Share

Bab 359

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 20:56:07
Di dalam mobil, Beryl sesekali melirik ke arah istrinya yang duduk manis dengan mata berbinar. Laila tampak begitu bersemangat ingin segera sampai di rumah Jeena. Ia bahkan terus membicarakan Sagara, bocah kecil lucu yang sudah dianggapnya seperti keponakan sendiri. Alih-alih menghabiskan waktu berdua sebagai pengantin baru, Laila ingin menghabiskan waktu dengan Sagara sebelum pergi ke Malaysia untuk melanjutkan terapi yang sempat tertunda.

“Kita ini pengantin baru, tahu?” keluh Beryl akhirnya. “Harusnya kita pacaran berdua, bukan kamu sibuk main sama bocil ingusan!”

Laila tertawa kecil. “Sagara itu bukan bocil ingusan, Kak! Dia putra Jeena yang tampan dan menggemaskan! Anak itu cerdas dan aku menyukainya.”

Beryl mendengus, pura-pura cemburu. “Jadi aku nggak lebih menggemaskan dan cerdas dari Sagara?”

Laila menatap suaminya sambil tersenyum jahil. “Kamu? Hmmm, lebih mirip bayi raksasa yang rewel!”

Beryl hampir saja memarkir mobil di pinggir jalan dan menyandera istrinya dengan serangan
Piemar

Happy reading 💫

| 9
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 360

    Hujan rintik-rintik mengguyur kota saat Rosa melangkah keluar dari mini market tempatnya bekerja. Tangannya menangkup perutnya yang mulai membesar, merasakan gerakan kecil dari dua nyawa yang tumbuh dalam dirinya. Ia tersenyum tipis, bukan karena kebahagiaan, tetapi karena tekad yang semakin menguat dalam dirinya.“Ros, pulanglah dulu. Hujan semakin deras,” suara Dahayu Ilyas menghentikan langkahnya. Wanita paruh baya itu sudah menganggap Rosa seperti anaknya sendiri sejak ia menyelamatkannya dari perampokan sebulan yang lalu.“Tidak apa-apa, Bu. Saya membawa payung,” jawab Rosa, meskipun sebenarnya ia merasa tubuhnya semakin lemah. Kehamilan ini tidak mudah, hamil dua janin membuatnya cepat letih, tetapi ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk bertahan, untuk membesarkan anak-anaknya dengan baik tanpa menuntut siapa pun bertanggung jawab. Ia merasa tidak pantas meminta pertanggungjawaban pada Pasha.Apalagi, ia dengar rumor yang mengatakan bahwa Pasha tinggal di Manhattan bersam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 361

    Selina berdiri di depan rumah sakit dengan kotak makan siang di tangannya, menggenggamnya erat seolah-olah itu adalah harapan terakhirnya. Angin dingin Manhattan menusuk kulitnya, tetapi ia tidak peduli. Matanya menerawang ke arah pintu utama rumah sakit, menunggu sosok yang sudah memenuhi pikirannya sejak lama.Tak lama kemudian, Pasha keluar dengan langkah cepat, mengenakan jas dokternya yang memberi kesan tegas dan profesional. Wajahnya terlihat lelah, mungkin karena jam panjang dalam masa magangnya. Saat melihat Selina berdiri di sana, ia terkejut sejenak, lalu menarik napas dalam sebelum melangkah mendekat.“Selina… kenapa kamu di sini?” suaranya terdengar tenang, tetapi ada nada kehati-hatian di dalamnya.Selina tersenyum kecil, meski matanya menyiratkan kegelisahan. “Aku bawakan makan siang untukmu. Aku ingat kamu suka sandwich ayam dan salad buah. Kamu pasti sibuk dan lupa makan.”Pasha menatap kotak itu dengan ragu. Ia tahu maksud Selina lebih dari sekadar perhatian. Ini bukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 362

    Laila mundur perlahan, matanya membulat saat melihat ekspresi Beryl yang entah kenapa malam ini terlihat sangat berbahaya. “Kak, kau kenapa menatapku seperti itu?” tanyanya dengan suara lirih, tubuhnya menempel ke dinding seperti seekor cicak, seakan berharap bisa menembusnya dan kabur. Beryl menyilangkan tangan di dada, bibirnya terangkat sedikit. “Kenapa? Aku hanya menatap istriku yang manis ini. Gak boleh emang?”Laila semakin waspada. Beryl tidak pernah bicara selembut itu. Apalagi dengan ekspresi seperti itu. “Jangan macam-macam, ya,” ancamnya, menunjuk Beryl dengan jari telunjuknya yang mungil. Beryl melangkah pelan mendekat. “Macam-macam bagaimana?”Laila makin panik. “Kak! Aku serius! Aku masih harus banyak istirahat!”Laila cukup trauma saat ia memergoki suaminya di kamar mandi. Ia terkejut saat melihat kejantanan suaminya yang besar. Ia menjadi takut menghadapi malam pertama dengan segala skenario aneh di kepalanya. Ia takut milik suaminya melukainya dan sebagainya.“

