Darren memikirkan saran Nick sambil mengemudikan mobil Nick ke kampus dengan penyamarannya yang biasa, tadi dia memerlukan waktu lebih lama untuk berdandan karena harus menutupi wajahnya yang memar dengan concealer. Dia sudah tidak bisa meminta tolong pada Nick untuk menunggui Bu Eloisa lagi di kampus, jadi hanya dialah yang bisa melakukan hal itu. Dia sekarang berpikir untuk menyamar sebagai apa lagi agar bisa leluasa keluar masuk kampus. Apa sebagai office boy saja ya? Tapi bagaimana jika nanti dia ketahuan? Apa dia menyamar sebagai mahasiswa lagi saja ya? Mungkin dia bergaya mahasiswa kuper?Darren tersenyum saat merasa idenya cukup baik. Dia akan menjadi mahasiswa kuper dengan kacamata tebal, wajah culun dan penampilan membosankan. Setelah sampai di kampus, dia akan minta Nick membelikan keperluannya yang baru.Disaat Darren sedang memikirkan penyamaran terbarunya, Orlando sedang ngumpul dengan teman-temannya yang sama brengseknya dengannya. Dia memiliki perkumpulan berisi anak-
Waspada!Satu kalimat yang langsung muncul di kepala Darren saat mendengar perkataan si tukang parkir. Dia langsung menoleh ke sekeliling dan tidak menemukan mobil selain milik Bu El di bagian tempat parkir ini.Dia melihat pada si tukang parkir yang sekarang sedang bersiul sambil kembali ke pos jaganya setelah memasang traffic cone itu. Dia berjalan ke arah lain agar si tukang parkir tetap tidak menyadari keberadaannya, namun dia memperhatikan area itu, mencari tempat untuk bersembunyi agar bisa memantau mobil Bu El tanpa diketahui.Anggap saja dia parnoan, belum tentu yang dimaksud si tukang parkir adalah pria itu dibayar untuk mencelakakan Bu El, tapi lebih baik mencegah daripada terlambat!Dia mengirim pesan pada Nick agar datang ke tempat kampus jika urusan sahabatnya itu sudah selesai. Tahu saja ada pembunuh bayaran baru dan dia membutuhkan bantuan Nick untuk meringkus pembunuh bayaran itu.Jika dia berhasil menangkap pembunuh bayaran itu dan kemudian bisa memberitahu orang yang
“Eloisa!” teriak Darren panik yang langsung melompat dari tangga itu.“Darren!” teriak Nick panik, secara tinggi tempat mereka berada sekarang itu, hampir tiga meter dari permukaan tanah dan Darren melompat begitu saja. Dia melongok ke bawah dan terlihat Darren sudah mendarat sempurna dan sedang berteriak sambil mengejar mobil itu.Nick berlari turun dari tangga, dia lalu melihat kunci mobil Eloisa yang terjatuh di tanah. Dia langsung mengambil kunci mobil itu dan masuk ke dalam mobil Eloisa, lalu menyalakan mesin mobil itu. Dia mengejar Darren yang berlari mengejar mobil yang tidak mungkin bisa dikejar oleh kaki itu.“Masuk, Darren!” perintah Nick setelah dia mengejar Darren. Dengan cepat Darren langsung masuk ke mobil yang dikendarai Nick dan mobil langsung melaju dengan cepat untuk mengejar mobil di depan mereka.Di sedan hitam mewah yang sedang dikejar oleh Nick dan Darren, Eloisa sedang ketakutan setengah mati. Dia mendengar bagaimana pria-pria yang menculiknya ini akan memperkos
