Home / Rumah Tangga / Dicerai Di Malam Pertama / Bab 131 Kamu Di Mana?

Share

Bab 131 Kamu Di Mana?

Author: Myafa
last update Last Updated: 2024-06-16 10:20:09
Stela mengangguk. Perasaannya yang semakin yakin jika Sean akan jauh lebih baik dari kemarin. Namun, dia ingin benar-benar yakin dulu dengan sikap Sean, sebelum keputusan akhir dibuat.

"Mau berdansa denganku?" tanya Sean menarik tangan Stela. Dia berdiri dan mengajak Stela berdiri.

Stela yang berdiri, mengikuti Sean yang mengajaknya untuk berdansa, mengikuti alunan musik yang begitu merdu.

"Terima kasih untuk kebahagiaan hari ini," ucap Stela. Dalam dekapan Sean, dia mengalungkan tangannya di leher Sean.

"Anggap ini ganti atas kesedihan yang aku berikan, dan mungkin akan banyak lagi yang akan gantikan," ucap Sean. Tangan Sean membelai wajah Stela. Menyelipkan rambut dibalik telinga. "Terima kasih sudah memberikan aku kesempatan kedua."

"Iya," jawab Stela. Tangannya diturunkan dan beralih melingkar di tubuh Sean. Kepalanya, dia benamkan di tubuh Sean, untuk mendekap erat tubuh kekar yang selalu dia rindukan.

Menikmati makan malam berlanjut dengan berdansa, mereka kembali ke villa. Rasa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 132 Kesabaran

    "Apa kamu bersama Sean?""Iya."Suara hening setelah Finn mendengar jika Stela pergi bersama Sean. Rasanya seketika sakit menggerogoti hatinya."Kapan kamu kembali?""Hari ini aku akan kembali, ada apa kamu menghubungi aku?" Stela masih belum menemukan jawaban kenapa Finn menghubungi dirinya."Tidak, aku hanya ingin mengajakmu makan siang saja," elak Finn.Padahal kemarin Finn ke kost Stela, tetapi sampai di sana dia mendapati jika ternyata Stela sudah tidak tinggal di sana. Dia mengingat jika Stela beberapa hari ini pulang bersama Sean, jadi dia menduga jika Stela tinggal bersama Sean."Maaf Finn aku tidak bisa," elak Stela."Baiklah kalau begitu, sampai jumpa di kantor.""Oke Finn, sampai jumpa." Stela mematikan sambungan teleponnya.Saat sedang asik mematikan sambungan telepon, tiba-tiba tangan Sean melingkar di tubuhnya. "Siapa?" tanyanya seraya mendaratkan kecupan di pipi Stela."Finn."Sean mendengus kesal mendengar nama rekan bisnisnya. Dia tidak menyangka rekan bisnisnya itu t

    Last Updated : 2024-06-16
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 133 Aku Mencintaimu

    Sean mengayunkan langkah ke pintu untuk mengecek siap yang datang. Saat membuka pintu apartemennya, dia melihat Olivia yang berdiri di depan pintu."Hai," sapa Olivia dengan wajah sumringah."Hai." Sean menyapa datar kedatangan Olivia."Apa begini cara kamu menyambut tamu? Tidak mempersilakan masuk," ucap Olivia memutar bola matanya malas."Ayo masuklah!" ajak Sean seraya membuka lebar pintu apartemennya.Olivia masuk dan langsung duduk di sofa ruang tamu. Matanya tertuju pada laptop milik Sean. "Kamu masih saja mengerjakan pekerjaan di hari libur ini," ucapnya."Mau minum apa?" Sean tidak menanggapi pertanyaan Olivia dan justru menanyakan hal lain."Apa saja."Sean menuju ke dapur dan mengambil soft drink. Membawa dua soft drink, Sean kembali ke ruang tamu. "Minumlah," ucapnya meletakkan kaleng soft drink di meja.Olivia langsung meraih minuman yang diberikan oleh Sean, dengan satu gerakan dia membuka tutup soft drink dan meminumnya."Ada apa kamu ke sini?" Tanpa basa-basi Sean langs

    Last Updated : 2024-06-16
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 134 Tidak Bisa Menuduh