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 363

    Jeena melangkah pelan di sepanjang trotoar kota kecil itu, tangannya menggamit lengan Manggala. Udara sore membawa hembusan angin hangat yang mengelus pipinya, sementara cahaya matahari yang meredup membuat segalanya tampak lebih tenang. “Kau yakin ini lokasi proyek yang kita cari?” tanya Jeena, melirik sekeliling. Saat ini Jeena pulang di sela-sela kegiatan kampusnya yang longgar. Ia memilih menemani suami tercinta melakukan survey ke beberapa tempat.Manggala mengangguk. “Ya. Tanah di pinggiran kota ini cukup potensial. Jika proyek ini berjalan, daerah ini bisa berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan, Yang,” Jeena mengangguk, meskipun pikirannya melayang ke tempat lain. Ia merindukan Bagas. Sudah lama ia tidak tahu kabar tentangnya. Pergi ke tempat pelosok selalu membawa nostalgia yang sulit dijelaskan. Namun, takdir sering kali memiliki cara aneh untuk membawa masa lalu kembali ke hadapan seseorang. Saat langkah mereka mendekati sebuah butik kecil di ujung jalan, mata

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 364

    Pasha telah bermimpi beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir. Dalam mimpinya, ia berdiri di sebuah taman luas, matahari bersinar hangat, angin bertiup lembut. Lalu, dua anak kecil berlari ke arahnya. Dua anak lelaki. Mereka berwajah sama. Keduanya memiliki mata yang tajam seperti dirinya. Rambut mereka hitam, sedikit berantakan. Mereka tersenyum ceria, berlari sambil memanggilnya. [Papa!]Pasha selalu terbangun dengan napas memburu setiap kali mimpi itu datang. Kini, setelah mendengar cerita Jeena, sebuah firasat kuat menghantamnya. [Jeen,] suaranya terdengar lebih serius. [Bagaimana jika anak itu… anakku?]Jeena terdiam di tempatnya, ponsel masih menempel di telinganya. Kata-kata Pasha bergema di kepalanya, seperti gema yang enggan mereda. [Bagaimana jika anak itu… anakku?]Di seberang telepon, Pasha terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela napas panjang. Jeena mengerjap, merasa seperti mendengar sesuatu yang salah. Ia menggigit bibirnya, jantungnya berdetak lebih

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 365

    Malam itu, Jeena duduk di tepi ranjangnya, kedua tangannya saling meremas di pangkuan. Gelisah. Hatinya penuh keraguan dan kekhawatiran yang semakin menyesakkan dada. Jeena meraih ponselnya, menatap nomor yang telah disimpannya beberapa hari yang lalu. Ia mendapatkannya dari seorang rekan kerja Rosa. Ia hanya cukup menghubungi suaminya yang masih berada di lokasi proyek.Sejak beberapa hari lalu, ia sudah ragu-ragu untuk menghubungi, takut Rosa menolak atau justru semakin menjauh. Tapi malam ini, ia tidak bisa menunda lagi.Dengan napas tertahan, Jeena mengetik pesan singkat.[Rosa, ini aku, Jeena. Aku ingin bertemu denganmu, hanya kita berdua. Tolong beri tahu aku jika kamu bersedia.]Jeena menekan tombol kirim. Seketika jantungnya berdebar lebih kencang. Waktu terasa melambat, setiap detik berlalu dengan lamban, menambah beban di hatinya. Ia tidak berharap banyak, tapi harapan kecil itu tetap ada. Semoga saja Rosa bersedia bicara empat mata dengannya.Satu jam berlalu tanpa balasan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 366

