Share

Tamu Tak Terduga

Author: Putri_Lotus
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Nenek Rendra dan juga mami langsung melihat ke arah Alin yang berjalan tertatih dengan dipapah sang kakak. Dia tidak sengaja mendengar pembicaraan kedua orang berbeda generasi itu saat keluar dari kamar mandi. Karena penasaran, Alin menguping pembicaraan mereka.

“Alin, jangan bicara seperti itu. Mami tidak pernah mengajarkan kamu untuk tidak sopan pada orang yang lebih tua.”

“Biarkan saja, Mi. Andai Nenek ini bisa lebih menghargai keluarga kita, tidak mungkin aku akan bersikap seperti ini,” jawab Alin.

“Kamu harus ingat, Lin. Tidak ada orang yang mau menerima semua kekuranganmu kecuali cucu saya. Jadi sebaiknya urungkan pernikahanmu dan kembalilah pada Rendra sebelum terlambat!” ujar nenek Rendra.

“Sudah saya tegaskan, Nek, saya tidak akan pernah kembali dengan Rendra lagi. Bukankah Anda sendiri pernah berkata jika keluarga kalian selalu mencarikan jodoh yang setara dengan keluarga kalian? Saya yakin, Anda pasti tidak akan mungkin menjilat kembali ludah yang sudah Anda keluarkan,” ser
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Ijab Qabul

    Akhirnya hari yang sangat ditunggu oleh keluarga besar Devan telah tiba. Satu-satunya anggota keluarga Bimantara yang betah membujang hingga usia hampir menyentuh kepala empat hari ini akan melepas masa lajangnya secara resmi.“Bagaimana perasaanmu saat ini, Kak?” tanya salah satu sepupu.“Biasa saja,” jawab Devan.“Ah yang benar? Waktu aku menikah dulu rasanya sangat deg-degan lho padahal. Rasanya adem panas keringat dingin keluar saking gugupnya,” ujarnya antusias.“Ya itu kan kamu. Kakak sudah biasa menghadapi orang banyak, jadi sudah nggak gerogi lagi!” ucap Devan.“Tapi ini beda Kak konsepnya. Ah Kak Devan lihat saja nanti, sebentar lagi pasti Kak Devan bakal merasakan gerogi,” kata sepupunya lalu meninggalkan Devan yang masih bersiap di kamar hotel.Tak berselang lama, ibu Devan datang dan memintanya segera bersiap ke ballroom.“Nak, penghulu sudah datang. Kamu sudah dipanggil ke sana, sudah siap apa belum? “ tanya mama.“Iya Ma, Devan sudah siap.”Mama Devan memandangi anaknya

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Resepsi

    Alin kembali berjengkit kaget saat Devan menggodanya. Dia buru-buru menarik kopernya untuk dibawa ke kamar mandi. Sedangkan Devan tertawa terbahak-bahak karena berhasil menggoda Alin.Alin keluar dari kamar mandi dengan muka yang merah menahan malu akibat godaan Devan. Dia terus menunduk sepanjang Devan masih ada di dalam ruangan.“Hei kamu kenapa menunduk? Tegakkan pandanganmu! Tidak usah malu, kita ini sudah halal. Jadi apa pun yang kita lakukan akan bernilai pahala,” ujar Devan.Alin menegakkan kepalanya yang semula menunduk, dia menatap Devan yang tengah bersandar sambil memegang tabletnya.“Duduklah di sampingku,” perintah Devan sambil menepuk kasur di sebelahnya. Dengan sedikit sungkan, Alin mendekat ke arah yang Devan tunjuk. “Tidak usah takut, aku tidak akan menerkammu!” ujar Devan tanpa melihat Alin.Gadis itu tampak memainkan jarinya. Dia terlihat sangat risau.“Emm, apakah, itu, anu-““Bicaralah yang jelas!” tegur Devan.“Mengenai perjanjian kita-“Devan langsung memotong

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Ganti Status

    “Baiklah, kita buktikan saja!” ujar wanita itu.Tamu itu turun dari pelaminan dengan perasaan yang dongkol karena Alin yang susah dipengaruhi. Tapi dia tetap berusaha memasang ekspresi biasa agar orang lain tidak mengetahui apa yang baru saja terjadi.Tak hanya wanita itu, ayah Rendra pun memutuskan untuk hadir di acara pernikahan Alin. Dia akhirnya mengajak serta Rendra dan juga istrinya untuk hadir. Mereka turut naik ke pelaminan untuk mengucapkan selamat pada kedua mempelai.“Selamat menempuh hidup baru, Lin. Kalau kau tidak bahagia hubungi aku, aku akan dengan senang hati membahagiakanmu,” ucap Rendra.“Alin sudah cukup sangat bahagia hidup bersama saya, jadi Anda tidak perlu bersusah payah untuk menunggunya. Terima kasih atas kehadirannya,” jawab Devan menyela.“Selamat berbahagia, Nak. Om tidak mengira kau akan mendapatkan pengganti yang lebih baik dari Rendra!” ujar ayah Rendra.“Ya jelaslah dapat ganti yang lebih baik wong modal selangkangan,” tutur ibu Rendra pedas.“Tolong j

