Share

128. Hancur

last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-30 23:59:43
Kedua bola mata Aryesta membola sempurna melihat seseorang yang berjalan mendekat dengan seringai di bibir merahnya.

Tanpa banyak kata sosok itu langsung menggedor-gedor kaca mobil di samping Aryesta, yang semakin membuat ibu hamil itu terkejut.

"Keluar kamu, sialan!" teriaknya sambil terus menggedor-gedor kaca mobil.

"Gara-gara kamu, hidupku hancur, berengsek!" Lagi teriakan dan gedoran semakin menjadi-jadi, hal tersebut membuat rahang Aleandra mengatup keras.

Aleandra menoleh ke arah istrinya yang terlihat sangat syok, kemudian dia hendak keluar, tetapi tangannya langsung dicegah oleh perempuan di sampingnya.

Aryesta menggelengkan kepalanya panik, "Kamu jangan keluar, Mas. Aku takut ... aku takut dia nyakitin kamu."

Aleandra tentu saja tersenyum, mengelus pipi istrinya, "Aku tidak mungkin kalah sama mantan ibu tiriku, Sayang. Kamu tenang saja, oke?"

Dor!

Baru saja Aleandra hendak keluar dari dalam mobil, untuk menghadapi perempuan yang ternyata Ranti, tiba-tiba saja sebuah tembakan m
😈BM Novita OTW🐊

Apa yang akan terjadi sama Ranti?😌

| 2
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   129. Ingin Bertemu

    Aleandra terdiam dan tidak langsung menjawab pertanyaan dari istrinya. Hingga Aryesta kembali mengulangi pertanyaannya lagi."Mas? Kamu yang bikin Tante Ranti hancur kayak gini?"Dan saat itulah Aleandra berani menjawab dengan suara tenangnya, "Aku bisa lakuin apa pun untuk semua orang yang aku cintai, Ar."Deg!Entah karena apa, tetapi dada Aryesta berdegup sangat kencang, karena dirinya tak menyangka jika suaminya bisa berbuat sejauh itu."Aku pikir kamu tidak bisa melakukan hal kayak gitu, Mas," cicit Aryesta dengan tangan mengepal, menahan perasaan kurang nyamannya.Seperti tahu apa yang sedang istrinya rasakan, Aleandra pun tersenyum tipis dan mengusap pelan perut buncit Aryesta dari luar baju."Aku orangnya sangat nekat, Sayang. Mungkin kamu lupa kalau aku yang berhasil bikin kamu diceraikan pas malam pertama kamu nikah sama Dion," ejek Aleandra, yang dibalas dengkusan kesal Aryesta.Perjalanan menuju kediaman keluarga Ribela pun akhirnya sampai juga, dan kedatangan mereka disamb

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   130. Mencoba Bunuh Diri

    "Aku bilang tidak setuju, ya tidak setuju, Ar!" kata Aleandra dengan mengepalkan tangannya kencang."Lagi pula, kamu mau ngapain sih, datang ke sana nemuin dia? Mau temu kangen sama mantan, hah?!"Mendengar tuduhan tak berdasar yang keluar dari mulut Aleandra tentu saja membuat Aryesta terkejut dan mendelik padanya."Aku dengar Mas Dion sakit, dan dia pengen ketemu aku bentar doang, Mas. Itu saja. Tidak lebih," jelas Aryesta yang tatapan memelasnya. Berharap suami posesifnya ini memberikan izin.Akan tetapi, Aleandra justru mendecih tak suka, karena Aryesta sangat antusias untuk bertemu dengan mantan suami perempuan itu.Sial!Apa yang harus Aleandra lakukan sekarang?Kini laki-laki itu bimbang, dan tak suka dalam posisi serba salah begini. Apalagi dia mengingat, jika Aryesta tengah mengandung calon putra/putrinya, membuat Aleandra sedikit memikirkan."Mas?" Lagi, Aryesta bertanya, tetapi kali ini matanya berkaca-kaca dan hampir menjatuhkan air matanya.Melihat wajah tak berdaya menahan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   131. Kesempatan Terakhir

