Share

14. Asumsi Sebelum Tidur

Penulis: Hannfirda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-10 08:12:40

Marla berdiri di ambang pintu kamar mandi, mengamati Arjuna yang telah terlelap di sisi lain ranjang terlebih dahulu selepas makan malam. Mungkin, suaminya itu memang kelewat lelah.

Perlahan-lahan, sepasang tungkainya mendekat dengan napas tertahan. Dia tidak ingin membangunkan Arjuna barang sedetikpun. Terlebih, dia akan menempatkan diri di sisi pria itu. Walaupun Marla menyadari bila Arjuna sudah menempatkan sebuah guling sebagai pembatas di antara mereka saat tidur nanti.

Wanita itu mengembuskan napas begitu berbaring di samping sang suami. Menutup mata, dia berharap bisa lekas pergi ke alam mimpi. Namun, suara Arjuna mengejutkannya hingga nyaris jatuh berguling.

"Akh!"

Kini, posisi keduanya kian dekat. Lengan kiri Arjuna melingkari perut Marla, menahannya supaya tidak terjatuh. Lalu, tatapan pria itu menusuk tetapi penuh kelembutan.

Marla menelan ludah susah payah. 'Jantung, tolong jangan kelewatan!'

"Ma-maaf, kamu terkejut ya?" Arjuna melepaskan lingkaran lengan kirinya pada Mar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   15. Kediaman Wirajaya (1)

    Belum genap mengendalikan diri akibat kenyataan bahwa hidupnya telah berubah seratus delapan puluh derajat, kini Arjuna membawanya untuk bertandang ke kediaman Wirajaya.Marla mengepalkan tangan, menyadari kepalan tangannya memutih lantaran terlalu gugup. Wanita itu melirik sang suami yang tengah mengemudi, turut memergoki ketegangan yang bersarang pada wajah tampan Arjuna.Eh? Marla cepat-cepat menggeleng. Yah, Arjuna memang tampan. Dia akui itu. Lalu, sekarang mengetahui jika dia memiliki suami setampan dan sekaya Arjuna, membuat rasa percaya dirinya kian menurun. Apakah dia pantas mendapatkan kemewahan yang berlebih semacam ini?Akan tetapi, dia tidak boleh berpikiran begitu. Jika Bu Maryam tahu, yang ada dia akan diomeli habis-habisan. Semalam, dia pun telah berjanji pada diri sendiri untuk menjadi lebih baik dan tidak menjadi beban.Tanpa sadar, wanita itu menghela napas berat, yang mana menyita keheranan dalam diri Arjuna. Pria itu menoleh sekilas, lantas kembali memusatkan fok

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   16. Kediaman Wirajaya (2)

    Semuanya ....'Semuanya itu siapa saja?!'Rasanya Marla mau berseru lantang disertai kepanikan. Namun, dia tidak bisa berbuat demikian. Yang ada, dia akan mempermalukan diri sendiri dan membuat Arjuna malu pula. Dia tidak mau menambah beban pada pundak Arjuna lagi.Cukup dengan menikahinya saja, kalau bisa jangan ditambah beban yang lain.Arjuna mengangguk, tersenyum simpul pada Julie selepas memindai penampilan sekretaris pribadi sang ayah dalam tiga detik. "Kamu memotong rambutmu sedikit, Julie?"Mendengar pertanyaan Arjuna, baik Julie maupun Marla terhenyak. Julie berdeham, masih dengan dagu terangkat tinggi yang memperlihatkan betapa tangguhnya wanita itu."Ternyata, Tuan Muda bisa menyadari hal-hal sekecil itu ya? Tapi atas jawaban Tuan Muda tadi; ya, hanya sedikit." Balas Julie penuh wibawa.Arjuna tersenyum timpang, lantas mengangguk. Tidak mengucapkan apa-apa lagi, pria itu mulai memasuki area ruang tamu. Diam-diam, Marla mengamati sosok menawan Julie. Entah bagian mana pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   17. Kediaman Wirajaya (3)