    Sementara itu, di tempat lain, Pasha duduk termenung di ruangannya. Pikirannya kembali pada mimpi-mimpi yang terus mengganggunya. Dua anak kecil. Dua anak lelaki yang mirip dengannya. Mereka selalu memanggilnya dengan suara ceria. “Papa! Papa kapan kau akan menjemput kami?”Pasha mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak bisa berdiam diri. Ia harus menemukan Rosa. Sebelum semuanya terlambat. Anak-anak kecil itu. Mereka berlarian di padang rumput, tertawa riang, dan kemudian menoleh ke arahnya dengan mata yang hidup. Suara itu masih terngiang jelas di kepalanya, membuat dadanya terasa sesak. Bagaimana jika mimpinya bukan sekadar bunga tidur? Bagaimana jika itu adalah pertanda? Jeena benar. Ia bodoh. Bagaimana bisa ia membiarkan Rosa pergi begitu saja setelah malam itu? Pasha tahu Rosa bukan tipe wanita yang akan berbuat gegabah. Jika Rosa sampai pergi dan memutuskan untuk menghilang, pasti ada sesuatu yang disembunyikannya. Dan kini, setelah Jeena melihatnya dengan perut

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 367

    “Rosa,” suara Pasha terdengar serak. “Kenapa kau tidak memberitahuku?”Rosa menelan ludah, berusaha menjaga ketenangannya. “Karena ini … bukan urusanmu, Tuan Pasha.”Pasha mengepalkan tangannya. “Bagaimana bisa bukan urusanku? Kau mengandung anakku!”Rosa menatap tajam Pasha lalu mendesah pelan. “Kata siapa? Jangan terlalu percaya diri Tuan.”Pasha tersenyum getir. “Memangnya kau punya kekasih? No! Kau tidak punya kekasih. Sudah jelas, kita melakukan itu tanpa pengaman. Bagaimana bisa kau melupakan malam itu begitu saja?”Rosa tercekat tenggorokannya. “Tolong. Pergilah!”“Aku akan pergi setelah tahu kebenaran tentang bayi yang kau kandung,” lanjut Pasha terdengar serius.Percuma Rosa terus mengelak. Pada akhirnya Pasha akan tahu kebenarannya.Rosa menatapnya dengan mata penuh luka. “Aku tidak butuh kau dalam hidupku.”Pasha merasa dadanya seperti dihantam keras.Ia melangkah maju, suaranya lebih pelan kali ini. “Rosa… aku tidak bisa membiarkanmu menjalani ini sendirian.”Rosa menggelen

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03

Bab terbaru

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Extra Part (Ending)

    Sepuluh Tahun KemudianLangit pagi itu cerah di kawasan perbukitan tempat kediaman keluarga Manggala berdiri megah. Rumah bergaya modern tropis dengan sentuhan klasik itu dikelilingi taman bunga dan pepohonan rindang, dibangun oleh Aldino, sang kakek yang visioner. Di halaman belakang, terdengar suara tawa anak-anak dan langkah kaki berlarian.Kini Manggala mengambil alih perusahaan sang ayah, sedangkan Jeena menjadi seorang pianis seperti ibunya. Ia juga bahagia menjadi seorang ibu dari empat orang anak. “Mas Sagara! Tunggu aku dong!” seru Bintang, bocah sepuluh tahun yang berusaha mengejar kakaknya.Sagara menoleh sambil tertawa. “Cepat dong, Bintang! Katanya mau lomba lari?”Dari balik pintu kaca, dua gadis kembar berambut panjang hitam–berusia tujuh tahun, Savana dan Aurora, berseru bersamaan, “Mamaaa! Mas Sagara gak mau ajak kita main!”Jeena, yang tengah menyiram bunga, menoleh sambil tersenyum. “Kalian gak usah ikut main lari-larian. Kalian bisa kan main yang lain,”Savana dan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 431

    Tiga minggu telah berlalu sejak kecelakaan itu.Alby akhirnya pulang ke Jakarta. Ia masih lemah, tubuhnya belum sepenuhnya pulih, tapi kesadarannya sudah kembali. Dan itu saja sudah cukup membuat seluruh keluarga menghela napas lega.Di kamar yang tenang, Alby perlahan duduk di sisi ranjang. Levina sigap menopangnya.“Kamu yakin udah kuat buat berdiri?” tanyanya pelan, seolah takut suaranya akan membuat Alby goyah.Alby tersenyum tipis. “Aku nggak selemah itu, Lev… Tapi kalau kamu tetap mau di sini, aku nggak keberatan.”Senyum itu begitu lemah, tapi cukup untuk menggetarkan hati Levina. Ia membalas tatapan itu dengan lembut, menyembunyikan guncangan di dadanya. Sejak hari pertama Alby tak sadarkan diri, Levina tidak pernah meninggalkan sisinya.Ia bertahan, bahkan ketika dokter kehilangan harapan. Dan, keluarga Basalamah mengabaikannya. “Lev,” suara Alby pelan.Levina menoleh cepat. “Hmm?”“Makasih ya… sudah rawat aku.”Alby menatap Levina dengan senyum tipis.Levina diam kemudian m

