Share

23. Aku Puasin Anumu, Mau?

last update Last Updated: 2024-11-25 21:01:19

Kring!

Kring!

"Sialan! Siapa yang ganggu, sih!" gerutu Aleandra, tetapi dia coba abaikan dering ponsel itu.

Hingga dirinya melanjutkan pergumulannya dengan perempuan di bawah kuasanya yang saat ini tengah menangis.

Tak ada rasa iba atau kasihan, yang ada hanya rasa puas karena semuanya sesuai rencana.

Rencana yang mana?

Hanya Aleandra dan Tuhan saja yang tahu.

Satu langkah lagi, Aleandra tetap pada posisi dan semakin menekan pusakanya.

Namun, lagi dan lagi dering ponsel miliknya kembali terdengar. Mau tak mau, dirinya ambil benda pipih itu tanpa memutus pandangan dari Aryesta yang sudah mulai tenang.

"Aku enggak akan lepasin kamu. Jadi diam dan jangan ikutan ngomong. Ngerti!"

Setelah mengancam, Aleandra pun menerima panggilan masuk yang ternyata itu dari Randy ayahnya.

Hah!

Buang napas ke udara dan menyingkirkan tubuhnya ke samping agar nyaman menerima telepon. Tentunya hal itu membuat Aryesta langsung menarik selimut tinggi-tinggi untuk menyembunyikan tubuh polosnya.

"Hal—"

"Papa cum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   24. Permohonan Dion

    Setelah kejadian memalukan itu, kini Aryesta memilih tinggal di kediaman keluarga Aleandra, dan sebisa mungkin dirinya tak ingin bertemu dengan calon suaminya itu.Seperti saat ini. Aryesta tengah fitting baju pengantin di sebuah butik langganan keluarga Aleandra, dia memilih pergi sendirian.Meskipun Randy menyuruhnya untuk menghubungi Aleandra, tetapi Aryesta menyampaikan berjuta alasan, agar tak bersitatap sebelum keduanya sah.Kini Aryesta sedang duduk menunggu pelayan menyiapkan gaun yang sudah direvisi sesuai keinginannya.Padahal ini bukan pernikahan pertama untuknya, dan entah apa yang akan orang-orang sampaikan ketika dirinya yang baru saja ketuk palu perceraian, tak lama kemudian menikah kembali.Ingin rasanya Aryesta menenggelamkan diri, tetapi itu semua tidak mungkin.Satu helaan napas Aryesta keluarkan, ketika pelayan butik membawa gaun dan menyuruhnya mencoba di ruang ganti.Meski dengan setengah hati, Aryesta merima gaun itu dan berjalan gontai menuju ruang ganti.Tat

    Last Updated : 2024-11-26
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   25. Enggak Usah Mandi! Langsung nganu aja!

    "Kenapa diam, Al? Aku heran sama kamu. Kenapa sih, enggak pernah sekalipun bikin hidup aku tenang? Emangnya apa yang udah aku lakuin sama kamu? Kamu bahkan tega fitnah aku sampai segininya."Aleandra terdiam mendengar pertanyaan Aryesta, tetapi tatapan matanya menajam, seolah ingin mencabik-cabik Aryesta hanya dengan tatapanya sajaHah!Aryesta membuang napasnya ke udara dan menerawang jauh pada hari-hari keduanya ketika masih sangat dekat.Perempuan itu akhirnya menoleh dan kembali menarik napas panjang, "Aku enggak tahu pernikahan kayak gimana yang bakalan kita laluin, Al. Aku yang belum move on dari mantan suami, dan kamu yang masih punya pacar."Aleandra yang semula diam pun kini tersenyum miring, mengingat perjanjian pra nikah yang sudah keduanya tanda tangani hitam di atas putih itu."Kamu enggak perlu mikirin itu kali, Ar. Yang penting buatku adalah kamu bisa muasin aku tiap kali pengen, itu udah lebih dari cukup. Dan enggak usah gangguin hubungan aku sama Tisya, oke?" tawar Al

    Last Updated : 2024-11-27
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   26. Kesucian yang Terambil?