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Tertangkap

    Devan langsung membawa Alin ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Dia juga membawa sampel makanan yang menyebabkan Alin sesak nafas untuk dicek di laboratorium. Devan segera menyuruh asistennya untuk menyelidiki siapa dalang dibalik insiden ini.“Aku kenapa di rumah sakit lagi?” gumam Alin ketika tersadar.Devan yang setia menunggunya langsung memanggil dokter kala Alin mulai sadar. Setelah dipastikan sudah baik-baik, Alin diperbolehkan pulang. Keadaannya tidak separah saat makan malam dulu karena cepat tertangani.***Devan tidak mengajak Alin kembali ke hotel melainkan langsung membawanya ke rumah pribadi Devan.“Bagaimana keadaanmu? Apa masih terasa sakit? Kalau iya, kita kembali ke rumah sakit,” ujar Devan setelah mereka sampai di rumah.“Tidak usah, aku sudah mendingan. Terima kasih sudah sigap menolongku, Mas!” ucap Alin dengan tulus.“Harusnya aku yang meminta maaf padamu, Lin. Andai aku tidak mengajakmu memakan makanan itu, kamu pasti tidak akan seperti ini.”“Sudahl

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Mobil Meledak

    Asistennya ternganga tak percaya dengan keputusan majikannya. Dia ingin melayangkan protes namun tatapan tajam Devan membuatnya mengurungkan niat untuk protes. “Pokoknya aku ingin seluruh keluarga besarku dan Alin bisa menginap di sini. Kau urus semuanya.”“Baik, Tuan. Saya hampir lupa ingin mengabarkan jika Nona Vani dari perusahaan Maju Jaya Group mengundang Anda untuk menghadiri makan malam di rumahnya Sabtu malam nanti, Tuan.” Devan menautkan kedua alisnya, “dalam rangka apa?” “Maaf, Tuan saya kurang tahu.”“Bagaimana jika kau saja yang datang?” tanya Devan memberi ide.“Lho kok saya?” “Aku sedang malas, Nik. Ayolah bantu aku,” ucap Devan memohon.Andai tidak takut dengan ancaman Devan, mungkin saat ini sang asisten sudah mengatakan jika sejak dulu dia selalu menjadi kambing hitam di setiap kencan buta yang diatur oleh ibu Devan. “Kenapa Anda dengan Nona tidak datang berdua saja?” usul asisten Devan.Devan menimbang sejenak, “idemu bagus. Aku akan datang bersama Alin.”Setela

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Kunjungan Saudara

    Alin terpana dengan pertanyaan yang Devan layangkan padanya. Dirinya mulai menduga-duga hal yang tidak terlintas di pikirannya selama ini.“Aku akan tetap mempertahankan pernikahan kita, dan aku tidak akan pernah membiarkanmu mempunyai dua permaisuri dalam satu rumah. Tapi kalau kamu juga menginginkannya kembali ke sisimu, maka aku tidak akan menghalangi jalan kalian. Bahkan dengan senang hati aku akan mempermudah jalan kalian bersatu,” jawab Alin lantang.“Bagaimana caranya? Bukankah kau sangat tidak suka diduakan?”“Benar, aku memang tidak suka diduakan. Dan karena hal itulah yang membuatku memilih pergi dari hidupmu. Aku tidak akan pernah kembali lagi dalam kehidupanmu agar kau bisa bahagia dengan istri barumu. Tapi, aku akan pastikan jika setelah kepergianku kau tidak akan pernah bisa hidup dengan bahagia karena walau ragaku tidak ada di sampingmu, tapi bayang-bayangku akan selalu ada di hati dan pikiranmu,” ucap Alin dengan lugas.