    Marla mencengkeram dress-nya erat-erat, sedangkan, Arjuna terdiam disertai dengkusan napas berat. Tentu saja. Bagi keluarga Wirajaya yang memiliki segalanya, mencari informasi mengenai dirinya sangatlah mudah. Apalagi bagi seorang yatim piatu seperti Marla. Tidak heran bila mereka mengetahui Marla yang pernah menikah dengan Yudha. "Memangnya kenapa kalau istri saya pernah menikah dengan laki-laki lain? Lagi pula, saya tidak mempermasalahkannya," timpal Arjuna tegas, seperti seorang suami yang menyayangi istrinya dengan segenap hati.Untuk sesaat, Marla terpaku sekaligus merasa bersalah. Arjuna harus bekerja ekstra untuk 'melindunginya'. Yang mana makin memperlihatkan jika Marla tidak bisa melakukan apa-apa.Ajeng yang baru beberapa menit terdiam, lantas mendecih, "aneh saja, Jun. Kamu itu pewaris keluarga ini yang bisa mendapatkan wanita mana saja. Mau yang perawan juga banyak, malahan banyak yang lebih bertalenta dan lebih cantik. Tapi, kamu malah memilih untuk menikahi 'bekasnya' o

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   18. Kediaman Wirajaya (4)

    Deg!Marla akui, dia memang tidak menjual tubuhnya terhadap Arjuna. Namun, ingatan mengenai malam panas yang sempat mereka langsungkan secara tak sadar itu membuat pipi Marla memerah dengan sendirinya.Gawat!Jangan sampai Revan melihatnya dan malah memikirkan yang tidak-tidak! Kenyataannya, dia bukan perempuan murahan seperti itu.Berdeham, Marla kembali menyuguhkan senyum simpulnya. Memberanikan diri bertemu tatap dengan iris abu-abu Revan. "Tentu tidak. Meskipun saya bukan perempuan yang lahir dari keluarga kaya raya, tapi saya tidak sefrustrasi itu untuk menjual diri terhadap orang lain; mau yang kaya atau bukan."Revan mengambil dua langkah mundur ditemani seringai yang memperlihatkan bahwa pria muda itu cukup tertarik dengan jawaban Marla. "Yah, boleh juga," Revan mengangguk-angguk, "pasti Bang Arjuna punya 'alasan' kenapa dia memilih kamu, Nona Marla."Marla berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan raut bersahabatnya. Dia tidak bisa terlihat lemah di saat-saat seperti ini,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   19. Kekacauan Yudha

    Semua kontrak kerja sama yang seharusnya berjalan lancar, hancur total dikarenakan rumor tidak menyenangkan tersiar pada kalangan pebisnis saat pernikahan Yudha dan Kamilia.Belum lagi, kedatangan keluarga Wirajaya yang terkenal itu. Bukannya menambah pamor, tetapi malah mengembuskan segalanya."Argh! Semua gara-gara Marla!"Yudha melempar berkas pembatalan yang baru saja dibacanya, kemudian berkacak pinggang. Dipandanginya foto pernikahan dirinya dan Kamilia yang baru saja dipasang di ruang kerja.Entah kenapa, melihatnya saja sudah membuat Yudha muak sendiri.Bertepatan saat itu, Kamilia memasuki ruang kerja sang suami seraya menenteng tas belanjaan yang tiada terhingga."Yudha? Lihatlah! Aku mendapatkan heels baru yang sangat kuidam—""Diam!"Kamilia tersentak. Seketika wanita itu berhenti melangkah, membeku setelah menyadari atmosfer ruang kerja sang suami yang mendadak jadi tak bersahabat."Yudha? Kamu kenapa?""Masih ditanya suamimu ini kenapa?" Yudha berbalik, menghadap Kamilia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   20. Sebuah Kecupan

    Bohong jika Marla tidak berpikir mengenai pesan aneh yang menyambangi ponselnya. Bahkan, wanita itu kepayahan terlelap meski tetap berada dalam pelukan Arjuna. 'Tidak heran. Sebagai pewaris pertama keluarga Wirajaya, pastinya banyak yang ingin menikahi Arjuna. Apalagi, jika orang-orang tahu aku hanyalah seorang yatim piatu yang tidak mempunyai apa-apa selain bergantung kepada suami baruku ini.'Helaan napas wanita itu terdengar berat, berusaha meredam gundah. Seolah-olah menyadari jika sang istri tidak bisa tertidur, Arjuna membuka mata, ditiliknya sosok Marla yang seakan-akan menyimpan cukup banyak pikiran.Arjuna berinisiatif untuk mengeratkan pelukannya, membawa Marla pada kehangatan serta kenyamanan yang membuat wanita itu mendongak."Mas? Kamu terbangun? Maaf, sepertinya aku sudah membuat tidurmu terganggu ya?" tanya Marla tak enak hati.Arjuna menggeleng pelan, "tidak bisa tidur, Marla?"Marla mengangguk singkat."Kenapa?"Wanita itu tak kunjung menjawab. Tidak mungkin dia memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   21. Ruangan Arjuna