    "A–aku ... d–dari mana kamu tahu, Ar?" gagap Dion setengah berbisik.Wajah Dion terlihat begitu pucat, apalagi setelah sebelumnya kritis karena kehilangan banyak darah, membuat wajah yang dahulu tampan itu, kini terlihat seperti mayat hidup.Dion menatap penuh rasa sesal, saat tatapannya bertemu dengan sang mantan istri.Aryesta melihatnya penuh rasa bersalah, karena bagaimanapun juga kesialan yang menimpa Dion atas ulah suaminya.Meskipun putusan hakim sesuai perbuatan kriminal yang selama ini Dion lakukan, tetapi Aryesta sangat mengenal laki-laki yang dulu pernah menjadi suaminya, meski hanya satu hari ini. Dia cukup baik, itulah yang Aryesta yakini hingga sekarang.Melihat tangan kanan Dion yang tulangnya patah akibat perbuatan Aleandra, tentu saja hal itu semakin membuat perasaan bersalah kian menumpuk dalam hatinya.Aryesta menarik napasnya, kemudian berbicara, "Aku tahu semuanya, Mas. Dan aku mohon hiduplah, setidaknya untuk istri dan juga anakmu yang sudah lama kamu tinggalkan."

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   132. Kabar Mengejutkan

    Setelah menemui Dion di klinik lapas, dan melihat perkembangan laki-laki itu sudah mulai membaik, kini Aryesta memutuskan untuk pulang ke rumah keluarganya bersama sang suami.Akan tetapi tatapannya sedikit heran, ketika melihat Aleandra yang tak pernah bersuara semenjak kepulangan mereka dari lapas.Aryesta yang tak suka diabaikan pun akhirnya membuka suara, "Kamu kenapa sih uring-uringan dari tadi, Mas?"Cih!Bukannya menjawab, Aleandra justru mendecih sinis ke arah istrinya itu, yang tak menyadari kesalahannya.Aryesta yang mendapat decihan sinis Aleandra, tentu saja semakin geram dan menatap tajam sang suami."Kamu tuh, kenapa sih? Aku ada salah apalagi sama kamu, Mas?" kesal Aryesta yang sudah mencapai ubun-ubun saat ini.Menyerah, akhirnya Aleandra kini buka suara, "Kamu kayaknya seneng banget ya, masih dicintai secara ugal-ugalan gitu sama mantan suami?"Sindiran Aleandra yang sengaja menekan kata "mantan suami" tentunya membuat Aryesta tersadar dengan hal yang menjadi pokok per

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   133. Ketahuan ....

    Belum juga Aryesta meneruskan kalimat ancamannya, tiba-tiba saja tubuh Kakek Surya sudah dibawa oleh beberapa orang pekerja menuju sebuah mobil."Kakek!" teriak Aryesta yang langsung berbalik arah, berlarian mengikuti kepergian kakeknya menuju salah satu rumah sakit terdekat."Kakek jangan tinggalin aku, Kek!" jerit Aryesta, yang saat ini sudah berada di dalam mobil.Tangan gemetar Aryesta menggenggam erat tangan Kakek Surya yang entah kenapa terasa begitu dingin.Merasakan hawa dingin yang menyerap ke dalam telapak tangannya, Aryesta semakin panik dan berteriak pada sopir agar segera tiba di rumah sakit.Sementara itu, Aleandra yang mendampingi sang istri hanya bisa mengelus punggung Aryesta, berusaha agar istrinya tetap tenang."Sayang ... jangan panik oke? Kasihan calon bayi kita. Nanti perut kamu kram lagi kayak waktu itu," cicit Aleandra di samping telinga istrinya.Aryesta yang mendengar hal itu pun mulai tersadar, refleks menunduk dan menatap perut buncitnya yang harus mendapatk

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   134. Sosok Mencurigakan

    Akan tetapi, terdengar pintu unit gawat darurat terbuka, membuat Aryesta menurunkan ponsel, tanpa mematikan sambungan, saking lupanya.Aryesta pun langsung mendekat dan bertanya dengan nada penuh kekhawatiran, "Apa yang terjadi pada Kakek saya, Dok?"Dokter itu tersenyum maklum, lalu menghela napas panjangnya sejenak, kemudian menjawab pertanyaan, "Alhamdulillah serangan jantungnya tidak sampai berakibat fatal. Tapi saya sarankan, keluarga tetap menjaga kondisi pasien. Jauhkan dari sesuatu yang sedikit mengusik ketenangannya. Dan jika ada sesuatu kabar buruk, tolong bicarakan pelan-pelan, tanpa membuatnya syok."Semua orang mendengar dan mulai mencerna apa saja yang akan mereka lakukan ke depannya.Sama halnya dengan Derren, dia tentu saja mendengar semua ucapan dokter dari balik sambungan telepon yang telah dia angkat beberapa detik lalu.Kini, laki-laki tampan dengan mata setajam elang itu langsung mematikan sambungan telepon, lalu menatap bengis ke arah Tisya yang sedang duduk di at

