Beranda / Pernikahan / Digerebek Saat Lagi Mendesah / Hama Season 2. Kilas Masa Lalu. Bab 1

Share

Hama Season 2. Kilas Masa Lalu. Bab 1

Penulis: Naimatun Niqmah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 1

Kilas Masa Lalu

"Mas, kalau kamu mau menikah lagi, aku ikhlas. Aku cukup sadar diri, aku tak bisa memberikan kamu keturunan," ucap Tarfi'ah entah sudah berapa kalinya dia ngomong seperti itu. Cukup membuat Tamam engap mendengarnya. Karena dia tak suka, istrinya ngomong seperti itu.

Tamam menarik napasnya sejenak. Hatinya kesal dan sesak jika istrinya ngomong seperti itu. Tapi dia juga tak mau meninggikan nada suaranya. Karena itu pasti akan melukai perasaan perempuan yang lagi rapuh itu.

"Dek, please, jangan bahas itu terus. Mas capek dengarnya. Apa kamu nggak capek bahas itu terus? Lagian kan ada Nabilla. Dia kan anak kamu juga," balas Tamam. Tarfi'ah menelan ludahnya sejenak.

"Aku tahu, tapi aku merasa tidak sempurna menjadi perempuan," balas Tarfi'ah. Tamam mengusap wajahnya pelan. Semakin sesak jika dia mendengar itu.

"Nabilla itu dari kecil sudah kamu asuh. Aku yakin dia sangat sayang sama kamu, mungkin baginya kamu itu sudah bukan ibu sambungnya lagi, tapi sudah ibu ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wagirin
kadang saya kepikiran, apa kisah ini, kisah nyata si penulis ya...ato ada org yg mengisahkan kpd Penulis..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Siapa yang Nabilla Lihat? 2

    Bab 2Siapa Yang Nabilla lihat?"Kamu kenapa? Kok nampaknya gelisah gitu?" tanya Tamam kepada istrinya. Tarfi'ah. Ya, sedari tadi Tarfi'ah memang mondar mandir nggak jelas. Entah sudah berapa kali dia menghampiri pintu. Menunggu. "Emm, nunggu Nabilla. Kok tumben jam segini dia belum pulang, kalau waktunya pulang tapi dia belum sampai rumah, aku kepikiran, Mas," jawab Tarfi'ah. Tamam ikut memandang ke arah Tarfi'ah memandang. "Mungkin masih ada urusan. Anak kita itu sekarang udah dewasa. Bukan anak kecil lagi, jangan terlalu dikhawatirkan seperti itu!" balas Tamam. Tarfi'ah sedikit nyengir mendengarnya. "Justru dia sudah besar, Mas, makanya aku semakin khawatir. Dia itu perempuan, parasnya cantik, pernah tua mana yang tak cemas? Walau aku hanya ibu sambung, tapi tetap saja aku khawatir dengannya," ucap Tarfi'ah. Tamam menghela napas panjang. "Iya, Sayang, tapi jangan khawatir, dia sudah dewasa. Tadi pamit ke aku, katanya mau ke rumah sakit jiwa sama Farhan. Mungkin lama di sana,"

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Siapa Yang Menolong Nabilla? 3

    Bab 3Siapa yang menolong Nabilla?"Mas, aku telpon Nabilla, nggak aktif nomornya. Tumben," ucap Tarfi'ah memberitahu suaminya. Dia belum tenang, kalau anak tirinya itu belum sampai rumah. "Iyakah?" tanya balik Tamam. Lebih tepatnya untuk memastikan. Karena dia belum menelpon anak semata wayangnya itu. "Serius, Mas, coba deh telpon kalau nggak percaya, duh ... aku benar-benar khawatir ini," balas Tarfi'ah semakin khawatir. Tamam menarik napasnya kuat-kuat. Melihat istrinya cemas seperti itu, cukup membuatnya ikutan cemas dan khawatir. Tanpa mikir panjang lagi, Tamam segera meraih hapenya. Segera mencari nomor anaknya. Segera dia menghubungi nomor anak perempuannya itu. Berharap nomor anaknya itu aktif. "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi!" Seperti itu tanggapan operator. "Iya, ya?" ucap Tamam menarik telponnya dari telinganya. Ia buang napas secara kasar. Untuk sedikit melegakan hatinya. "Duh .... nggak punya nomor