Eloisa sedang berada di mimpi terburuknya. Dia ditarik keluar dari mobil dan dilempar ke lantai begitu saja. Dia berusaha bangun tapi tidak bisa, hanya bisa terduduk di lantai sambil kedua kakinya mendorong bokongnya agar mundur, tangannya masih terikat, sehingga membuatnya sulit untuk berdiri, bibirnya juga masih di lakban.Di depannya keempat pria sedang menertawakan dirinya yang ketakutan dan mencoba menjauh dari mereka. Keempat pria itu yakin kalau para tukang pukul bayaran mereka di depan pasti bisa membereskan mobil yang hanya berisi dua orang pria, yang mengejar mereka, jadi sekarang waktunya mereka bermain-main dengan mangsa mereka.“Lihat, tikus kita sekarang ketakutan,” ejek Leo yang sejak tadi sudah sangat ingin memperkosa Eloisa, apalagi tadi wanita itu memukulkan kepalanya ke wajahnya hingga hidungnya berdarah. Dia semakin ingin menyiksa wanita itu.“Sepertinya kau sudah tidak tahan, kau duluan saja,” kata Rinaldi.“Kalian yakin? Kalian tahu, kan, kalau aku akan lama.” ta
Mereka kembali merangsek maju dan Nick membawa Eloisa mundur hingga akhirnya mereka mentok dengan dinding yang berada di belakang mereka.Sedangkan Darren, dia sedang memikirkan cara untuk lepas dari kepungan ini. Dia tidak mungkin menembaki mereka semua, pelurunya tidak cukup. Hanya ada tujuh belas peluru di dalam pistol yang dia pegang dan sudah dia lepas tiga dan Nick melepas satu, jadi tinggal tiga belas, sedangkan disini ada lebih dari dua puluh orang. Apa sisanya dia hajar saja, ya? Sepuluh orang sepertinya tidak sulit juga. Yang penting ada Nick yang bisa menjaga Bu Eloisa. Sahabatnya itu juga memiliki kemampuan beladiri koq.Baiklah seperti itu saja!Darren dengan cepat melemparkan tembakan ke kaki para tukang pukul itu sebanyak peluru yang masih tersisa.Setelahnya dengan cepat dia berlari dan menghajar para tukang pukul itu. Kemampuan para tukang pukul itu tidak bisa dibandingkan dengan kemampuan beladiri yang telah dipelajari Darren sejak kecil. Dengan mudah dia bisa menghi
Kembali ke tiga puluh menit yang lalu..Di kediaman Hartadi, Rosaline langsung berlari keluar dari rumahnya saat mendengar informasi dari Darren, dan berteriak memanggil seseorang.“Lucas!” Tidak sampai satu menit, seorang pria paruh baya berdarah campuran Jawa-Belanda muncul di depan Rosaline.“Aku sudah mengirimkan titik lokasi Darren padamu. Kau bawa tim terbaikmu dan pastikan putra dan calon menantuku aman. Aku tidak terima kegagalan, mengerti?” perintah Rosaline penuh penekanan. Pria itu mengangguk dan langsung pergi sambil menghubungi timnya.Rosaline lalu masuk ke dalam rumah lagi sambil menghubungi sepupunya, Aksa.“Aku sudah mengirimkan foto sebuah mobil padamu, cek siapa pemilik mobil itu dan aku ingin laporan segera!” perintah Rosaline dan dia lalu berjalan turun ke ruang latihan yang dibangun di bawah tanah kediaman rumahnya itu, dimana Darius yang sedang berlatih disana.“Mama mau apa?” tanya Darius waspada saat melihat Ibunya melewatinya, lalu masuk ke sebuah ruangan de
“Sebenarnya, Nick menyukai Bu Eloisa,” kata Darren memulai kebohongannya. Nick meringis saat Adianto dan Rosaline menatap ke arahnya. Sedangkan Darren, sekarang dia bisa berekspresi datar seperti Darius semenjak dia memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah, dan hal itu membuat keluarganya tidak bisa mendeteksi kebohongannya.“Apa itu benar?” tanya Rosaline.“Betul, Tante,” jawab Nick sambil menunduk. Dia takut kebohongannya akan ketahuan jika matanya beradu dengan tatapan tajam Tante Rosaline.“Apakah Eloisa juga memiliki perasaan yang sama denganmu?” tanya Rosaline. Bukan tanpa alasan dia bertanya begitu, saat dia datang tadi, Eloisa sedang berada di pelukan Nick.“Tidak, Tante. Bu Eloisa hanya menganggap saya sebagai mahasiswanya saja,” jawab Nick.“Darren sudah memberitahu Nick kalau Bu Eloisa sudah dijodohkan dengan Kak Darius. Jadi Nick berniat tetap menyimpan perasaannya sendiri, tapi sesekali dia memang ke kampus untuk melihat Bu Eloisa,” kata Darren bercerita. “Lalu, kenapa
