"Siapa?"Vivi menggeleng. "Tidak tahu.""Kamu bisa melihat nama, kecuali tidak kamu simpan."Tanpa melihat layar, Vivi sudah tahu siapa yang menelepon. Nada lagu itu khusus dibuat untuknya."Itu suara kamu?"Vivi tidak menjawab. "Saya minta maaf atas gangguan tadi."Putra menatap kagum Vivi. Ternyata suara nyanyiannya bagus.Choky memiringkan kepalanya dan tertawa hehehe. Oh, mungkin ini sebabnya si bos terpikat, nyanyiannya bagus apalagi kalau sudah di atas tempat tidur, pasti lebih bagus."Mulai darimana kita tadi. Ah, soal kamar. Saya rasa kita bisa menawarkan fasilitas kamar untuk orang-orang kaya yang kena virus dengan kerja sama runah sakit."Reza menghentikan kegiatan nakal kakinya. "Kerja sama ya.""Bukankah itu bagus jika kita bisa bekerja sama dengan rumah sakit? saya yakin, pasti ada salah satu cabang rumah sakit di Bali yang mau bekerja sama.""Sayangnya itu hanya klinik kecil yang akan ditutup."Vivi memiringkan kepalanya. "Ditutup?""Tidak ada pengawasan disana, orang it
Vivi masuk ke dalam apartemen mewah yang disediakan Reza sambil menunduk lesu. Ia tidak bisa memberikan jawaban untuk Reza secepatnya.Reza juga tidak ambil pusing, karena yakin Vivi tidak akan pernah lepas dari genggamannya. Dia menyuruh Choky dan Putra menemani Vivi ke apartemen mewahnya dan membelikan semua kebutuhan yang diperlukan Vivi.Sayangnya, Vivi terlalu lelah untuk belanja. Jadi, dia meminta tolong ke Choky dan Putra untuk segera ke apartemen.Choky yang membuntuti Vivi dari belakang, menatap kagum isi apartemen. "Ini sangat mewah."Putra bercerita dengan bangga. "Apartemen ini dibangun dengan mewah, di lantai paling atas adalah penthouse. Tempat ini juga sangat privasi jadi cocok untuk nona.""Cocok untuk menjadi simpanan." Sarkas Vivi.Choky dan Putra saling menatap.Vivi menjatuhkan diri di sofa lalu bersandar dengan santai. "Tempat ini dulunya milik kekasih yang keberapa?""No-"Putra menghalangi Choky dan maju selangkah. "Sepertinya ada sedikit kesalah pahaman disini.
"Manajer, ada tamu yang komplain karena mendengar suara tawa marketing dari korea semalam." Lapor front office ke Vivi yang masuk tanpa mengetuk.Vivi segera berdiri dan berjalan mengikuti front office. Ia melihat seorang tamu bule marah-marah ke dua front office, satu bellboy, night audit dan juga marketing dari korea."Bisa dijelaskan apa yang terjadi?"Para pegawai yang melihat manajernya datang, menghela napas dengan lega. Ini memang tugas spv fo tapi spv sedang keluar bersama marketing lokal untuk bertemu dengan agen perjalanan."Semalam, saya menerima telepon komplain dari tamu ini. Night audit dan marketing korea tertawa sampai terdengar di telepon. Saya sudah menjelaskan kalau tidak bermaksud menyinggung tamu ini, tapi mereka tetap tidak menerimanya." Jawab fo yang melapor tadi. "Makanya saya coba panggil manajer." Sambungnya."Komplain tentang apa?" tanya Vivi."Restoran terlambat satu setengah jam mengirim makanan sementara istrinya punya maag akut, saya sudah menghubungi pi