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Saling Memulai. 4

    Bab 4Saling Memulai"Owh dia yang namanya Nathan. Ganteng juga!" ucap Farhan dalam hati. Mengawasi William dari ujung kaki sampai ujung kepala. Memeriksa lebih tepatnya. Karena selama ini, dia cukup penasaran dengan Nathan. Lelaki yang sering Nabilla ceritakan.William yang mengaku sebagai Nathan, membuang tangan Zahira kasar. Menatap Zahira dengan tajam. Menunjukan ekspresi tak suka dengan perbuatan Zahira itu. Cukup membuat Zahira nyengir sejenak."Jangan kasar!" ucap William tanpa menyebutkan nama. Karena dia tak tahu, siapa Zahira. Tak nama perempuan yang ia pegang tangannya itu."Kamu masih ingat aku?" tanya Zahira. William tetap memberikan ekspresi santai. Agar tak ada yang curiga kalau dirinya bukan Nathan. Apalagi sampai Nabilla yang curiga."Aku Zahira. Kamu masih ingat aku, kan?" ucap Zahira lagi. William mengulas senyum tipis. Seolah mendapatkan jawaban atas keingintahuan dia siapa nama perempuan yang ada di hadapannya ini. Tapi, dia tetap terlihat santai."Owh dia namanya

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Berlanjut. 5

    Bab 5Berlanjut"Alhamdulillah, akhirnya kamu sampai rumah juga," ucap Tarfi'ah, saat melihat anak tirinya itu sudah sampai rumah. Nabilla mengulas senyum manja ke arah bundanya itu. Memainkan bibir manjanya sejenak. Tarfi'ah menyambutnya dengan penuh cinta. Seolah anak kandungnya sendiri. "Kenapa, Bunda? Kangen, ya?" ledek Nabilla kemudian melepas jaketnya."Kayak nggak tahu bundamu saja. Dia itu kalau jam pulang kamu nggak sampai-sampai rumah, mondar-mandir ngelihatin pintu. Sambil ngedumeeell terus," balas Tamam. Nabilla semakin melebarkan bibirnya. Perasaan sayang dan tulus dari bundanya itu memang sangat ia rasakan. Cukup membuatnya sangat amat bersyukur memiliki ibu sambung sebaik Tarfi'ah. "Lah ... namanya juga punya anak gadis. Cantik lagi, siapa yang tak khawatir? Kalau sampai rumah tepat waktu kan, nggak bikin bunda senam jantung," sahut Tarfi'ah. Nabilla kemudian memeluk manja ke bundanya itu."Masya Allah ... bunda memang the best pokoknya. Tapi tenang saja, Nabilla ini

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Tak Satu Frekuensi. 6

    Bab 6Tak Satu Frekuensi"Kamu kenapa, Mas?" tanya Nathan kepada kakaknya. William. Yang ditanya hanya nyengir sejenak. Menoleh ke arah adiknya. Dengan tatapan mata memerah, karena kebanyakan menatap layar pipihnya. "Lihat Youtube," jawab William asal. Nathan mencebikan mulutnya sejenak. Kemudian memilih duduk tak jauh dari kakaknya itu. "Aku perhatikan dari tadi main hape mulu. Nggak kayak biasanya, tumben," ucap Nathan. William mengulas senyum sejenak. "Tadi habis telponan sama pacar, habis itu nonton YouTube," balas William. "Gimana kabar Mbak Siska?" tanya balik Nathan. Siska adalah pacar William. Sudah lumayan lama William dan Siska berpacaran. Nathan tahu itu. Karana William memang selalu mengenalkan perempuan siapa saja yang lagi dekat dengannya. "Kabar dia baik. Dia agak ngambek karena aku nginap di kota," jawab William. Nathan mencebikan mulutnya. "Ribet ya punya pacar," ucap Nathan. William mengulas senyum santai. "Ya, resiko punya pacar, ada enaknya, ada nggaknya," b