“Saya mengerti, Bu Eloisa. Kalaupun mereka sudah kelewat batas, saya tetap akan menikahi Ibu,” jawab Darius yang membuat Eloisa langsung menatap ke arah Darius. “Ibu adalah korban. Jadi saya tidak akan mempermasalahkan jika memang sudah kejadian. Tapi syukurlah Darren dan Nick tidak terlambat,” kata Darius sambil tersenyum menenangkan. Mengingat mantan tunangannya yang selingkuh sampai hamil, informasi yang diberikan Eloisa cukup menyenangkan hatinya. Bu Eloisa bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik.“Saya akan menjemput orang tua Ibu sekarang. Ibu hubungi mereka dulu saja. Ibu tidak perlu takut ataupun khawatir, di depan pintu ini ada dua pengawal yang akan menjaga Ibu. Saya jalan dulu,” kata Darius pamit.“Pengawal?” tanya Eloisa.“Iya. Ibu saya meminta bantuan pada Om saya untuk memberikan pengawalan untuk Anda untuk sementara waktu. Mahasiswa-mahasiswa yang menyerang Anda bukanlah orang biasa, keluarga mereka memiliki kekuasaan disini.” kata Darius yang membuat Eloisa pucat.“I
“Darren menculik Eloisa!” pekik Rosaline histeris. Putranya yang telah dia besarkan dengan keras dan penuh tanggung jawab, sekarang melakukan kejahatan dengan menculik seorang wanita!Padahal Darren hanya perlu memberitahu mereka dan mereka pasti akan mencari jalan keluar, kenapa juga Darren memilih melakukan tindakan kriminal seperti ini? Jelas Darren mengatakan kalau dia ingin menyakinkan Eloisa dan itu artinya Eloisa tidak ikut dengannya dengan sukarela.“Padahal kemarin aku sudah mengatakan padanya untuk membawa wanita itu setelah pernikahan Darius!” marah Rosaline.“Ma, wanita itu adalah Eloisa. Bagaimana dia bisa membawanya setelah pernikahan Darius dan Eloisa?” kata Darius menjelaskan dan Rosaline menoleh pada Darius dengan tercengang, seakan baru menyadari kalau wanita yang dimaksud Darren adalah calon istri Darius.“Tenangkan dirimu dulu,” kata Adianto sambil meremas lembut tangan istrinya untuk menenangkan emosi istrinya yang sudah meledak.“Anak itu!” geram Rosaline. Berbul
Hari ini Darius mengajar hanya sampai jam tiga sore. Dia merapikan berkas di mejanya dan bersiap untuk pulang. Sebelum meninggalkan ruangannya, dia menatap pada meja kerjanya dan menghela nafas berat. Saat hari senin dia masuk kerja nanti, statusnya sudah berubah menjadi seorang suami.Walau dia berusaha mengabaikan perasaan tidak nyamannya selama ini dan menganggap kalau apa yang diinginkan Ibunya adalah sesuatu yang benar untuknya, sebenarnya dia lebih suka kesendiriannya. Tidak ada yang salah dengan Eloisa, tapi dia hanya tidak ingin bersama wanita manapun sekarang.Saat bersama Fiona dulu, dia sudah mengenal Fiona bertahun-tahun dan mereka sering melakukan beberapa hal bersama, Fiona juga tahu cara menjaga batasannya, yang membuatnya cukup nyaman bersama Fiona, karenanya, dia tidak keberatan menikah dengan Fiona. Tapi Eloisa Renata? Wanita itu bahkan seperti ada dan tiada, wanita itu tidak pernah menunjukkan keberadaannya jika tidak diminta.Bukannya dia ingin dicari atau menyukai
