Yasmin yang awalnya merasa sangat kesal menjadi lebih baik saat mendengar Audrey memohonnya dengan rendah hati. "Baiklah, buka panggilan video di ponselmu dan berlutut meminta maaf. Aku akan melepaskan ibumu."Mendengar perkataan itu, Audrey tidak ragu-ragu dan mengarahkan kamera ke dirinya, lalu berlutut. "Aku salah, aku mohon kamu berbelaskasihan. Jangan sakiti ibuku, semua ini salahku!"Saat Yasmin melihat Audrey yang biasanya selalu melawannya menjadi begitu menyedihkan, hatinya merasa sangat puas. Namun, Yasmin juga tidak ingin membuat Audrey terlalu menderita karena dia masih harus memanfaatkan Audrey untuk mencapai tujuannya. Dia memerintahkan orang untuk memasang kembali selang oksigen, lalu mengambil foto baru dan mengirimnya kepada Audrey.Audrey yang awalnya merasa gelisah menjadi lega seketika. Saat itu, terdengar Yasmin mengancamnya lagi, "Audrey, jangan pikir semua ini sudah berakhir. Dalam tiga hari, cari tahu jadwal Zayden belakangan ini untukku. Kalau nggak, kejadian t
"Ya. Aku sekarang ... sudah menyesal," kata Audrey dengan susah payah.Hanya saja, bahkan Audrey sendiri juga merasa sangat lucu saat mengucapkan kata-kata tersebut. Waktu itu, dia berusaha keras untuk melarikan diri, bahkan tidak ragu-ragu untuk mencari Timothy. Mereka bekerja sama dan menggunakan segala cara untuk mewujudkan perceraian ini. Tak disangka, Audrey harus begitu cepat mengabaikan martabatnya dan kembali mencari Zayden. Betapa memalukan!Zayden menyipitkan matanya dan berkata sambil tersenyum sinis, "Aku tak tahu kenapa kamu begitu percaya diri. Kamu kira aku ini orang yang bisa kamu atur sesukamu?"Zayden tidak tahu mengapa Audrey tiba-tiba meneleponnya seperti ini. Namun, dia sudah tidak bisa percaya dengan perkataan Audrey lagi. Sifat Zayden sangat angkuh, harga dirinya juga tidak akan membiarkan dirinya dikendalikan oleh seorang wanita.Audrey menggigit bibirnya. Dia juga sama sekali tidak terkejut dengan reaksi Zayden."Jadi, kamu juga nggak peduli kalau aku sembarang
Audrey tidak menyangka Zayden akan tiba-tiba meneleponnya kembali. Namun, tidak peduli bagaimanapun, dia harus memanfaatkan kesempatan ini. Dia segera memberi tahu alamatnya, lalu menunggu Zayden di lantai bawah. Beberapa saat kemudian, mobil Zayden berhenti di depannya dan menurunkan jendela mobilnya. Dia melihat Zayden memandangnya dengan tatapan dingin. Zayden biasanya memang tidak suka bercanda. Namun saat ini, Audrey bisa merasakan aura ancaman yang menyeruak dari tubuh pria itu dengan jelas. Audrey menelan ludahnya dengan gugup.Zayden malah tersenyum sinis. "Kamu tadi bisa mengucapkan kata-kata yang begitu memalukan, kenapa sekarang malah berpura-pura memasang tampang tak bersalah? Ingin membuatku bersimpati, ya?"Mendengar sindiran dari Zayden, Audrey menundukkan kepalanya. "Nggak.""Sebaiknya begitu. Naik ke mobil, jangan sia-siakan waktuku."Audrey langsung naik ke mobil dengan patuh, tetapi Zayden tidak segera mengemudikan mobilnya. Zayden hanya menaikkan jendela mobilnya, l
Namun, tatapan Zayden malah terlihat semakin dingin dan emosinya juga semakin memuncak. Dia tidak menyangka, wanita yang bersikeras melarangnya untuk menyentuhnya saat malam pertama, malah menjadi terpuruk seperti ini. Apa mungkin ... inilah Audrey yang sebenarnya dan dia sudah berhasil dikelabui penampilan Audrey yang pura-pura sempurna?Melihat Zayden yang tidak berniat menghentikannya, Audrey tanpa sadar menggigit bibirnya hingga berdarah. Namun, Audrey tetap tidak menghentikan gerakan tangannya. Dirinya sekarang sudah tidak berhak bernegosiasi dengan Zayden. Dia terpaksa melanjutkan untuk melepaskan pakaian dalamnya."Cukup!" kata Zayden dengan tegas.Zayden meraih jaket di samping Audrey dan melemparkannya hingga menutupi tubuh Audrey. "Aku benar-benar sudah meremehkanmu. Tak kusangka kamu begitu tidak tahu malu. Pakai kembali pakaianmu."Tali pakaian yang mengenai tubuh Audrey, meninggalkan sebuah garis merah di tubuhnya dan terasa sakit. Namun, dia seolah-olah tidak merasakan ap