"Bagaimana?" tanya pegawai fo dan reservasi yang berkumpul di ruang reservasi.Pegawai fo yang ditugaskan, menggeleng kepala dengan miris. Malam ini mereka semua harus bekerja keras menangani tamu sendirian."Apa kita telepon supervisor saja?" tanya salah satu fo.Evi yang sedaritadi mendengar, mendecak keras. "Kalian lupa waktu itu tuan muda marah karena tamu menurun? Tuan muda mengancam para supervisor untuk mencari tamu.""Tapi kan tidak adil, departemen fo, hk dan keuangan tidak tahu apapun. Itukan tugas marketing dan reservasi!"Waktu itu Evi juga ingin komplain tapi Eve dan lainnya melarang para bawahan buka suara, pasalnya mereka rentan dipecat oleh tuan muda satu ini sementara mereka harus bertahan bekerja di pandemi ini. Banyak hotel ditutup bahkan pegawai dirumahkan karena tidak bisa menutup biaya operasional, beberapa hotel mampu bertahan karena kebaikan hati pemilik hotel atau pemilik hotel memiliki bisnis selain hotel.Andaikan nona Vivi ada disini, meskipun hanya menunju
"Vivi, jangan melihat adegan itu. Tolong, itu tidak baik untukmu." Mohon Krisna."Tidak baik untukku? Lalu bagaimana denganmu?" Vivi mati-matian berusaha menahan gairahnya. "Tidak Vivi, kamu dimana? Aku akan menjemputmu sekarang!"Vivi sudah diambang batas, ia meletakan handphone di atas meja dengan loud speaker dinyalakan. "Selamat bersenang-senang tunangan tercinta. Jika kamu bisa bersenang-senang, kenapa aku tidak?""Vivi, jangan tinggalkan handphonemu! Aku akan melacaknya sekarang dan menjemputmu! Vivi!"Krisna bisa mendengar suara erangan wanita. Tidak, ini bukan suara Vivi, ia harus segera menyelamatkan Vivi sebelum terjerumus lebih dalam.Dulu di Australia, dia bertemu dengan Almira dari pesta yang diadakan temannya, dan pesta itu berakhir menjadi liar. Krisna akui, itu kali pertamanya dia merasakan surga duniawi tapi dia tidak bisa membiarkan Vivi terjerumus ke hal yang sama.Krisna masih membutuhkan Vivi dan tidak bisa membiarkan Vivi juga merusak nama baiknya sebagai politi
Krisna mematikan sambungan telepon dengan kesal. Benar kata ibunya, ayah sekarang sedang bersenang-senang dengan wanita lain.Krisna mengacak rambutnya dengan kesal."Kak."Krisna terkejut lalu balik badan. "Erika.""Kenapa kakak seperti itu di lorong sini? Masalah Vivi?"Krisna menggeleng. "Ayah benar-benar selingkuh dengan wanita lain."Erika terpana. "Ayah selingkuh? Lalu bagaimana dengan harta warisan untuk kita? Wanita selingkuhan ayah pasti tidak mau kita ikut campur. Wanita itu pasti hanya ingin menguasai harta keluarga kita!"Krisna juga bingung. "Ayah tadi menanyakan hal aneh.""Hal aneh apa?""Jika ayah bukan pengusaha, apakah kita akan mencintai ayah?"Erika terdiam. Selama ini dia tidak pernah memikirkan hal itu, yang dia tahu hanya terlahir kaya. "Anehkan?" tanya Krisna. "Bukankah setiap orang tua menjadi kaya untuk membahagiakan anak-anaknya? Apa ayah ingin menjadi miskin? Gak mungkinkan, ayah kita sangat tampan dan kaya.""Lalu karena dia tampan dan kaya, jadi bisa me
23 tahun lalu.Reza yang baru pulang sekolah mendapati ibunya duduk di lantai dengan serpihan pecah belah bertebaran di sekitar dan sedang dibersihkan para pelayan."Ibu."Ibu Reza mengangkat kepala dan menatap Reza dengan sedih. "Putraku," lirihnya."Apa yang terjadi?" Reza melangkah dengan hati-hati lalu memeluk ibunya. "Apakah ayah mabuk lagi?"Ibu Reza terisak di pelukan putranya. "Ayahmu bersama wanita lain lagi, ibu hanya bertanya tapi dia malah menghancurkan barang-barang."Reza geram dengan perbuatan ayah kandungnya sekarang, kehidupan harmonis saat kakeknya ada menguap menjadi ilusi. Ayahnya lebih sering ke kantor, mabuk dan main dengan wanita padahal ayahnya sangat hebat dalam pekerjaan.Ayah Reza tidak bisa memukul atau membunuh Reza karena keseluruhan harta yang dipegang semuanya milik ibu Reza dan putranya. Balik nama pun juga tidak bisa karena terikat perjanjian, yang bisa dia lakukan hanya menyiksa secara verbal dan psikologis supaya ibu Reza menceraikannya secara sadar