“Ma,” panggil Darren saat mereka sedang berjalan menuju parkiran.“Ya,” jawab Rosaline.“Apa yang akan Mama lakukan padaku jika aku membuat kesalahan fatal?” tanya Darren.“Kesalahan fatal seperti apa?” tanya Rosaline curiga. Dia langsung teringat cerita Darius malam dua hari yang lalu.“Menculik orang, mungkin,” kata Darren acuh sambil mengendikkan sebelah bahunya.“Mama akan menghajarmu sampai setengah mati dulu, sebelum menyerahkanmu pada polisi. Jadi buang pikiran tidak benar itu dari kepalamu.” kata Rosaline mendelik galak.“Kan, cuma misal,” kata Darren cengengesan walau dalam hati jantungnya jumpalitan. Mama tidak kenal ampun dan akan tega menghajar putra tampannya ini. Setengah mati yang dimaksud Ibunya pasti beneran setengah mati!“Jangan membuat keributan yang tidak perlu. Bawa wanita itu ke rumah setelah pernikahan Darius,” kata Rosaline.“Wanita itu?” Darren mengerutkan alis.“Wanita yang kau cintai itu. Jika kalian memang saling mencintai, maka bawa dia bertemu dengan Pap
Untuk kesekian kalinya, Eloisa meninggalkan Darren di rooftop, namun kali ini reaksi Darren berbeda dengan sebelumnya. Dia tidak diam dan terpuruk, tapi dia teringat percakapannya dengan Nick sebelum dia melamar Eloisa minggu lalu.Eloisa jelas tadi mengatakan kalau dia tidak bisa membatalkan pernikahan ini karena akan mempermalukan kedua keluarga, bukan karena tidak menginginkannya.Sedangkan keluarganya? Apa yang mereka inginkan? Sepanjang yang dia tahu selama hidup dengan keluarganya yang hangat, bagi mereka, kebahagiaan anggota keluarga mereka adalah yang terpenting.Sudah pasti yang bahagia saat Eloisa menikah dengan Kak Darius adalah Mama, tapi apakah Mama akan bahagia jika tahu dia akan menderita jika Eloisa menikah dengan Kak Darius?Dia kembali teringat perkataan Nick dulu, saat sahabatnya itu mengingatkannya kalau keluarganya tidak akan bahagia jika tahu dia mencintai Eloisa. Dulu dia bisa mengalah saat merasa kalau Eloisa tidak mencintainya, dimana Eloisa juga tidak akan ba
Darius sedang duduk di sofa yang ada di ruang kerja Adianto, bersama dengan Rosaline. Darius sudah menceritakan apa yang dia lihat di perjalanan pulangnya tadi, begitu juga dengan hasil pengamatannya terhadap Darren beberapa bulan ini, dan sekarang dia meminta kedua orang tuanya untuk merestui pilihan Darren.Ketiga orang itu diam dengan pikiran masing-masing, hingga pada akhirnya suara Rosaline yang memecah keheningan itu.“Bisakah kita mengalah sekali ini lagi, selama wanita itu belum menikah?” tanya Rosaline penuh harap pada suaminya. Pada akhirnya, yang diinginkan oleh orang tua adalah kebahagiaan anak-anaknya.“Aku tidak bisa menjanjikan hal itu, tapi aku akan memberi mereka kesempatan. Suruh Darren membawa wanita itu dulu, setelahnya baru kita lihat apakah wanita itu layak atau tidak untuk diperjuangkan oleh Darren?” jawab Adianto dengan berat hati.Menurutnya, tidak sepantasnya seorang wanita dekat dengan pria lain saat masih memiliki pasangan, apalagi sudah sampai tahap akan m
Nardi mundur beberapa langkah karena pukulan yang tiba-tiba dilayangkan padanya.“Brengsek!” marah Nardi yang berniat membalas pukulan Nick.“Kurasa kau ingin menemani temanmu dirawat, aku dengan senang hati mewujudkannya,” ancam Nick. Daripada berniat membela kehormatan Eloisa, dia lebih berpikir untuk menyelamatkan pria di depannya ini dari amukan Darren, yang nantinya pasti membuat semua ini akan semakin runyam.Nardi langsung mundur beberapa langkah saat mendengar ancaman itu, foto wajah Viktor yang dikirim pegawainya langsung terbayang di kepalanya.“Kalian manusia barbar. Aku akan menuntutmu!” ancam Nardi.“Beginilah orang pengecut, hanya bisa mengancam,” ejek Nick. keluarganya adalah salah satu orang terkaya di kota ini, bisakah seorang pemilik restoran mengancamnya?Sedangkan Darren, tangannya sekarang masih digenggam erat oleh Eloisa yang khawatir kalau Darren akan memukuli Nardi.“Memang aku tadi mengatakan pada Viktor kalau aku hamil, biarkan dia mengatakan apapun yang dia
