Share

Tamat

Penulis: Neny nina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 09:14:52

Karena melihat raut sedih di wajah istrinya yang berkepanjangan, akhirnya Dokter Dana mendekap istrinya dan berkata dengan yakin. "Kamu jangan khawatir lagi, Sayang. Aku pastikan bayi kita akan segera bersama kita lagi, dan penculiknya akan segera mendapat hukuman yang sangat berat."

"Bagaimana, Mas bisa seyakin itu? Sudah hampir seminggu lamanya kita kehilangan bayi kita. Bahkan kita sudah mencari ke mana-mana, tapi hasilnya nihil," keluhnya dalam kesedihannya.

"Tapi, kita tidak boleh berputus asa, Sayang," pinta Dokter Dana yang sebetulnya menahan kesedihannya demi memberi kekuatan kepada istrinya.

"Lalu, apa ada perkembangan dari pencarian kita dan polisi, Mas? Aku gak sabar ingin segera bertemu sama anakku, Mas. Aku rindu, aku juga khawatir orang yang menculik anak kita tidak memberikan asupan makanan yang layak untuk anak kita. Atau jangan-jangan...." Kata-katanya terhenti saat pikirannya melayang ke hal-hal yang membuatnya takut. Air matanya tidak berhenti menetes.

Melihat keka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Abang tidak menduakanmu

    “Sayang, jangan pergi. Maaf karena tadi Abang emosi. Abang berjanji tidak akan mengulanginya lagi.” Laki-laki yang berstatus suami Silvia itu mencoba menenangkan istrinya yang sedang tergugu menangis sambil memangku lututnya dilantai. Selalu seperti itu. Pria itu selalu lepas kendali jika amarahnya sedang memuncak. Dia tidak segan-segannya mengeluarkan kata-kata kasar, bahkan sampai mengucapkan kata talak. Dan setelah itu dia akan membujuk wanita yang sudah dinikahinya dua tahun lalu itu. “Apa maksud Abang tidak akan mengulanginya? Abang sudah mengucapkan kata cerai di depan Ibu,” ucap Silvia tergugu. Dia sudah merasa putus asa menghadapi sikap suaminya yang kasar. Hal yang paling menyakitkan adalah saat suaminya mengucapkan kata talak dan mengusirnya. Ditambah lagi dengan mertuanya yang tidak pernah menghargai keberadaan Silvia. Ingin rasanya dia mundur dari pernikahannya yang baru seumur jagung. Tapi dia selalu meyakinkan hatinya bahwa tidak ada rumah tangga yang tidak ada cob

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Kecelakaan

    Silvia melihat kendaraan yang sudah dipesannya berdiri di depan pagar. Dia pun segera menaikinya.“Bang. Ikuti mobil itu!”Silvia menunjuk ke arah mobil suaminya yang baru melaju.Tadi malam Silvia sempat membaca pesan di ponsel suaminya dari seseorang bernama Udin.[Abang jadi ambil cuti besok bang? Kalau jadi, temani aku ke Dokter ya, bang? Soalnya dari kemarin aku gak enak badan, mual terus bawaannya.]Pesan itu hanya di baca sekilas karena aplikasinya tidak bisa di buka. Sebelum subuh dia sengaja bangun untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah, agar dia bisa bersiap-siap untuk mengikuti suaminyiaNama yang tertera di ponsel itu memang nama laki-laki. Tapi dia yakin pesan itu dari seorang perempuan. Dia tidak membangunkan suaminya malam itu. Karena dia ingin membuktikannya dengan mata kepala sendiri tentang kecurigaannya.Perasaannya benar-benar dihancurkan oleh kebohongan suaminya. Dia sangat kecewa kepada laki-laki yang sudah berumah tangga selama dua tahun dengannya itu.“Apakah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Pasangan sempurna

    “Mungkinkah pasangan ini orang tuanya anak ini? Kalau iya, benar-benar keluarga yang sempurna,” pikir Silvia.Wanita yang sedang dikagumi Silvia segera berjongkok mengambangkan tangannya. Dia mengajak gadis kecil yang bernama Kaila itu untuk pulang.“Ayo, sayang. Kita pulang ya?”Namun, diluar dugaan, gadis kecil berambut ikal panjang itu menolak ajakan wanita itu.“Tidak mau, pedi tana, pedi tana, tamu daat.” “(Pergi ke sana, pergi ke sana, kamu jahat.)”Gadis kecil itu menoleh ke arah wanita itu, sesaat kemudian membelakanginya dan kembali memeluk Silvia. Seperti bertemu dengan seorang musuh, gadis kecil itu terlihat begitu marah dan ketakutan.Wanita itu pun terlihat tidak senang dengan penolakan anak yang bernama Kaila itu. Dia berdiri dan memegang pipinya sebelah kiri untuk menghilangkan rasa malunya.Sesaat kemudian terdengar suara seorang laki-laki memanggil nama anak itu.“Kaila. Sayang, ayo sini, Nak?”Begitu mendengar suara itu dia segera menoleh dan berlari ke arahnya.Laki

