Share

Satu Payung Bersama

Penulis: Kaiwen77
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-01 08:10:34

Sore itu. Jihan dan Darren sedang berendam bersama di dalam bathub, namun tidak benar-benar hanya berendam saja. Tangan Darren membantu Jihan bergerak di atas. Sementara Jihan mencengkram erat pundak Darren.

Bibir Darren tersenyum sinis dan berbisik, "kenapa? Tadi bilangnya mengajak mandi bersama. Tapi diajak begini malah mau."

Jihan berusaha mengumpulkan fokusnya yang tercecer. "Mas juga yang katanya hanya bakal mandi bersama saja, kenapa malah mengajak?"

Darren menyeringai dan mendekat hanya untuk menggigit bibir Jihan. Gigitan itu lumayan keras, jadi membuat Jihan sedikit meringis dan memukul Darren. Hingga Darren melepaskan gigitan dan berubah menjadi menyesap, tangan Darren juga semakin liar membantu Jihan bergerak. Membuat Jihan benar-benar tak bisa fokus lagi dan terburu menutup mulutnya yang ingin mengeluarkan suara.

***

Di meja makan, Bella sibuk menatap kedua orang tua yang nampak ceria, tidak seperti biasanya. Meski tidak tahu apa yang membuat Darren dan Jihan seperti itu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Harus Harmonis

    "Menginap di hotel? Kenapa?" tanya Jihan tanpa menjauhkan kepala dari pundak suaminya."Karena hujan. Tidak mungkin kita balik ke rumah."Saat itu juga, Jihan langsung mengerutkan dahi. Apa hubungannya menginap di luar karena hujan? Bukankah mereka pergi dengan mobil? Tidak akan basah juga kalau mengemudi sampai rumah."Apa karena Bella yang sedang tidur? Makanya kita menginap di luar?" tanya Jihan.Darren sedikit meliriknya. "Bukan. Jalanan pasti licin kalau hujan sederas ini, terus pandangan juga terganggu. Jadi, lebih baik mencari penginapan terdekat.""Benar juga."Akhirnya, setelah melakukan reservasi secara online. Darren membawa Jihan dan Bella ke hotel terdekat, tentunya dengan mengemudi hati-hati. Hujan masih saja belum reda, namun ketika Jihan telah siap untuk membuka payung yang diberikan oleh Darren. Tiba-tiba saja hujan malah mulai berhenti.Hingga mata Jihan dan Darren saling bertatapan. Darren menatap sekitar yang benar-benar sudah tidak hujan. Kemudian Darren mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Berbeda Dari Elina

    Tengah malam, ketika Jihan tertidur sangat nyenyak. Darren nampak membuka mata dan turun dari ranjang hanya untuk menggeser sofa ke dekat kasur. Dengan perlahan, Darren memindahkan tubuh Bella untuk menjauh dari Jihan. Lantas, Darren merebahkan diri di sebelahnya. Bahkan, Darren dengan sengaja menarik Jihan ke dalam pelukan.Darren menoleh saat Bella menggeliat, tangan pun mengelus kepala sang putri. "Tidur Sayang."Jihan sedikit membuka matanya. Bibirnya langsung mengulas senyum ketika yang pertama kali dilihatnya adalah wajah Darren. Kemudian Jihan semakin masuk ke dalam pelukan Darren. Suaminya nampak sedikit kesulitan bernapas, namun Darren memilih untuk tidak menyingkirkan Jihan.Namun, ketika pagi tiba. Jihan melotot terkejut saat membuka mata, ia menemukan Darren berada tepat di depan matanya. Bahkan tangan Darren sedang memeluk tubuhnya. Jihan benar-benar tak menyangka kalau semalam itu bukanlah mimpi. Jihan memeluk Darren saat tidur."Bagaimana bisa aku tidur sambil memeluk D

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Sengaja Dipertemukan

    Setelah membayar baju yang ia beli. Kini Jihan dan Luna memasuki outlet kosmetik, Luna tak beli banyak barang. Kemudian mereka berdua pergi ke cafe di sekitar mall. Jihan duduk berhadapan dengan Luna yang sibuk bermain ponsel."Hubungan Kakak dengan Kak Aksa baik-baik saja?" tanya Jihan mencoba untuk ikut campur.Luna berhenti bermain ponsel dan menatapnya. "Kenapa tanya?""Hanya ingin tahu saja."Luna berdecak, "pria yang hatinya dihuni wanita lain, mana bisa baik-baik saja berhubungan denganku."Jihan terdiam sejenak. Setelah dipikir sedikit, Jihan akhirnya bisa mengerti. Alasan Luna dinikahkan secara paksa dan tak pernah menjalin hubungan yang baik dengan Aksa. Semua itu karena Elina. Darren begitu tergila pada Elina dan menikahi wanita itu, namun Elina malah diam-diam menjalin kasih dengan Aksa.Setidaknya itu yang Jihan simpulkan. Namun, Jihan langsung membisu dan sibuk menyeruput minuman yang dipesannya saja. Jika benar Elina menjalin hubungan dengan Ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Bunuh Jihan