Tak lama, perkataan Angel terbukti. Sebulan setelahnya, di hari ulang tahun Reza, wanita itu memberikan obat perangsang dan membuatnya melakukan hubungan seks dengan Reza.Pagi hari, semua orang menjadi gempar. Keluarga ayah dan ibu Reza yang masih menginap di rumah menjadi saksi sementara wanita itu menangis dengan sedih sehingga menimbulkan simpati ke semua orang.Ibu Reza segera menghapus semua bukti dengan tujuan melindungi anaknya, hal itu menimbulkan kekesalan pada Chandra dan Angel. Andaikan saja mereka memiliki bukti, kalau wanita itu tidak perawan dan sperma di atas sprei.Karena masih di bawah umur, ibu Reza tidak ingin menikahkan anaknya tapi menanggung kehidupan wanita itu.Wanita itu menolak dengan alasan harga diri, sebulan setelahnya dia melarikan diri tanpa kabar.Reza hanya diam, berusaha menyembunyikan kekesalannya. Andaikan saja dirinya lebih waspada dan mendengar nasehat Angel, hal ini tidak akan terjadi.Ayah Reza memaki dan memukul Reza di depan keluarga dan teman
Video Cefrilizia yang selingkuh dengan beberapa pengusaha, menyebar luas. Para istri kaya mengutuk perbuatan wanita yang sempat mereka bela dan kagumi, sementara para suami hanya diam tidak menanggapi. Beberapa bahkan berdoa supaya tidak muncul wajah lawan main wanita liar itu. Cefrilizia menjerit sedih dan memohon di kaki ayahnya yang menangis. "Aku tidak melakukan perbuatan kotor, papa. Kami melakukannya berdasarkan kebutuhan seperti yang papa lakukan. Jangan benci aku, papa. Aku minta maaf." Tommy memejamkan mata dengan sedih saat melihat putri kesayangan yang memiliki harga diri tinggi harus meminta maaf dengan cara seperti ini. "Mereka juga bilang akan membantu semua urusan papa, aku juga ingin melihat papa bahagia tanpa mengkhawatirkan uang seperti dulu lagi." Dua sipir penjara yang menjaga pintu, menggeleng miris. Dengan nada gemetar, Tommy bertanya kepada putrinya. "Apakah kamu tidak tahu bahwa itu semua perbuatan salah? Mereka memiliki keluarga, harga diri kamu sangat t
Satu minggu kemudian Cefrilizia terkejut melihat kondisi papanya yang kurus dan tidak terawat. "Papa?"Tommy tersenyum sedih, dengan nada getir mulai menjelaskan semua permasalahannya.Cefrilizia berteriak marah. "BAGAIMANA BISA AYAH MELAKUKAN PELANGGARAN SEPERTI ITU?!""Papa hanya ingin sedikit mengambil keuntungan, tidak papa sangka pria itu malah dipenjara.""Uang kita- sita saja semua aset miliknya, ambil yang mereka punya. Papa!"Tommy menggeleng sedih. "Terlambat, semua asetnya sudah masuk ke dalam penyelidikan. Rumah dan mobil kita sudah disegel bank lebih awal, takut kita tidak bisa membayar semuanya."Tubuh Cefrilizia gemetar ketakutan, tidak ingin hidup di penjara lebih lama. "Apa yang harus aku lakukan papa?""Bertahanlah, saat ini papa tidak mampu menyewa pengacara. Tolong jangan melakukan hal-hal aneh, kita juga sudah tidak bisa membayar bodyguard."Tiba-tiba Cefrilizia teringat dengan ancaman bodyguard yang datang menghalangi dirinya dan Erika."Papa, ini pasti ulah Vivi