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 430

    RS Bali International Cahaya lampu rumah sakit memantul di lantai keramik yang licin, menciptakan suasana dingin dan sepi. Di balik pintu ICU yang tertutup rapat, Alby tengah berjuang mempertahankan hidupnya. Tubuhnya penuh luka, sebagian tulangnya retak, dan kepalanya mengalami trauma berat akibat benturan keras dalam kecelakaan.Di ruang tunggu ICU, suasana dipenuhi ketegangan.Dokter Bagas, ahli bedah saraf yang menangani Alby, keluar dengan wajah serius langsung mengabari kondisi Alby saat ini pada keluarga; Sulis-Ali, Beryl, Ana-dr Zain, dan Manggala-Jeena yang langsung terbang ke Bali setelah mendapat kabar buruk mengenai kecelakaan yang menimpa Alby.Dokter Bagas berkata. “Kami sudah melakukan tindakan penyelamatan secepat mungkin. Alby mengalami pendarahan hebat di otak serta beberapa patah tulang rusuk yang melukai paru-paru kirinya. Kami telah memasang ventilator dan melakukan dekompresi kranial untuk mengurangi tekanan pada otaknya.”Tak ada yang berbicara. Wajah Ali pucat,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 429

    “Hari ini mendadak sepi, ya?”Levina menoleh. Alby ada di sampingnya, berjalan santai di antara deretan pohon mahoni yang mulai meranggas. Cahaya senja memantulkan rona keemasan di wajah mereka, menciptakan siluet yang tenang namun menyimpan gelombang perasaan yang tak terucap.Alby menatap tunangannya dengan lembut. Banyak hal ingin ia katakan, tapi belum waktunya. Ia hanya meraih jemari Levina dan menggenggamnya erat. Namun, kali ini Levina tidak menolak. Ia tahu harus berpura-pura menjadi kekasih Alby dengan sebaik mungkin.“Besok kita menikah. Tapi hari ini… izinkan aku jujur.”Alby menatap Levina dari samping. Meskipun Levina selalu menampilkan wajah dengan minim ekspresi, di matanya gadis itu terlihat cantik. Mungkin wanita tercantik yang pernah ia sukai. Ia menyukai segala hal tentang dirinya. Entah sejak kapan, Ia mulai merasakannya. Alih-alih merespon perkataan Alby, Levina menatapnya dalam. “Aku dengar kau sudah melaporkan Bella dan Roger.”Alby mengangguk pelan. “Aku rekam

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 428

    “Lihat nih! Komennya udah tembus sepuluh ribu. Gila, Bella, kamu viral!”Manager Bella, seorang wanita berkacamata bernama Fara, tertawa kecil sambil menyodorkan ponsel ke arah kliennya. Di layar, unggahan Bella sedang dibanjiri komentar dan likes. Foto-foto kontroversial dengan Alby—yang sengaja diposting ulang oleh akun fanbase-nya, membuat namanya melejit dalam semalam.Bella tersenyum tipis, membolak-balik notifikasi dengan santai.“Ya... kalau skandal bisa bikin aku trending, kenapa nggak?” ujarnya ringan.Fara menyikut lengannya. “Kamu jahat juga, ya.”Bella menjawab dengan anggukan percaya diri. “Dunia hiburan bukan tempat buat yang terlalu baik.”Namun sebelum mereka bisa tertawa lagi, pintu studio tempat mereka santai tiba-tiba terbuka keras.BRAK!Keduanya terlonjak kaget. Di ambang pintu, berdiri Alby dengan sorot mata yang tak pernah Bella lihat sebelumnya—dingin, tajam, dan penuh kemarahan yang ditekan.“Untuk apa kamu lakukan ini, Bella?”Nada suaranya rendah, tapi mengge