    Marla terhenyak. Suara itu—suara familier yang mampu mendidihkan darahnya. Menarik napas perlahan, wanita itu berbalik. Dilihatnya sosok Kamilia yang melangkah dengan percaya diri dalam balutan blus kerja ketat. Dia tidak kaget lagi. Cara berpakaian Kamilia memang sudah seperti itu, jauh sebelum dia bersahabat dengannya sejak kuliah dulu. Kamilia bersedekap, menghampiri Marla dengan senyum meremehkan, lalu memindai penampilan mantan sahabatnya itu diiringi decihan ringan."Ada apa ini? Berkunjung ke kantor Wirajaya dengan penampilan seperti ini? Pantas saja resepsionis itu tidak percaya kalau kamu itu suaminya Arjuna," celetuk Kamilia.Marla mengernyit, lantas melirik dirinya sendiri. Dia tampil normal; dalam balutan dress hijau selutut, rapi pula. Memang dasarnya si resepsionis saja yang tidak punya sopan santun saat menyambut tamu."Kenapa kamu ke sini? Kamu tidak bekerja di sini, Kamilia." Tanyanya memberanikan diri.Jika dulu dia merupakan wanita yang kebanyakan iya-iya saja dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   22. Makan Siang Eksklusif

    Sedari tadi, Julie telah berada di ruangan Arjuna. Duduk manis di sofa sembari memindai beberapa berkas perbandingan yang semalam mereka bahas melalui telepon. Marla pikir, dia dan sang suami hanya akan makan siang berdua. Namun, rupanya terdapat orang tambahan. Mau tidak mau, Marla harus bersikap seramah mungkin. Tidak mungkin dia memberengut hanya karena masalah sepele seperti ini kan? Yang ada sang suami akan makin kecewa karena sebagai istri dari seorang Arjuna Wirajaya, dia masih terlalu kekanak-kanakan."Selamat siang, Nyonya Muda!" sapa Julie ramah, menunduk hormat ke arahnya sebelum meneruskan mengamati beberapa berkas."Selamat siang, Mbak Julie." Marla mendekat, duduk di samping wanita berparas serius itu, sedangkan Arjuna baru saja mendapatkan telepon."Sudah waktunya makan siang, kamu tidak mau beristirahat dulu, Mbak Julie?" tanya Marla ramah, yang sebetulnya penasaran; sudah berapa lama Julie berada di ruangan suaminya.Julie menoleh, tersenyum kalem ke arahnya. "Iya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   62. Hadiah?

    Pasangan Purnama tengah bercakap dengan rekan bisnis lain. Melihat kesempatan tersebut, Mariana meneruskan langkah ke arah Marla yang berdiri agak menepi. Selagi hidangan belum disajikan, sebenarnya Marla ingin sekali pergi keluar ruang naratama untuk mencari angin segar—sekaligus melarikan diri. Namun, sepertinya dia tidak akan bisa lolos dengan mudah. "Ternyata benar dugaanku. Kita akan bertemu di sini lagi, Nona Marla. Kamu terlihat cantik sekali," puji Mariana setengah hati dengan tatapan merendahkan. Tidak perlu diragukan, Marla bisa mengenalinya. Mariana seperti mengejek penampilan Marla yang tidak dalam balutan gaun mewah nan mahal seperti yang Mariana kenakan. "Kamu juga cantik sekali, Mariana. Jujur saja, aku menyukai gaya rambutmu malam ini." Balasnya. Alis kanan Mariana meninggi. "Benarkah? Yah, aku mengaturnya di salon sejak dua jam yang lalu, sekaligus melakukan perawatan rutin. Kalau seluruh tubuhku tidak dijaga dengan baik, apalah gunanya uang yang telah Ayah dan B

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   61. Pertemuan Bisnis

    Marla telah mendapati sang suami menanti di meja makan, melahap makanan seraya memindai tablet yang terpampang pada sisi kanan piring pria itu.Entah kapan Arjuna pulang ke rumah, saking pudarnya kehangatan dalam hubungan mereka, Marla tidak tahu kapan suaminya pulang. Tidak seperti dulu, saat dia menunggu kepulangan Arjuna dengan hati berdebar, sekarang rasanya berbeda.Mau ditunggu, rasanya seakan-akan suaminya itu sengaja memperlambat diri pulang ke rumah. Alhasil, Marla jadi kelelahan sendiri hanya untuk menunggu kepulangan sang suami.Menarik napas perlahan, Marla memantapkan diri sebelum mengambil tempat di meja makan. Wanita itu berupaya untuk tak mencuri lirikan ke arah sang suami.Jujur saja, semalam tidurnya tidak nyenyak sama sekali. Bahkan, dia mendapati diri terjaga di tengah malam setelah bermimpi buruk.Tidak bisa dimungkiri, mimpi buruk itu datang lantaran dipicu oleh foto yang didapatkannya. Arjuna dan Julie. Sebetulnya apa yang mereka sembunyikan darinya?Apakah bena

