Share

Hurraim Maksa Sandrina

Author: NihayatuZain
last update Last Updated: 2024-12-30 21:46:16

Sandrina menolehkan wajahnya pada asal datangnya suara. Dia benar-benar terkejut saat tiba-tiba seorang lelaki bicara padanya. Melihat sosok lelaki itu, membuat Sandrina memutar bola matanya dan membuang napas kasar. Sandrina kembali heran karena lagi-lagi dia bertemu dengan Hurraim. Namun, yang paling membuatnya heran adalah saat mendengar ucapan Hurraim.

Sekarang, Sandrina menatap penuh selidik. "Sudah kamu duga? Apa maksudnya ini?" Ia bertanya dengan ekspresi kebingungan.

Hurraim bangun dari duduknya. Lalu dia berjalan ke arah Sandrina. Janda itu terlihat cantik di matanya.

"Hebat 'kan aku? Bisa menebak apa yang akan kamu lakukan malam ini," ucap Hurraim yang tetap bersikap cool.

Sandrina semakin tidak mengerti. Lelaki di hadapannya ini sudah seperti seorang pesulap saja. "Nggak usah macam-macam, deh! Atau jangan-jangan memang benar dugaanku. Kalau kamu ini seseorang yang sengaja mengikuti aku."

"Nggak juga. Aku cuma mengikuti ke mana arah langkah kakimu saat sedang berada di s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Terluka

    Sandrina melongo tak percaya saat melihat beberapa orang pria membawa barang berupa kompor, meja lipat, wajan, panci, piring, gelas, dan bahan-bahan lainnya untuk memasak. Dalam hitungan menit saja, para pria berwajah datar itu mampu menyiapkan semua itu di danau ini. Sandrina benar-benar seperti melihat kejadian di drama korea yang sering dia tonton. Saat menyadari semua itu, Sandrina mulai paham bahwa Hurraim bukan manusia biasa. Namun, bukan juga sebangsa superhero yang tangguh dan perkasa. "Oke. Semuanya sudah siap. Bagaimana, owners jutek? Apakah kamu sudah siap memasak untukku?" tanya Hurraim dengan santai tanpa memikirkan bagaimana perasaan Sandrina. Sandrina menelan salivanya kasar. Semua yang ada di hadapannya bukanlah sebuah hayalan atau halusinasi. "Wait, aku nggak bilang kalau bersedia memasak untukmu." Hurraim tersenyum simpul lalu melangkahkan kaki lebih dekat pada Sandrina. "Karena kamu diam, berarti kamu mengiyakan.""Rumus dari mana? Aku nggak mau!" tolak Sandrina.

    Last Updated : 2024-12-31
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Indah Sekali

    Hurraim menggapai dengan pelan dan hati-hati rambut palsu yang menempel di kepala Sandrina. Saat tengkuk putih Sandrina terlihat di depan matanya, sontak saja napas Hurraim tercekat di tenggorokan. Susah payah pria tampan itu menelan salivanya. Jantungnya berdetak kencang saat pemandangan indah itu terpampang nyata di hadapannya. "Indah sekali," gumam Hurraim dalam hati. Sandrina yang sedang diam menunggu Hurraim mengikat rambutnya, tiba-tiba merasa heran dan janggal. Tentu saja karena Hurraim hanya diam dan tidak melakukan apapun selain membiarkan rambut Sandrina terangkat. Hal itu membuat Sandrina menolehkan kepalanya dan menatap setengah tidak mengerti. "Ada apa, kenapa hanya diam?" tanya Sandrina, "Bisa atau tidak?" lanjutnya. "Ya. Tentu saja bisa," jawab Hurraim sedikit gugup. Dia pun kini mencoba kembali fokus dan melakukan tugasnya dengan benar. Sandrina mengangguk percaya. Sebenarnya Sandrina merasa canggung dan panik, dia takut Hurraim menyadari bahwa rambut panjang itu

    Last Updated : 2025-01-01
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Terkesan

    "Kamu egois, Michael! Aku juga berhak bahagia! Aku jadi istri kamu, bukan ingin seperti ini. Aku ingin bebas! Aku ingin menjadi diriku sendiri," ujar Clara yang tampak menaikan suaranya. "Kalau kamu ingin bebas, kenapa kamu harus menikah denganku? Aku seorang suami yang nggak mau istri aku banyak pergaulan. Lebih baik jadi istri rumahan daripada banyak bergaul di luar. Itu nggak ada manfaatnya!" tegas Michael semakin ngotot. Clara membuang napasnya kasar. Mendengar prinsip Michael dalam mengekang istri, membuat Clara sadar bahwa suaminya itu bukanlah type nya. Awalnya dia mengira jika hidupnya akan bahagia dan satu frekuensi dengan suaminya, tapi ternyata dia lebih sering berdebat dan berbeda pendapat. "Kamu benar-benar tidak tahu diri, Michael. Masih untung aku mau menikah dengan kamu. Kalau aku nggak mau, siapa yang mau menikahi lelaki mandul seperti kamu!?" umpat Clara dengan tatapan tajam dan nyalang. Sontak saja Michael terperanjat kaget mendengar ucapan Clara. Dadanya semaki