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Nathan dan Nabilla. 7

    Bab 7Nathan dan Nabilla"Kenapa dia ngomong sudah pernah ketemu sama aku? Kayaknya ada yang nggak beres ini! Aku ikuti saja dulu gimana maunya, biar paham!" ucap Nathan dalam hati. Dia akhirnya berusaha untuk santai. Berusaha memainkan ekspresi."Tadikan kita ketemu di rumah makan. Kamu ini gimana sih?" ucap Nabilla. Nathan terus berusaha memainkan ekspresinya. Agar tak terlihat bingung di depan Nabilla. "Owh ... astaga ... maaf ... aku akhir-akhir ini pelupa parah," balas Nathan seraya menepuk pelan jidatnya, pertanda dia pelupa. Nabilla mengerutkan keningnya. Mencerna mengawasi wajah Nathan dengan cermat. Cukup membuat Nathan menjadi tak nyaman."Kenapa? Wajahku ada yang aneh, ya? Atau ada sesuatu yang menempel?" tanya Nathan balik. Nabilla menelan ludahnya sejenak. "Tadi siang perasaan di jidatmu ada jerawat. Kok sekarang mulus aja? Cepat amat itu jerawat kempesnya?" tanya Nabilla. Nathan melipat keningnya sejenak. Kemudian tangan kanannya memegang jidatnya. Mencerna lebih."Yan

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Semakin Curiga. 8

    Bab 8Semakin Curiga"Kenapa Nabilla tak membalas chat aku, ya? Sok banget dia?" ucap William ngomong sendiri. Melihat pesan singkatnya sudah dibaca, tapi tak ada tanggapan cukup membuatnya kesal sekali. Ya, Nabilla memang tak membalas chat dari William. Karena dia pikir, Nathan lagi ada di depannya saat ini. Jadi dia hanya menyimpan saja. Tidak membalas. Dia asyik melanjutkan untuk ngobrol santai saja. Nathan pun sebenarnya deg-degan jika Nabilla membalas pesan dari kakaknya. Tapi dia terus menerus mengajaknya bicara, sehingga Nabilla memasukan gawainya di dalam dompet hapenya. Hingga Nabilla merasa nyaman seolah tak ada dendam lagi. Itu yang Nabilla rasakan sekarang. Karena tak dapat balasan dari Nabilla, akhirnya William tak chat lagi. Karena dia juga harus menjaga gengsinya. Dia tak mau terlihat ingin mendekati Nabilla. Takut Nabilla curiga dengan apa yang akan dia rencanakan. Seperti itulah pemikiran William. "Sok kecantikan banget ini anak! Dasar! Peraih banget sama mamanya!

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Sedikit Terbongkar. 9

    Bab 9Sedikit terbongkar"Nathan ke mana?" tanya Dani, teman William."Tadi pamitnya beli pulsa. Sekalian aku titipi rokok, eh, sampai sekarang belum pulang, entah ke mana dia," jawab William dengan ekspresi yang sudah tak enak. Kesal nunggu Nathan tak ada kabar. Dani mencebikan mulutnya. Kemudian hanya geleng-geleng kepala saja. Melihat ekspresi temannya itu, Dani cukup santai. Karena dia tahu betul bagaimana temannya itu. "Mungkin dapat kenalan cewek," balas Dani dengan anda sedikit meledek. Sengaja. William nyengir sejenak."Nathan mana mau kenalan sama cewek. Entah cewek yang kayak gimana yang sedang dia cari!" balas William. Masih dengan nada sengit nggak jelas. Dani semakin nyengir saja melihatnya. "Telpon aja!" pinta Dani. William menggelengkan kepalanya."Malas, nanti juga pulang sendiri!" balas William. "Yaudah kalau malas, kalau gitu ya nggak usah di tungguin. Tinggal tidur saja!" balas Dani. William menghela napas sejenak. Semakin nggak enak hati saja. Itu yang dirasaka