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Memanas

    Rahang Devan mengeras begitu rekan bisnisnya mempertanyakan seputar masa lalu Alin. Atmosfer di kamar Devan seketika berubah menjadi mencekam.“Apa pertanyaanmu itu penting untuk kujawab?” tanya Devan balik.“T-tidak Tuan, maafkan saya karena pertanyaan saya sangat lancang!” ucap lelaki itu sedikit takut.“Kalau kau ingin tahu kenapa aku menikahi Alin, jawabannya adalah karena aku menyukainya. Aku tidak merebut Alin dari Rendra karena saat itu Rendra lah yang telah memutuskan hubungannya dengan Alin dan lebih memilih wanita lain. Aku datang di waktu yang tepat bukan?” tanya Devan smirk.“Apa?" lelaki itu membeliak kaget, "kurang ajar, jadi selama ini mereka ternyata mengumbar kebohongan demi menjatuhkan nama baik Tuan Devan,” ujar lelaki itu geram.Devan juga Alin saling berpandangan, keduanya saling berkomunikasi lewat pandangan mata.“Memangnya apa yang telah mereka katakan pada Anda, Tuan?” tanya Alin.“Mereka bilang hubungan kalian kandas karena Anda lebih memilih Tuan Devan, Nona

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Gagal Belah Duren

    Alin tersenyum penuh arti pada wanita itu. Keadaan semakin menegangkan karena wanita itu tidak terima dengan berbagai ucapan yang diucapkan Alin.“Di mana letak kalimat yang menunjukkan jika aku menyindirmu? Aku bahkan tidak menyebut namamu lho tadi. Kalau kamu tersindir, berarti itulah sikap yang kamu miliki saat ini,” sanggah Alin dengan tenang.“Van, ajari istrimu ini untuk menghormatiku. Kau tahu kan aku ini siapa bagi keluargamu?” ucap wanita itu sambil menuding Alin.“Harusnya kau sendiri bisa bersikap bijak dalam hal ini, jangan meminta di hormati jika kau sendiri tidak tahu caranya menghormati orang lain. Kalau kau memang tidak menyukai istriku, jangan pernah datang ke sini lagi!” “Kau berani mengancamku, Van?”“Memangnya kau ini siapa hingga harus kutakuti?” ujar Devan mengintimidasi.Wanita itu mengepalkan tangannya dengan kuat, “Baiklah kalau itu maumu, aku akan mengadukannya pada Tante!” ancam wanita itu.“Adukan saja kalau kau berani, aku akan menunggu aduanmu dengan sen

Latest chapter

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   The End

    Tak berselang lama, polisi dan Reno datang meringkus Rendra dan juga sepupunya. Mereka juga mengamankan preman-preman itu ke kantor polisi. Sedangkan Devan dan Alin segera pergi dari tempat itu.Sepanjang perjalanan, Devan tak tahan dengan rasa ingin tahunya. Dia segera bertanya pada sang istri mengenai keadaan sang istri saat ini."Sayang, sejak kapan ingatanmu kembali?" tanya Devan."Sejak saat putra kita menghilang, Mas. Tapi saat itu aku memutuskan untuk diam dulu sambil mengamati keadaan. Aku bergerak dalam diam dan aku sengaja mengecoh orang-orang agar mereka mengira aku masih hilang ingatan," jawab Alin."Untuk apa?" tanya Devan."Untuk mengetahui siapa saja yang hendak memanfaatkan keadaanku untuk mencari keuntungan." "Apapun itu, aku bahagia karena kamu sudah mengingat semuanya Sayang. Aku bisa lebih fokus untuk mencari keberadaan putra kita sekarang," jawab Devan dengan lega.Alin tersenyum tenang, "Mas jangan khawatir. Aku sudah tahu di mana keberadaan putra kita."Devan m

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Membebaskan Alin

    Tanpa pikir panjang, Devan langsung berlari ke dalam mencari keberadaan Alin. Dia masuk ke salah satu bilik tersebut. Akan tetapi, bilik tersebut ternyata dijaga oleh beberapa preman. Devan memancing preman tersebut untuk menjauh dari depan pintu dan berkelahi di luar.Tidak sulit mengalahkan para preman itu karena Devan sangat jago ilmu bela diri. Dalam sekejap, para preman itu langsung tumbang tak sadarkan diri. "Apa hanya segitu saja kemampuan kalian? Cih payah sekali kalian ini. Badan saja besar, tapi kemampuan nol. Ayo bangun dan serang saya. Hitung-hitung pemanasan," ejek Devan.Saat salah satu preman hendak bangun dan kembali menyerang, dalam satu pukulan saja preman tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak. Devan segera masuk ke dalam setelah memastikan seluruh preman bayaran itu tumbang. Di depan pintu, dia mengendap-endap masuk dan mendengarkan percakapan dua orang yang sedang berada di ruangan tempat Alin di sekap."Ren, menurutmu, apakah Tuan Devan akan benar-benar datan

