Share

Bab 390

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-03-16 18:28:01
Keesokan harinya Levina melangkah keluar dari taksi dengan tenang, meskipun hari ini cukup melelahkan. Ia menarik napas dalam sebelum masuk ke rumah Jeena. Hari liburnya sudah berakhir, dan besok ia akan kembali ke Manhattan bersama Jeena.

Namun, baru saja ia membuka pintu, suara riang langsung menyambutnya.

“Nah, akhirnya pulang juga! Gimana kencannya?”

Levina menghentikan langkahnya dan menatap Alby yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu. Pemuda itu memasang ekspresi penuh selidik, bibirnya menyunggingkan senyum iseng. Mengapa pemuda itu ada di sana?

Sial, Levina lupa jika Jeena sepupu Alby.

“Aku tidak sedang kencan,” jawab Levina datar, lalu berjalan melewatinya.

Alby bangkit dari sofa dan mengikuti Levina dengan tangan bersedekap. “Oh, ayolah. Semalam kau pergi dengan cowok. Mana pake dress lagi ehemm… lebih anggun dari biasanya. Jadi, siapa pria beruntung itu?” godanya.

Entahlah, Alby merasa senang saja melihat Levina lalu menggodanya.

Levina menoleh sekilas, ekspresinya teta
Piemar

Enjoy reading 🤍🤍 maaf baru updated

| 11
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 391

    Pagi itu, Dasha terbangun dengan perasaan gelisah. Sejak tadi malam, ia tidak melihat Selina di rumah. Awalnya, ia mengira putrinya hanya pergi keluar sebentar, mungkin untuk mencari udara segar atau bertemu teman. Namun, saat ponselnya terus berdering tanpa jawaban, rasa cemas mulai merayapi dirinya.“Selina, di mana kau?” gumam Dasha sambil terus mencoba menghubungi putrinya.Pelayan rumahnya, Nina, datang dengan wajah khawatir. “Nyonya, kamar Nona Selina kosong. Sepertinya ia tidak pulang sejak tadi malam.”Jantung Dasha berdegup kencang. Dengan cepat, ia menghubungi beberapa orang yang mungkin mengetahui keberadaan Selina. Ia menelepon temannya, sahabat-sahabat Selina, bahkan sopir pribadinya—tetapi tidak ada seorang pun yang tahu di mana putrinya.Siang harinya, rasa panik benar-benar menguasai Dasha. Ia akhirnya pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kehilangan Selina.“Apa ada tanda-tanda mencurigakan sebelum Nona Selina menghilang?” tanya salah satu petugas polisi.Dasha mengg

    Last Updated : 2025-03-17
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 392

    “Ups!” suara Jeena terdengar dari ambang pintu. “Astagfirullah, Sa! Sabar dulu napa,” Rosa tersentak dan langsung menjauh dari Pasha dengan wajah merah padam. Sementara itu, Pasha hanya mendesah panjang dan menoleh ke arah Jeena dengan tatapan tidak terima.“Argh, kau merusak momen romantisku, Jeena,” protes Pasha tidak terima komentar adiknya.Sementara itu, Jeena terkikik, lalu melangkah masuk dengan Manggala yang mengikutinya dari belakang. “Hei, aku hanya ingin melihat gaun pengantin Rosa. Dan wow, kau terlihat menakjubkan, Rosa! Benar kan Mas?” Jeena menoleh ke arah suaminya, memastikan pendapat mereka sama.Manggala yang baru saja masuk mengangguk setuju. “Serius, Rosa terlihat seperti seorang putri.”Rosa tersenyum malu-malu. “Terima kasih.”Pasha mendengus. “Kenapa kalian berdua tiba-tiba muncul di sini, sih?”Jeena meletakkan tangan di pinggangnya. “Tentu saja untuk memastikan pernikahanmu berjalan lancar! Lagipula, aku penasaran dengan ekspresi wajahmu saat melihat Rosa dal

    Last Updated : 2025-03-18
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 393

    “Kamu benar-benar harus berangkat sekarang?’ suara Rosa terdengar lirih, matanya mulai berkaca-kaca. Entahlah, ia yang terbiasa tegar mendadak menjadi melankolis. Ia merasa berat ditinggalkan Pasha keluar negeri. Pasha mengangguk dengan berat hati. “Aku harus pergi sekarang, Sayang. Tapi aku akan kembali secepatnya.”Rosa menarik napas dalam, menahan emosinya. Ia menatap Pasha dengan penuh perasaan sebelum tangannya meraih tangan lelaki itu, menggenggamnya erat. Kepergian Pasha akan terasa berat. Pasha terbiasa membantu merawat bayi mereka. Ia sangat telaten meskipun masih muda. Selain itu, ia sangat perhatian. “Jaga diri kamu baik-baik. Dan cepat pulang, aku dan bayi-bayi kita menunggumu.”Pasha tersenyum tipis, meskipun hatinya terasa berat. Ia membungkuk dan mencium bibir Rosa dengan lembut, mencurahkan segala rasa cintanya dalam kecupan itu. Setelahnya, ia bergantian mencium kedua bayi mereka, memastikan dirinya menghafal setiap detail wajah mungil itu sebelum ia pergi.“Aku me

