Share

34. Untuk Apa Dia Datang Lagi?

Tentunya aku tidak menerima telepon dari pria itu. Justru aku segera memghubungi Mbak Mala. Rasanya ada yang tidak beres. Pada nada sambung ketiga, panggilanku terhubung, dan jantungku masih berdegup kencang.

"Halo, Assalaamualaikum." Suara Mbak Mala terdengar jernih, tapi aku tidak bisa menghilangkan kegelisahan yang tiba-tiba menyeruak dalam diriku.

"Waalaikumsalaam, Mbak," sahutku cepat, suaraku sedikit tersendat karena cemas. "Mbak, Naomi nggak papa?"

Ada jeda sebentar di seberang sana. "Ya, Bu?" Mbak Mala terdengar bingung. "Naomi nggak papa kok, Bu. Ada apa, ya?"

Tanpa sadar aku mengembuskan napas lega, seolah beban besar baru saja terangkat dari pundakku. Jari-jari tanganku yang semula kaku mulai mengendur di sekitar ponsel. Syukurlah!

"Nggak ada apa-apa kok, Mbak," kataku lebih pelan, berusaha menenangkan diri. "Sekarang lagi ngapain? Di mana?" tanyaku beruntun. Tentu aku tak akan mengatakan bahwa tadi aku merasa cemas karena Mas Sandy dua kali menelepon dan aku menolak menga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status