    Luna nampak marah dan berjalan lebih dulu, tentu membuat Jihan yang harus berjalan ke kasir dan membayar. Meski melayani pelanggan yang lain, tapi Abian sesekali berhenti di sekitarnya ketika melintas. Contohnya sekarang, ketika Jihan sedang antre."Dasar tidak tahu malu. Mentang-mentang sudah jadi istri orang kaya, main tuntut saja. Lebih baik kita urus kehidupan masing-masing, datang ke sini sebagai pelanggan saja, jangan membuat masalah," bisik Abian kemudian berjalan pergi.Jihan mengepalkan tangan dengan kesal. Sudah bagus Jihan membantu Abian lepas dari Luna yang bisa saja membuat manajer memecat. Bukannya terima kasih, malah menyuruhnya mengurus kehidupan masing-masing dan tidak saling mengganggu.Setelah membayar, Jihan memutuskan untuk keluar dari cafe. Namun, mata Jihan sibuk mencari keberadaan Luna serta mobil yang terparkir di sekitar mall. Jihan berakhir dengan menghela napas saat merasa kalau dirinya ditinggal. Meski cukup ragu, tapi Jihan mengambil telepon dan mencoba m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Rencana Soal Cafe

    Abian berusaha tersenyum dan menggenggam tangan Yuna semakin erat. "Kenapa harus dibunuh?"Yuna menatap Abian serius. "Karena aku benci padanya. Nasibnya selalu baik, sementara aku biasa saja padahal aku selalu bekerja keras. Aku ingin Darren jatuh ke tanganku. Dengan Jihan tidak ada, maka Darren bisa aku rebut."Abian langsung tersenyum. "Kalau begitu, kenapa Jihan tidak untukku lagi saja? Dengan Jihan kembali padaku, maka Darren bisa kau rebut, Sayang."Yuna nampak tak percaya. "Kau yakin, bisa membuat Jihan terjerat padamu lagi?""Tentu saja. Aku adalah cinta sekaligus suami pertama baginya. Mana bisa Jihan melupakan aku begitu saja."Mendengar ucapan Abian yang penuh percaya diri, Yuna langsung tersenyum sinis. "Gila. Darren itu sangat tampan, setiap hari bisa memandang wajah seperti itu, hati wanita mana yang tidak luluh.""Tapi Jihan itu berbeda," sahut Abian merasa paling mengenal Jihan.Yuna mendengkus. "Kalau dia memang berbeda, maka sekarang dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Perkara Cafe

    "Bukan begitu," sangkal Jihan."Lantas?" Mata Darren menatap lekat.Jihan menatap wajah suaminya serius. "Aku ... sedikit bosan kalau Bella mulai sekolah."Perlahan matanya menjadi turun. Ia tak berani memandang pada Darren yang pastinya akan menunjukkan ekspresi marah. Darren juga tentunya akan menentang keras keinginan Jihan, sebab jika Jihan mendirikan cafe. Maka Bella akan sedikit tidak terurus."Mau membuat cafe apa? Cafe kopi?" tanya Darren penasaran.Kepala Jihan terangkat dan mata menatap terkejut. "Eh, memangnya boleh Mas?""Hanya cafe kan? Kau tidak minta bulan di langit. Tentu saja aku akan mengabulkannya."Jihan langsung tersenyum lebar. "Syukurlah. Aku sangat senang, aku kira Mas tidak akan setuju dan sangat melarangku."Seperti yang Luna katakan. Kalau Darren adalah sosok pria yang hanya menjadikan istri sebagai pajangan di rumah saja. Namun sepertinya Luna hanya tidak mengenal Darren saja.Tiba-tiba saja Darren menyeringai. "Ya, tapi aku sih ingin kau memenuhi sesuatu k

