Saat memikirkan penampilan yang menakutkan itu, Audrey merasa bahwa dirinya akan benar-benar dibuat jengkel. Dia pun berkata, "Ayah, aku merasa aku nggak punya pengalaman untuk itu. Jadi, jangan menambah masalah untuknya lagi."Melihat Audrey hendak menolak, Timothy bergegas berbicara, "Jangan takut. Segala yang nggak bisa kamu buat bisa dipelajari, suruh Zayden yang mengajarimu. Lagi pula, aku juga nggak akan membiarkanmu bekerja dengan sia-sia. Soal gajimu, itu tiga kali lipat dari gajimu yang sekarang. Bagaimana?"Saat ini, Audrey benar-benar merasa kesulitan. Bibirnya bergetar dan tidak tahu bagaimana menolaknya. Bagaimanapun juga, Timothy berkata dengan sangat tulus. Selain itu, dia bahkan sudah memikirkan tentang gaji untuk Audrey. Jika Audrey terus menolaknya, itu akan sedikit canggung.Audrey merasa tidak berdaya dan hanya bisa menatap Zayden dengan tatapan yang memohon bantuan. Audrey berpikir bahwa dengan kebencian Zayden kepadanya, Zayden pasti juga tidak ingin dirinya terus
Zayden menggenggam setir dengan erat, lalu bertanya, "Kenapa? Apa takut orang lain melihat sehingga memengaruhimu menarik perhatian lawan jenis?"Audrey benar-benar sangat tidak berdaya dengan jalan berpikir Zayden. Dia pun menjawab dengan kesal, "Bukannya kamu yang terus mengingatkanku jangan mengumbar hubungan kita? Tuan Zayden, aku benar-benar sangat curiga apa yang ada dalam otakmu. Kalau nggak, kenapa kamu selalu mengaitkannya dengan hal-hal seperti itu?"Zayden melirik Audrey melalui kaca spion dan melihat Audrey menatapnya dengan ekspresi yang kesal. Audrey tidak terlihat begitu hati-hati dan membosankan seperti biasanya, sebaliknya malah terlihat sedikit imut.Untuk pertama kalinya, Zayden tidak mempermasalahkan nada bicara Audrey yang tidak sopan. Dia lalu membalas, "Aku hanya mengingatkanmu jangan bermain-main dengan pria lain di luar."Mendengar ucapannya, Audrey langsung memalingkan wajahnya untuk melihat ke luar jendela dan tidak memberikan jawaban apa pun. Kali ini, dia s
Audrey pun menjawab dengan nada yang jengkel, "Boleh saja kalau mau aku berbicara hal yang baik. Tapi, aku ini sangat realistis, aku nggak akan melakukan sesuatu tanpa keuntungan."Michael tentu saja mengerti maksud perkataan Audrey yang meminta uang kepadanya lagi. Selama beberapa waktu ini, Audrey sudah mengambil uang yang banyak dari Keluarga Conner. Hal ini pun membuat keluarganya menjadi kacau."Audrey, kita adalah satu keluarga. Kamu terus berbicara tentang uang, bukankah ini sedikit …," kata Michael.Audrey langsung menyela ucapan Michael dengan cepat dan berkata, "Aku sedang sakit hari ini, jadi suasana hatiku nggak bagus. Karena Tuan Michael nggak bersedia, lupakan saja. Kita bicarakan lagi setelah suasana hatiku membaik."Seusai berbicara, Audrey langsung pergi. Melihat hal itu, Michael sangat panik dan hanya bisa menyetujui permintaannya. Dia pun segera menyuruh orang untuk mentransfer uang sebesar satu miliar kepada Audrey.Saat sedang makan siang di luar, ekspresi Audrey t
Beberapa hari selanjutnya, hari-hari berlalu dengan tenang.Audrey bahkan merasa aneh. Dengan sifat Michael, Michael seharusnya akan terus mengganggunya setelah dipermainkan dan ditipu satu miliar. Namun anehnya, saat ini semuanya terlihat sangat tenang. Rasanya seperti akan ada hal buruk yang akan segera terjadi!Saat pikirannya sedang kemana-mana, ponsel Audrey tiba-tiba berdering. Begitu dia meliriknya, ternyata itu adalah panggilan dari Michael. Audrey merasa penasaran apa yang akan dikatakan Michael setelah menahan diri begitu lama. Akhirnya, dia pun mengangkat panggilan itu tanpa keraguan.Begitu panggilannya tersambung, suara Michael terdengar. Dia berkata, "Audrey, aku akan berbaik hati untuk nggak mempermasalahkan masalah terakhir kali itu. Tapi, kamu harus memikirkan cara membuat Zayden ke Kediaman Conner akhir pekan ini. Aku punya hal penting yang mau didiskusikan dengannya."Audrey mengangkat alisnya. Michael benar-benar terlalu percaya diri. Dari mana Michael punya keyakin