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 427

    “Astaga, Bella, sialan!” gumam Alby saat melihat layar ponselnya. Foto-foto itu terpampang jelas. Ia dan Bella terlihat terlalu dekat. Mereka seperti sepasang kekasih.Skandal itu tersebar begitu cepat. Akun-akun gosip di X dan I*******m berebut menaikkannya, sementara bot-bot anonim memperkeruh suasana dengan komentar tajam dan spekulasi kejam. Nama Alby mendadak trending, bukan karena prestasi, tapi karena ciuman yang tak pernah benar-benar terjadi.Dengan geram, Alby melemparkan ponselnya ke meja. Ia ingin menyangkal semua ini, tapi bagaimana? Mata kamera tidak pernah peduli pada kebenaran—hanya pada apa yang terlihat.Ponselnya bergetar. Nama “Mommy” tertera di layar.Sulis tidak pernah menelepon tanpa alasan. Dan kali ini, Alby tahu persis apa yang membuat ibunya menelepon di tengah malam, saat hujan mengguyur kota seperti murka langit yang tak tertahan.Sulis duduk anggun di sofa ruang tamu. Ruangan itu sepi, tapi hawa di dalamnya menggigit seperti salju saat musim dingin. Alby

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 426

    Di kediaman Mahesa“Levina…” suara Roger terdengar pelan dan penuh simpati saat ia masuk ke dalam ruang tamu di mana Levina sedang duduk, membaca buku.Levina menatapnya, keningnya berkerut. “Roger? Ada apa?”Hubungannya dengan Roger mulai membaik. Keluarga Roger datang dan meminta maaf pada Mahesa atas apa yang telah Roger lakukan.Roger tersenyum lalu duduk bergabung dengan Levina, seolah menimbang-nimbang kata-kata yang ingin ia ucapkan. “Aku mendengar kabar yang cukup mengejutkan.” Ia mencoba menatap Levina dengan ekspresi prihatin, namun dalam hatinya, ada kepuasan yang terselip. “Aku... aku dengar kalau Alby terlibat hubungan dengan seorang penyanyi pendatang baru. Mereka... kedapatan di beberapa tempat bersama. Selingkuh, mungkin.”Levina hanya mengangkat alis. “Oh,” jawabnya singkat, tanpa ekspresi lebih lanjut. “Kapan kamu mendengarnya?”Roger sedikit terkejut dengan respons Levina yang begitu datar. “Baru beberapa hari yang lalu. Sepertinya mereka terlihat sangat dekat. Aku h

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 425

    Di sebuah lounge hotel mewah, Roger duduk menyilangkan kaki sambil menatap layar ponsel. Di sampingnya, seorang wanita berambut panjang duduk dengan senyum menggoda—Bella, penyanyi pendatang baru yang sedang naik daun.“Jadi... lo cuma mau gue foto bareng dia?” tanya Bella dengan alis terangkat. “That’s it? Gue pikir bakal lebih ekstrem.”Roger tertawa pelan, suaranya tenang namun licik. “Nggak perlu ekstrem. Cukup satu foto. Waktu yang pas, tempat yang pas. Publik akan percaya kalau Alby ternyata sama aja kayak pria lainnya. Dan Levina... perempuan dengan prinsip seperti dia? Dia akan mundur sendiri.”Bella mengangkat bahu. “Easy. Asal bayarannya sepadan.”Roger menyerahkan sebuah cek yang sudah ditandatangani olehnya. “Lihat sendiri.”Bella tersenyum licik. “Deal.”Roger bersandar, lalu menyesap kopinya. Matanya menatap kosong ke depan. “Sorry, Alby... Aku lebih dulu kenal Levina. Dan aku nggak akan biarin kamu ambil Levina,” Roger sudah mendengar kabar tentang Levina yang sudah di

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 424

    Rumah besar keluarga Ana Basalamah sore itu lebih sunyi dari biasanya. Dedaunan bergerak pelan ditiup angin, dan cahaya matahari yang menembus kaca jendela membuat ruangan terlihat hangat—meski hati sebagian penghuninya masih membeku.Di ruang keluarga, Sagara duduk di atas karpet bulu berwarna krem. Bocah empat tahun itu memeluk boneka dinosaurus hijau miliknya. Matanya masih sembab, dan tak ada satu pun senyum terukir di wajah kecilnya.Pasha duduk tak jauh darinya, memangku salah satu putra kembarnya—Rayyan—yang tengah bermain mobil-mobilan sambil tertawa sendiri. Di sisi lain, Rosa menggendong Rafael yang baru saja tertidur di pangkuannya. “Gara,” panggil Pasha dengan suara pelan.Sagara menoleh perlahan. Ia belum sepenuhnya nyaman, belum juga paham sepenuhnya apa yang terjadi dengan ayahnya.Pasha mencoba tersenyum. “Papa Pasha bawa mainan, mau lihat?”Bocah itu hanya mengangguk kecil. Pasha mengeluarkan satu set puzzle binatang dari dalam tasnya.“Coba tebak ini apa?” Ia mengang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status