    "A–aku mau mandi dulu, ih," cetus Aryesta yang merasa dirinya harus membersihkan diri dulu.Akan tetapi, apakah Aleandra mengizinkannya?"Enak aja kamu! Aku udah di ujung tanduk gini, ya kali mau kamu gantung!" tolak Aleandra.Karena memang benar jika nafsu Aleandra sudah tinggi dan sudah tak bisa menunggu lagi.Aryesta spontan memundurkan langkah, bahkan kepalanya sesekali menoleh ke samping atau ke mana pun, asal tak bertemu tatap dengan Aleandra.Aleandra tersenyum miring, dan kian mendekat dengan langkah layaknya sang predator ingin menerkam mangsanya."Bukannya kamu udah biasa layanin orang? Kenapa sekarang seolah-seolah baru banget disentuh laki-laki, hmh?" ejek Aleandra lagi.Tentu saja ejekan itu sedikitnya memancing amarah dalam diri Aryesta.Aryesta bahkan sudah ingin menyembur segenap rasa kesalnya, hingga dering ponsel membuat mereka menoleh pada ponsel."Buruan angkat gih! Sambil nunggu aku mandi dulu kan bisa," tegas Aryesta dengan berpaling dan segera melarikan diri."D

    Last Updated : 2024-11-29
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   27. Masih Perawan Atau .... 20+

    Dugh!Dugh!"Sialan! Siapa yang ganggu lagi, sih?" kesal Aleandra yang sedikit lagi hendak masuk ke dalam inti tubuh istrinya kini harus menahan diri sejenak.Dengan sisa tenaga Aryesta mendorong tubuh Aleandra dan langsung menyampingkan tubuhnya, diikuti wajahnya yang sudah sangat memerah."M–mendingan Mas Al buka deh pintunya. Kali aja ada yang penting!" titah Aryesta yang sebenarnya tak ingin digauli oleh suaminya saat ini.Aleandra yang mendengar ucapan istrinya pun menaikan alisnya tinggi."Dahlah biarin aja. Ya kali aku gagal lagi sih mau enak-enak. Mana ini pengalaman pertama lagi," lirih Aleandra yang semakin memelankan suaranya di akhir kalimat.Oh tengsin dong dirinya jika Aryesta tahu dia masih orisinil, dan belum pernah begituan selama ini.Mau ditaruh di mana wajah sangarnya kali ini?Aryesta yang melihat suaminya masih terdiam akhirnya mengembuskan nafas panjang dan sedikit geregetan.Dugh!Dugh!Hanya ada gedoran pintu dari luar, mengingat kamar yang keduanya tempati mem

    Last Updated : 2024-11-30
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   28. Lanjut Ronde Ketiga? 21++

    "M–maksud kamu, Mas? Emang siapa yang lagi menstruasi?" heran Aryesta yang merasa ini bukan tanggalnya menstruasi.Apalagi dia baru selesai datang bulan tiga hari yang lalu, mana mungkin malam ini datang bulan lagi, kan?Aleandra tentunya mengurut pelipisnya yang sungguh merasa pening.Kepala atas maupun bawah sungguh tengah dilanda rasa pusing yang teramat sangat.Enggak! Aleandra enggak mau menghentikan ini semua sebelum hasratnya tersalurkan dengan benar.Karena itulah Aleandra pandang kembali netra indah Aryesta yang perlahan berhenti menangis."Kalau kamu enggak menstruasi, enggak mungkin juga kamu masih perawan, Ar!""Aku emang masih perawan, Mas!" potong Aryesta dengan cepat, karena sungguh sudah merasa muak dengan tuduhan tak berdasar suaminya itu.Mendengar Aryesta yang berbicara demikian, tentu Aleandra semakin bingung."Tapi aku enggak mungkin salah lihat waktu itu kamu masukin aki aki ke apartemen sewaan kamu pas di London, Ar!" tuduh Aleandra yang tetap bersikukuh jika asu

