih lebih mencintai kamu. Don’t leave me. Aku butuh kamu.”“Hanya akan pergi, jika kamu yang menginginkanku pergi. Tidak dibutuhkan lagi untuk mengisi hidupmu.”“Dan itu tidak akan pernah terjadi,” ucapnya kemudian meraup bibir istrinya kembali.Permainan kedua akan dimulai lagi. Kemudian, Hanna menghentikan Sagara yang tengah meraup bibirnya.“Mau, yang lebih dari ini?” tanyanya sembari mengusapi milik Sagara yang semakin mengeras.“Apa itu?” tanyanya kemudian.Tanpa memberi tahu, Hanna menjatuhkan tubuh Sagara kemudian merangkak ke bawah sana. Melahap benda itu dengan gerakan yang membuat Sagara semakin menggila.“Arrgghh! Fuck you, Hanna!” Sagara meremas lengan Hanna seraya menikmati setiap permainan yang tengah dilakukan oleh istrinya itu.“Don’t stop, Honey!” lirih Sagara yang tengah kegirangan akan permainan yang dilakukan oleh Hanna.“Never!” ucapnya kemudian tersenyum menyeringai.**Waktu sudah menunj

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Memang Seharusnya Berkata Jujur

    “Di tempat ini?” tanya Suster Indah dengan pelan. Deru napas Andra bahkan masih sangat terasa karena jarak yang memisahkan mereka hanya satu helai rambut saja.Andra mengulas senyumnya. “No! Hanya spontan saja. Di tempat ini, terlalu biasa dan aku nggak bawa apa-apa. Di tempat yang lain aja. Kita tunggu waktunya tiba.” Kemudian Andra mengecup kening kekasihnya itu. “Terima kasih, sudah menjadi pembuka hatiku yang dulu tidak pernah bisa dibuka karena hal dan lainnya.”Suster Indah mengangguk. “Terima kasih, sudah menjadi yang pertama dan semoga menjadi yang terakhir.”Andra mengangguk. “Aamiin. Kita berusaha sama-sama. Menjalaninya juga bersama-sama. Apa pun yang terjadi nanti, kita harus bisa menghadapinya.”Perempuan itu kembali menerbitkan senyumnya. “Iya, Mas.”“Aku mau ke dalam lagi. Kamu, masih tetap ingin di sini? Memangnya, Tante Mayang masih belum waras betul, yaa?”“Belum, Mas. Kejiwaan seseorang tidak akan kembali normal seperti dulu. Pasti akan selalu ada yang namanya kambu

DMCA.com Protection Status