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Kehilangan jejak

    “Halo, Mbak Silvia. Kok malah melamun?” tanya Dokter itu setelah melihat Silvia yang bengong menatap jalanan.Silvia menoleh ke arah suara yang memanggilnya.“Eh iya. Maaf, Mas. Eh Dokter. Iya, Maksudku Mas Dokter. Gak usah ke rumah sakit. Lukanya tidak begitu parah kok. Terima kasih atas tawarannya.”Wanita yang datang bersama Dokter itu, yang dikenalkannya bernama Rani itu menyela pembicaraan mereka. Dia terlihat tidak senang melihat Silvia dan Laki-laki tampan itu bicara berdua.“Jika lukanya tidak parah gak usah dibawa ke rumah sakit, Dana. Lagian dia juga menolak kan? Kasih uang saja buat pengobatan dia, Dan,” ucap wanita itu dengan nada yang lembut.Nada suaranya memang lembut, dan bicaranya juga kepada Dokter Dana, tapi kata-katanya sangat merendahkan Silvia, kerlingan matanya juga mengarah ke Silvia. Silvia sangat sadar kalau kata-katanya bertujuan merendahkannya. Maka dari itu dia menjawab lawan bicaranya dengan gaya yang elegan tapi mematikan pula.“Tidak perlu, Mbak Rani. T

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Stop! Berhenti di situ

    Perjalanan ke rumah sakit tidak membutuhkan waktu lama. Begitu tiba di rumah sakit swasta itu, Dokter Dana segera memarkir mobilnya.Di tempat parkir yang sama Silvia melihat sebuah mobil yang sangat dikenalnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia ingat pesan yang dikirim seseorang bernama Udin kepada suaminya untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Untung saja tadi dia mau ikut ke rumah sakit ini. Karena jika tidak, dia tidak akan bertemu dengan suaminya yang dia curigai berselingkuh itu.Dia melihat Pazel keluar dari mobil. Dia berjalan menuju pintu yang satunya lagi. Dia membukakan pintu untuk orang itu. Lalu dia menggandeng seorang wanita cantik yang seksi dengan mesra.Ternyata benar dugaannya. Pesan dari orang bernama Udin itu adalah seorang perempuan. Mereka tidak melihat Silvia yang masih berada di dalam mobil Dokter Dana. Mereka berjalan bergandengan di depan mata kepala Silvia.Air matanya tumpah tanpa bisa dibendung. Dadanya terasa sesak karena tekanan emosi ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Berebut kacamata

    “Inilah rumah saya. Setidaknya sampai saya meninggalkan rumah ini,” batin Silvia. Dia menghapus air matanya yang menetes lagi.“Stop di sini, Dokter. Terima kasih karena dokter sudah mengantar saya sampai ke rumah. Saya tidak akan melupakan kebaikan Dokter. Ini kaca matanya, Dokter.”“Sudahlah. Simpan saja kaca mata itu. Siapa tahu kamu masih membutuhkannya.”“Apa tidak apa-apa, Dokter?”“Tidak apa-apa, Buat kamu saja.”“Apa Dokter jijik karena Bekas saya pakai tadi?”“Tidak. Tidak. Bukan begitu maksud saya. Baiklah. Kalau begitu sini saya ambil.”“Ya sudah, Dokter. Kalu begitu saya simpan saja.”“Jangan. Jangan. Biar saya yang simpan.”“Ah, Dokter. Tadi kan sudah Dokter kasih buat saya? Kenapa diambil lagi? Ini kan sudah menjadi milik saya.”“Kan sudah kamu balikin lagi ke saya?”“”gak mau. Ini sudah punya saya.”Mereka berdua berebut seperti anak kecil. Dan akhirnya mereka tertawa bersama.“Jadi kaca mata ini sudah jadi milik saya kan, Dokter?”“Iya. Itu jadi milikmu sekarang,” ucap

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    terungkapnya sebuah rahasia