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Abian Dibebaskan

    "Kenapa tidak boleh bawa Mama? Papa ingin bicara sama Mama loh," ujar Darren membuat Bella menggeleng."Tidak boleh!"Darren menarik napas, kemudian berjalan keluar. Jihan menjadi semakin waspada, sampai tangannya berpegangan pada salah satu meja di sisinya. Bisa saja kan Darren asal menarik Jihan begitu saja ke dalam kamar. Namun, Darren malah menunjukkan layar ponsel padanya."Coba kau lihat-lihat, kalau cocok aku belikan," ujar Darren.Jihan menatap layar ponsel yang menunjukkan beberapa gedung yang dijual. Jihan menatap terkejut pada suaminya, semua gedung yang ditawarkan berlantai dua. Darren langsung menatapnya yang tidak juga lanjut menggulir gedung lainnya."Kenapa malah menatapku? Yang tadi kurang?" celetuk Darren.Jihan menggeleng. "Kenapa semua gedungnya berlantai dua Mas?""Karena aku memang ingin membuat cafe dua lantai. Di bawah untuk kalangan biasa, di atas ruangan khusus untuk membahas bisnis atau acara keluarga," sahut Darren.Jihan menarik napas begitu mendengarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05
  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Mereka Jelas Buta

    "Ah iya," sahut Jihan.Jihan pun terpaksa ikut dengan Akio untuk makan bersama. Namun, ketika Akio membuka pintu depan, Jihan langsung menggeleng. Kemudian ia mengangkat tangan Bella, menunjukkan kalau Jihan tak mungkin duduk di depan dan menemani pria ini."Ah, aku lupa kalau anak cantik juga ikut," sahut Akio sembari mengangguk mengerti.Jihan duduk di kursi belakang bersama dengan Bella. Jihan sedikit heran dengan Akio yang malah tidak mengemudi juga. Hanya sibuk menatapi Jihan dari spion."Pak, kenapa masih belum jalan?" tanya Jihan heran.Akio tersenyum. "Tidak apa."Pada kenyataannya, Akio bergumam, "ah, serasa jadi sopir."***Sementara di kantor polisi. Darren sedang duduk di hadapan Abian yang menunjukkan wajah angkuh. Darren menyeringai dan nampak sedikit penasaran dapat dari mana keberanian Abian sekarang."Rupanya hanya segitu saja ya? Kekayaanmu itu tidak akan bisa membuatku di penjara. Bagaimana pun, aku adalah rakyat yang tidak bersalah."Dengan santai, Darren menyender

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06

Bab terbaru

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Berakhir Baik (Tamat)

    Darren pikir, kalau sang putra yang terlihat jarang menangis itu akan tetap tertidur seperti siang hari. Ternyata tidak. Di tengah malam, Jihan sibuk membuka kancing baju untuk menyusui Bilal."Ternyata begini rasanya jadi ayah," gumam Darren di tengah mata yang mengantuk.Jihan tersenyum. Mungkin sewaktu bayi, Bella benar-benar diurus oleh pembantu. Darren yang sibuk mengejar cinta Elina atau bekerja, sedikit melupakan sang putri. Jemari Darren mengusap kepala Bilal lembut. "Kapan selesainya Nak? Papa juga kan mau gantian."Jihan menatap suaminya kesal. "Apa sih Mas? Kalau masih masa nifas, istri itu tidak boleh disentuh."Darren menatap Jihan dengan dahi mengerut. "Apanya Sayang?"Tapi, kemudian bibir mengulas senyum. "Aku tak ada membahas masalah ranjang sama sekali padahal.""Terus yang gantian itu apa? Ingin ikut menyusu kan?"Darren terkekeh dan mengusap hidungnya. "Mana tega aku melakukannya padamu Jihan. Aku bermaksud untuk gantian menggendong Bilal saja."Mendengarnya. Jihan

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Tuan Muda Gerald

    "Yohan," panggil Luna.Suara itu begitu bergetar. Sedang mata yang bengkak itu kembali meneteskan air mata. Kesedihan telah hinggap dalam diri Luna setelah mengetahui fakta terjangkit penyakit ganas itu."Aku akan mati," lanjut Luna.Yohan terburu mendekat dan duduk di kursi. Memegang tangan Luna yang tidak diinfus. Yohan berusaha untuk tidak menunjukkan wajah sedih dan mengelus kepala Luna amat lembut."Tidak Luna. Jangan katakan hal bodoh macam itu, karena kau akan sembuh." Yohan mencium tangan Luna."Tapi tak ada yang bertahan lama, kalau punya penyakit dalam," ujar Luna nampak takut.Yohan menggeleng. "Itu kata orang lain. Tapi kata Allah beda Luna. Selama kita mau berusaha, pasti ada jalan. Yuk semangat, aku akan membantumu menjalani kemoterapi."Luna menatap Yohan nanar. Dokter telah menyampaikan, bahwa kanker stadium 4 tidak bisa disembuhkan, namun tetap harus menjalani pengobatan. Guna memperlambat penyebaran sel kanker juga meningkatkan kualitas hidup pasien.***Waktu terus