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   135. Disekap

    Meskipun Aryesta sedang mati-matian menahan perutnya yang terasa melilit hebat, tetapi kedua alisnya menukik tajam, saat menoleh ke area lintasan yang mereka lalui sangat asing untuknya. Tentu saja jalur itu bukan menuju ke salah satu rumah sakit, membuat dada Aryesta berdegup sangat kencang karena panik."P–pak, ini kita di mana? Kenapa kita ke sini? Bukankah kita harusnya ke jalan ....""Apa kamu pikir, aku akan membiarkanmu lolos setelah kamu menghancurkan segalanya dalam hidupku, Aryesta?!"Deg!Dada Aryesta bergemuruh, ketika mendengar teriakan yang sangat dia kenali. Hingga akhirnya, kendaraan roda empat itu berhenti di pinggir jalan yang sangat sepi dari penduduk.Kemudian sopir itu pun membuk topi hitam, serta kaca mata hitamnya, lalu menurunkan masker yang sedari tadi dia kenakan. Dengan gerakan lambat, dia menolehkan wajahnya ke belakang, membuat Aryesta melototkan matanya tak percaya."K–kamu siapa? Dan kamu ... kenapa suaramu sangat mirip dengan ...."Plak!Belum juga Aryes

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   136. Apakah Berkahir?

    "Dasar kurang ajar!" desis Aleandra, saat sambungan video call bersama istrinya diputuskan secara sepihak.Kemudian Aleandra langsung meraih kunci mobil, keluar dari ruangan kerjanya yang otomatis diikuti oleh Adam dari belakang."Segera cek lokasi dan hubungi anak buah Derren sekarang juga!" titah Aleandra pada Adam, yang langsung dipahami tugasnya.Adam pun segera melacak keberadaan ponsel yang tadi menghubungi Aleandra, kemudian menelpon setengah dari anak buah Derren Rynegan yang ditugaskan untuk menjaga keamanan keluarga Ribela yang berada di Indonesia.Sementara itu Aleandra langsung berlari menuju mobil sport merahnya, yang belum pernah dia gunakan ke mana pun, kini perdana dia pakai untuk pergi menyelamatkan istrinya.Napas memburu Aleandra menandakan jika dirinya sangat murka, hingga saat dirinya tiba di jok kemudi, tangannya mencengkram kuat stir kemudi hingga buku-buku jarinya memutih saking emosinya.Namun, tak cukup sampai di sana, sebuah pesan suara masuk ke dalam ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   157. Extra Part - The End

    Lalu Aleandra pun menjelaskan jika di perusahaannya terjadi keributan. Membuat Aryesta ikut terkejut dan mengajak suaminya itu untuk segera pergi ke perusahaan."Tapi aku tidak mungkin ninggalin kamu sama Dean di sini, Ar.""Kami ikut kamu, Mas. Urusan Maria kita serahin ke Ben saja, oke?" saran Aryesta yang langsung disetujui oleh suaminya itu.Akhirnya Aleandra pun segera menelpon Beni dan menyerahkan segala urusannya pada laki-laki itu. Sementara dia pergi ke perusahaan.Di perjalanan, Dean tersadar dan sedikit linglung, yang langsung disyukuri oleh orang tuanya.Aryesta memeluk erat tubuh putranya lalu berucap, "Maafin Mommy, Sayang. Karena Mommy lepasin tangan kamu tadi, kamu hampir saja diculik sama si Ulat bulu itu."Dean masih bingung, tetapi juga mengangguk dan balas memeluk sang ibu, dengan perasaan nyaman luar biasa.Aleandra yang ikut lega pun mengusap puncak kepala Dean, sambil tetap fokus pada kemudi, yang tersenyum kala sedetik tatapan ayah dan anak itu saling bertautan.

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   156. Extra Part 15

    Mobil yang Maria kendarai menabrak motor tersebut, membuat berteriak dan membanting setir kemudi, hingga berakhir menubruk batang pohon besar, dan membuatnya tak sadarkan diri.Orang yang lalu lalang langsung mendekat, dan memanggil ambulance juga pihak polisi untuk segera datang ke tempat kejadian.Hingga kerumunan itu menyebabkan kemacetan, dan membuat Aleandra yang hendak melewati jalur tersebut mengumpat kasar.Melihat suaminya mencak-mencak, Aryesta pun memutuskan untuk keluar mobil dan bertanya pada warga sekitar."Ah itu, Bu. Ada mobil hitam tabrakan sama motor yang orangnya lagi mabuk. Kayaknya yang bawa mobil luka parah, tapi untungnya balita yang ada di mobil penumpang baik-baik saja, Bu."Ucapan salah satu warga yang menjawab pertanyaan Aryesta tentu saja membuatnya terkejut bukan main.Jantungnya berdebar-debar tak menentu, seraya melangkah menuju mobil yang bagian depannya sudah nyaris hancur.Detik itu juga mata Aryesta membulat sempurna, dan langsung berlari menuju pintu