    Dari pada dia harus mengotori tangannya hanya untuk laki-laki tidak setia seperti Pazel, lebih baik dia membalas wanita murahan ini dengan cara yang tidak akan dia lupakan. “Apa kamu bilang? Wanita mandul? Ha, ha, ha. Apa kamu mau tahu satu rahasia penting dalam keluarga ini? Maksudku satu rahasia penting yang Cuma aku saja yang tahu?” teriak Silvia sambil mendekatkan mulutnya ke arah perempuan itu.“Baiklah, aku anggap kamu menantangku untuk berkata jujur.” Dia menarik napas dan menghembuskannya. Dia menepuk tangannya satu kali, kemudian dia berkata sambil berdiri. “ Baiklah, ini saatnya kalian tahu yang sebenarnya. Laki-laki yang katamu telah menghamilimu ini tidak dapat membuahi wanita mana pun! Karena dia mandul! Jadi sudah dipastikan bahwa anak dalam rahimmu itu adalah benih dari laki-laki lain!”Penekanan kata-kata Silvia membuat Rima ketakutan setengah mati. Namun belum cukup membuat Silvia berhenti. Dia bahkan menambahkan: ”Dan, kalau saya mau, saya bisa melaporkan kalian be

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Keluar dari rumah suami

    Pazel kembali mengingat kejadian satu tahun yang lalu. Pada saat itu Pazel sedang mencari kado untuk hadiah satu tahun pernikahannya dengan Silvia di sebuah toko perhiasan. Di sana dia melihat seorang wanita yang ia kenal. Dia menemui wanita itu yang ternyata adalah mantan kekasihnya Rima. Mereka saling bertukar nomor handphone. Bahkan Pazel mengurungkan niatnya untuk membeli perhiasan. Dia malah mengajak Rima untuk pergi ke sebuah restoran.Meski sudah ada istri yang cantik dan setia, dia tetap tidak bisa mengabaikan perasaannya yang masih ada untuk wanita masa lalunya ini. Setelah memesan beberapa makanan dan minuman, mereka asyik dengan candaan dan cerita tentang masa lalu mereka yang menyenangkan. Sampai akhirnya Pazel mengatakan ia sangat rindu ingin bersenda gurau seperti dulu lagi. Sayangnya nomornya sudah hilang karena dia sudah mengganti semua kontak dan nomor handphonenya semenjak menikah.“Jadi Abang sudah mengganti nomor ponsel Abang?”“Iya, semenjak menikah aku menggan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12

Bab terbaru

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    Tamat

    Karena melihat raut sedih di wajah istrinya yang berkepanjangan, akhirnya Dokter Dana mendekap istrinya dan berkata dengan yakin. "Kamu jangan khawatir lagi, Sayang. Aku pastikan bayi kita akan segera bersama kita lagi, dan penculiknya akan segera mendapat hukuman yang sangat berat.""Bagaimana, Mas bisa seyakin itu? Sudah hampir seminggu lamanya kita kehilangan bayi kita. Bahkan kita sudah mencari ke mana-mana, tapi hasilnya nihil," keluhnya dalam kesedihannya."Tapi, kita tidak boleh berputus asa, Sayang," pinta Dokter Dana yang sebetulnya menahan kesedihannya demi memberi kekuatan kepada istrinya."Lalu, apa ada perkembangan dari pencarian kita dan polisi, Mas? Aku gak sabar ingin segera bertemu sama anakku, Mas. Aku rindu, aku juga khawatir orang yang menculik anak kita tidak memberikan asupan makanan yang layak untuk anak kita. Atau jangan-jangan...." Kata-katanya terhenti saat pikirannya melayang ke hal-hal yang membuatnya takut. Air matanya tidak berhenti menetes. Melihat keka

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    109

    Sebenarnya Rani merasa sangat terhina saat dia diperiksa di pos keamanan untuk bisa masuk ke rumah Perdana. Sebelumnya dulu dia tidak pernah diperiksa dulu sebelum masuk. Tapi hari ini dia harus melewati beberapa pemeriksaan dulu. "It's ok. Ini demi melancarkan rencanaku," ucapnya dalam hati. Dia melangkah masuk bersama dua orang anak buahnya yang masing-masing memegang bingkisan."Assalamualaikum," ucap Rani saat dia telah berada di ruangan tamu. Di sana sudah ada Pak Efendi dan istrinya, Pak Herman dan istrinya dan juga Dokter Dana dengan istrinya. Mereka serempak menjawab salam dari Rani."Wa'alaikummussalam.""Maaf, Dana. Om dan Tante. Juga Silvia. Aku tidak tahu, kalau Dana dan Silvia sedang ada acara kumpul keluarga," ucapnya basa-basi."Tidak apa-apa kok, Rani. Tidak ada acara penting. Silakan duduk. Perdana mencoba bersikap biasa."Iya, silakan duduk." Silvia pun berusaha bersikap ramah, walau di hatinya ada kecurigaan bahwa dialah dalang dibalik hilangnya anaknya."Terima ka