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Sebuah Karma

    "Aduh."Selagi ciuman itu. Darren dikejutkan oleh Jihan yang tiba-tiba saja mengaduh, namun bibir Jihan justru tersenyum begitu menjauhkan wajah. Darren tentu saja nampak cemas dan mengelus wajahnya."Kenapa Sayang? Apa aku ada menyakitimu?"Jihan terkekeh. "Bukan. Tapi anak kita terasa menendang tadi."Kecemasan di wajah Darren pun hilang, digantikan dengan senyuman. "Sepertinya anak kita juga tak sabar ingin ditengok sama ayahnya."Jihan tersenyum. "Apa sih Mas? Bisa saja alasannya kalau lagi ingin."Perlahan Darren merebahkan dirinya di atas ranjang. Kemudian Darren menaiki tubuh Jihan amat ramah. Kancing bajunya dilepas cukup hati-hati juga."Mas, aku tidak akan hancur, meski pun kau tidak melakukannya dengan pelan," komennya.Mata Darren terangkat dan menatapnya kemudian tersenyum. "Baiklah."Bibir Jihan pun mengulas senyum saat Darren lebih bersemangat membuka bajunya. Bibir Darren mengecup kulit lehernya antusias. Jemari Jihan mengelus kepala suaminya dengan lembut.Kecupan Dar

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Orang Dewasa

    Yohan terkekeh. "Orang? Memangnya di rumahku ada siapa Luna?"Mata Luna menjadi menyipit. "Bisa saja kan kalau kau membawa kekasihmu ke sini. Dan kalian bersenang-senang bersama."Mendengar hal itu, Yohan menarik napas. "Sejak dulu aku tak punya kekasih.""Yohan," sebut Luna kembali mendekati Yohan.Namun, sekretaris Darren itu langsung memegang kedua pundak Luna. Bukan untuk melanjutkan kegiatan ranjang, tapi mendorong tubuh Luna untuk duduk di sofa. Hal itu membuat Luna mengerutkan dahi."Yohan, kan aku meminta bantuanmu, kenapa malah menyuruhku duduk?"Yohan tersenyum miris. "Kau tahu Luna, apa yang terjadi jika sampai orang lain tahu. Tahu soal kejadian malam ini.""Aku berjanji tak akan bicara pada siapa pun. Aku hanya perlu hamil saja Yohan," ujar Luna terdengar bersikeras.Yohan menarik napas. Justru karena ada Darren dan Akio yang bersembunyi di ruang kerja. Jadi, Yohan tak bisa leluasa melakukan hal seperti itu pada Luna, ya meski hal itu terlarang."Pulanglah, aku akan menga

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Cara Terakhir

    Mendapat pertanyaan itu, membuat Stella bergeming sejenak. Kemudian berusaha untuk tersenyum. Menjemput Aksa di negeri orang, dan menempatkan ke sisi Luna lagi. Itu artinya Stella akan benar-benar bermusuhan dengan Darren."Tentu saja, aku akan membawa Aksa kembali."Luna tersenyum. "Ya harus Bu. Karena anak ini butuh ayahnya."Stella sempat saling lirik dengan pembantu, kemudian mengajukan pertanyaan, "oh iya Nak. Cucuku ini sudah berapa minggu? Jika belum tahu, nanti aku akan memanggil dokter ke rumah."Luna nampak kaget sejenak mendengar penuturan dari Stella, kemudian Luna menjawab dengan segera, "sudah kok Bu. Aku diperiksa oleh dokter yang dipanggil dari luar. Katanya sudah 5 minggu."Stella mengulas senyum. "Begitu ya, ternyata penantian menunggu cucu lahir masih sangat lama. Butuh waktu kurang lebih 8 bulan lagi kan?"Kepala Luna mengangguk dan tersenyum ceria. Namun, begitu Stella menatap ke depan. Raut wajah Luna langsung berubah, sedikit kecemasan terlihat jelas di sana. Na

