Dash takut Zayden akan menangkapnya, lalu diam-diam membunuhnya. Dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk berteriak minta tolong, "Tolong! Seseorang tolong aku!"Alun-Alun Sky adalah pusat Kota Slastin sehingga sangat ramai. Ketika mendengar ada anak kecil yang meminta pertolongan, sekelompok orang-orang sontak menoleh untuk melihat.Zayden baru sadar sekarang. Dia mengernyit sembari menghardik, "Hei, jangan sembarangan!" Kapan dirinya menjadi penculik? Jelas-jelas bocah ini yang terlihat mencurigakan, bahkan kemungkinan besar adalah hacker yang menyerang Grup Moore. Benar-benar pintar membalikkan situasi!"Apa yang anak itu katakan tadi? Ada orang yang ingin menculiknya, ya?""Serius? Kalau begitu, cepat lapor polisi!"Ketika melihat wajah mungil Dash yang berlinang air mata, kerumunan mulai bersimpati dan bersiap-siap untuk menelepon polisi.Melihat ini, Zayden tahu bahwa dirinya yang akan repot kalau situasi seperti ini terus berlanjut. Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus ditany
Apa? Dash hilang? Kabar ini seketika membuat pikiran Audrey menjadi hampa. Audrey bangkit dari kursinya, bahkan barang-barang di meja terjatuh ke kakinya karena tenaganya terlalu besar. Meskipun begitu, Audrey tetap tidak merasa sakit.Kekhawatiran terhadap Dash telah menguasai pikirannya. Audrey benar-benar gelisah sekarang. Dash memang anak yang pintar, tetapi dia baru berusia 5 tahun. Apalagi anak ini tinggal di luar negeri sejak kecil, jadi tidak tahu apa-apa tentang Slastin. Jika dia diculik ....Audrey makin takut saat memikirkannya. Setelah tersadar kembali, dia baru memberi tahu guru bahwa dirinya akan segera tiba.Sesudah mengakhiri panggilan, Audrey memberi tahu pemimpinnya tentang kejadian ini, lalu segera mengemudikan mobil ke sekolah.Sepanjang perjalanan, Audrey menginjak pedal gasnya hingga kandas, tanpa peduli dirinya melanggar aturan lalu lintas atau tidak.Sesampainya di sekolah, terlihat guru telah menunggunya di pintu masuk. Guru itu pun menceritakan semua yang terj
Ketika melihat orang yang membawa Dash adalah Zayden, Audrey awalnya merasa lega. Setidaknya, dia telah menemukan keberadaan putranya, tidak perlu mencari ke mana-mana lagi. Namun, mengapa Zayden mencari Dash, bahkan membawanya pergi?Audrey tidak bisa menemukan jawabannya. Dia buru-buru mengucapkan terima kasih dan berangkat ke Grup Moore untuk menjemput Dash kembali.Audrey mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Perasaannya benar-benar kacau sekarang. Dia selalu berhati-hati setelah Dash pulang, bahkan tidak ada orang luar yang tahu di mana putranya bersekolah. Lantas, bagaimana Zayden bisa menemukannya? Apa yang sebenarnya dilakukan pria ini?Begitu teringat Dash berada di ruangan yang sama dengan Zayden, Audrey merasa makin gelisah. Dia ingin tiba di Grup Moore secepat mungkin, lalu membawa putranya pergi supaya tidak terjadi hal-hal di luar dugaan.....Di Grup Moore, Zayden membawa Dash ke ruang kantornya. Karena tahu Zayden berkuasa di sini, Dash pun tidak melakukan perl
Setelah memanggil, Zayden tidak tahu harus bagaimana melanjutkan perkataannya. Sementara itu, Audrey baru menyadari bahwa tempat ini adalah wilayah kekuasaan Zayden. Dia harus berhati-hati.Begitu berbalik, Audrey mendapati Zayden sedang menatap Dash dengan sungguh-sungguh. Seketika, jantung Audrey seolah-olah berhenti berdetak. Dia tanpa sadar menggigit bibirnya, lalu bangkit untuk berdiri di depan Dash. Perlindungan yang diberikan Audrey ini pun membuat Zayden tidak bisa melihat wajah anak itu lagi."Tuan Zayden, kamu seharusnya memberiku penjelasan, 'kan? Putraku seharusnya berada di sekolah, kenapa kamu membawanya sampai kemari? Tindakanmu ini nggak ada bedanya dengan penculikan. Aku bisa saja melaporkanmu ke polisi," ucap Audrey dengan dingin.Zayden seketika tersadar saat mendengar perkataan Audrey. Ketika melihat ketidakpercayaan Audrey, dia pun merasa sangat getir. Zayden ingin menjelaskan, tetapi tahu wanita ini tidak akan percaya. Akan tetapi, Zayden tidak sempat menghiraukan