“Bu Eloisa, pegangi Darren!” kata Nick sambil berdiri dan Eloisa langsung memegang sebelah tangan Darren dengan kedua tangannya.“Kami juga akan menuntutmu karena restoranmu karena bekerja sama untuk menculik wanita,” Nick balas mengancam.“Silahkan saja. Kau tidak memiliki bukti,” kata Nardi meremehkan. Dia sudah melihat rekaman cctv di ruangan itu dan langsung menyuruh karyawannya menghapusnya, lalu merusak cctv di dalam ruangan itu. Jadi yang akan terlihat di rekaman cctv restorannya hanyalah Darren datang dan mengacau, memukul, lalu mengancam karyawannya untuk bisa masuk ke dalam ruangan VIP.Dia lalu menoleh pada Eloisa yang masih memegangi tangan Darren.“Jadi kau sekarang pacaran dengan brondong?” ejek Nardi. Eloisa meremas tangan Darren dengan keras, memperingatkan Darren agar tidak membuat ribut.“Karena kau sudah datang, kami pulang dulu,” kata Eloisa tidak membalas ejekan Nardi. Dia lalu menarik Darren untuk keluar dari ruangan itu, begitu juga Nick yang langsung mengikuti
Eloisa membersihkan luka di tangan Darren dari kotak P3k yang diberikan oleh pegawai disana, setelahnya, mereka semua pergi meninggalkan Darren dan Eloisa di ruangan itu berdua. Mereka juga tidak berani membersihkan bekas darah di lantai, takut pria tadi mati dan tempat ini akan diperiksa polisi dan mereka akan dituduh menghilangkan bukti.Darren memperhatikan seluruh tubuh Eloisa dan memastikan kalau wanita itu tidak terluka.Setelah lukanya selesai diobati, Darren menarik lembut tangan Eloisa dan mereka jalan bergandengan dan keluar dari restoran itu. Darren lalu memakaikan pelindung kepala dan jaket miliknya pada Eloisa.“Kita langsung menyusul ke rumah sakit saja,” pinta Eloisa.“Aku akan mengantarmu pulang dulu, lalu baru akan ke rumah sakit,” jawab Darren.“Aku ikut. Nanti aku yang akan bicara baik-baik dengan orang tua Viktor,” kata Eloisa. Melihat wajah Viktor yang babak belur, dia khawatir orang tua Viktor akan langsung lapor polisi.“Kau mengkhawatirkannya?” kata Darren memi
Eloisa menarik nafas panjang saat melihat Viktor kembali mendekat dengan sapu tangannya itu. Dia akan berusaha agar tidak bernafas sama sekali dan berpura-pura pingsan nanti. Dia baru akan meminta tolong saat Viktor membawanya keluar dari ruangan ini.KlekKlekKlek KlekTerdengar suara pintu dicoba untuk dibuka dari luar. Eloisa dan Viktor langsung menoleh ke arah pintu. Viktor mengerutkan alis karena heran. Dia sudah membayar restoran ini dan meminta karyawan disini tidak mengganggunya.Jantung Eloisa berdebar kencang dan merasa lega, dalam pikirannya, Darrenlah yang berada di luar itu, sedang berusaha menyelamatkannya.Namun setelahnya, tidak terdapat suara apapun lagi dan Viktor kembali menoleh padanya. Tidak terdengar apapun dari luar karena ruangan ini kedap suara, suara dari luar tidak bisa masuk dan suara di dalam tidak bisa keluar.“Mungkin ada yang salah ruangan,” katanya sambil kembali mendekat pada Eloisa yang langsung menggeleng ketakutan.“Viktor, jangan lakukan ini,” p