    "Menurutmu?"Sean mengumpat dalam hatinya. 'Apa dia melihat aku mendekap Olivia?' batin Sean."Aku bisa jelaskan semua."Stela tidak mau mendengar penjelasan Sean sama sekali. Dia memilih untuk berlalu ke kamarnya, dan meninggalkan Sean.Sean menyesali keputusannya yang mendekap Olivia, karena dia harus menghadapi kemarahan Stela. Mengikuti Stela di belakangnya, Sean mencoba menjelaskan pada Stela."Sayang, semua tidak seperti yang kamu lihat.""Memang apa yang aku lihat?" Stela justru balik bertanya pada Sean. Masuk ke dalam kamarnya, dia menuju ke lemari."Tadi yang kamu lihat." Sean bingung menjelaskan pada Stela. Sebenarnya dia sendiri ragu istrinya itu benar-benar melihatnya atau tidak."Memang apa yang aku lihat?" Stela mengulang kembali pertanyaannya. Tangannya terus saja menyingkap tumpukan baju untuk mencari satu baju. Saat dia menemukan baju pilihannya, dia menarik satu baju."Sayang …." Sean benar-benar bingung menjelaskan apa."Ganti bajumu!" Stela memberikan baju yang di

    Last Updated : 2024-06-16
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 135 Usaha Memisahkan

    Olivia yang keluar dari apartemen Sean, langsung menuju ke dalam sebuah mobil."Dia ada di sana," ucapnya."Kamu melihatnya?" tanya Finn memastikan."Ada," jawab Olivia. Dia mengingat bagaimana tadi melihat Stela yang berada di belakang Sean. 'Aku harap dia melihat, dan menyulut emosinya,' batinnya senang.Finn yang mendengar jawaban Olivia, merasa sedikit kecewa. Namun, tidak bisa dielakan jika Stela memang masih istri Sean."Sudah ayo pulang," ajak Olivia. Namun, dia melihat Finn yang tampak diam saja saat dia mengajaknya untuk pulang. "Sudah jangan bersedih seperti itu," ucapnya menepuk bahu Finn.Finn menoleh pada teman SMA-nya itu. Dia mengingat bagaimana tadi dia menghubungi Olivia untuk meminta tolong mengecek keberadaan Stela di rumah Sean."Iya." Finn memutar kunci mobil dan menginjak pedal gasnya. Melajukan mobilnya, meninggalkan apartemen Sean."Bagaimana jika kita makan dulu," ajak Olivia. Melihat temannya bersedih, dia merasa tidak tega."Iya, ke restoran biasa?" tanya Fi

    Last Updated : 2024-06-16
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 136 Tidak Jadi Bercerai?

    Suara yang tidak asing tiba-tiba terdengar saat Stela fokus pada lift yang belum juga terbuka. Saat menoleh, benar dugaannya jika itu adalah Finn."Pagi, Pak," sapanya."Kamu belum menjawab pertanyaan aku, kenapa kamu begitu senang?" Finn mengulang kembali pertanyaannya."Apa Bapak lupa jika saya selalu bahagia saat bekerja?" Stela balik bertanya pada Finn yang terus mencecar dengan pertanyaan yang sama.Finn terdiam. Dia ingat betul bagaimana dulu dia melihat Stela yang tampak tenang dan tidak menampilkan kesedihannya, saat melihat Sean pertama kali. Padahal mungkin saja di dalam hatinya begitu terluka.Lift terbuka, membuat Finn dan Stela menghentikan pembicaraan dan masuk ke dalam lift. Di dalam lift hanya ada keheningan yang tercipta, karena Stela hanya memang memilih diam, sedangkan Finn sudah enggan bertanya lagi.Keluar dari lift, mereka menuju ke ruangan masing-masing. Memulai pekerjaan yang harus mereka kerjakan.Sepanjang mengerjakan pekerjaannya, Stela sengaja tidak terlalu

    Last Updated : 2024-06-16
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 137 Merencanakan Apa?

    "Belum tahu.""Apa belum tahu, yang benar saja kamu! Apa lagi yang kamu ragukan lagi?" Ana masih tidak tahu apa yang dipikirkan oleh temannya itu."Meyakinkan dengan pasti sebesar apa perasaan ini."Ana hanya bisa mendengus kesal, karena ternyata temannya itu belum menemukan jawabannya. "Terserah padamu, tetapi ingatlah jangan terlalu lama." Dia memperingatkan keras temannya itu."Iya."Setelah selesai makan siang, mereka masuk ke dalam kamar hotel. Stela ikut Ana ke kamarnya, dan membiarkan Sean untuk ke kamar sendiri. Stela ingin membantu Ana menyiapkan segala kebutuhan Ana yang sedang berias diri."Kamu cantik sekali," ucap Stela saat Ana sudah selesai dirias."Terima kasih." Ana tersenyum mendengar pujian dari Stela."Stel, Ana tinggal bersiap memakai gaunnya, lebih baik kamu bersiap juga," ucap Mama Ana pada Stela.Stela mengangguk. Dia pun pamit ke kamarnya untuk bersiap. Mengetuk pintu kamar, Stela menunggu Sean membuka pintu. Saat pintu terbuka, tampak Sean dengan wajah bangun