Sayangnya rencana Tommy hanya tinggal rencana. Kedua tangannya gemetar marah ketika mendapat surat dari bank Fumoshi beberapa hari kemudian.Penolakan!Bank Fumoshi menolak pengajuan pinjaman untuk calon klien. "Bisnisnya sangat potensial dan bagus, bagaimana bisa kalian menolak pinjaman untuk orang ini?!" teriak Tommy sambil menggebrak meja. "Kalian sadar tidak sih, kerugian apa yang akan kita dapatkan setelah melihat pengusaha potensial ini?"Reiko duduk berhadapan dengan Tommy. Kali ini dirinyalah yang turun tangan menghadapi pria tua gila dan mata keranjang ini. "Apakah anda sadar bisnis apa yang anda sodorkan ke kami?""Apa? Apakah kalian semua mempertanyakan kredibilitas dan pengalamanku selama ini?!" Tommy berdiri sambil menunjuk Reiko dengan marah.Reiko menghela napas panjang, mencoba untuk bersabar tidak melempar barang ke kepala lawan bicaranya. "Apakah anda tahu bahwa bisnis yang disodorkan itu ilegal?"Tommy kembali duduk dan menatap tidak percaya Reiko. "Saya sudah memil
Cefrilizia memberontak ketika akan dimasukan ke dalam sel oleh para polisi. "AKU TIDAK MELAKUKAN APAPUN! LEPASKAN AKU! INI PASTI ULAH VIVI!"Para polisi berhasil melempar Cefrilizia masuk ke dalam sel dan cepat-cepat menutupnya. Cefrilizia yang marah, berlari dan memegang erat pagar besi tahanan. "Panggilkan pengacara! Aku belum resmi menjadi tersangka, tapi sudah dimasukkan ke dalam sel?"Para polisi bergegas pergi meninggalkan Cefrilizia yang marah."AKU BELUM MENJALANI SIDANG DAN AKU TIDAK MEMBUNUH SIAPA PUN! KELUARKAN AKU DARI SINI! PAPA! PANGGIL PENGACARAKU!" teriak Cefrilizia sambil mengguncang pagar besi."Hei, jangan bersikap kesetanan begitu. Kami jadi takut."Cefrilizia menoleh dan melihat seorang wanita duduk di sudut tembok sambil dipijat kroninya. "Kalian-""Kami masuk penjara baru hari ini karena pengeroyokan, kamu sendiri karena apa?"Cefrilizia mendengus keras dan tidak menjawab."Ah, orang kaya," kata wanita itu sambil menikmati pijatan temannya dengan santai. "Kekuat
Keesokan harinya, Vivi berkunjung ke rumah Kinan sambil membawa kedua bayinya, sementara Reza diskusi masalah bisnis di ruang kerja suami Kinan.Kinan menyesap teh dengan anggun sambil mengamati perilaku lembut Vivi pada anak-anaknya. "Kamu terlihat sabar menghadapi mereka, biasanya anak-anak muda sedikit tidak sabar menghadapi bayi."Vivi tersenyum lembut. "Mungkin karena saya menikah dengan pria dewasa, jadi saya ikut tenang."Kinan tertarik dengan jawaban Vivi. "Oh."Vivi tersenyum gugup. "Saya sudah mendengar gosip di luar mengenai pernikahan saya dengan suami, sebenarnya saya merasa tidak adil, tapi begitu suami mengajarkan saya kesabaran, saya kembali tenang.""Bukankah kamu juga menjalankan perusahaan suami?""Anda tahu itu?""Tidak mungkin saya tidak tahu.""Sebenarnya itu ide suami saya, karena tahu saya bosan di rumah.""Bosan? Bosan mengurus anak?""Ah, tidak. Bukan begitu, saya tidak bosan mengurus anak, saya selalu dibantu para pelayan di rumah. Tapi saya bosan tidak mela
Di saat para dewan direksi panik karena Vivi, Tommy bertemu dengan dengan salah satu pengusaha muda yang mencari investor dan menjelaskan semua rencananya."Saya yakin, anda juga akan mendapatkan keuntungan banyak setelah berhasil mendapatkan kontrak dengan bank Fumoshi."Tommy mengerutkan kening tidak suka. Memang dirinya mengajukan kerja sama dengan bank tersebut untuk menaikkan nilai dirinya tapi bukan berarti dia mau menyerahkan potensial uang ke pihak bank, meskipun memang ada perjanjian tertulis.Tommy berdehem. "Berapa dana yang ingin kamu ajukan?"Pria itu menyerahkan tulisan ke tommy.Tommy tersenyum lebar ketika melihat angka itu. "Kamu yakin dengan uang segitu, bisa mendapatkan banyak penghasilan?""Oh, ayolah pak. Jangan terlalu gaptek. Sekarang zamannya dunia teknologi, kita harus bisa maju seberapapun usia kita."Tommy menaikkan salah satu alisnya. "Bisa dijelaskan dulu perlahan? Saya masih bingung.""Di dunia serba teknologi ini, masyarakat yang sudah terlanjur nyaman d