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   60. Si Pengancam (1)

    Arjuna melirik arloji yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Pria itu mendesah lelah, menyandarkan diri pada punggung kursi kerjanya.Seharian ini dia sudah dibuat kesal lantaran Yudha datang tanpa pemberitahuan ke rumahnya hanya untuk membujuk Marla lagi.Kening pria itu berkerut, tidak memahami mengapa sekarang Yudha ingin sekali kembali mengambil Marla, setelah dulu memperlakukan wanita itu semena-mena."Tuan, saya mendapat laporan dari mata-mata, semuanya berjalan sesuai rencana."Arjuna hanya mengangguk sekilas saat mendengar ucapan Julie. Seharusnya dia merasa puas atas segala sesuatu yang berjalan sesuai rencana. Namun, mengingat belakangan ini dia harus menjaga jarak dengan Marla meski sebentar, membuat suasana hatinya memburuk."Lalu, apakah sudah ada kabar dari si pengancam?" tanyanya dengan tangan mengepal erat.Mendengar pertanyaan tersebut, sepasang alis Julie bertaut serius. Bukan hanya Arjuna, tetapi Julie turut waspada akan si pengancam yang selama ini sedang meng

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   59. Culprit

    Marla tengah melayani salah satu pembeli saat dia mendapatkan pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. [Hai, Marla? Apa kamu tidak penasaran dengan seseorang yang sudah menjebakmu sehingga tidur dengan Arjuna malam itu? Ya, malam terakhir di mana kamu bermalam di kediaman Anugerah, seseorang menjebak kalian berdua.] Kening wanita itu berkerut, memindai kata-kata yang tersusun tepat di layar ponselnya. Kemudian, ditiliknya nomor asing yang tidak pernah diketahui sebelumnya itu. "Siapa pun yang mengirim ini, sepertinya dia mengetahui banyak hal tentangku yang tidak aku ketahui sama sekali." Marla menahan pergerakan ibu jarinya yang hendak melayangkan pesan balasan. Untuk sesaat, dia berdiam diri dengan mata berkedip gelisah. Haruskah dia menanggapi pesan tersebut? Bagaimana kalau semua itu hanya berupa tipuan belaka? Jangan-jangan pesan tersebut berasal dari Yudha? Mengingat pagi tadi, mantan suaminya itu telah menimbulkan keributan kecil di rumahnya. "Tapi ... Yudha tidak m

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   58. Di Balik Topeng

    "Cepat bawa orang itu keluar dari sini!"Marla belum genap mencerna perkataan Yudha, ketika Arjuna datang dengan dua pengawal yang datang bersamanya. Sepertinya, suaminya itu sudah berada di perjalanan ke suatu tempat, terlihat dari setelan Arjuna yang cukup rapi seperti hari-hari biasanya.Yudha berdecak kesal, tak mengira jika Arjuna akan datang lebih cepat dari perkiraannya. Lantaran dia enggan diseret secara paksa, Yudha mengangkat kedua tangan tanda menyerah."Baiklah, baiklah, aku akan pergi dengan sendirinya, puas?"Meski Yudha berkata demikian, tatapan pria itu membuat Arjuna kesal bukan main. Sebelum Yudha memutar langkah, dia sempat bertatapan dengan Marla.Segaris kebingungan masih mendominasi wajah wanita itu. Marla ingin bertanya, tetapi yang ada malah memperlihatkan jika dirinya mudah terpancing oleh omongan Yudha.Tidak. Bisa saja Yudha sedang bermain-main dengannya. Bisa saja mantan suaminya itu ingin mengetahui seberapa bodoh Marla agar bisa ditipu untuk yang kesekian