    Last Updated : 2024-11-30
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   29. Enggak Suka Diganggu

    "Ayo dong! Masa enggak mau kasih? Kamu enggak lupa kan, siapa aku dan siapa kamu?" sahut Aleandra dengan galak saat mendapatkan penolakan dari istrinya.Aryesta yang sudah sangat lelah pun hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.Dengan susah payah Aryesta berjalan pelan, karena takut cara berjalannya terlihat aneh."Kamu yakin mau turun sekarang? Enggak nunggu nanti aja gitu? Atau kamu tunggu di sini deh. Daripada nahan malu, kan?" Aleandra berceloteh ringan dan sedikit meringis melihat cara istrinya berjalan layaknya orang ngesot."Ini semua karena kamu, ya! Jadi enggak usah banyak protes, deh!" Sungguh kesal Aryesta pada suaminya.Aleandra pun menarik nafasnya dan berjalan mendekat, kemudian dia gendong Aryesta ke dalam dekapan, lalu ditaruhlah tubuh itu di atas tempat tidur."Kamu istirahat aja, deh. Biar aku yang ke bawah!" putus Aleandra karena tak tega melihat Aryesta yang sibuk menahan nyeri.Aryesta sedikit memicingkan matanya curiga, saat Aleandra yang seolah-olah melar

    Last Updated : 2024-12-01
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   30. Butuh Pelampiasan

    "Kenapa kamu maksa pulang ke apartemen?" Aryesta bertanya setelah keduanya tiba di dalam mobil milik Aleandra.Hah!Terdengar helaan nafas laki-laki itu yang kini menyandarkan tubuhnya pada jok di balik kemudi.Lantas Aleandra pun menoleh ke arah Aryesta, masih diam di dalam mobil tanpa menyalakan mesin roda empat itu."Emangnya kamu mau aku nemenin cewek lain di saat kita baru aja nikah?"Kening Aryesta sedikit mengernyit mendengar pertanyaan tersebut, lalu menjawab, "Perlu kamu ingat, Mas. Kita nikah karena terpaksa. So ... enggak usah pura-pura jadi suami yang sayang istri, deh!"Idih!Siapa juga yang lagi cari perhatian padanya!Aleandra tentu saja menggelengkan kepalnya tak habis pikir, dengan semua tuduhan istrinya ini."Kita emang nikah karena paksaan. Dan kita juga punya perjanjian pra nikah. Tapi seenggaknya aku masih punya hati buat enggak bikin malu kamu. Kalau tadi aku dengerin titah Mama Ranti, udah jelas kamu yang bakalan malu, karena mereka anggap kamu dicampakkan lagi p

    Last Updated : 2024-12-02
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   31. Menjamah Saat Tidur? 20+

    "I–itu ... sebenernya kami ...."Aleandra terdiam sejenak, tetapi tangannya tak bisa berhenti melucuti piyama istrinya.Ah, Aleandra sungguh menginginkan penyatuan itu kembali, apalagi setelah dirinya melihat Luna.Entah apa yang ada dalam otaknya, tetapi Aleandra harus menuntaskan hasratnya lagi sekarang.Aryesta yang tubuhnya menyisakan pakaian dalam pun kembali menahan pergelangan tangan suaminya, yang ingin melepas kaitan bra."Jawab dulu, Mas! Aku enggak mau ya layanin nafsu kamu tanpa keuntungan apa pun!" tegas sekali istrinya ini, membuat Aleandra mendengkus.Laki-laki itu menghentikan gerakannya, dan mengalah dengan membaringkan tubuhnya di samping sang istri.Kedua tangannya melipat dan menyangga tengkuknya, dengan tubuh menyandar pada kepala ranjang."Dinda yang bantuin aku ngasih bocoran tentang semua jadwalmu ke aku."Seketika itu juga mata Aryesta melebar sempurna dengan rasa tak percaya.Bagaimana bisa Dinda selancang itu, hah?!Oh, Tuhan!Bisa-bisanya Aryesta begitu bodo

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   74. Ketahuan, Kah?