    Last Updated : 2025-01-02
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Datangi San Kitchen

    Tiga hari sudah Sandrina menutup rumah makannya. Setelah video klarifikasi itu muncul ke publik dan mulai fyp, akhirnya Sandrina pun berniat untuk membuka kembali rumah makannya itu. Tepat di hari ini, Sandrina kembali bekerja sama dengan team nya untuk mengembangkan rumah makannya itu. Dukungan dan doa dari orang tua, membuat Sandrina kembali semangat dan berharap kejadian buruk tidak akan terulang lagi. Perempuan berusia tiga puluh tahun itu berdiri di depan San Kitchen. Kedua mata berkeliling mengamati seluruh tempat itu. Setelah 1 jam buka, tidak ada satu pun orang yang datang ke sana. Hal itu membuat Sandrina merasa sedih dan berkecil hati. Ia semakin khawatir akan perkembangan San Kitchen. Siapa yang tidak takut usahanya bangkrut? Semua orang yang punya usaha, pasti sangat ketakutan akan hal itu. Begitu pun dengan Sandrina. Dia takut San Kitchen akan bangkrut dan dia tidak bisa lagi membuka lapangan kerja untuk para team nya. "Kenapa belum ada yang datang? Ya Allah, apakah ini

    Last Updated : 2025-01-03
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Danau Milik Hurraim

    Sandrina benar-benar duduk menemani Hurraim makan di San Kitchen. Lelaki tampan di hadapannya ini memesan berbagai menu kesukaannya. Sandrina cukup tertegun dan sedikit tidak menyangka bahwa Hurraim secinta itu pada masakan San Kitchen. Padahal, waktu itu Hurraim bersikap angkuh dan bersumpah tidak akan menginjakkan kaki di San Kitchen lagi. Kendati demikian, Sandrina tidak akan menghitamkan hal itu lagi. Toh, kedatangan Hurraim ke San Kitchen juga sebagai bentuk rezeki bagi Sandrina. "Kenapa kamu melamun seperti itu? Apa yang sedang kamu resahkan?" tanya Hurraim sembari menatap penasaran.Sandrina membuang napasnya berat. "Emh ... entah kenapa aku sangat takut.""Takut apa?" tanya Hurraim lagi. "Takut usahaku akan bangkrut. Kamu lihat 'kan, nggak banyak yang datang. Tuh, cuma ada lima orang. Biasanya sampai penuh," keluh Sandrina dengan ekspresi resahnya. Hurraim tersenyum singkat mendengar ucapan Sandrina. Keresahan yang Sandrina rasakan, adalah hal yang wajar bagi seorang pengus

    Last Updated : 2025-01-04
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Interview

    1 bulan kemudian...Sandrina termenung di meja kasir. Dari hari ke hari, omset penjualan San Kitchen semakin menurun. Hal ini membuat Sandrina merasa resah dan takut. Tentu saja dia takut San Kitchen akan bangkrut dan tidak bisa beroperasi lagi. Mengingat pelanggan yang kian mengurang, membuat Sandrina merasa sedih dan seperti akan kehilangan San Kitchen. Ini semua karena ulah Clara dan Lorenza. Mereka telah berhasil membuat Sandrina nyaris kehilangan harapan untuk mengembangkan San Kitchen. Meskipun klarifikasi tentang fitnah itu sudah beredar, tapi tetap saja tidak membuat para pelanggan ingin kembali menikmati makanan San Kitchen. Memang tidak sedikit yang datang, tapi perbedaan antara saat ini dan pertama buka jauh terlihat. Ibaratnya, seribu banding lima ratus. "Bu, bulan ini omset kita tidak mencapai target," ucap Zakiah memberikan laporan. Raut wajahnya begitu kusut dan sedih. Sandrina memejamkan mata sejenak lalu membuang napasnya berat. Dia pun mengangguk lantas menyambar

    Last Updated : 2025-01-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Kerja sama