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   155. Extra Part 14

    Saat ini Aryesta dan Aleandra sedang berbelanja di supermarket untuk kebutuhan sehari-harinya. Bukan tak percaya pada asisten rumah tangga, tetapi keduanya sedang healing bersama putra mereka.Dan saat ini keduanya sedang berada di taman bermain, baru saja Aryesta mengambil dompet dari tas untuk mengangkat sebuah telepon, pada detik kelima dia berbalik langsung bertatapan dengan mata tajam Aleandra.Baru saja membuka mulutnya hendak bicara, tetapi ucapannya langsung tertahan."Di mana Dean, Ar! Kenapa kamu malah sibuk teleponan?!"Deg!Saat itu juga mata Aryesta menoleh ke samping kirinya dan melotot, ketika keberadaan putranya tiba-tiba hilang entah ke mana.Bukannya menjawab, Aryesta langsung panik dan berjalan ke sana kemari mencari Dean, yang lenyap seketika itu."Sialan! Siapa yang berani main-main denganku, hah?!" pekik Aleandra yang merasa jika ada yang tak beres dengan hilangnya putra mereka.Tanpa banyak waktu, Aleandra bergegas mencari keberadaan Dean, berpencar dari sang ist

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   154. Extra Part 13

    Aleandra berdiri di balkon kamarnya, memandang langit malam dengan tatapan kosong.Ya, setelah kelahiran bayi Adam dan Dinda 3 jam yang lalu, Aleandra putuskan kembali ke rumah, melanjutkan sisa-sisa masalah yang sebelumnya sudah diurusi oleh Beni."Apakah bayinya setampan Dean, Mas?" ucal Aryesta seraya merengkuh tubuh suaminya dari belakang.Hal yang membuat Aleandra terlonjak saking kagetnya. Beruntung laki-laki itu mengenali aroma parfum yang menempel di kulit istrinya, sehingg tak berakhir dia banting, karena Aleandra sangat tak menyukai sentuhan lawan jenis, selain istrinya saja.Aleandra tersenyum dan menggelengkan kepalanya tak setuju, "Dean yang paling tampan, Ar. Kau tenang saja, di kemudian hari pasti Dean yang akan menang jika mereka terjebak cinta jajar genjang."Aryesta terkekeh mendengarnya sambil berjalan ke samping, dan menyandarkan kepalanya di lengan sang suami."Jadi namanya Bian Reganza, Mas?"Aleandra menganggukan kepalanya, lalu tanpa menunggu waktu yang lama unt

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   153. Extra Part 12

    Maria melangkah pelan menuju punggung Dinda, sampai ....Bruk!"Argh!" teriak Dinda dengan tubuhnya yang sudah terjungkal ke depan, perut buncitnya pun menempel ke atas lantai dengan hantaman keras."Dinda!" Adam refleks membentak, melihat istrinya terjatuh dan mengerang di atas lantai.Sampai akhirnya dia sadar jika ada seseorang di belakang, yang sedang mematung tak percaya, dengan apa yang baru saja dia lakukan pada adik ipar dari Nyonya rumah ini."Kau ... dasar perempuan kurang ajar!" suara Adam menggelegar berat, lalu melangkah ke arah Maria hingga ....Bugh!Bruk!"Argh!" Maria meringis sata bahunya ditonjok dan disungkurkan dengan kekuatan penuh, membuat tubuhnya terpelanting di atas lantai, dan mengenai guji di dekatnya, membuat semua orang yang baru saja masuk rumah, langsung berhamburan mencari sumber suara.Semua orang menatap terkejut, saat Dinda terjatuh dan menangis, sambil menatap paha putihnya yang sudah dilumuri darah segar.Kemudian tatapan semua orang menoleh ke ara