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    108

    Bukan salahnya juga jika wanita itu menganggapnya lain. Dia hanya ingin berbuat baik kepada orang lain. Dia hanya ingin berbuat kebaikan kepada orang yang sedang terzalimi. Dan itu adalah perbuatan mulia. Namun, wanita itu salah kaprah terhadap kebaikan yang ditunjukannya, hingga menganggapnya sebuah tanda cinta sehingga dia menjadi tersanjung, lalu tidak terima saat melihat kenyataan yang terpampang di depan matanya."Kalau begitu, Perdana sudah melakukan perbuatan yang baik kepadamu. Lalu kenapa kamu membalasnya dengan menculik anaknya, Rani? Hentikan semua ini. Setidaknya demi Dana," bujuk Kanaya. "Bukan aku yang menculik anaknya! Tapi kamu! Kamu yang menculik anaknya, dan aku yang akan menyelamatkannya," kilah wanita itu dengan berteriak."Kamu ini sudah gila, Rani!" hardik Kanaya."Ya! Aku gila karena cinta, Kanaya. Dalam cinta semua adil," kekeh Rani yang tidak kehabisan kata-kata untuk membenarkan perbuatannya."M itueskipun begitu, tetap saja perbuatan kamu ini tidak benar, R

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    107

    "Rani! Aku mohon, lepaskan aku. Aku janji akan melupakan ini semua. Kalau tidak, aku akan melaporkanmu ke polisi."Mendengar ancaman dari Kanaya, Rani jadi naik pitam. "Apa kamu bilang? Kamu mengancamku? Mau melaporkan aku ke polisi? Kamu gak sadar ya? kalau sekarang nyawamu ada di tanganku!" bentaknya. "Baiklah, kalau kamu menyetujui kesepakatan kita, aku mungkin bisa melepaskanmu," ujarnya. "Kesepakatan apa?" tanyanya dengan cemas. Ha ha ha....Setelah tertawa, dia mendekat ke muka Kania. "Sepertinya kamu sudah setuju, dan memang seharusnya kamu setuju," ocehnya yang terdengar seperti sampah di telinga Kanaya."Aku bukannya setuju. Aku hanya bertanya tentang kesepakatannya!" kilahnya dengan geram."Dengar, Kanaya. Kamu jangan menghabiskan tenagamu untuk marah-marah, karena selain kamu akan kehabisan tenaga, kamu juga akan kesulitan nantinya. kenapa? Karena aku bisa menyakitimu dan juga tiga orang yang sedang berada di ge

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    106

    Sudah hari ketiga semenjak Savana menghilang. Puncak hidung Kanaya masih belum ditemukan. Nomornya sudah tidak aktif. Segala macam cara sudah dicoba untuk mencari keberadaan Kanaya, namun tak ada jejaknya. Dia bagaikan hilang ditelan bumi.Pihak kepolisian sudah menyatakan dia di daftar pencarian orang. Fotonya sudah disebar di berbagai media sosial dan di selebaran kertas sepanjang jalan di seluruh pelosok."Dasar perempuan tidak punya hati nurani," cerca Kanaya terhadap wanita yang kini tertawa lepas mendengar cercaannya. "Bisa-bisanya kamu menculik anak yang baru berumur dua hari, hanya untuk memuaskan egomu yang terluka!" hardiknya lagi.Perempuan itu menaikkan alisnya dan menghentikan tawanya lalu berkata, "Tunggu! tunggu. Tadi kamu bilang saya wanita yang tidak punya hati nurani karena menculik anak yang berumur dua hari. Betul begitu?" Perempuan itu diam sejenak seolah menunggu jawaban dari Kanaya. Namun belum sempat Kanaya berkata sepatah kata pun, dia sudah tertawa lagi terb