    "M–maksudnya Mas, apa?" gagap Aryesta yang sedikit meriang mendengar permintaan suaminya ini.Padahal Aryesta tak pernah memiliki niat mempunyai anak dengan Aleandra. Meskipun dia mencintai laki-laki itu, tetapi dia tak bisa bersama dengan suaminya hingga nanti.Untuk itulah, Aryesta selalu meminum pil KB agar semua benih yang suaminya berikan, tak ada yang menjadi segumpal janin.Aleandra melihat itu.Melihat kegugupan istrinya, bahkan tak hanya rasa gugup, dahi putih istrinya terlihat mulai berkeringat, dan hal tersebut membuatnya semakin penasaran.Dengan langkah pelan, Aleandra mendekati sang istri dan langsung memeluknya dari belakang."Mas!" pekik Aryesta tertahan karena takut mengusik jam istirahat kakeknya.Aleandra terkekeh geli dan membungkukkan badannya, lalu menaruh dagunya di bahu Aryesta, yang sedikit membuat istrinya kaget karena rasa geli."Apakah kamu berencana menghalangi semua bibit-bibit unggulku menggunakan alat kontrasepsi, hmh?" bisik Aleandra, yang sialnya telap

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   73. Menginginkan Keturunan

    Derren menggeram saking kesalnya, melihat Aleandra yang masih santai, seolah-olah tak akan pernah membocorkan rahasia yang selama ini dia cari.Begitu juga dengan Aryesta yang sangat gemas pada suaminya itu."Mas, kamu enggak lupa kan, kalau dia itu ibu kandungku? Dan otomatis juga dia ibu mertuamu. Jadi aku mohon, bilang sama kami, siapa dalang di balik kematian ibuku, Mas?" mohon Aryesta, yang tak tahu lagi harus bicara menggunakan bahasa apa pada suaminya, agar mendapat jawaban yang dia inginkan.Aleandra tersenyum tipis dan menggaruk ujung hidungnya sebentar, lalu menyahut, "Sebenarnya aku ingin tahu siapa laki-laki yang masuk ke dalam apartemen kamu lima tahun lalu, saat kakak sepupumu ini juga masuk ke sana. Lebih tepatnya, saat kamu ulang tahun dan malam aku kecelekaan. Aku sangat penasaran siapa laki-laki itu."Mata Aryesta berbinar dan hendak menjawab, tetapi Aryesta kembali mengatupkan bibirnya, saat Aleandra menempelkan telunjuk di bibir pink alami perempuan itu."Aku bukan

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   72. Dalang Sebenarnya ....

    "Apa maksud dari ucapanmu itu, hah!" gertak Aleandra yang langsung membalikkan tubuhnya, dan dapat dia lihat sosok Derren yang sedang memandangnya remeh.Dengan tangan yang terlipat di depan dada, Derren semakin menunjukkan jika dirinya jauh di atas Aleandra yang hanya butiran debu di matanya.Menikmati wajah penuh emosi Aleandra, Derren justru semakin mendekat dan merangkul Aryesta, yang kian memancing amarahnya."Lepaskan tanganmu dari tubuh istriku, berengsek!" Berteriak seraya mendorong dada Derren agar menjauhi istrinya.Namun, Derren tak ingin melepaskan rangkulannya pun semakin mengeratkan pelukan itu, hingga membuat Aryesta sedikit risih."Kakak lepasin!""Tidak akan, Ar. Bukannya kita saudara sepupu, jadi tidak masalah dong kalau kita pelukan atau rangkulan seperti ini? Bukan begitu adik iparku?" ejek Derren pada Aleandra yang sudah tak tahan melihat kedekatan istrinya, dengan laki-laki lain.Brak!Kedua bola mata Aryesta membulat dan terkejut melihat Derren, yang langsung men