    Last Updated : 2024-06-24
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 138 Panik

    "Hai, Stel." Olivia mengulurkan tangan pada Stela. Senyum tipis tertarik di ujung bibirnya."Hai." Stela menerima uluran tangan dari Olivia.Olivia tersenyum pada Sean sambil mengulurkan tangannya pada Sean. "Ternyata kamu ke sini juga," ucapnya."Iya, menemani Stela." Jawaban Sean terdengar lugas dan jelas. Dia seolah ingin menjelaskan pada semua orang yang ada di sana jika hubungannya dengan Stela sudah jauh lebih baik. Ekor mata Sean melirik pada Finn, berharap rekan bisnisnya itu mendengar.Finn yang berada di hadapan Sean, menyadari jika kalimat itu sengaja Sean ucapkan. Namun, dia bersikap biasa saja. Dia tidak mau terpancing emosi dan dapat merusak suasana pesta."Kami permisi dulu." Sean mengajak Stela untuk menikmati hidangan di pesta.Finn dan Olivia hanya bisa melihat Sean dan Stela berlalu begitu saja untuk menikmati hidangan."Apa kamu cemburu?" tanya Olivia pada Finn.Pertanyaan itu sedikit menggelitik Finn. 'Apa aku salah cemburu pada istrinya orang?' tanyanya pada diri

    Last Updated : 2024-06-24
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 139 Khawatir

    Akhirnya setelah keluar dari area hotel, dia menemukan rumah sakit terdekat. Memarkirkan mobilnya ke UGD, Stela langsung keluar dari mobil.Perawat sudah siap di depan ruang UGD dan membantu Stela membawa Sean. Perawat langsung membawa Sean ke dalam ruang UGD untuk melakukan pertolongan pertama yaitu memberikan oksigen pada Sean.Hingga beberapa saat kemudian dokter datang dan memeriksa Sean, dan melakukan tindakan pada Sean termasuk memberikan obat dengan cara menyuntikkannya pada tubuh Sean.Stela hanya bisa pasrah dan berharap Sean akan baik-baik saja. Dengan setia dia berada di samping Sean, menunggu suaminya itu kembali sehat."Bagaimana Dok?" tanya Stela."Tidak apa-apa, alerginya sudah ditangani, dia akan segera pulih.""Apa perlu dirawat?" tanya Stela masih merasakan kecemasan."Tidak perlu, sepertinya alerginya akan membaik karena sudah diberikan obat. Saya akan resepkan obat, dan Nyonya bisa tebus obatnya.""Baiklah." Stela mengangguk. Dia menunggu dokter yang menuliskan res

    Last Updated : 2024-06-24

Latest chapter

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 188 TAMAT

    "Sabar ya, rasa sakitnya nanti akan hilang jika anak kita sudah lahir." Sean mencoba menenangkan Stela. Namun, rasanya ucapannya tidak berarti apa-apa, karena Stela semakin mencengkeram erat tangannya.Sean hanya bisa pasrah saat kuku-kuku Stela menancap sempurna di tangannya. Dia merelakan itu asal bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan istrinya.Setelah semua peralatan siap. Dokter mulai memberi instruksi pada Stela untuk mengejan. "Kita mulai persalinannya, Bu, tarik napas dan buang seperti yang sudah diajarkan di kelas ibu hamil," ucap Dokter pada Stela.Stela hanya bisa mengangguk. Dia berusaha kuat dan melakukan instruksi yang diberikan oleh Dokter. Dia menarik napas dan membuangnya sambil mengejan.Mungkin ini adalah yang membuat surga di telapak kaki ibu. Sakitnya saat melahirkan benar-benar tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Tulangnya serasa remuk saat berusaha untuk mengejan. Otot-ototnya tertarik semua saat tubuh berusaha keras untuk mendorong bayi untuk keluar."