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    105

    Ternyata ruangan itu kosong. Hanya tetesan air keran yang belum tertutup sempurna yang mengeluarkan suara tetesan air. "Sepertinya dia sengaja tidak menutup habis keran air," batin Perdana. "Dasar perempuan ular!" bentaknya sambil mengayunkan tinjunya ke udara.Dia kembali ke ruangan tengah dengan wajah yang masih merah padam.Silvia yang sudah tidak sabar mendengar keberadaan Kanaya pun bertanya."Bagaimana, Mas? Apa dia ada?"Pak Herman juga sudah tidak sabar menunggu jawaban dari menantunya itu. Dia menatap mata Perdana yang merah. Menunggu dengan tidak sabar. Meski dai tahu yang paling penting saat ini adalah keberadaan cucunya. Entah wanita itu yang menculik cucunya atau tidak, dia hanya ingin cucunya segera kembali.Pak Efendi juga satu pemikiran dengan Pak Herman. Dia ingin segera menemukan keberadaan cucunya. Tapi jika memang perempuan itu yang menculik cucunya, dia tidak akan memberikan ampun."Dia tidak ada di kamar tamu.""Jadi, dia yang menculik putri kita," ucapnya dengan

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    104

    Azan subuh berkumandang bersahut-sahutan membangunkan umat muslim untuk beribadah menghada sang pencipta. Dokter Dana juga bangun untuk melaksanakan ibadah dua rakaat. Dia sengaja tidak membangunkan Silvia karena Silvia masih dalam masa nifas.Tapi karena sudah terbiasa bangun di waktu subuh, dia tetap terbangun. Semalam tidurnya terasa nyenyak, sebab dia tidak menyusui anaknya secara langsung. Savana minum susu formula yang dibuatkan oleh pengasuhnya. Hanya beberapa menit Dokter Dana pun selesai melaksanakan shalat subuh. Dia mendekat ke arah istrinya untuk memberikan sebuah ciuman."Savana gak nangis semalam ya, Mas?" tanyanya saat dia memeluk lengan suaminya."Kayaknya gak, Sayang. Yuk kita lihat," ucapnya sambil beranjak ke kamar anaknya dengan memapah Silvia.Dokter Dana mulai memutar gagang pintu kamar anaknya. Mereka masuk dan melihat ke arah suster yang terlelap sambil mengorok. Lalu dialihkannya penglihatan mereka kearah kasur bayi. Alangkah terkejutnya mereka saat mendapati

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    103

    "Kaila..." Silvia dan Perdana menyebut namanya dengan setengah berteriak. Silvia tidak bisa berlari mengejar Kaila. Dia hanya merentangkan tangannya menyambut Kalia yang berlari ke arahnya diikuti seorang wanita cantik dari belakangnya."Tante. Tila kangen sama tante.""Tante juga kangen sama Kaila. Bicaramu sekarang sudah jelas, Ya?" ucap Silvia sambil mencubit pipinya."Iya dong, Tante..., Kan sekarang Tila sudah punya dedek bayi. Ini kado buat dedek bayinya, Tante," ucapnya sambil menyerahkan sebuah bungkusan kepada Silvia."Mmm, Terima kasih ya, Sayang? Repot-repot deh, Kamu," ucap Kanaya gemes sambil menerima kado dari Kaila."Gak repot kok, Tante. Aku cuma bilang bagus aja.""Cuma bilang bagus gimana sih, Sayang?""Jadi, Yang cari kadonya mama sama aku. Aku cuma ditanya sama mama, yang ini bagus, gak? Aku bilang bagus. Jadi aku gak repot, Tante."Semua orang yang mendengar jadi tertawa."Jadi kamu gak repot ya, Sayang?""Gak, Tante. Mana dedek bayinya, Tante?""Ini dedek bayinya

  • Dibuang Suami Kere, Dinikahi Dokter Tajir    102

    "Aku tidak tahu. Tapi untuk sekarang ini kamu boleh tinggal di rumah ini. Demi Aira."Mira senang sekali mendengar jawaban dari Pazel. Dia segera mengemas semua pakaiannya ke dalam lemari lagi, saat Pazel beranjak ke ruang keluarga membawa Aira sambil bercanda dengan riang. Bercanda dengan sikecil Aira membuatnya bisa menghilangkan beban pikirannya. Dia memang sudah lama menginginkan seorang anak. Kali ini dia tidak ingin melepaskannya, meski dia tahu kalau anak itu bukanlah darah dagingnya.Sementara keesokkan harinya, di sebuah rumah besar nan megah, Silvia sedang berbahagia dengan kehadiran putri mungilnya. Hari ini sedang diadakan acara pemberian nama untuk bayinya. Sekaligus acara potong rambut pertamanya. Silvia tampil cantik dengan balutan busana yang tertutup tapi elegan dan anggun. Warna dan coraknya senada dengan pakaian yang dikenakan oleh Perdana dan putri kecilnya."Saya ucapkan banyak terima kasih kepada saudara, fami

DMCA.com Protection Status