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   71. Ancaman Derren

    Plak!Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Aleandra, hingga membuat wajah laki-laki itu tertoleh ke samping.Namun, bukan makian yang dia lontarkan karena sifat kurang ajar istrinya, Aleandra jutsru tekekeh sinis."Aku belum selesai sama kamu ya, Mas! Setelah ini, aku bakalan bicara serius sama kamu!" ungkap Aryesta yang sudah sangat kesal pada sifat arogan suaminya ini.Aleandra tentu saja melihat istrinya membantu Derren bangkit, seolah laki-laki itu lemah tak berdaya.Cih!Decihan itu terdengar oleh telinga Aryesta, yang semakin menatapnya penuh permusuhan."Kalau kedatangan kamu cuman mau buat keributan, sebaiknya kamu pergi dan urusin istri sirimu itu, Mas! Sebelum aku benar-benar muak dan menggugat cerai dirimu nanti!"Saat itulah Aleandra yang semula tenang, langsung menarik paksa lengan Aryesta, hingga terlepas dari rangkulannya bersama Derren."Aku enggak akan pernah biarin itu terjadi, Ar! Karena sampai kapan pun, kamu tetap istriku! Sekalipun kamu selingkuh sama laki-la

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   70. Jadi Ini Alasanmu?!

    Setelah semua kenangan masa lalu, tepatnya di lima tahun yang lalu sempat menyapa dalam ingatan Aryesta. Kini semuanya kembali ke masa sekarang.Aryesta yang sedang membulatkan matanya tak percaya, saat melihat rekaman cctv kecelakaan Aleandra, yang mobilnya terbalik."Apa yang Kakak lakuin sama Mas Al, hah?!" jerit Aryesta dengan dada berdebar kencang.Sementara itu, Derren hanya mengangkat kedua bahunya tak acuh dan mengambil kembali ponsel miliknya."Itu cctv jalan raya kecelakaan lima tahun lalu saat di London. Dan waktu itu kalau tidak salah, bertepatan dengan hari ulang tahunmu."Jawaban Derren, membuat Aryesta terkejut dan menoleh ke arah Kakak sepupunya penuh tanya."Apa semua itu ulah kamu, Kak?" tuduhnya, yang mungkin saja demikian.Mengingat Derren sangat posesif dan berambisi memiliki dirinya, bukan tidak mungkin jika laki-laki ini merencanakan kecelekaan itu, kan?Akan tetapi, Derren yang dituduh seperti itu hanya menatap malas Aryesta, yang menurutnya sedikit bodoh."Aku

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   69. Flashback 5 Tahun Lalu [Ending Part]

    Enam bulan berlalu setelah kepulangan Dion ke Indonesia, kini Aryesta baru saja kembali dari kampus.Hingga dering ponsel miliknya terdengar dan membuat perempuan itu melihat nama "Al" tertera di layar."Iya halo. Aku lagi depan apartemen. Kamu mau ke sini enggak?" sapa Aryesta, seraya membuka pintu apartemen miliknya."Kayaknya malam ini aku enggak bakalan ke sana, deh. Soalnya aku ada acara penting." Jawaban Aleandra menutup panggilan telepon.Aryesta pun tersenyum kecil menatap layar ponsel, yang menampilkan foto bersama Aleandra di sebuah taman bermain malam, penuh tawa dan saling merangkul.Sementara itu, Aleandra sedang berdiri dari kejauhan, dengan mata yang tak pernah lepas dari gerak gerik calon istrinya.Ah, benar. Calon istri.Bibir Aleandra berkedut gemas, saat membayangkan dirinya akan melamar Aryesta malam ini.Bahkan di tangannya sudah ada kotak beludru berwarna navy yang isinya cicin berlian dengan desain unik. Sebuah desain yang khusus dia rancang untuk calon istrinya.