    Last Updated : 2025-03-18
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 394

    Malam sudah larut. Rumah pun terasa sunyi, hanya terdengar suara jam dinding yang berdetak pelan. Di dalam kamar, Laila duduk bersila di atas tempat tidur, sibuk menonton video makanan di ponselnya. Matanya berbinar-binar saat melihat gambar es krim cokelat yang meleleh sempurna di atas waffle renyah.Perutnya keroncongan.“Kakak,” panggilnya manja.Beryl yang sudah siap tidur, berbaring dengan santai di sebelahnya, langsung membuka satu mata. “Hmm?”Laila menoleh ke suaminya, lalu menggoyang-goyangkan kakinya seperti anak kecil. “Aku mau es krim coklat…”Beryl mengerjapkan mata, lalu menoleh ke jam dinding. “Sayang, ini udah jam dua belas malam…”Laila mengerucutkan bibir. “Tapi aku pengen…”Beryl menatap istrinya dengan penuh perhatian. Matanya berbinar jahil. Ini kesempatan emas!Dengan gerakan lambat, ia mendekatkan wajahnya ke arah Laila. “Kamu yakin pengen sesuatu yang manis di tengah malam?” bisiknya menggoda.Laila yang awalnya fokus pada es krim, langsung menoleh curiga. “Iya,

    Last Updated : 2025-03-18
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 395

    Malam itu Ana duduk di atas sofa, jari-jarinya mengetuk di atas pahanya, dengan ritme pelan namun teratur. Wajahnya tenang, nyaris tanpa ekspresi, tetapi ada aura mengintimidasi yang memancar dari sorot matanya.Di hadapannya, Sulis berdiri dengan kedua tangan bertaut di depan dada. Mata wanita itu penuh kecemasan. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya memberanikan diri berbicara.“Ana, aku sudah berpikir panjang, kita harus sudahi ini,” ucap Sulis dengan nada hati-hati. Perasaannya tak karuan. Ana mengangkat sebelah alisnya. “Sudahi apa?”“Penyekapan Selina,” Sulis menegaskan, suaranya sedikit bergetar. “Kau tahu dia takut akan ruang gelap dan tertutup. Kau juga tahu kalau dia punya fobia. Kalau kau terus membiarkannya di sana, dia bisa benar-benar kehilangan kewarasannya. Itu bisa membahayakan nyawanya,”Sulit mengembuskan nafas kasar. Ia merasa tindakan iparnya sudah keterlaluan. Ana menghela napas, menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Mbak Sulis, jangan bilang kau mulai merasa ka

    Last Updated : 2025-03-19
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 396

    Pasha menyandarkan kepalanya ke kursi di apartemen Jeena yang terletak di Manhattan. Lampu-lampu kota berpendar di balik kaca jendelanya yang besar, tetapi sinar gemerlap itu tak mampu menghapus kerinduannya. Ia menghela napas panjang, lalu menatap layar ponselnya. Seperti biasa, ia menelepon Rosa setiap malam. Dan seperti biasa pula, detik-detik sebelum panggilannya tersambung selalu membuat jantungnya berdebar. Ia rindu sekali pada kekasih dan ke dua putra kembarnya. Video call tersambung. Wajah Rosa yang terlihat letih muncul di layar, membuat seluruh kepenatan Pasha seolah mencair. Rambut panjangnya diikat asal, dengan piyama rumah yang sederhana. Meski begitu, baginya Rosa tetap perempuan tercantik di dunia.[Papa Pasha!] suara lembut Rosa terdengar, senyumnya hangat seperti biasa. [Lihat nih, Rayyan dan Rafael kita udah bobo.]Rosa mengarahkan kameranya pada ke dua box bayi yang berada di kamar yang ia tempati.Pasha memajukan wajahnya ke layar, berharap bisa melihat kedua bay

    Last Updated : 2025-03-19
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 397