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 187 Tanda-Tanda Melahirkan

    "Mungkin aku kekenyangan." Stela tidak ingin membuat panik Sean. "Kita pulang saja," ajak Stela.Usai makan mereka akhirnya memilih pulang. Di mobil Stela merasakan kembali perutnya mulas."Kamu benar tidak apa-apa?" tanya Sean khawatir."Sepertinya aku sudah mulai ada tanda-tanda melahirkan."Mendengar ucapan Stela, Sean panik. Dia bingung harus berbuat apa. Padahal di kelas ibu hamil berkali-kali dijelaskan jika dia tidak boleh panik."Kita ke rumah sakit," ucapnya pada Stela."Tapi, masih berjarak sangat jauh rasa mulasnya, jadi aku rasa kita tunggu saja di rumah."Sebenarnya Sean merasa tidak tenang. Namun, dia menuruti keinginan istrinya, kembali ke rumah sambil menyiapkan semuanya.Di rumah Sean meminta Stela untuk duduk manis. Dia juga sudah memberitahu sang mama jika Stela sudah menunjukan tanda-tanda melahirkan. Adel yang sedang ada pertemuan dengan teman-temannya langsung meninggalkan tempat acara dan menuju ke rumah anaknya.Sean merapikan beberapa barang untuk keperluan a

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 186 Di Rumah Saja

    Di depan cermin Stela menatap dirinya. Jika kemarin acara pesta pernikahannya bertema universal, kini acara tujuh bulanan diadakan dengan adat jawa sesuai dengan permintaan mertuanya.Rambut panjang Stela disanggul seperti tradisi jawa. Stela tersenyum melihat tampilan di pantulan cermin. Terakhir kali dia semacam ini adalah saat SD di hari kartini. Semenjak remaja hingga kuliah, dia lebih memilih memakai kebaya dengan rambut yang digerai.Penata rias, terus memoles wajah Stela dengan make up tipis sesuai permintaan Stela."Apa sudah siap?" tanya Sean seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sudah, Pak," jawab penata rias. Penata rias keluar dan bergantian dengan Sean yang masuk ke dalam kamar. Sean mengambil baju dengan motif yang sama dengan Stela yang di letakan di atas tempat tidur.Sean langsung mengganti bajunya untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai. Sepanjang memakai bajunya, Sean menggerutu karena harus memakai jarik dan itu membuat dirinya kesulitan. Namun, dem

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 185 Selalu Hamil

    Tentu saja Stela mau. Dia mengangguk mendapati tawaran dari mama mertuanya. Dia ingin membayangkan kelak akan seperti apa anaknya.Adel langsung mengambil foto yang ditemukannya kemarin. Kemudian dia menunjukan pada Stela. Lembar demi lembar Adel tunjukan pada Stela dan membuat Stela benar-benar senang.Sean kecil begitu mengemaskan. Dengan pipi gembulnya Sean begitu lucu. Stela memerhatikan dengan baik semua foto. "Ini umur berapa, Ma?" Saat melihat-lihat Stela justru menemukan selipan foto Sean yang besar."Itu umur sepuluh tahun."Mendengar jawaban mertuanya, Stela mengingat jika wajah Sean yang dilihatnya pertama kali di kampus tidak berubah. Entah kenapa, Stela merasakan jika Sean masih awet muda saja."Anak kalian nanti pasti anak lebih tampan dan cantik." Adel sudah membayangkan bagaimana cucunya nanti. Perpaduan antara Stela yang cantik dan Sean yang tampan."Yang penting sehat, Ma. Mau dia mirip Stela atau Sean sama saja." Stela tidak berharap banyak. Dia hanya ingin semua s

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 184 Detak Jantung

    Sean meletakan keranjang ke lantai dan menegakkan tubuhnya. Dia memijat pinggangnya yang begitu terasa sakit. "Aku membelinya karena penjualnya adalah seorang nenek tua." Dia menjelaskan pada Sean alasan membeli semua buah manggis.Stela merasa terharu mendengar jawaban Sean. Dia langsung memeluk tubuh Sean karena merasakan senang melihat suaminya membantu nenek-nenek dengan membeli banyak buah. Padahal mungkin yang akan dimakannya tidak akan banyak.Mendapati dekapan Stela, Sean merasa heran. Dia hanya tahu jika istrinya begitu melow, gampang menangis dan gampang terharu. "Ayo makan buahnya, aku tidak mau nanti anak kita mengeluarkan air liur karena tidak buru-buru diberikan."Stela melepas dekapan Sean dan tersenyum. Sean mengambil beberapa buah dan mengajak Stela untuk duduk menikmati buah yang dibuka oleh Sean.Rasa manis dari buah manggis membuat Stela begitu senang. Dia merasa lidahnya dimanjakan dengan rasa yang sudah dia bayangkan sedari tadi.Sean merasa sangat senang karena i

