Share

133. Ketahuan ....

last update Last Updated: 2025-04-06 23:48:42
Belum juga Aryesta meneruskan kalimat ancamannya, tiba-tiba saja tubuh Kakek Surya sudah dibawa oleh beberapa orang pekerja menuju sebuah mobil.

"Kakek!" teriak Aryesta yang langsung berbalik arah, berlarian mengikuti kepergian kakeknya menuju salah satu rumah sakit terdekat.

"Kakek jangan tinggalin aku, Kek!" jerit Aryesta, yang saat ini sudah berada di dalam mobil.

Tangan gemetar Aryesta menggenggam erat tangan Kakek Surya yang entah kenapa terasa begitu dingin.

Merasakan hawa dingin yang menyerap ke dalam telapak tangannya, Aryesta semakin panik dan berteriak pada sopir agar segera tiba di rumah sakit.

Sementara itu, Aleandra yang mendampingi sang istri hanya bisa mengelus punggung Aryesta, berusaha agar istrinya tetap tenang.

"Sayang ... jangan panik oke? Kasihan calon bayi kita. Nanti perut kamu kram lagi kayak waktu itu," cicit Aleandra di samping telinga istrinya.

Aryesta yang mendengar hal itu pun mulai tersadar, refleks menunduk dan menatap perut buncitnya yang harus mendapatk
😈BM Novita OTW🐊

Apa yang bakalan Aryesta lakuin, yah?🤔

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   134. Sosok Mencurigakan

    Akan tetapi, terdengar pintu unit gawat darurat terbuka, membuat Aryesta menurunkan ponsel, tanpa mematikan sambungan, saking lupanya.Aryesta pun langsung mendekat dan bertanya dengan nada penuh kekhawatiran, "Apa yang terjadi pada Kakek saya, Dok?"Dokter itu tersenyum maklum, lalu menghela napas panjangnya sejenak, kemudian menjawab pertanyaan, "Alhamdulillah serangan jantungnya tidak sampai berakibat fatal. Tapi saya sarankan, keluarga tetap menjaga kondisi pasien. Jauhkan dari sesuatu yang sedikit mengusik ketenangannya. Dan jika ada sesuatu kabar buruk, tolong bicarakan pelan-pelan, tanpa membuatnya syok."Semua orang mendengar dan mulai mencerna apa saja yang akan mereka lakukan ke depannya.Sama halnya dengan Derren, dia tentu saja mendengar semua ucapan dokter dari balik sambungan telepon yang telah dia angkat beberapa detik lalu.Kini, laki-laki tampan dengan mata setajam elang itu langsung mematikan sambungan telepon, lalu menatap bengis ke arah Tisya yang sedang duduk di at

    Last Updated : 2025-04-07
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   135. Disekap

    Meskipun Aryesta sedang mati-matian menahan perutnya yang terasa melilit hebat, tetapi kedua alisnya menukik tajam, saat menoleh ke area lintasan yang mereka lalui sangat asing untuknya. Tentu saja jalur itu bukan menuju ke salah satu rumah sakit, membuat dada Aryesta berdegup sangat kencang karena panik."P–pak, ini kita di mana? Kenapa kita ke sini? Bukankah kita harusnya ke jalan ....""Apa kamu pikir, aku akan membiarkanmu lolos setelah kamu menghancurkan segalanya dalam hidupku, Aryesta?!"Deg!Dada Aryesta bergemuruh, ketika mendengar teriakan yang sangat dia kenali. Hingga akhirnya, kendaraan roda empat itu berhenti di pinggir jalan yang sangat sepi dari penduduk.Kemudian sopir itu pun membuk topi hitam, serta kaca mata hitamnya, lalu menurunkan masker yang sedari tadi dia kenakan. Dengan gerakan lambat, dia menolehkan wajahnya ke belakang, membuat Aryesta melototkan matanya tak percaya."K–kamu siapa? Dan kamu ... kenapa suaramu sangat mirip dengan ...."Plak!Belum juga Aryes

    Last Updated : 2025-04-08
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   136. Apakah Berkahir?