    Sandrina mendelikan matanya dan menatap kesal pada Hurraim. Memang benar, sejak tadi dia bersikap formal karena mengingat bahwa dia baru saja melamar kerja ke perusahaan Hurraim. Tentu saja dia tidak mau dicap jelek oleh sang CEO. Siapa tahu dengan sikap dan attitude nya yang baik, membuat Hurraim bersedia menerimanya. Begitu pikir Sandrina. "Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu ... CEO di perusahaan itu?" omel Sandrina sembari menatap sebal. "Ya kenapa aku harus bilang begitu? Selama ini, kamu tidak pernah bertanya apapun tentangku. Nanti kalau tiba-tiba aku jelasin siapa diriku ini, kamu akan menganggap ku sombong atau pamer," celoteh Hurraim panjang lebar. Sandrina membuang napasnya kasar. Benar juga, dia memang tidak pernah bertanya tentang kehidupan Hurraim. Seandainya dia tahu bahwa Hurraim adalah CEO di perusahaan yang dia datangi, Sandrina pasti tidak akan melamar kerja ke sana. "Aku benar-benar terkesan pada sikap dan jawaban kamu pagi tadi," ucap Hurraim sembari duduk di

    Last Updated : 2025-01-06
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sekretaris CEO

    Sandrina baru saja tiba di rumahnya. Wanita cantik itu bergegas mengganti pakaian dan membersihkan dirinya. Setelah itu, Sandrina menghempaskan bobot tubuhnya pada ranjang. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam. Sandrina belum merasa ngantuk, maka dia memilih untuk membuka gadget nya dan berselancar di sosial media. "Aku harus kasih tahu ibu soal kerja sama dengan perusahaan Hurraim. Ibu pasti senang dan bangga," ucap Sandrina dalam hati. Sebelum benar-benar tidur, Sandrina menyempatkan diri menghubungi team nya di grup. Tentu saja dia memberitahu soal kerja sama dengan perusahaan Hurraim. Besok, team nya harus memasak lebih banyak untuk dibawa ke perusahaan Hurraim dan untuk di San Kitchen. Para team bersorak gembira. Mereka semua tampak kompak dan memberikan ucapan selamat pada bos mereka.Pagi harinya..."Ada kabar baik yang mau San kasih tahu ke Ibu," ucap Sandrina sembari memeluk sang Ibu dari belakang. Marlinda tersenyum lalu menoleh sesaat. Namun tangannya masih fo

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Aduan Naima

    Sandrina sudah selesai belanja. Sekarang dia benar-benar penasaran, apakah Hurraim mampu membayar belanjaan yang banyak itu? Sebenarnya, tanpa ditanya pun pasti Hurraim akan mampu. Secara dia seorang pengusaha kaya. Hanya saja, Sandrina cukup pemasaran dengan pengeluaran kali ini. “Sudah ku bilang, ini pasti terlalu berlebihan, sayang.” Sandrina bicara dengan nada pelan dan sedikit meremehkan. Hurraim menggeleng pelan. “Kamu ambil semua isi di dalam mal ini pun, itu tidak masalah.”“Hah, ada-ada aja kamu ini. Ya nggak mungkin lah! Buat apa juga aku ambil semua isi di dalam mal ini,” tukas Sandrina. “Ayo. Sekarang kita bermain di sana,” ajak Hurraim sembari meraih tangan kekasihnya. Sandrina melongo tak habis pikir. Bagaimana mungkin Hurraim mengajaknya bermain, sedangkan belanjaannya belum dibayar. Benar-benar membuat Sandrina merasa tidak enak. “Lepaskan!” sentak Sandrina sembari melepaskan tangannya. Tatapannya kini begitu tajam dan dingin. “Ada apa? Kamu nggak mau bermain den

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Jalan-jalan ke Mall

    Eleanor menceritakan apa yang terjadi pada keluarganya belakangan ini. Hal itu sontak membuat Papinya tercengang kaget. Terlebih saat mendengar kabar Michael yang depresi. Dia juga baru tahu apa yang terjadi pada rumah tangga Michael. Saat tahu Michael selingkuh, Papi Eleanor benar-benar geram dan menyangkut pautkan dengan sifat Lorenza. "Wajar aja kalau kakakmu seperti itu, Ele. Soalnya mamimu yang menghasutnya. Dari dulu mami kamu nggak mau berubah. Dia doyan selingkuh, dan malah diturunkan pada anaknya. Miris sekali. Papi harap, kamu tidak seperti itu, Nak. Karena jika itu terjadi, maka kamulah yang akan menghancurkan dirimu sendiri," tutur Papi Eleanor dengan serius. Eleanor mengangguk pelan. Maka setelah dia tahu banyak tentang maminya, seorang Eleanor mengerti mengapa maminya bersikeras menghasut Michael untuk selingkuh dengan Clara. Sampai-sampai rumah tangga kakaknya itu hancur oleh perbuatan mami mereka. "Ele nggak akan kayak mami. Tapi untung aja Papi berhasil temukan jal