Bab terbaru

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Extra Part Ending. 40

    Bab 40Ektra Part 2Lamaran berjalan dengan lancar. Selain lamaran, pembahasan pernikahan sekalian sudah di rundingkan. Semuanya setuju, semuanya merestui. Karena mereka sama-sama tahu betul bagaimana perjuangan cinta anak mereka. Dua keluarga sepakat, acara pernikahan akan digelar semeriah mungkin. Kalau Nabilla sendiri, dia menginginkan pernikahan yang sederhana saja. Begitu juga dengan Nando. Tapi, mereka juga tak bisa menolak keinginan keluarga besar. Nabilla anak pertama dan tunggal. Jadi Nathan menginginkan yang terbaik tentunya. Begitu juga dengan Marlina dan Farhan, Nando juga anak tunggal mereka. Tentu saja tak lega, jika pernikahan anak mereka digelar sederhana. Nabilla dan Nando akhirnya nurut saja. Bagi mereka yang penting semuanya merestui. Itu udah lebih dari cukup.*************************"Kamu deg-degan nggak?" tanya Nando lewat sambungan telpon. Mereka sudah tak diijinkan untuk bertemu. Istilah ngomongnya mereka sedang dipingit."Iya. Kamu sendiri gimana? Deg-deg

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Extra Part. 39

    Bab 39Ekstra Part 1"Kalian masih muda. Yakin mau menikah muda?" tanya Nathan kepada anaknya. Cukup terkejut mendengar pengakuan Nabilla. Ya, Nabilla sudah menceritakan semuanya kepada ayahnya. Nathan tentu saja tercengang mendengar itu. Karena dia pikir, masih banyak yang harus Nabilla kejar. Apalagi, Nabilla termasuk siswa berprestasi. Tapi cinta dia kepada satu laki-laki memang tidak main-main. Itu yang Nathan lihat. "Nabilla yakin ayah, tapi ... kalau Ayah tak mengijinkan, maka Nabilla juga nggak akan mungkin melawan Ayah. Karena bagi Nabilla, ayah segalanya! Tak akan mungkin Nabilla temukan, cinta tulus dari laki-laki selain ayah!" jawab Nabilla. Cukup menyentuh hati yang mendengarnya. Nathan menarik napasnya sejenak. Dia tak menyangka kalau anaknya akan berkata seperti itu. Hatinya terenyuh, saat anaknya bicara seperti itu. Meyakinkan kalau anaknya sangat mencintainya, sangat menghormati dan menghargai keputusannya. Walau keputusannya nanti, mungkin bisa dibilang tak sejala

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Ending. 38

    Bab 38Ending"Seperti itulah ceritanya, kenapa mamamu Amelia sampai sekarang, masih di penjara sampai detik ini! Dia merasa bersalah dan dia menyerahkan diri!" ucap Marlina. Dia menjelaskan semuanya. Di situ juga ada Nathan dan William. Tapi tidak ada Nabilla. Ya, kejadian kecelakaan yang dibuat Amelia di masa lalu, membuat ingatan Nando hilang. Vonis dokter mengatakan memori ingatan Nando hilang. Penyembuhan otak tidak mudah, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih. Walau tidak pulih seutuhnya, seperti sedia kala. Amelia menyerahkan diri, karena terus menerus dihantui rasa bersalah. Apalagi, kalau melihat Nando kesakitan, jika dia ingin mengingat sesuatu. Bukan hanya Amelia yang masuk penjara, tapi Jambrong juga. Polisi berhasil menangkapnya. Amelia sendiri yang melaporkannya. "Jadi Mama kandungku, Mama Marlina?" tanya balik Nando. Marlina menganggukkan kepalanya. Kemudian refleks Nando memeluk perempuan yang telah melahirkannya. "Maafkan aku, jika selama ini aku tak meng