    "Dasar kurang ajar!" desis Aleandra, saat sambungan video call bersama istrinya diputuskan secara sepihak.Kemudian Aleandra langsung meraih kunci mobil, keluar dari ruangan kerjanya yang otomatis diikuti oleh Adam dari belakang."Segera cek lokasi dan hubungi anak buah Derren sekarang juga!" titah Aleandra pada Adam, yang langsung dipahami tugasnya.Adam pun segera melacak keberadaan ponsel yang tadi menghubungi Aleandra, kemudian menelpon setengah dari anak buah Derren Rynegan yang ditugaskan untuk menjaga keamanan keluarga Ribela yang berada di Indonesia.Sementara itu Aleandra langsung berlari menuju mobil sport merahnya, yang belum pernah dia gunakan ke mana pun, kini perdana dia pakai untuk pergi menyelamatkan istrinya.Napas memburu Aleandra menandakan jika dirinya sangat murka, hingga saat dirinya tiba di jok kemudi, tangannya mencengkram kuat stir kemudi hingga buku-buku jarinya memutih saking emosinya.Namun, tak cukup sampai di sana, sebuah pesan suara masuk ke dalam ponsel

    Last Updated : 2025-04-08
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   137. Akan Kuhabisi

    "Apa kamu tahu apa yang aku alami setelah gagal menghabisimu, hah?!" pekik Ranti dengan mengayunkan satu cambukan lagi pada punggung Aryesta.Rasa kebas dan perih terus menjalar ke sistem syaraf, hingga membuat Aryesta nyaris memejamkan mata saking tak kuatnya. Namun, ada nyawa di dalam peurt, membuat Aryesta kembali mendapatkan sedikit kekuatannya untuk balik menatap netra penuh dendam dari kedua bola mata Ranti."Apa salahku padamu? Aku bahkan tidak melakukan apa-apa padamu!" desis Aryesta ditengah tubuhnya yang perlahan mengigil efek rasa sskit berlebihan di seluruh tubuhnya.Apalagi ketubannya yang sudah pecah, membuat Aryesta semakin kesulitan bernapas, merasa panik. Tubuhnya bergetar hebat saking takutnya tak bisa melahirkan anaknya.Melihat Aryesta yang kesakitan seolah tengah merenggang nyawa, Ranti justru tersenyum kecut dan perlahan meneteskan air mata penyesalannya.Menarik napas dalam, lalu Ranti mulai menjelaskan semuanya ...."Aku ketahuan menggelapkan dana perusahaan Al

    Last Updated : 2025-04-10
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   138. Mencoba Peruntungan

    Tubuh Ranti menegang saat mendengar suara seseorang yang dia kenali di belakangnya.Tak hanya itu, tetapi juga suara tembakan melesat ke samping tubuhnya, sedikit membuatnya gemetar ketakutan.Menarik napasnya sangat dalam, lalu mencoba menguasi diri, kemudian dia menatap ke samping dengan tatapan sinis, tanpa mengubah posisi berjongkoknya di depan Aryesta."Oh, apakah kamu mau jadi pahlawan kesiangan untuk perempuan sialan ini?" Ada nada ejekan di bibir Ranti, yang tahu betul sosok laki-laki di belakangnya yang sedang mengacungkan senjata api menggunakan tangan kirinya."Bukankah aku sudah katakan sebelumnya, kita kembali bekerja sama, maka kamu akan mendapatkan perempuan menyedihkan ini, dan aku mendapatkan kehidupan tenang tanpa bayang-bayang semua orang, yang terus meburuku?" Penawaran Ranti bukan omong kosong belaka.Karena sebelum dia menghampiri Aryesta menggunakan taksi sewaannya, Ranti lebih dulu bertemu dengan laki-laki itu di dalam lapas, sementara Ranti? Dia menggunakan sil

    Last Updated : 2025-04-11
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   139. Meninggal

    Leher belakang Ranti dihantam menggunakan balok kayu, membuat kepala Ranti berputar, dan refleks menjatuhkan pistol yang sedari tadi menjadi tamengnya.Saat itulah tubuh Ranti dan Aryesta ambruk di atas tanah, tepat ketika pintu belakang terbuka lebar dan ada seorang laki-laki yang menghantam leher belakang Ranti tanpa ampun.Melihat ada celah itu, Dion berlari mendekat, kemudian meraih kepala Aryesta ke dalam pangkuannya.Ditepuknya pelan kedua pipi Aryesta yang nyaris tak sadarkan diri lalu berteriak, "Kumohon jangan menyerah dulu, Ar. Kamu harus tetap sadar. Kamu harus tetap melahirkan anakmu. Bukankah kamu sangat kesepian selama ini? Kamu ingin memiliki seorang anak supaya tidak merasa sunyi setiap kali suamimu bekerja, kan? Maka bangunlah, Ar. Demi anak kalian, kamu harus bangun. Aku ... aku sungguh mencintaimu, Ar. Kumohon bertahanlah," isak Dion yang berusaha membuat Aryesta tetap terjaga.Namun, mata lelah itu perlahan menutup, membuat Dion semakin panik, apalagi darah semakin