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Duel Menyelamatkan Alin

    Setelah menempuh perjalanan laut selama lima hari, akhirnya akhirnya mereka sampai di kota A di pulau seberang. Mereka sengaja membawa bayi itu jauh dari pulau asalnya agar tidak mudah terlacak. Mereka langsung membawa bayi itu ke panti asuhan setempat. Mereka disambut baik oleh pemilik panti."Mari silakan masuk Bapak, Ibu."Setelah mereka dipersilahkan duduk dan disuguhi minuman, pemilik panti langsung bertanya maksud dan tujuan keduanya datang."Kalau boleh saya tahu, ada tujuan apakah Bapak dan Ibu datang ke sini?" "Kami ingin menitipkan bayi ini di sini, Bu," jawab Wina.Pemilik panti tersebut heran dengan sikap pasangan di depannya ini. Tega-teganya mereka hendak menitipkan bayi mungil tak berdosa itu di panti asuhan."Maaf Bapak, Ibu, tapi kenapa? Bukankah itu darah daging kalian? Apa kalian benar-benar tega meninggalkan mereka di sini?" tanya wanita setengah baya tersebut. "Bayi ini bukan anak kami, Bu. Kami menemukannya secara tidak sengaja di depan rumah kami. Jadi kami me

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Suasana Yang Semakin Tidak Kondusif

    Rendra hanya menyunggingkan senyumnya saat ibu Alin menuduhnya sebagai pelaku penculikan putra Alin. Dia terlihat santai saja dengan tuduhan yang terlontar dari mulut ibu Alin. Sedangkan Alin hanya diam saja tanpa menanggapi lelaki itu. "Atas dasar apa Anda menuduh saya dalang dibalik penculikan cucu Anda Tante? Lihatlah, Alin saja tidak banyak bicara. Kenapa Anda malah terlihat sensi sekali Tante?" tanya Rendra dengan santai."Karena Lindra adalah cucuku!" jawab ibu Alin dengan penuh emosi."Lin, kenapa dari tadi kamu diam saja? Apa kamu tidak merasa kehilangan bayimu? Atau kamu malah senang jika bayimu tidak ditemukan?" tanya Rendra pada Alin."Sebenarnya Anda ini siapa? Saya perhatikan sejak tadi Anda selalu membicarakan hal yang berbau provokasi," jawab Alin dengan tenang."Lin, aku Rendra, Lin. Orang yang pernah ada di hatimu. Tidak mungkin kamu lupa denganku, kan?" "Apa maksudnya kalau kamu pernah ada di hatiku? Dan sebenarnya, apa tujuanmu datang ke sini? Aku sungguh tidak me

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Kabur ke Pelabuhan

    Wina tampak berpikir sejenak dengan gagasan yang disampaikan lelaki itu."Baiklah, kita harus bergerak cepat malam ini juga," kata Wina."Apa? Malam ini? Apa kau sudah gila? Tidak mungkin kita jalan malam ini. Apa kamu nggak kelelahan dengan pertempuran kita tadi? Apa kamu nggak mau mengulanginya lagi?" tanya lelaki itu—menaik turunkan alisnya."Kita tidak punya banyak waktu, Tuan Tama yang terhormat. Kalau kita menunda-nunda, mereka pasti akan menemukan dan menangkap kita," ucap Wina penuh penekanan."Sepertinya kau sangat takut sekali dengan si Devan itu ya?" tanya lelaki itu."Bagaimana aku tidak takut? Aku pernah menjalin hubungan dengannya, sudah pasti aku tahu bagaimana watak Devan. Kau sendiri saudaranya tapi malah tidak memahami bagaimana karakter saudaramu sendiri," ujar Wina meremehkan."Aku memang tidak tahu banyak tentang kehidupan Devan karena aku jarang bertemu dengannya. Aku juga sangat jarang berinteraksi dengannya selama ini karena aku sering berada di luar negeri. Wa