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Eleanor Bertemu Papi

    "Mami, hari ini Ele mau nemuin papi," ucap Eleanor dengan tatapan penuh harap. Lorenza mendelikan matanya dan menatap tajam. Sepertinya dia sangat tidak suka dengan tindakan putrinya itu. "Jangan pernah menemuinya, Ele. Sudah Mami katakan berkali-kali kalau kamu tidak pantas bertemu dengan pria yang sudah menelantarkan kamu!" Ia bicara dengan nada tinggi dan ngegas. Eleanor menatap setengah tidak percaya. "Tapi ini demi kebaikan kita semua, Mam.""Apa yang akan kamu lakukan? Dia tidak akan peduli pada kita. Sudah, lupakan saja. Kita jalani kehidupan baru ini," ujar Lorenza yang tampak menekan setiap ucapannya.Eleanor membuang napasnya kasar. Dia benar-benar kesal pada Maminya yang selalu saja ingin menang sendiri. Padahal, Eleanor berniat untuk mengadukan apa yang terjadi pada keluarga mereka. Termasuk soal perusahaan yang dirampas oleh Clara. Siapa tahu sang papi bisa menolong mereka. Belakangan ini, Eleanor mengetahui bahwa papinya memiliki beberapa perusahaan besar dan sukses. T

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Jujur Soal Rambut

    Di sudut lain...Seorang pria duduk dengan memeluk lutut di bawah ranjang. Matanya sayu, rambutnya berantakan, wajahnya kusam dan tubuhnya gemetar. Kamar itu tampak gelap dan seolah nestapa merenggut semua cahaya. Asap rokok mengepul di udara. Melayang tinggi bersama segenap penderitaan. Michael semakin terpuruk dan tidak bisa melakukan apapun lagi. Dia sudah kehilangan kekuasaannya. Bahkan untuk memberi makan pada mami dan adiknya pun Michael tidak bisa melakukannya. "Kenapa semuanya terjadi begitu saja? Apakah aku diciptakan hanya untuk menderita!?" gumam Michael dalam hati. Semenjak kehilangan perusahaannya, Michael selalu melamun dan menikmati minuman haram. Lorenza sebagai orang tua sangat prihatin terhadap kondisi putranya itu. Sering kali dia mengingatkan Michael agar tidak menyiksa dirinya sendiri dengan minuman keras dan begadang semalaman. Namun, Michael terlanjur pusing dan depresi. Dia mencari sebuah ketenangan dalam hidupnya. "Setelah kehilangan papi yang direbut oleh

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Keputusan Hurraim

    Sesampainya di rumah...Naima berlari kecil menghampiri Hurraim yang baru saja tiba. Wanita cantik itu langsung memeluk hangat tubuh tunangannya. Setelah dua hari menunggu, akhirnya Hurraim datang juga. "Aaaaaa, akhirnya kamu pulang," sorak Naima dengan tingkah manjanya. Hurraim memutar bola matanya malas lalu membuang napasnya kasar. Dia pun segera mendorong tubuh Naima agar menjauh darinya. "Lepaskan! Jangan peluk-peluk tubuhku seperti ini."Naima mengerucutkan bibirnya bertingkah sebal. "Kamu kenapa sih, kok cuek banget sama aku. Hurraim, kita akan menikah. Maka cobalah membuka hati untukku."Hurraim tak menggubris. Dia sekarang berjalan menaiki anak tangga untuk langsung ke kamarnya. Naima mengekori sambil terus mengoceh. "Hurraim sayang, apa kamu tidak merindukan aku?" tanya Naima dengan manja sekaligus sebal. "Tidak! Heh, suruh siapa kamu mengikuti aku? Pergi sekarang juga. Aku capek dan perlu istirahat. Nanti malam keluarga kita akan kembali bertemu, maka aku akan umumkan s