    Malam itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya, meskipun bukan musim hujan. Di balkon apartemen Nadia, Alby berdiri dengan kedua tangan yang bertumpu pada pagar besi, matanya menatap kosong pada gemerlap lampu kota yang berpendar di kejauhan. Namun, pikirannya sama sekali tidak sedang menikmati pemandangan. Sejak tadi, hatinya terasa sesak.Nadia, yang berdiri di dekat pintu balkon, melipat tangan di depan dada. Ia sudah tahu ke mana arah pembicaraan ini akan berlanjut. Sorot mata Alby yang penuh kekecewaan dan cemburu itu terlalu kentara untuk diabaikan.“Aku ingin penjelasan, Nad.” Suara Alby terdengar datar, tetapi tegang. “Soal Ethan.”Nadia menghela napas panjang, mencoba menahan rasa lelah yang merayapi hatinya. Ia berjalan mendekat, menyesap teh hangat yang sejak tadi ia genggam. “Apa yang harus kujelaskan?” tanyanya pelan, tetapi jelas.Alby menoleh padanya, matanya menyiratkan emosi yang tak bisa ia sembunyikan. “Aku melihat kalian bersama kemarin di kafe. Aku pikir kalian

    Last Updated : 2025-03-20
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 398

    Beberapa hari telah berlalu semenjak pertengkaran yang terjadi di antara Alby dan Nadia. Alby memutuskan untuk menepikan egonya. Ia akan pergi ke rumah Nadia, menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka.Alby tidak pemarah seperti Beryl, saudara kembarnya. Bahkan saat ia marah, ia mudah memaafkan. Sehari setelah pertengkaran itu, Alby bahkan menghubungi Nadia. Hanya saja, sebaliknya, Alby baru tahu kalau Nadia marah itu cukup lama. Bahkan Nadia memblokir nomornya.Karena merasa digantung, Alby pun tak bisa menunggu lebih lama lagi. Ia mengunjungi Nadia untuk menyelesaikan masalah mereka. Ia mendengar dari Laila, jika Nadia kini tinggal di rumah ke dua orang tuanya, tidak di apartemen lagi.Alby melangkah ke beranda rumah Rosalinda dengan napas sedikit tertahan. Ini bukan pertama kalinya ia ke sana, tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda. Ada sesuatu yang membuat dadanya berdebar, meski ia tidak bisa menjelaskannya. Ia datang untuk menemui Nadia, seperti biasa, tapi insti

    Last Updated : 2025-03-21

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 421

    “Udah kenyang?” tanya Alby sambil menyandarkan punggung ke kursi mobil, menatap Levina yang sedang menatap layar ponselnya. Levina mengangguk pelan, enggan membalas tatapan lelaki itu. “Iya.”“Tadi kamu makan banyak juga ternyata,” gumam Alby, menggodanya setengah serius. “Aku kira kamu tipe sarapan angin,”Levina menyipitkan mata, menahan senyum. “Saya masih manusia, By,” “Sayang, kamu belum ketemu dengan Daddy,” ujar Alby tiba-tiba, masih menatap Levina dari samping, mengamati gerak-geriknya yang membuatnya penasaran.“Memang Daddymu kemana?” tanya Levina memasukan ponselnya ke balik saku jaketnya.“Daddy lagi di rumah Nena Hanum. Biasa, Nena udah tua jadi sering sakit-sakitan,” jawab Alby kemudian memanaskan mesin mobilnya.Hari itu Alby ingin menghabiskan waktu berdua dengan Levina setelah mengajaknya sarapan pagi dengan keluarganya.“Eh, aku mau ajak kamu ke suatu tempat, boleh?” pinta Alby mencoba-coba. Karena ia tahu jika Levina susah sekali diajak pergi berduaan.“Ke mana?” t

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 420

    Pagi itu, aroma ayam kecap menyeruak dari dapur hingga ke ruang makan. Meja sudah ditata rapi dengan piring-piring putih dan nasi hangat mengepul. Di sudut ruang, suara bayi kecil terdengar pelan, Mariyam sedang mengoceh di pelukan neneknya, Mommy Sulis. Levina duduk di meja dengan punggung sedikit kaku. Matanya melirik Alby yang sibuk menuangkan teh ke gelas-gelas.“Jangan duduk kayak kamu lagi disidang, Lev,” bisik Alby sambil menyenggol pelan sikunya.Levina menoleh cepat. “Aku gak terbiasa... sarapan keluarga kayak gini.”Mungkin lebih tepatnya. Ia selalu sarapan seorang diri.“Berarti kamu harus mulai biasain. Soalnya ini... bakal jadi rutinitas kamu nanti,” balas Alby setengah menggoda, setengah serius.Levina hanya mendengus pelan, tapi sudut bibirnya terangkat sedikit.Sisi lain, Beryl dan Laila sudah duduk lebih dulu di ruang makan.Beryl menatap istrinya yang terlihat pucat. “Bisa makan ayam kecap?”Laila diam namun dengan sedikit meringis. “Aku coba, Kak. Moga aja gak mual,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 419