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Akhirnya. 37

    Bab 37Akhirnya."Marlina!" sapa Amelia setelah dia tiba di ruang Nabilla. Tentu saja semua yang ada di ruangan itu menoleh ke arah suara. "Amelia?" balas Marlina. Terkejut dan tak percaya, jika Amelia datang menemuinya.Amelia terkejut melihat Nabilla yang sama dengan Nando. Lemah tak berdaya di pembaringan. "Astaga ... apa yang aku lakukan? Mungkin Nathan perasaannya juga sama yang aku rasakan saat ini. Khawatir dengan keadaan putrinya! Kenapa aku jahat sekali!?" Maki Amelia dalam hati. Ya, dia memaki dirinya sendiri. Dengan langkah pelan dan badan gemetar, Amelia masuk ke ruangan Nabilla. Matanya tak lepas memandang ke arah gadis itu. Gadis yang selama ini dia benci. Gadis yang selama ini, ia inginkan celaka. Nathan dan Marlina bingung melihat tingkah Amelia. Ada rasa was-was juga. Was-was jika Amelia menyerang Nabilla. Ya, pikirkan mereka masih negatif thinking dengannya. "Ada apa, Amelia?" tanya Marlina. Ditanya seperti itu, Amelia terkejut. Dia baru sadar kalau dia datang k

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Detik-detik Akhir. 36

    Bab 36Detik-detik Akhir"Sejak kapan kamu di sini?" tanya Amelia kepada Marlina. Yang ditanya masih terus mengontrol emosinya."Tak penting kamu tahu sejak kapan aku di sini. Kenapa kamu menghilang?" jawab dan tanya balik Marlina. Amelia membuang muka begitu saja. Tak langsung menjawabnya."Bukan urusanmu!" balas Amelia ketus. Cukup membuat Marlina terkejut tentunya."Bukan urusanku kamu bilang? Kamu pergi membawa anakku! Dan kamu bilang itu bukan urusanku? Ternyata kamu tega sekali. Bukan hanya tega tapi juga kejam!" sungut Marlina. Amelia masih membuang muka. Dia tak berani menatap wajah Marlina. "Dia sekarang anakku! Bahkan secara negara dia sudah sah menjadi anakku! Kamu tak ada hak atas dia!" balas Amelia. Mendengar itu tentu saja membuat Marlina sakit hati. "Dia tetap batal jika menyentuhmu Amelia! Karena secara agama dia putraku! Kamu sangat jahat!" Marlina mengingatkan akan takdir yang sesungguhnya. "Persetan! Nando anakku, sampai kapan pun dia anakku! Jangan harap kamu bi

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Keadaan. 35

    Bab 35Keadaan"Nak, bangun! Nabilla bangun! Ayah mohon!" ucap Nathan. Dia sudah sampai di rumah sakit. Nabilla tak sadarkan diri. Air mata terus berjatuhan. Dadanya sangat sesak. Napasnya seolah tersumbat. Yang ia pikirkan hanyalah keselamatan Nabilla. Hanya itu. Tak ada yang lain lagi.Panggilan telpon dari segala penjuru tak ia respon. Sekarang fokusnya hanya ke Nabilla. Nabilla segalanya baginya. Marlina sudah sampai di rumah sakit. Dia saat ini ada di ruangan Nabilla. Dia baru saja dari ruangan Nando. Nando masih sama keadaannya. Belum sadarkan diri juga. Amelia belum sampai di rumah sakit. Dia masih syok di rumahnya. Syok mendengar Nando kecelakaan. Padahal dia berharap, kabar seperti ini, tidak untuknya. Tapi untuk Nathan dan William. "Nak, bangun!" ucap Marlina lirih di dekat telinga Nabilla. Nathan menoleh ke arah Marlina. Melihat Nabilla melakukan itu, hatinya terasa terenyuh. "Bagaimana keadaan Nando?" tanya Nathan. Yang ditanya menoleh ke arah Nathan. Dia menarik napa