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   68. Flashback 5 Tahun Lalu [Part 3]

    Setelah pembicaran panjang kali lebar bersama kakak sepupunya, kini Aryesta berada di ruang perawatan, karena ternyata Dion sudah bangun dari masa kritisnya.Dion sudah sadar dua jam yang lalu, tanpa sepengetahuannya, karena bercerita dengan Derren tak pernah sebentar.Saat ini Dion sedang tersenyum manis ke arah Aryesta yang sibuk menyuapinya bubur."Aku senang kamu baik-baik aja, Sayang."Aryesta tersenyum kecil dan menyelesaikan suapan terkahir untuk Dion, sebelum akhinrya memberikan air mineral. Sesi makan pun selesai."Kenapa kamu lakuin semua itu, Mas? Apa kamu sengaja pengen buat aku semakin hutang budi sama kamu?"Perkataan yang keluar dari mulut Aryesta, membuat dada Dion berdebar kencang, karena takut kebusukannya terbongkar.Namun, Dion rasa mustahil."Enggak mungkin Aryesta punya kemampuan melacak semua bukti, yang udah aku hilangkan itu, kan? Aku tahu dia tidak semahir itu untuk melacak kejadian kemarin," pikir Dion yang hanya bisa dia utarakan di dalam hatinya saja.Aryes

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   67. Flashback 5 Tahun Lalu [Part 2]

    "Al itu cuman senior aku yang sering bantuin aku selama di sini, Kak! Enggak lebih dari itu!"Derren memicingkan matanya tak percaya, karena dari mata Aryesta jelas menyiratkan lebih dari sekadar itu."Jujur sama Kakak, atau perlu Kakak buat hancur perusahaan keluarganya!" Ancaman mematikan yang selalu sukses membuat Aryesta menyerah, berujung membuka mulutnya."Oke fine aku jujur! Aku emang suka dan kagum sama dia. Dia yang selalu bantuin semua tugas-tugas aku yang enggak bisa dilakuin sama Mas Dion. Tapi ya udah. Cuman sebatas itu aja, Kak!""Sebatas itu apanya?! Kamu bahkan sering menginap di apartemen Aleandra setelah mengerjakan tugas. Dan dari alat pelacak yang Kakak akses, kalian selalu tidur satu kamar dari tiga Minggu yang lalu! Kamu kenapa sangat murahan tidur dengan laki-laki yang belum menjadi suamimu, hah?!" murka Derren yang memang sedari kecil sudah meng-klaim adik sepupunya itu adalah miliknya.Namun, Aryesta adalah perempuan liar yang sangat sulit diatur, menuruti semu

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   66. Flashback 5 Tahun Lalu

    Lima tahun yang lalu, di ibu kota London, ada sosok perempuan yang sedang terduduk menangis di depan ruangan ICU, dengan kepala menunduk.Hingga suara langkah kaki dan juga aroma parfum yang sangat dia kenali menyapa indera penciumannya itu semakin mendekat.Sosok berpakaian serba hitam, kaca mata juga masker hitam yang hampir tak pernah laki-laki itu lepaskan, seolah-olah menjadi identitas dirinya ketika berada di luar."Jangan bersikap bodoh seperti ini Aryesta! Kakak sudah tahu penyebab kecelakaan yang kalian alami."Mendengar sapaan itu, Aryesta yang semula menyembunyikan wajahnya di antara kedua lutut pun seketika juga mendongakkan wajahnya, yang masih berderai air mata."A–apa itu? Apa yang Kakak temuin? Tolong bantu kasih hukuman sama orang yang udah bikin Mas Dion kayak gini, Kak!" titah Aryesta dengan suara paraunya, karena terlalu lama menangisi keadaan Dion, yang masih dalam keadaan kritis, setelah mengalami kecelakaan.Beruntungnya, Aryesta tak tertabrak oleh kendaraan besa

DMCA.com Protection Status