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Bebas Dari Hukuman

    Luna perlahan mulai keluar dari kamar mandi. "Katakan pada mertuaku, kalau aku hamil."Petugas pun nampak mengerutkan dahi. "Sudah dipastikan memangnya? Bukankah lebih baik diperiksa dulu?"Luna berjalan pergi. "Cukup katakan saja padanya, aku akan memberimu banyak uang jika melakukannya."Petugas tersebut menarik napas mendengar Luna yang bersikeras, padahal belum tentu mengandung. Masalahnya orang yang akan diberi tahu adalah nyonya besar dari keluarga Gerald. Kalau salah informasi sedikit saja, maka kelar sudah hidup petugas itu.***Baru saja kembali ke rumah. Tapi, Darren dibuat kesal oleh Akio yang datang tiba-tiba. Dan memaksa supaya Darren serta Jihan kembali dari perjalanan. Namun, hal yang diberi tahukan oleh Akio justru membuat Darren semakin kesal."Si Luna dikabarkan mengandung," ujar Akio membuat Darren menghela napas."Bagaimana bisa hamil sih?"Jihan membantu Susan meletakkan minuman serta camilan di hadapan Akio. Sepertinya pembahasan mereka berdua cukup serius. Hingg

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Jika Damai Selalu

    Jihan menggeliat dalam tidurnya, ketika jemari Darren memainkan bulu matanya. Jihan yang merasa tidurnya terganggu, langsung menyingkirkan tangan suaminya kemudian berbalik memunggungi. Darren terkekeh melihat Jihan yang masih ingin tidur.Tak berhenti sampai disitu. Jemari Darren mulai iseng dan meraba punggungnya, tanpa permisi tiba-tiba saja selimut disibak. Tentu Jihan menolehkan kepala dengan mata yang masih mengantuk berusaha dibuka untuk menatap tajam. Sementara tangan meraih selimut lagi untuk menutupi tubuh polosnya."Mas!" keluhnya.Darren tersenyum. "Masih ngantuk?""Masih."Jihan berbalik lagi. Mendekati Darren kemudian memeluk suaminya yang juga tak berbusana. Darren tersenyum dan tangan mulai berhenti menjahilinya. Jihan pun akhirnya bisa memulai tidurnya lagi."Meski kelihatan kecil perutnya, tapi ketika bertemu kerasa ganjel Jihan," gumam suaminya.Jihan malas meladeni suaminya dan hanya menjawab singkat, "iya."Darren mengerutkan dahi mendengar nada suara malasnya. "B

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Rencana Bepergian

    Sementara Jihan menemani Bella belajar di kamar. Bella sudah tak perlu tidur ditemani Susan lagi, pasalnya Jihan tak harus bersandiwara dan menemani Darren di rumah sakit lagi."Ma," sebut Bella membuatnya menatap."Ya Sayang, ada apa?""Wali kelas memberi tugas, untuk membuat karangan ketika jalan-jalan. Tapi, kita kan tidak pernah pergi bersama-sama seharian penuh ya Ma?" tanya Bella.Jika dipikir kembali. Memang benar, selama menikah. Darren hampir tak pernah mengajaknya mau pun Bella pergi jalan-jalan seharian penuh. Jihan pun tersenyum karena sepertinya mendapat kesempatan untuk menghirup udara segar. Bosan juga rasanya dikurung di rumah karena masalah Aksa dan Luna."Kapan tugasnya harus dikumpulkan?" tanya Jihan sembari mengelus kepala putrinya."Lusa.""Ya sudah, nanti malam mama bilang sama papa ya. Biar besoknya kita jalan-jalan dan pulangnya Bella bisa langsung mengerjakan tugas untuk diserahkan besoknya," ujarnya sembari tersenyum."Benar ya Ma? Yeay!"Sesuai permintaan Be

  • Dibuang Suami Mendua, Dipinang CEO Duda   Pandangan Seorang Pria

    Jihan berusaha mengalihkan pandangannya dari ibu mertuanya. Alangkah baiknya memang Jihan berpura tidak tahu apa pun. Hanya perlu ikut menatap dalam diam perdebatan antara suaminya dengan Akio."Kenapa langsung nuduh tanpa bukti sih? Serius, aku mendengar kalau Ibumu berkata seperti itu," ujar Akio penuh semangat, kemudian mata melirik pada Stella, "bukankah begitu Nyonya Stella?"Lagi, Akio bertanya. Namun, kali tersebut Stella menatap pada Darren sekilas. Kemudian mengangguk, membenarkan perkataan Akio soal kebohongan Darren sudah diketahui sejak awal. "Serius?" tanya Darren dengan wajah kaget.Kepala Stella mengangguk lagi. "Ya, ibu sudah tahu."Dan Stella pun menggunakan ibu untuk menyebut diri sendiri. Sorot mata Stella nampak sedih, begitu saling bertukar mata dengan sang anak. Darren sendiri hanya diam saja, sementara Jihan yang merasa pundak ibu mertuanya sedikit bergetar dan tak kuasa menahan emosi hingga berakhir dengan terisak. Jihan langsung mendekat dan memeluk pelan pun

DMCA.com Protection Status