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   57. Kepingan Baru

    Malam itu, Marla pulang lebih larut dari biasanya. Dia sudah mempersiapkan alasan bila Arjuna bertanya mengenai keterlambatannya, atas eksistensinya saat membantu Bu Sani di festival. Lantaran sudah telanjur tahu, Marla akan berterus terang saja soal rencananya yang ingin membangun cabang baru, tetapi atas namanya. Dia ingin memperlihatkan passion yang satu-satunya dimiliki. Akan tetapi, rumah dalam keadaan sepi, sunyi, senyap. Begitu meniliki garasi, mobil suaminya juga belum datang.Mengembuskan napas perlahan, Marla merebahkan diri di sofa. Berhenti sejenak selagi memutar kejadian hari ini.Tentu saja, kilas yang berisikan Arjuna dan Julie di festival tadi menjadi hantu nomor satu dalam pikirannya.Semakin lama, seolah-olah Marla tengah diejek oleh dunia, bahwa tempatnya memang bukan berada di samping Arjuna. Dia tidak ada apa-apanya dibanding Julie."Astaga, lagi-lagi pikiran semacam ini ...."Marla mendesah lelah, memijit pelipis dengan insekuritas yang kembali membayangi tiap

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   56. Telepon Misterius (1)

    Mengatupkan sepasang kelopak mata secara perlahan, Marla menarik napas rakus. Lima degup jantung kemudian, wanita itu membuka mata, dengan manik yang tertuju pada sosok sang suami. Punggung tegap pria itu kian menjauh, tetapi tidak bersamanya.Di antara keramaian festival, Arjuna berjalan beriringan dengan Julie. Kini, menyisakan Marla yang menahan perih luka gores pada siku kanannya. Meskipun lukanya tidak seberapa besar—serta Bu Sani sedang membersihkannya agar tidak terkena infeksi, tetapi nyeri yang bersarang pada hatinya lebih terasa.Marla tidak bisa membohongi diri sendiri. Arjuna dan Julie kian menjauh, lalu tenggelam di antara keramaian festival yang seharusnya menjadikan dirinya penuh semangat. Tadinya memang seperti itu. Namun, kehadiran sang suami beserta Julie membuat pikirannya jadi kacau sebentar."Apa perlu ke puskesmas terdekat, Ipar? Barangkali saja kau membutuhkan pertolongan lebih lanjut?" tawar Revan, yang masih duduk dengan tenang sambil melirik ke arahnya.Marl

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   55. Tenggat Utang

    "Jadi, kapan kalian akan membayarnya? Setidaknya cicil sedikit, sebagai jaminan bahwa kalian akan benar-benar membayar utang yang sudah kalian perbuat itu."Yudha menggigit pipi dalamnya cemas, kemudian berkata sambil memasang senyum yang diramah-ramahkan. Sedangkan Kamilia, duduk di sampingnya dengan dagu terangkat tinggi, seakan-akan pembicaraan mereka tidak perkara utang dua pulih lima miliar yang tak kunjung lunas itu."Tunggu sebentar, Tuan Matthew," Yudha melirik putra sulung keluarga Mahagana itu dengan harapan mau mendengar kilahnya, "tenggat waktunya masih tersisa beberapa hari lagi sebelum menginjak satu bulan penuh."Matthew bersandar pada punggung kursi empuk kafe yang didatanginya, lantas memberi tanda bagi Yudha untuk meneruskan."Jadi, begini, kenapa kami harus repot-repot menyicil kalau tepat di akhir bulan nanti, kami bisa membayarnya tepat waktu? Dan sebetulnya kami cukup terkejut karena Tuan Matthew sendiri yang datang untuk menemui saya seperti ini. Seharusnya Tuan

  • Dibuang Mantan, Dimanjakan Sultan   54. Festival (3)

    Mendengar ucapan Arjuna, membuat Revan meninggikan salah satu alisnya. Namun, dalam dua detik pertama, pria itu tampak terkejut lantaran saudara tirinya membawa topik tersebut."Tidak biasanya kamu membahas soal Ayah, Bang. Ada apa ini? Apakah kamu mulai takut, kalau Ayah tiba-tiba saja berakhir di tangan seorang musuh?" timpal Revan, berupaya agar tetap tenang.Arjuna mendesah lelah, bersandar pada punggung kursi plastik yang dia dapat dari Bu Sani. Di sampingnya, Julie duduk dengan telinga terpasang lebar-lebar. "Bukan takut lagi," Arjuna memandang sosok Marla yang masih sibuk dengan para penikmat festival untuk beberapa saat sebelum melanjutkan, "tapi kenyataannya memang begitu. Tidak heran kalau tiba-tiba saja Ayah meninggal di tahan musuh dalam selimut."Revan tersenyum timpang, "sepertinya kamu mulai paranoid, Bang. Apakah itu hasil setelah lama menjadi montir biasa yang mampunya mengamati dari kejauhan, beberapa tahun ini?""Kamu tidak paham apa-apa, Revan. Dan satu lagi, kamu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status