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Hanya Rencana. 34

    Bab 34Hanya Rencana?"Astagfirullah ...." ucap Nathan saat dia kepleset. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba Nathan terpleset. Cukup membuat rasa nyeri di kaki ia rasakan. Dengan perlahan Nathan bangkit. Seketika degub jantungnya berdegub kencang sekali. "Kok, perasaan aku jadi nggak enak gini, ya?" tanya Nathan pada diri sendiri. Ya, dia merasa hatinya sedang tidak baik-baik saja. "Nabilla dan Nando sudah sampai rumah Bu Marlina belum, ya?" tanya Nathan, dia jadi kepikiran dengan mereka. Nathan segera melangkah menuju ke ruang TV dengan sangat pelan-pelan, karena kakinya masih nyeri, belum nyaman. Dia duduk di sana terlebih dahulu. Menenangkan hatinya sejenak, sambil sedikit menekan-nekan kaki yang terasa nyeri itu. "Aku telpon Bu Marlina saja. Tanya mereka sudah sampai apa belum. Kalau aku telpon Nabilla itu terlalu berbahaya. Dia sedang di jalan," gumam Nathan ngomong sendiri. Setelah hatinya sedikit bisa dia kendalikan, Nathan meraih gawainya. Dia segera mencari nomor Bu Marlina.

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Lanjutan Rencana. 33

    Bab 33Lanjutan Rencana"Ayah, hari ini Nabilla mau ke rumah Bu Marlina. Ibu yang menolong Nabilla itu. Boleh?" tanya Nabilla kepada ayahnya. Nathan sendiri baru saja selesai bertemu dengan Marlina. Kisah hidupnya cukup membuatnya sesak saat mendengarnya. Ya, Marlina sudah menceritakan semuanya kepada Nathan, masalah Nando hingga jatuh ke tangan Amelia. Cukup menyakitkan dan tentunya cukup bodoh. Itulah yang Nathan pikir, karena dia tak habis pikir, dengan jalan pikir Marlina kala itu. "Mau ayah antar?" tanya Nathan. Nabilla mengulas senyum tipis. Kemudian dia menggelengkan kepalanya. Nathan melipat keningnya sejenak."Nggak usah, Ayah! Nabilla nanti dijemput Nando. Boleh, kan?" jawab dan tanya lagi Nabilla. Nada tanya yang ia katakan, cukup membuat Nathan tak kuasa untuk menolaknya. Tak tega lebih tepatnya. Nada suara Nabilla terdengar sangat berharap. Berharap untuk diijinkan. Nathan menarik napasnya sejenak. Sebenarnya dia sangat berat untuk melepas Nabilla pergi tanpa dirinya.

  • Digerebek Saat Lagi Mendesah   Menjalankan Rencana. 32

    Bab 32Menjalankan Rencana"Kamu bodoh sekali Jambrong! Bisa-bisanya kamu gagal culik anak kecil!" Maki Amelia. Sorot mata menyalang, ia lemparkan ke arah lelaki berbadan kekar itu. Dia sudah bersama Jambrong hari ini. Sengaja dia meminta Jambrong untuk datang menemuinya. Semalaman dia tak bisa tidur, gara-gara ucapan Nando, yang telah mengetahui nama Nando Perkasa. Cukup menyita perhatiannya. "Anak itu tak selugu yang kita lihat. Dia itu licik!" balas Jambrong. Amelia nyengir begitu saja. "Halah ... alasan!" sungut Amelia, dengan mata menyalang murka dan memerah. Jambrong menundukan kepalanya. Dia menyadari kalau dia salah. Wajar jika Amelia marah, dia sudah memberikan uang banyak kepada lelaki berbadan kekar itu. Tapi hasilnya tak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Cukup membuat rasa kecewa dan sesak menjadi satu."Selicik-liciknya dia, dia itu anak kecil ... harusnya malu bisa kalah sama anak kecil? Percuma badan gede, tapi kalah sama anak kecil!" Maki Amelia lagi. Rasanya me

DMCA.com Protection Status