Perhatian Emilia membuat hati Audrey tersentuh. "Nggak, wawancaraku lancar dan perusahaan ini kebetulan menyediakan asrama yang sangat dekat dengan perusahaan. Lokasinya praktis untuk ke mana saja. Aku sedang tinggal di asrama."Audrey terpaksa berbohong agar Emilia tidak khawatir dengan situasinya. Saat ini, situasinya sangat rumit dan dia juga tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya."Benarkah? Baguslah! Kerja yang baik ya di sana. Akhir pekan kita akan bertemu lagi dan kita pergi makan enak di luar."Emilia juga tidak berpikir terlalu banyak. Dia juga berbahagia saat mengetahui Audrey sudah mendapatkan pekerjaan yang memuaskan. Keduanya mengobrol sebentar lagi baru menutup teleponnya.Audrey meletakkan ponselnya dan senyuman di wajahnya kembali memudar. Meskipun sudah berhasil mendekati Zayden, Audrey masih harus mendapatkan informasi tentang jadwal Zayden. Jika tidak, dilihat dari sifatnya, Yasmin pasti tidak akan menyerah begitu saja. Namun, Audrey benar-benar tidak tahu harus b
Caleb benar-benar bingung. Hanya saja, asisten seperti dia tidak pantas untuk ikut campur masalah bosnya. Yang bisa dilakukannya hanya menuruti perintah.Caleb mengirimkan jadwal Zayden kepada Audrey. Kemudian, Audrey yang telah menerima pesannya mengucapkan terima kasih.Audrey melirik sekilas dan mendapati jadwal Zayden masih padat seperti biasa. Waktu istirahat tidak banyak, kebanyakan adalah waktu kerja.Namun, Audrey tidak berpikir terlalu banyak. Dia langsung meneruskan jadwal itu, lalu menghubungi Yasmin.Yasmin sedang melakukan perawatan kecantikan di rumah. Ketika melihat Audrey meneleponnya, dia segera menjawabnya, "Kenapa? Tugasmu sudah beres?"Nada bicara Yasmin masih angkuh seperti biasanya, seolah-olah Audrey adalah budaknya. Audrey pun malas memperhitungkan masalah ini sehingga langsung membalas, "Sudah kukirim. Semua tergantung padamu sekarang."Yasmin baru melirik isi pesan yang dikirimkan Audrey. Kemudian, dia berkata, "Itu artinya, ibumu masih bisa bertahan hidup unt
Audrey khawatir Yasmin akan marah karena perkataan ibunya barusan. Jadi, dia segera menelepon Yasmin dan berkata, "Ibuku hanya emosi sesaat barusan. Tolong jangan siksa dia, kesehatannya sudah sangat buruk."Yasmin mendengus dingin dan menyahut, "Aku tentu akan membiarkannya hidup selama kamu masih berguna. Sisanya tergantung padamu sekarang."Usai melontarkan itu, Yasmin langsung mengakhiri panggilan. Barusan, dia memang murka mendengar perkataan Lara. Namun, dia tahu bahwa Audrey tidak mungkin mengabaikan ibunya. Wanita ini justru akan menjadi makin penurut."Awasi wanita itu dengan baik. Kalau sampai terjadi hal-hal di luar dugaan, kalian semua akan terkena imbasnya," ancam Yasmin.....Sesudah menenangkan diri, Audrey mengirim video yang direkamnya barusan kepada hacker. Sesaat kemudian, hacker itu mengirim pesan kepadanya.[ Aku mendengar beberapa suara halus di video. Aku sudah meminta orang untuk menganalisisnya. Itu adalah bahasa daerah yang tidak populer, hanya Negara Alaramba
Tatapan Zayden tampak suram. Dia berucap dengan tidak acuh, "Nona, sepertinya aku tidak punya adik sepertimu. Jadi, tolong jangan tiba-tiba memanggilku kakak. Selain itu, kamu harus becermin dulu jika ingin mewakili orang lain meminta maaf."Selesai melontarkan hinaan itu, Zayden langsung berbalik dan meninggalkan pesta. Orang-orang tidak berani menghentikan Zayden, mereka hanya menatap Yasmin dengan sorot mata menghina."Wanita ini gila, ya? Tuan Zayden jarang menghadiri acara seperti ini. Kami belum sempat mengobrol, tapi dia sudah pergi karena wanita ini.""Hehe, namanya juga wanita murahan. Begitu datang, dia langsung menyapa dengan centil. Padahal, Tuan Zayden saja nggak mengenalnya. Benar-benar menjijikkan!""Tuan Zayden sangat ahli dalam menilai sesuatu. Dia pasti tahu niat jahat wanita ini, makanya nggak menjaga harga dirinya. Haha!"Orang-orang yang menghadiri pesta makan malam ini berasal dari kalangan atas. Mereka berasal dari keluarga terkemuka sehingga tidak takut menyingg