    Parkiran itu masih basah sisa hujan semalam. Lampu-lampu jalan menerangi aspal dengan cahaya kuning pucat. Alby sedang duduk di atas motornya, memainkan nada-nada pelan dengan jemari di pahanya, seolah ada piano tak kasat mata di sana.Levina berdiri di depannya. Dingin, seperti biasa. Jaket hitamnya masih basah di pundak, tapi wajahnya tak menunjukkan rasa dingin sedikit pun.Levina menatap Alby dengan tatapan rumit. “Menikahlah denganku.”Hening.Lalu Alby menjatuhkan jaket yang tadi disampirkan di bahunya. “Aku mimpi, kan?”“Tidak.”Levina mengeluarkan map cokelat dari tasnya. “Ini kontrak pernikahan. Setahun. Aku butuh ini untuk memenuhi syarat warisan. Ayah ngotot aku harus menikah dulu sebelum bisa dapat akses ke sebagian aset dan warisan almarhum Kakek.”Alby menatap map itu seolah sedang menatap alat musik rusak. “Jadi... bukan karena kamu nerima cintaku?”“Tidak,” jawab Levina cepat. Lalu menambahkan, “Tapi karena kamu bisa diandalkan.”Alby mengerjapkan mata. “Itu pujian ata

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 418

    “Gue punya Mariyam sekarang,” ucap Beryl pelan. “Anak perempuan mungil yang matanya selalu nyariin bapaknya kalau bangun. Lo tahu perasaan itu? Lo gak bisa bayangin jadi seorang papa,”Alby tidak menjawab. Ia juga ingin merasakan menjadi seorang ayah. Namun, naasnya, ia belum mendapat jodohnya.“Laila pasti kecewa banget kalau tahu gue balik ke jalanan, meskipun cuman jadi penonton. Buat Laila, gue udah selesai sama kegiatan unfaedah. Gak ada balapan, minum dan nongkrong yang gak jelas. Gue … udah tobat.”Alby menunduk, menyembunyikan ekspresi kecewa yang mulai muncul. Tapi ia tidak marah. Ia mengerti. Hanya saja, hatinya terasa hampa malam itu, dan ia berharap kebersamaan mereka bisa mengisi ruang kosong itu meski sebentar.“Aku bukan ayah. Bukan suami. Dan satu-satunya hal yang kurasa aku bisa lakukan dengan benar adalah menaklukkan aspal dan tikungan,” gumam Alby.“Lo lebih dari itu,” potong Beryl lembut. “Lo adalah saudara kembar gue. Dan gue lebih kenal lo daripada lo sendiri, By,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 417

    Pukul satu dini hari. Salah satu kamar di kediaman Sulis yang sunyi kini terdengar berisik karena suara cucunya. Laila melahirkan seorang bayi perempuan untuk keluarga Basalamah. Kini bayi cantik yang mirip sekali sang ayah sudah berusia lima bulan.Malam itu buah hati hasil pernikahan Laila dan Beryl sedang sakit setelah menempuh perjalanan udara dari Malaysia, menemui kakeknya.Beryl membuka mata dengan satu kelopak, pelan-pelan, berharap itu cuma mimpi. Tapi tangisan itu nyata dan makin keras. Tangisan Mariyam memantul di dinding kamar.“Sayang… giliran kamu…” gumamnya sambil menepuk sisi ranjang yang kosong.Sayang, Laila tidak ada di sisinya.Beryl langsung terduduk, panik. “Laila?”Dari kamar mandi terdengar suara orang muntah. Beryl menghela napas. “Lagi?”Beryl pun berinisiatif langsung memangku bayi cantiknya yang berada di dalam box bayi ke dalam pelukannya. “Sayang, mau minum susu ya? Tunggu Ummi ya,”Naasnya, Mariyam tidak mau diam. Ia terus menangis dan meronta hingga memb