Begitu melontarkan pertanyaan ini, jantung Zayden langsung berdetak kencang. Jika tidak bertemu Dash hari ini, dia tidak mungkin menanyakan hal seperti ini. Ketika melihat wajah Dash yang agak mirip dengannya, bahkan merasa dekat dengan anak ini, sebuah harapan tiba-tiba muncul dalam hati Zayden. Bagaimana kalau Dash adalah anaknya?Audrey tidak menduga Zayden akan bertanya secara terus terang begini. Setelah panik sesaat, Audrey mengepalkan tangannya dengan erat. Rasa sakit ini pun membuatnya menjadi lebih tenang. Akhirnya, dia membalas, "Apa maksudmu? Apa hubungan anak itu denganmu? Apa hakmu untuk menanyakan hal seperti ini? Apa aku harus mengingatkanmu perbuatanmu di masa lalu lagi?"Tebersit kebencian pada sorot mata Audrey. Dia tidak akan melupakan saat dirinya ingin menjelaskan, tetapi pria ini malah menghinanya. Dulu, pria ini begitu yakin bahwa anak di kandungan Audrey adalah anak haram. Lantas, atas dasar apa dia ikut campur setelah Audrey melahirkan dan membesarkan Dash send
Ekspresi Zayden tampak suram. Ketika melihat Christian dan Dash yang begitu akrab, kesedihan pun menyelimuti hatinya. Dia baru menyadari bahwa anak ini bukan hanya mirip dengannya, tetapi juga mirip Christian.Zayden dan Christian sama-sama mewarisi mata besar Timothy. Kebetulan sekali, Dash juga bermata besar. Hanya dengan aspek ini, Zayden sudah yakin bahwa Dash adalah anak Christian.Setelah menenangkan Dash yang cemas, Christian menatap Zayden sambil berkata dengan murung, "Om nggak perlu melakukan tes DNA dengan anakku. Kalau sampai tersebar, orang-orang malah akan mentertawakan kita."Nada bicara Christian tetap lembut seperti biasanya. Namun, dia jelas tidak ingin mengalah. Sesudah itu, dia meneruskan, "Kalau Dash buat masalah, Om bisa memberitahuku. Jangan menyulitkannya.""Ya, benar!" Begitu mendengar Christian membelanya, Dash segera memeluk kakinya dengan makin erat.Zayden merasa sangat sedih saat melihat anak kecil yang begitu berwaspada padanya malah begitu mengandalkan C
Begitu mendengar Audrey membahas tentang dirinya, Dash seketika menggaruk kepalanya dengan canggung. Kemudian, dia menatap Christian dengan sorot mata memohon.Christian tidak berbicara karena tahu Dash memiliki posisi yang sangat penting di hati Audrey. Tingkah Dash yang kabur dari sekolah hari ini bukanlah masalah sepele. Jadi, dia tidak boleh menoleransinya.Melihat Christian tidak berniat untuk membantu, Dash hanya bisa menatap Audrey dan mengejapkan matanya dengan ekspresi lugu. Dia membalas, "Aku hanya nggak ingin dia menindas Mama."Audrey termangu mendengarnya. Dia tidak pernah membahas tentang Zayden, bagaimana Dash tahu tentang pria ini? Apa lagi yang diketahui oleh Dash?Audrey merasa sangat curiga. Dia bergegas membawa Dash pulang karena ingin menginterogasi anak ini. Sementara itu, Christian yang semula ingin ikut malah ditelepon oleh pihak rumah sakit karena ada pasien gawat darurat yang membutuhkan perawatannya.Meskipun Christian tidak mengatur pekerjaan apa pun pada ke
Audrey tidak merasakan ada keanehan di tempat parkir. Kini, yang ada di pikirannya hanya masalah Dash dengan Zayden. Dia tahu bahwa Dash adalah anak yang cerdas, bahkan IQ-nya jauh lebih tinggi dari anak seusianya. Terkadang, Audrey pun bukan lawannya.Setelah masuk ke mobil, Audrey menyuruh Dash duduk dengan patuh. Kemudian, dia mengemudikan mobilnya ke sebuah taman kosong.Audrey bertanya dengan tegas, "Dash, apa saja yang kamu ketahui tentang Zayden? Sebenarnya, apa yang terjadi hari ini?"Dash tahu bahwa dia tidak bisa mengelabui ibunya. Dia menghela napas, lalu menjawab, "Mama, aku mendengar kamu bertengkar dengan pria itu hari itu. Aku menyelidiki identitasnya dan tahu namanya Zayden. Seingatku, kamu sering mimpi buruk dulu. Kamu terus menyebut nama Zayden. Aku yakin dia pernah menindasmu, jadi aku harus membalas dendam."Audrey membelalakkan matanya. Dulu dia memang sering bermimpi buruk, tetapi tidak menyangka Dash yang masih begitu kecil akan mengingat semua itu. Bahkan, anak