    Last Updated : 2025-04-11
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   140. Menuju Ending

    Aryesta meraung keras hingga tak sadarkan diri, bertepatan dengan kaluarnya bayi mungil yang tak langsung menangis, akibat lilitan tali ari-ari di lehernya.Wajah bayi itu memerah dengan bibirnya membiru, membuat semua orang panik, ditambah kondisi Aryesta yang terus melemah.Semua oranh tentu saja panik, dan ambulance semakin melaju kencang, hingga tiba di sebuah rumah sakit terdekat, dan segera membawa Aryesta, bayi yang masih belum menangis, juga Dion.Sejenak suasana rumah sakit menjadi mencekam. Apalagi setelah Aryesta masuk ke dalam ruang unit gawat darurat, keadaannya semakin memburuk.Lebih dari itu, usai lilitan ari-ari terlepas, bayinya masih enggan menangis, membuat semua orang yang menyaksikan itu meneteskan air mata pilunya.Dokter yang menangani Aryesta di dalam ruang unit gawat darurat keluar dengan tatapan bersalah, bertepatan dengan datangnya dua orang yang kepalanya diperban, sementara pakaiannya robek di mana-mana dengan darah segar menempel di berbagai sudut."Bagai

    Last Updated : 2025-04-11
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   141. THE END

    Deg!Lagi jantung Aleandra berdebar-debar penuh rasa sesak, mendengar dan membayangkan kejadian mengerikan yang menimpa Aryesta juga Dion.Hingga kening Aleandra mengerut bingung, lalu bertanya, "Bukankah Dion ditahan? Tapi kenapa dia bisa ada di tempat kejadian, Dok?"Bukan dokter yang menjawab, tetapi salah satu polisi berpangkat Jenderal yang menjawab semua kronologinya, hingga membuat mata Aleandra melebar sempurna, tak menyangka jika mantan mama tirinya sekejam itu."Adam, jangan biarkan perempuan sialan itu bebas dengan mudah dari balik jeruji besi." Aleandra mengepalkan tanganya kencang lalu melanjutkan, "buat dia mengerti akibatnya mengusik orang-orang di sekitarku. Dan buatlah neraka di lapas untuknya, Adam!"Nada penuh dendam membuat semua orang yang berada di sana menahan napas, hingga tak ada yang berani menjawab selain anggukan setuju dari sekretaris pribadinya.Sementara itu, Aleandra masuk ke dalam ruang perawatan dan melihat anaknya yang belum bisa menangis, kemudian di

    Last Updated : 2025-04-11

Latest chapter

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   146. Extra Part 5

    Aleandra pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya, mengingat jika istrinya sedang mandi, inilah kesempatan untuknya agar bisa meminta jatah.Akan tetapi, angan itu langsung pupus, ketika istrinya sudah berganti pakaian, dan hendak keluar, lengkap dengan tas kecilnya.Dahi Aleandra sedikit berkerut, kemudian bertanya, "Mau pergi ke mana kamu hari ini, Ar?"Mendapatkan pertanyaan mendadak dari seseorang yang sebelumnya tak Arsyeta prediksi, tentu saja perempuan itu mengusap dadanya naik turun, lalu menatap malas netra penuh curiga dari suaminya."Aku mau pergi ke mall. Lagian untuk apa aku di sini, jika kehadiranku tak pernah dibutuhkan oleh suami dan anakku, hmh?" sinis Aryesta yang hatinya mulai dongkol, ketika harus menghadapi Aleandra juga Dean yang tantruman, dan selalu menguji kesabarannya.Sama halnya seperti sekarang, saat langkah kaki Aryesta hendak melaju, tiba-tiba terdengar teriakan balita, membuatnya menoleh dan melihat jika putranya sedang berlari mendekat ke arahnya."

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   145. Extra Part 4

    Ditanya seperti itu tentu saja Beni sedikit terkejut, dan menundukan tatapannya dari sang Nyonya.Hah!Aryesta menghela napas, lalu memiringkan tubuhnya, guna memberi jalan kepada Beni agar segera keluar dari kamarnya.Beni yang paham pun mengangguk, lalu berjalan menuju pintu, hingga suara Arsyeta mengudara, dan membuatnya seketika terhenti."Aku tidak mau tahu, Ben. Tapi bagaimanapun caranya, kamu harus berhasil pengaruhin suamiku tentang hal itu. Karena aku sudah sangat muak dengan pelayan tidak tahu diri itu terus-menerus mencuri perhatian suami juga anakku!"Usai mengatakan hal itu, Aryesta langsung masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Beni yang paham dengan tugas yang diberikan oleh Aryesta padanya.Ya, selama ini keduanya memiliki misi rahasia. Tanpa ada orang yang tahu, sebuah misi menyingkirkan seseorang yang Aryesta anggap sebagai benalu di dalam rumah besarnya itu."Jangankan mempengaruhi Tuan Aleandra. Tadi saja bahas itu dengannya dia langsung salah paham padaku, Ar,"