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 183 Manggis

    Stela mencebikkan bibirnya karena tidak menemukan perubahan itu, dan membuat Sean yang gemas mendaratkan kecupan di pipi Stela. "Tunggulah beberapa bulan lagi, pasti kamu akan melihat perut buncitmu, dan tidak hanya itu, kamu akan mendapati pipi kamu yang juga akan gembung." Sean menjelaskan seraya menggembungkan pipinya.Melihat Sean yang menggodanya, Stela terlihat kesal. "Apa jika aku gendut kamu tidak akan suka?" Dia langsung melepas dekapan tangan Sean dan meninggalkan Sean ke tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menarik selimut.Dahi Sean berkerut diiringi dengan matanya yang membulat. Niatnya tidaklah meledek istrinya. Akan tetapi istrinya itu justru merajuk. 'Tenyata bukan hanya wanita yang datang bulan yang sensitif, tetapi ibu hamil juga sensitif,' batin Sean.Melangkah menuju ke tempat tidur, dia merangkak naik dan kembali mendekap tubuh Stela. "Sayang, bukan maksud aku begitu," bujuknya."Kamu tadi bilang begitu." Stela masih saja dengan pendiriannya. D

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 182 Pelajaran Hidup

    Stela tersenyum tipis. "Mama tetap ingat anaknya, mana mungkin dia tidak menyisihkan makanannya." Stela menambahkan lauk di piring Sean."Iya, tetapi nanti tempat aku akan di isi dengan cucunya, jadi pasti aku akan di tendang." Seraya memasukan makanan ke dalam mulut, dia menggerutu. "Mana ada orang tua akan menendang anaknya," ucap Stela tersenyum.Sean hanya tersenyum saat kalimatnya dicela istrinya sendiri. Kemudian dia melanjutkan makannya.Menyelesaikan makannya, mereka menuju ke kamar. Mengistirahatkan tubuh yang sudah seharian bekerja keras.Di atas tempat tidur, Sean meletakan kepalanya di kaki Stela, membelai perut Stela yang belum tampak besar. "Apa kamu tahu, terkadang aku tidak menyangka kita bisa sampai di sini."Mendengar ucapan Sean, Stela hanya bisa tersenyum. Dia juga memikirkan hal itu."Dulu saat kita berpacaran, semua berjalan datar. Hanya Kebahagiaan yang ada. Hingga mimpi-mimpi indah terangkai. Namun, seketika semua berubah saat kita menikah. Egoku mengalahkan ra

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 181 Hasil

    "Aku juga kurang tahu." Stela menduga jika mungkin dokter ingin melihat jika dirinya hamil atau tidak. Namun, dia tidak mau terlalu berharap, mengingat terakhir kali dia mengecek hasilnya adalah negatif.Menunggu sejenak akhirnya petugas laboratorium memberikan hasil pada Sean dan Stela. Mereka membawa hasil laboratorium pada dokter yang menanganinya.Dokter mengecek hasil laboratorium dan tersenyum. Dia mengulurkan tangan dan mengucapkan selamat pada Sean."Selamat, Pak, istri Bapak sedang hamil."Sean dan Stela saling pandang. Mereka terkejut mendengar ucapan selamat dari dokter. Karena tidak mau dokter menunggu, Sean menerima uluran tangan dokter, walaupun dengan kebingungan."Tapi, waktu itu saya sudah cek hasilnya negatif, Dok." Stela masih belum percaya dengan ucapan dokter."Kalau boleh tahu kapan waktu mengecekknya?""Dua hari setelah terlambat datang bulan, Dok." Dia mengingat jelas bagaimana dulu dia mendapati satu garis."Kandungan HCG bisa saja belum terdeteksi, jadi saat

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 180 Tes

    Melihat suaminya yang membuka pintu. Stela merasakan hal aneh. Dia bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Sean. Dia mendekap tubuh Sean dari belakang."Kamu kenapa tiba-tiba di belakang aku?" tanya Sean yang terkejut mendapati dekapan istrinya."Sejak kapan kamu seksi seperti ini," jawab Stela. Bibir Stela menyusuri bahu Sean yang polos. Menyusuri ke leher dan membuat Sean yang tadinya tenang menjadi gelisah."Sayang, aku masih bau keringat." Sean yang merasa tidak enak pada Stela mencoba menghindar."Tapi aku suka." Stela masih terus mendaratkan kecupan di bahu dan punggung Sean dan membuat Sean semakin tidak keruan.Sean yang tidak tahan langsung berbalik. "Jangan menggodaku, karena aku tidak tega melihatmu kelelahan lagi." Mata Sean menatap dalam mata Stela memberikan isyarat tanda bahaya pada istrinya."Kalau aku bilang aku tidak lelah untuk hal yang satu ini bagaimana?" Tangan Stela membelai lembut tubuh Sean, membuat suaminya itu semakin tidak menentu."Kamu yang memulai."

DMCA.com Protection Status