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Penculikan Anak Alin

    "Sialan, siapa kau? Berani-beraninya mengancam ku!" sentak lelaki itu."Kau tidak perlu tahu siapa aku, cukup kau dengarkan saja perintahku. Jangan pernah mengusik keluarga Alin atau kau akan menyesal."Setelah mengatakan itu, penelepon itu memutuskan panggilan secara sepihak. "Siapa yang menelepon?" tanya wanita itu."Nomor tidak jelas. Berani-beraninya dia mengancam ku agar tidak mengganggu Devan dan Alin.""Kurang ajar, sepertinya mereka mengutus mata-mata untuk mengawasi kita," jawab wanita itu."Aku tidak yakin, tapi sepertinya orang itu bukan suruhan Devan. Lelaki itu tidak mungkin bisa mengendus gerak gerik kita. Kita harus berhati-hati, jangan melakukan hal yang bisa membuat mereka curiga dan kedok kita terbongkar," kata orang itu.***Sedangkan di sisi lain, Rendra dan sepupunya saat ini sedang mencari informasi tentang Alin."Bagaimana? Apa kamu sudah mendapatkan informasi?" tanya sepupu Rendra."Alin sudah melahirkan, tapi sekarang penjagaan semakin diperketat. Sangat suli

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Aqiqah

    Hari demi hari mereka lalui dengan sukacita. Devan juga sudah mulai beraktivitas di luar rumah. Dia yang berpikir semua sudah aman mulai lengah dari penjagaan. Lelaki itu tidak menyadari jika bahaya sedang mengintai keluarga kecil mereka. Hari ini, dia harus berangkat ke Surabaya karena salah satu klien berpengaruh meminta mengadakan pertemuan dengan Devan secara langsung di Surabaya."Tidak apa-apa Mas, berangkatlah. Aku bisa menjaga diri dan anak kita," kata Alin meyakinkan Devan."Kalau ada apa-apa segera hubungi Mas. Mas sudah mengabari Mami agar ke sini menemanimu," kata Devan.Lelaki itu mengecup kening sang istri dengan penuh cinta sebelum meninggalkannya pergi ke Surabaya."Jagoan Daddy baik-baik di rumah sama Mommy ya. Jangan nakal dan jangan rewel, kasihan Mommy. Daddy tinggal sebentar ke Surabaya," ucap Devan pada bayi mungil itu.Dengan berat hati, Devan meninggalkan mereka. Bertepatan dengan itu, hari ini baby sitter yang di rekomendasikan oleh salah satu saudara Devan d

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Pulang ke Rumah

    Devan langsung menuju ruang perawatan bayi untuk memastikan keadaan sang anak. Setelahnya, lelaki itu langsung memanggil seluruh suster, dokter dan pihak keamanan yang bertugas menjaga sang anak. Sang kakak pun tidak mengira jika mereka lalai. “Apa saja pekerjaan kalian? Menjaga bayi saja kalian tidak becus. Untung saja anakku tidak hilang,” kata Devan marah. “Ampuni kami, Tuan, kami lalai menjaga bayi Tuan. Tadi ada seseorang yang menyamar sebagai suster hendak masuk ke ruangan Tuan kecil. Kami kira, dia memang benar-benar suster yang hendak memeriksa Tuan kecil. Tapi ternyata dia hendak membawa kabur Tuan kecil. Andai kami tahu dari awal, kami pasti tidak akan membiarkannya membawa Tuan kecil, Tuan. Ampuni kami,” ucap penjaga dengan gemetar. Devan mengangguk, “ya sudah tidak apa-apa. Jangan diulangi lagi, dan aku ingin kalian perketat keamanan di sini. Aku tidak mau hal seperti ini terulang kembali,” kata Devan.Setelah mengatakan hal itu, Devan langsung pergi meninggalkan mereka

  • Dibuang Mantan Dipinang Om Sultan   Percobaan Penculikan

    Sang sepupu sangat menyayangkan sikap Rendra yang cenderung lembek. Wanita itu sangat dendam dengan Alin dan juga sang suami karena gara-gara mereka kini dia kehilangan pekerjaannya."Ndra, kamu itu laki-laki jangan lembek seperti ini. Apa kamu nggak kasihan sama kedua orang tua kamu? Apa kamu nggak mikirin mereka juga?" Rendra tampak terdiam dan menimbang-nimbang. Sedangkan sang sepupu terus saja meracuni pikiran Rendra agar mau bekerja sama dengannya."Apa kamu tidak sakit hati melihat kebahagiaan Alin di sana, sedangkan kamu di sini menderita? Lihatlah, mereka tertawa di atas kesedihan dan penderitaanmu. Pikirkan itu baik-baik," ujar sang sepupu sebelum berlalu pergi."Tunggu, apa ada yang bisa menjamin keamanan dan keselamatan kita jika kita kembali membuat ulah dan mengusik keluarga mereka? Kau tentu belum lupa kan bagaimana manusia-manusia itu menyingkirkan mu dari perusahaan? Bagi mereka, melenyapkan orang seperti kita bukanlah hal yang sulit dilakukan. Apalagi kita tidak puny

DMCA.com Protection Status