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   144. Extra Part 3

    Aryesta yang saat ini sedang menggendong Dean, sudah berjalan menuju kamar khusus putra sulungnya itu. Akan tetapi, langkahnya tiba-tiba terhenti, saat tubuh gempal Dean menggeliat meminta diturunkan.Mau tak mau, Aryesta menurunkan bocilnya itu, kemudian menggandeng tangan Dean, yang langsung ditolak oleh sang putra.Hanya bisa menghela napasnya dalam-dalam, sambil mengikuti langkah kaki Dean yang belum bisa berlari lancar, tetapi cukup pasih dalam berjalan.Langkah kaki mungil Dean terus melangkah, sampai akhirnya melihat siluet seorang pelayan sedang berjalan menuju salah satu kamar, membuat Dean berseru kegirangan.Aryesta hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah menggemaskan putranya itu, tetapi tatapan hangat Aryesta berubah tajam, ketika tatapannya bersirobok dengan Maria, yang hendak memasuki kamar pelayannya."Dean sayang, kita mandi dulu, ya? Nanti kamu masuk angin, yuk!" ajak Aryesta dengan nada lembutnya, memegang pundak mungil putranya.Akan tetapi, tak menyangk

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   143. Extra Part 2

    Sementara, tatapan mata Aryesta begitu tajam menatap kepergian Maria, sampai ...."Hati-hati menggelinding bola matamu, Ar," kikik Aleandra dengan senyum gelinya.Apalagi saat Aryesta langsung menatap ke arahnya dengan mata memicing, kemudian meraih tubuh putranya dari dekapan Aleandra."Aku masih belum maafin kamu ya, Mas! Dan malam ini tidak ada jatah apa pun untuk kamu!" Seraya pergi dari area kolam renang menuju ke dalam mansion.Ucapan Aryesta, tentu saja dibalas umpatan kesal Aleandra, karena dirinya tak ingin jatahnya dikurangi, tetapi apa mau dikata, ketika sang nyonya rumah sudah berbicara, maka semua orang harus tunduk.Hah!Aleandra mendesahkan napasnya, lalu mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk, kemudian masuk ke toilet di sekitar kolam, untuk mengganti celananya yang basah dengan celana bahan selutut berwarna hitam, yang tubuhnya dibiarkan tanpa baju.Kemudian Aleandra kembali ke tepi kolam renang, menikmati kopi panas dan juga sup hangat, untuk meminimalisir sensasi m

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   142. Extra Part 1

    Satu tahun berlalu ....Di tepi kolam renang ada balita yang sedang mengejar bola mainan, tatapan matanya berbinar-binar ketika menyadari jika mainannya hendak dia dapatkan, hingga ....Byur!Tubuh mungil dan sedikit gempal itu meluncur bebas di dalam air, dengan tangan berusaha mencapai permukaan air.Anehnya tak ada teriakan atau tangisan dari balita itu, yang ada hanya gerakan abstrak yang mencoba mencapai balon incarannya, sampai ...."Astaghfirullah aladzim. Apa yang kamu lakuin sama Dean, Mas!" pekik Aryesta yang baru saja tiba membawa makan siang untuk putranya.Namun, saking terkejutnya makanan itu langsung dia lempar dan menerjang suaminya yang justru tengah bersantai di pinggiran kolam renang.Memukul dada bidang suaminya keras dan menangis melihat putranya sedang berjuang di dalam air, membuat Aryesta panik bukan main.Bahkan kini Aryesta sudah nyaris menceburkan dirinya ke dalam kolam renang, tetapi tangannya langsung dicekal oleh suaminya."Stop manjaain Dean, Ar. Dan jang