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Michael Depresi

    Kembali ke keluarga Michael...Hari ini Michael mengunjungi perusahaan yang sudah sah menjadi milik Clara. Meskipun Clara sendiri belum bisa ia temui, tapi Michael akan berusaha mendapatkan perusahaan miliknya kembali. Perusahaan itu memang warisan dari orang tua Lorenza, tapi tetap saja Michael pun berusaha payah untuk mengembangkannya. Sekarang, siapa yang tidak marah dan geram jika tiba-tiba seorang Clara merebut perusahaan yang sudah susah payah dibangun dan dikembangkan. "Maaf Pak, Anda bukan bagian dari perusahaan ini lagi," ucap petugas keamanan yang saat ini berusaha menghalangi Michael untuk masuk ke perusahaan itu. Michael menatap tajam dan dadanya benar-benar terasa sesak. Bisa-bisanya orang di hadapannya ini melarangnya masuk. Padahal dialah yang menggajinya. "Ini bukan urusanmu! Aku akan mendapatkan hakku kembali!" ujar Michael bersikeras untuk masuk. "Tapi Bu Clara melarang Anda datang ke sini, Pak," ucap keamanan itu. Michael membuang napasnya kasar. "Minggir!" Ia

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Malam Terakhir di Bandung

    Sandrina kembali bergabung dengan peserta lainnya. Team San Kitchen pun mendapat juara 2. Sementara juara 3, dari karyawan perusahaan Hurraim. "Sekarang pengumuman untuk pemenang lomba squid game!" ucap MC. Juna mendadak tegang dan harap-harap cemas. Kendati demikian, dia sudah yakin jika akan mendapatkan hadiah mobil yang diimpikan. Ada beberapa orang yang mendapatkan juara. Selain juara 1, 2 dan 3. Juara harapan lainnya pun mendapatkan hadiah. Ini sungguh membuat semua peserta semangat. "Juna pasti dapat mobil, Kiah," ucap Sandrina. "Iya, Bu San. Semoga saja pak CEO nggak bohong ya," sahut Zakiah. "Dia nggak akan bohong. Ini menyangkut harga diri dan kesuksesannya dalam bisnis," tukas Sandrina menegaskan. "Hehe, iya-iya Bu," balas Zakiah. "Pemenangnya adalah Arjuna Prakoso!" ucap Hurraim. "Yeeeee!" Zakiah bersorak. Juna terduduk lesu lalu bersujud di tanah. Setelah itu dia menengadahkan kedua tangannya ke atas langit. "Alhamdulillah." Kemudian, staf itu pun berjalan cepat k

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hadiah Kalung Sapphire

    Lorenza telah bercerai dengan suaminya saat Eleanor berusia lima tahun. Selama itu, papi Michael dan Eleanor tidak pernah lagi menemui mereka. Bukan karena tidak ingin, tapi Lorenza yang menghalanginya untuk bertemu dengan putra putrinya."Jangan ngawur, Ele. Papi sudah tidak peduli pada kita sejak bercerai dengan Mami. Dia sudah bahagia dengan keluarga barunya," ujar Michael yang tampak menekan setiap ucapannya. "Aku nggak ngawur, Kak. Ini benar-benar terjadi. Kalian bahkan tidak tahu 'kan kalau papi sudah ada di Indonesia!?" tukas Eleanor semakin ngotot. "Apa!?" Sontak saja Lorenza melebarkan kedua matanya dan menatap setengah tidak percaya. "Apa kamu sering berkomunikasi dengannya?" tanya Michael penuh selidik. Eleanor mengangguk mantap. "Ya! Sudah tiga tahun belakangan, aku dan papi saling bertukar kabar. Papi sempat mengajakku untuk bertemu, tapi aku ragu karena takut tidak bisa menahan emosiku saat bertemu dengannya.""Jangan pernah menemuinya. Ingat, dia papi kalian yang ti

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Kesalahan Lorenza

    Michael mengendarai mobilnya dengan cepat menuju kediaman Clara. Emosi sudah menumpuk di dadanya. Clara benar-benar wanita licik dan jahat. Tak pernah Michael bayangkan jika ternyata wanita yang menghancurkannya adalah Clara. Sudah berhasil menyingkirkan Sandrina dari hidupnya, sekarang Clara pun menyingkirkan kekayaan miliknya. Sungguh ironis, tapi inilah kenyataan yang Michael hadapi. "Clara! Clara! Buka pintunya!" teriak Michael di luar. Ia berharap Clara ada di dalam sana. Namun, beberapa menit berlalu, Clara tak kunjung keluar. Hal itu benar-benar membuat Michael dongkol. Lelaki tampan itu pun mendobrak pintu itu lalu masuk mencari keberadaan Clara. Akan tetapi, tidak ada siapa pun di sana. "Clara! Sembunyi di mana kamu!?" teriak Michael lagi. Ada yang janggal di hadapan Michael. Perabotan dan barang-barang di sana sangatlah berbeda. Tentu saja dia mulai curiga jika apartemen ini bukan ditempati oleh Clara lagi. "Hei, apa yang kamu lakukan di rumahku!?" teriak seorang lansia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status