"A … aku mengantarkan kopi untukmu," jawab Audrey.Audrey tampak ragu untuk mengatakan tujuannya yang sesungguhnya dan tidak tahu bagaimana mengutarakannya. Namun, Zayden punya intuisi yang sangat tajam. Dia langsung mengetahui pikiran Audrey dan berkata, "Katakan, ada hal apa?"Biasanya, wanita ini selalu menghindar begitu melihatnya layaknya tikus yang melihat kucing. Sekarang, dia tiba-tiba bersikap baik, jadi pasti ada sesuatu yang ingin dia katakan. Melihat Zayden sudah menebak niatnya, Audrey juga tidak ingin berbelit-belit lagi. Dia langsung berkata, "Begini, besok adalah hari minggu. Apa kamu bisa menemaniku pulang ke rumah?"Zayden mengernyitkan alisnya, lalu menatap Audrey sejenak. Jika dia tidak salah ingat, bukankah keluarga yang dia katakan itu telah melukai dan mengurungnya di ruang bawah tanah terakhir kali? Zayden sama sekali tidak memiliki kesan yang baik kepada semua orang itu."Memangnya apa alasan bernilai yang membuatku harus ke sana? Kalau tidak ada hal lain, kel
Yasmin segera memberikan isyarat kepada Maggie. Maggie sontak mengerti maksudnya dan segera menarik Audrey ke samping. Saat ini, Audrey baru meresponsnya. Ketika melihat Zayden sudah datang, Audrey pun merasa lega dalam hatinya.Namun, dia juga merasa kebingungan. Audrey mengira bahwa Zayden tidak akan datang. Bagaimanapun juga, Zayden tidak menyetujui permintaannya sebelumnya.Kemudian, Maggie membawa Audrey ke luar. Setelah memastikan tidak ada orang yang bisa mendengar percakapan mereka, dia baru berkata, "Audrey, kamu juga tahu bahwa kamu bisa menikah dengan Zayden waktu itu hanya karena Yasmin nggak bersedia. Karena itu pula, kamu bisa mengambil keuntungan ini. Sekarang karena Zayden sudah sadar, kamu harus tahu diri dan segera menyerahkan posisimu itu kembali."Audrey memang sudah mengetahui jalan berpikir anggota Keluarga Conner, tetapi ucapan yang sangat percaya diri ini membuatnya tidak bisa berkata-kata. Dia pun menjawab, "Waktu itu, Yasmin sendiri yang nggak mau menikah, ak
Di ruang tamu, Yasmin duduk di depan piano dan tersenyum manis kepada Zayden yang sedang memperhatikannya dari sisi lain. Demi menampilkan dirinya, Yasmin sengaja mengenakan gaun yang putih bersih dan secara khusus mencari orang untuk menata rambutnya. Yasmin duduk di depan piano dan memainkan lagu yang paling dia kuasai dengan elegan dan terampil. Dia memang terlihat seperti putri yang sangat elegan.Michael merasa sangat puas ketika melihatnya. Inilah putri yang telah dia didik dengan sepenuh hati selama bertahun-tahun. Pria mana yang tidak akan jatuh hati ketika melihatnya?Setelah mendengar sejenak, Zayden tidak berniat untuk mendengarkannya lagi. Pikirannya pun mulai memikirkan tentang masalah Audrey.Keluarga Conner memiliki dua orang putri. Meskipun mereka kakak beradik, perlakuan mereka justru berbeda. Yang satu sedang memainkan piano dengan anggun bak seorang putri yang terhormat di sini. Sementara yang satunya lagi harus sibuk membuat makanan di dapur. Bukankah ini sangat kon
Audrey tercengang. Dia sama sekali tidak menyangka ternyata ini adalah alasan kemarahan Zayden. Selama beberapa tahun ini, Audrey sudah terbiasa dengan perbedaan perlakuan yang dilakukan Keluarga Conner kepadanya dan Yasmin. Audrey tidak pernah mengatakannya kepada siapa pun. Itu karena dia tahu bahwa tidak ada gunanya meski dia menceritakan hal ini. Namun hari ini, Zayden telah melihat hal itu dan dia malah emosi.Audrey merasakan sesuatu seperti benturan yang keras memukul dadanya. Dia merasa sedih dan hatinya bergetar tanpa alasan."Bagaimanapun juga, terima kasih," ucap Audrey dengan suara yang sangat kecil. Akan tetapi, suaranya tetap didengar oleh Zayden. Zayden menatap Audrey yang menunduk sambil memeluk bungkusan dalam pelukannya itu, seperti seorang anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Zayden memandangnya dengan tatapan kosong sejenak, lalu dia tiba-tiba sadar akan sesuatu. Dia mengalihkan pandangannya dan berkata, "Ayo pulang."Audrey mengangguk. Melihat suasana hati Z