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   141. THE END

    Deg!Lagi jantung Aleandra berdebar-debar penuh rasa sesak, mendengar dan membayangkan kejadian mengerikan yang menimpa Aryesta juga Dion.Hingga kening Aleandra mengerut bingung, lalu bertanya, "Bukankah Dion ditahan? Tapi kenapa dia bisa ada di tempat kejadian, Dok?"Bukan dokter yang menjawab, tetapi salah satu polisi berpangkat Jenderal yang menjawab semua kronologinya, hingga membuat mata Aleandra melebar sempurna, tak menyangka jika mantan mama tirinya sekejam itu."Adam, jangan biarkan perempuan sialan itu bebas dengan mudah dari balik jeruji besi." Aleandra mengepalkan tanganya kencang lalu melanjutkan, "buat dia mengerti akibatnya mengusik orang-orang di sekitarku. Dan buatlah neraka di lapas untuknya, Adam!"Nada penuh dendam membuat semua orang yang berada di sana menahan napas, hingga tak ada yang berani menjawab selain anggukan setuju dari sekretaris pribadinya.Sementara itu, Aleandra masuk ke dalam ruang perawatan dan melihat anaknya yang belum bisa menangis, kemudian di

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   140. Menuju Ending

    Aryesta meraung keras hingga tak sadarkan diri, bertepatan dengan kaluarnya bayi mungil yang tak langsung menangis, akibat lilitan tali ari-ari di lehernya.Wajah bayi itu memerah dengan bibirnya membiru, membuat semua orang panik, ditambah kondisi Aryesta yang terus melemah.Semua oranh tentu saja panik, dan ambulance semakin melaju kencang, hingga tiba di sebuah rumah sakit terdekat, dan segera membawa Aryesta, bayi yang masih belum menangis, juga Dion.Sejenak suasana rumah sakit menjadi mencekam. Apalagi setelah Aryesta masuk ke dalam ruang unit gawat darurat, keadaannya semakin memburuk.Lebih dari itu, usai lilitan ari-ari terlepas, bayinya masih enggan menangis, membuat semua orang yang menyaksikan itu meneteskan air mata pilunya.Dokter yang menangani Aryesta di dalam ruang unit gawat darurat keluar dengan tatapan bersalah, bertepatan dengan datangnya dua orang yang kepalanya diperban, sementara pakaiannya robek di mana-mana dengan darah segar menempel di berbagai sudut."Bagai

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   139. Meninggal

    Leher belakang Ranti dihantam menggunakan balok kayu, membuat kepala Ranti berputar, dan refleks menjatuhkan pistol yang sedari tadi menjadi tamengnya.Saat itulah tubuh Ranti dan Aryesta ambruk di atas tanah, tepat ketika pintu belakang terbuka lebar dan ada seorang laki-laki yang menghantam leher belakang Ranti tanpa ampun.Melihat ada celah itu, Dion berlari mendekat, kemudian meraih kepala Aryesta ke dalam pangkuannya.Ditepuknya pelan kedua pipi Aryesta yang nyaris tak sadarkan diri lalu berteriak, "Kumohon jangan menyerah dulu, Ar. Kamu harus tetap sadar. Kamu harus tetap melahirkan anakmu. Bukankah kamu sangat kesepian selama ini? Kamu ingin memiliki seorang anak supaya tidak merasa sunyi setiap kali suamimu bekerja, kan? Maka bangunlah, Ar. Demi anak kalian, kamu harus bangun. Aku ... aku sungguh mencintaimu, Ar. Kumohon bertahanlah," isak Dion yang berusaha membuat Aryesta tetap terjaga.Namun, mata lelah itu perlahan menutup, membuat Dion semakin panik, apalagi darah semakin

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   138. Mencoba Peruntungan

    Tubuh Ranti menegang saat mendengar suara seseorang yang dia kenali di belakangnya.Tak hanya itu, tetapi juga suara tembakan melesat ke samping tubuhnya, sedikit membuatnya gemetar ketakutan.Menarik napasnya sangat dalam, lalu mencoba menguasi diri, kemudian dia menatap ke samping dengan tatapan sinis, tanpa mengubah posisi berjongkoknya di depan Aryesta."Oh, apakah kamu mau jadi pahlawan kesiangan untuk perempuan sialan ini?" Ada nada ejekan di bibir Ranti, yang tahu betul sosok laki-laki di belakangnya yang sedang mengacungkan senjata api menggunakan tangan kirinya."Bukankah aku sudah katakan sebelumnya, kita kembali bekerja sama, maka kamu akan mendapatkan perempuan menyedihkan ini, dan aku mendapatkan kehidupan tenang tanpa bayang-bayang semua orang, yang terus meburuku?" Penawaran Ranti bukan omong kosong belaka.Karena sebelum dia menghampiri Aryesta menggunakan taksi sewaannya, Ranti lebih dulu bertemu dengan laki-laki itu di dalam lapas, sementara Ranti? Dia menggunakan sil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status