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   152. Extra Part 11

    Dada Maria berdebar keras, mendengar suara berat itu, suara yang sangat jarang dia dengar, kini laki-laki itu datang juga ke mansion tuannya.Maria masih mematung, dan belum membalikkan badannya, takut jika laki-laki itu mengadukannya pada sang Tuan, ataupun memprovokasi tuannya untuk memecatnya dari pekerjaan ini.Laki-laki yang ternyata adalah Adam, wakil direktur di perusahaan Alra Grup, sekaligus sahabat Aleandra itu pun berjalan 4 langkah, kemudian berhenti, tepat di depan Maria, membuatnya membelakangi Maria saat ini."Saya mengetahui niat busukmu itu, bahkan saya yakin, kalau sahabat saya juga sudah mengetahuinya. Dia diam hanya karena menganggap kamu bukan lawan sepadannya saja. Jadi jangan terlalu percaya diri, Maria."Perkataan Adam langsung membuat lutut Maria lemas, hingga tubuh Maria ambruk ke atas lantai, tetapi baru saja Adam hendak menoleh ke belakang untuk melihat kondisi Maria, dari arah dalam rumah muncullah seseorang."Sayang! Kamu berani gatel sama pengasuh kegatel

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   151. Extra Part 10

    "J–jadi Tuan tahu kalau Maria itu ...."Ucapan Beni menggantung, dan menatap tuannya sedang tersenyum miring, diiringi anggukan kepala untuk membenarkan apa yang ada di dalam kepala Beni."Maria berhalusinasi terlalu tinggi, hingga bermimpi ingin menjadi Nyonya rumahku. Oh, sungguh menggelikan. Bahkan Maria belum ada seujung kukunya istriku, Ben," kekeh Aleandra, yang mentertawakan kelakuan absurd baby sister putranya.Namun,satu alis Beni terangkat, dan bingung dengan apa yang ada di dalam kepala tuannya pun kembali bertanya."Kalau Tuan tahu kelakuan perempuan kampret itu, kenapa Tuan belum juga mengusirnya?"Aleandra tersenyum singkat, lalu mengangkat kedua bahunya, "Seperti yang kubilang tadi. Aku cukup terhibur dengan kecemburuan istriku, dan sangat menyenangkan melihat kesulitan Maria, saat menghadapi ketantrumannya Dean."Beni cukup mengerti, dan memang cukup menghibur melihat Maria dalam kesulitan menghadapi Dean selama ini.Hingga akhirnya percakapan keduanya selesai, karena d

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   150. Extra Part 9

    "I–ini tidak mungkin," lirih Aleandra yang masih tak percaya dengan diagnosa dokter tadi.Masih sangat terkejut, kini Aleandra duduk di bangku yang tersedia di luar ruang perawatan. Kemudian matanya menatap pintu kamar VVIP tempat istrinya beristirahat.Sibuk dengan lamunan, tiba-tiba saja seseorang menepuk bahu Aleandra, membuatnya sedikit terlonjak kaget, saat melihat Beni datang tanpa Dean.Berhubung ini rumah sakit, dengan usia Dean yang baru 3 tahun, membuat balita itu mau tak mau harus duduk manis di mansion mewahnya, ditemani Denia, juga Dinda untuk menjaganya, selama Aryesta belum diperbolehkan pulang."Saya minta maaf mengenai kejadian dua hari lalu, Tuan. Tapi yang jelas kami tidak memiliki hubungan apa pun selain Nyonya dan bodyguard-nya saja," jelas Beni membuka pembicaraan, karena laki-laki itu belum mengetahui hasil pemeriksaan medis sang Nyonya.Ada helaan napas dari Aleandra saat mendengar penjelasan tersebut. Karena sebetulnya dia pun tahu kebenarannya, setelah mengece

  • Diceraikan Saat Malam Pertama Nikah   149. Extra Part 8

    Meninggalkan Maria yang masih menyeringai di belakang, Aleandra sudah berjalan menjauh, menururni anak tangga, dan mata tajamnya menyapu ruang tamu yang lampunya sudah menyala.Dan entah kenapa perasaannya mendadak tak tenang, setelah mendapat aduan dari baby sister putranya tadi, mengenai keberadaan istrinya yang sedang berduaan dengan salah satu orang kepercayaannya, yaitu Beni."Aku tidak akan memaafkanmu kali ini, Ar. Kita lihat saja setelah ini apa yang akan aku lakukan padamu," cicit Aleandra dengan tangan mengepal kencang. Terus berjalan hingga kakinya berhenti di ambang pintu dan melihat sesuatu yang membuat dadanya terbakar api cemburu. Di depan sana ... Beni sedang memeluk pinggang istrinya, membuat Aleandra berteriak kencang."Apa yang kalian lakukan di sini, brengsek!"Bugh!Bugh!Bugh!Dengan brutal Aleandra menarik kerah kemeja Beni, lalu memberikan 3 pukulan pada laki-laki yang sudah sangat lancang menyentuh miliknya. Sialan!Gigi Aleandra bergemelutuk, saat bayangan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status