Erika menatap nanar Cefrilizia, sorot mata dan ambisi yang sama seperti ibunya. "Tidak bisakah anda tidak menyentuh kami? Sekarang kami sudah hidup tenang meskipun tidak semewah anda."Krisna memeluk bahu Erika. Seandainya mereka berdua tidak melakukan hal buruk di masa lalu, mungkin semuanya tidak akan seperti ini.Cefrilizia semakin salah paham. "Aku tahu masa lalu kalian sangat mengerikan, jadi jika kalian bekerja sama padaku untuk menghancurkan Vivi. Aku berjanji akan membawa pulang kalian ke rumah itu lagi.""Aku tidak mau kembali ke tempat itu, tolong pergilah." Mohon Erika. "Jangan memaksa kami.""Aku tidak memaksa kalian, aku-"Tiba-tiba seorang pria bertubuh tinggi dan kekar menghalangi pandangan Cefrilizia sampai membuatnya terpaksa mendongak.Choky menunduk dan menatap dingin wanita tidak tahu malu itu. "Nona Heard, tolong pergi dari sini. Anda sudah mengganggu."Cefrilizia tertawa sinis. "Bagaimana bisa aku mengganggu? Aku hanya ingin menyelamatkan anak-anak tidak bersalah
Dua hari kemudian.Cefrilizia terkejut mendengar Ken dan istrinya pindah ke Australia tanpa memberikan kabar, bahkan Hannah juga mendadak keluar dari grup tanpa mengatakan apapun.Cefrilizia mondar mandir di ruang tamu dengan cemas, apakah mereka akan berkhianat?Tommy pulang ke rumah dengan bahagia lalu memeluk putrinya yang cemas. "Hahahaha-"Cefrilizia terkejut. "Papa, ada apa?""Ini berita menyenangkan untuk kita.""Berita apa? Apakah ada yang memberikan uang banyak untuk papa?""Tidak, tapi bank Fumoshi akhirnya setuju kerja sama dengan kita."Kedua mata Cefrilizia berbinar dan melompat bahagia. "Oh, astaga. Selamat papa.""Kita pasti akan kaya raya dan semua akan menghormati kita berdua, kamu juga harus membantu papa menangani klien.""Tentu saja, putri papa yang cantik ini siap membantu."Tommy melihat wajah putri kesayangannya yang mendadak murung. "Ada apa? Kenapa kamu seperti itu?""Papa tidak dihubungi teman golf papa? Si Ken?""Ah, papa sudah mendengar kabarnya. Mendadak d
Hannah berteriak marah sekaligus memukul suaminya. "Kamu berani selingkuh di belakangku? Kita sudah menikah lama dan ternyata kamu main di belakangku?"Ken berusaha melindungi diri sendiri. "Tidak, aku tidak melakukan apapun. Itu hanya iseng bersama dia, aku hanya sering main golf bersama ayahnya.""Lalu suara itu? Apa kamu pikir aku tuli?!""Aduh!"Choky dan bodyguard lain berdiri menjauh dari sofa."Pak Ken, anda bisa menandatangani jual beli saham. Nyonya tertarik untuk membeli saham dari anda," kata Putra. "Kami akui telah melakukan kesalahan selama ini."Tangan Hannah berhenti lalu menoleh ke Putra, begitu juga dengan Ken yang sudah memegang bantal sofa dan di posisi terlentang.Putra tersenyum dingin sambil memperbaiki letak kaca matanya. "Nona Vivi selama ini hanya mengandalkan kekuatan suaminya dan tidak memiliki saham apapun, meskipun tertulis secara hukum, harta tuan besar sudah menjadi milik nyonya."Sudut bibir Choky terangkat."Karena itu nyonya, tertarik membeli saham mi