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 416

    Suara sendok dan garpu beradu pelan di ruang makan besar yang dingin. Levina menatap kosong piring di depannya, sementara Mahesa, mantan jenderal yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di ruang kerjanya, duduk tegak seperti sedang memimpin rapat penting. Agatha, ibu tiri Levina, menyajikan sup dengan senyum dipaksakan, seakan tak ingin suasana makan malam itu berubah menjadi perang dingin seperti sebelumnya.Setelah sekian lama, akhirnya Levina bersedia datang ke rumah sang ayah malam itu. Ia berusaha berdamai dengan keadaan. Ia pulang ke rumah Mahesa.“Bagaimana pekerjaanmu sekarang, Levina?” tanya Agatha, berusaha mencairkan suasana.Levina hanya mengangguk. “Baik.”Mahesa menaruh garpunya. “Kamu kerja sebagai pengawal di keluarga Basalamah!”Deg,Dari mana ayahnya tahu soal pekerjaan yang dilakukannya? Oh, Levina lupa jika ayahnya masih punya kekuasan. Dengan mudah ia menyuruh seseorang untuk membuntutinya.Levina diam tidak berkomentar. Ia sàdar, jika ia salah ucap, bisa terjadi

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 415

    “Wah, topimu keren banget, Levina. Tapi sepertinya... terlalu besar buat kamu.” Dengan cepat, Alby meraih topi itu dan menaruhnya di kepalanya dengan senyum tengilnya.Bisa-bisanya pemuda berhidung mancung itu menggoda Levina di depan ayah Levina. Bahkan mereka masih berada di lingkungan kantor polisi.Levina sontak terkejut, mencoba meraih topi itu. “By, itu topiku! Apaan sih kamu,” protes Levina dengan wajah serius seperti biasa. Naasnya, topi itu sudah ada di kepala Alby yang tersenyum lebar. Alby memasang wajah sok serius, “Hmm, topi ini lebih cocok di aku, Levina. Coba lihat, kan aku terlihat keren!” Dia mulai berjalan beberapa langkah menjauh, pura-pura seperti seorang model.Sulis yang sedang mengobrol dengan Mahesa hanya mendengus pelan melihat kelakuan mereka. Levina menyipitkan mata dan bersiap-siap mengejar. “Kamu pikir topi itu cocok di kamu? Kalau begitu, aku harus ambil kembali!” Dengan cepat, Levina berlari ke arah Alby.Mereka sudah berada di tempat parkir kantor po

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 414

    Di kediaman Sulis, suasana menjadi tegang. Sulis hampir saja menjatuhkan gelas tehnya saat seorang polisi mengetuk pintu rumahnya. Dengan wajah cemas, ia buru-buru membuka pintu dan mendapati dua petugas kepolisian berdiri tegap.“Bu Sulis? Kami dari kepolisian ingin berbicara dengan putra Anda, Alby. Ada laporan insiden perkelahian yang melibatkan dirinya.”Sulis merasakan jantungnya hampir berhenti. “Perkelahian? Alby? Tidak mungkin. Dia pianis, bukan petarung jalanan!”Salah satu polisi menunjukkan dokumen laporan. “Kami hanya menjalankan tugas, Bu. Menurut laporan, putra Anda terlibat dalam baku hantam dengan seorang pria bernama Roger, di sebuah pantai di Bali.”Sulis memijit pelipisnya, mencoba memahami situasi yang tiba-tiba meledak ini. “Ini pasti ada kesalahpahaman. Alby tidak mungkin mencari gara-gara.”Semalam Alby baru pulang namun ia langsung masuk ke dalam kamarnya dan tidak menceritakan apapun soal kejadian di Bali.“Kami akan tetap membutuhkan keterangannya. Bisa kami t

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 413

    Setelah konser selesai, Levina berpikir mereka akan langsung pulang. Namun, Alby malah berbelok ke arah pantai. Tentu saja, pemuda itu tidak akan menyia-nyiakan waktu bersamanya. Ia tahu, sangat sulit mengajak Levina pergi berdua. Dan, ini adalah kesempatan emas baginya. “Aku mau pulang ke hotel,” kata Levina dengan ekspresi datarnya.Alby menoleh sambil tersenyum. “Kau serius? Setelah menghabiskan tiga jam mendengarkan konser tanpa ekspresi, aku yakin kau butuh udara segar.”Levina mendengus. “Konsernya bagus, hanya saja terlalu lama.”Alby terkekeh. “Oh? Lalu kenapa kau ketiduran?”Levina mendelik. “Aku tidak ketiduran.”“Aku harus menyenggolmu supaya kau tidak jatuh dari kursi,” balas Alby sambil menggoda.Levina mendecak, malas berdebat. Mereka berjalan menyusuri pasir pantai yang dingin, diterangi cahaya bulan yang memantul di permukaan laut. Suara deburan ombak menemani langkah mereka.Dari kejauhan, mereka seperti sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu berduaan.Alby

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status