Beranda / CEO / Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan / S2 BAB 90 : Dibentak Dan Diusir

Share

S2 BAB 90 : Dibentak Dan Diusir

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-17 13:00:26
Telah satu jam setengah Aruna menemani Shanti berkeliling di Plaza Amerta.

Mereka belum membeli apapun, hanya berkeliling tanpa tujuan, keluar masuk outlet dan berhenti di beberapa counter penjual asesoris.

Terkadang Shanti melupakan Aruna dan berjalan begitu cepat, sendirian di depan. Aruna sampai harus memanggil Shanti sekian kali dan menyusul langkah cepat sahabatnya itu, untuk kembali menjajari.

Aruna memang hanya diam, tidak mendesak Shanti untuk menceritakan masalahnya pada Aruna.

"Kau tahu apa yang paling buruk dari memiliki harapan?" Shanti nyaris bergumam saat mengatakan itu.

Aruna di sisinya sampai harus memiringkan kepala agar ia bisa mendengar suara Shanti lebih jelas.

"Apa yang buruk dari memiliki harapan?" tanya Aruna. "Harapan itu tidak terwujud?"

"Bukan itu saja. Tapi harapan yang berubah menjadi mimpi buruk."

"Bagaimana bisa menjadi mimpi buruk?" Dahi Aruna sedikit mengkerut.

Shanti tidak menjawab. Mereka kini memasuki salah satu outlet pakaian batik.

Tangan Shanti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Bintang
siyapp kaa
goodnovel comment avatar
Bintang
Maaf manteman.... update Aruna hari ini, "kepagian". Author salah klik pengaturan waktu... hehehe. Enjoy!
goodnovel comment avatar
royalmachine
ditunggu lanjutannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 91 : Penasaran Simpanan

    “Selamat, Pak Brahmana. Anda akan menjadi seorang ayah.” Brahmana membeku di tempat duduknya. Kedua tangan yang berada di atas pahanya, menegang dan kaku. “A-apa, Dok?” Brahmana menelan ludah susah payah. “Tadi bilang apa?” “Anda akan menjadi seorang ayah. Istri Anda tengah mengandung. Berdasarkan hasil USG, usia kehamilannya masuk empat minggu dan…” Kalimat Dokter Kandungan yang tengah menjelaskan itu, sudah tidak terdengar lagi. Brahmana terpaku di tempat dengan gaung kata-kata indah yang berulang di dalam kepalanya. ‘Anda akan menjadi seorang ayah.’ ‘Istri Anda mengandung.’ Tubuhnya gemetar --karena kebahagiaan tentunya. Kedua matanya pun memerah. Kepalanya bergerak perlahan ke arah Aruna berbaring dengan monitor dan alat USG di sampingnya. “Sa..yang..” Pria itu bangkit perlahan dan berjalan mendekat. Namun Aruna langsung merentangkan tangannya tinggi, menghentikan langkah Brahmana. “Jangan dekati aku! Aku akan muntah lagi kalau kau mendekat!” Ia berkata. Tidak kencang, n

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 92 : Tamu Tak Diundang

    Tujuh setengah bulan kemudian. “Aku tidak percaya ini…” Jasmine terisak. Tangannya berulang kali mengusap ujung hidung dan juga sudut matanya agar kembali kering dari tetesan bening yang mengalir di sana. “Hey! Make up mu bisa berantakan,” cela Najla. “Aku tahu… Tapi kan… kan…” Jasmine terisak lagi. Aruna yang tengah merapikan ujung kebaya putih yang dikenakan Shanti, berdecak. “Astaga Jas!” Ia lalu terkekeh. Tidak bisa menyalahkan, karena dirinya sendiri pun dilanda rasa haru yang amat sangat. Saat ini, di hadapannya, Shanti duduk dengan anggun dalam balutan kebaya putih yang begitu indah dan menonjolkan lekuk tubuh Shanti yang proporsional dan seksi. “Cantik..” gumam Aruna. Ia sedikit tercekat, tapi melanjutkan kalimatnya. “Aku bahagia, Shan…” Shanti melipat bibir dengan kuat, menahan mata yang memanas agar tidak sampai meleleh dan merusak apapun yang telah dikerjakan pada wajahnya selama hampir sejam lebih. “Jangan pancing gue mewek!” gerutu Shanti. “Rusak semua kerja keras

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 93 : Memaafkan

    Shanti meneguk ludah dengan alot. Ia langsung melirik ke arah sang ibu yang juga sama terlihat pucatnya.“Ma-mas…” Shanti berbisik lirih, sungguh lemas.Ia tahu, acara pernikahannya ini kemungkinan akan terjadi keributan.“Tenanglah. Aku di sini,” Fathan balas berbisik. Ia menggenggam tangan Shanti yang terasa dingin dan berkeringat.Shanti memaksakan diri mengangguk. Ia tidak ada pilihan lain, selain mempercayakannya pada Fathan.Tidak banyak kegaduhan yang terjadi, karena yang hadir di sana adalah orang-orang yang memiliki adab dan etika sangat baik.Semua mata tertuju pada pria paruh baya yang mengenakan kemeja krem bergaris vertikal dan celana kain berwarna coklat tua.Ia berjalan pelan dengan tatapan lurus ke arah meja dengan Shanti dan Fathan duduk di baliknya, bersisian.Shanti melihat Shaddam berdiri dengan tangan terkepal. Tentu adik lelakinya itu tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 94 : Z-One Dan K25

    Lalu… kalimat sakral itu diucapkan oleh Kusmana dengan lirih namun tanpa jeda dan tanpa terputus.Fathan pun dengan tegas dan cepat, menyambut dengan kalimat ‘qabul’ yang terucapkan sangat jelas.Semua yang hadir di sana mengembus napas lega dan sebagian besar di antara mereka mengucap syukur.Fathan mengerjap.Ia menarik tangan dan menyembunyikannya di bawah meja.Sesungguhnya, ia pun gugup dan kini merasakan tangannya sedikit gemetar.“Pak Suami, gugup ya?” goda Shanti sambil menyenggol lengan Fathan.Shanti memiliki sepasang mata yang jeli dan bisa melihat jelas kegugupan Fathan saat pria yang kini sah menjadi suaminya itu, menarik tangannya ke bawah.“Yes, I am now. But later… tonight, you’ll be the one…” (Ya, sekarang aku gugup. Tapi nanti… malam ini, kau yang akan gugup…) Fathan balas menggoda Shanti. “Shut up!” (Diamlah

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 95 : Kegaduhan Di Tengah Ballroom

    “Tidak ada yang tahu soal ini kan, Pak?”Fathan saat ini tengah berbicara berdua dengan Kusmana di salah satu sudut ballroom. Acara masih berlangsung dan tamu yang sebelumnya sempat memenuhi ballroom, mulai berkurang satu demi satu.Lelaki paruh baya, ayah dari Shanti itu sebenarnya sudah ingin keluar dari ballroom, namun penjaga keamanan Brahmana menahan dirinya.Atas perintah Fathan, yang memang meminta mereka agar Kusmana tidak pergi kemana pun, sampai Fathan sendiri yang mengantarnya ke luar ballroom.Barulah saat ini, Fathan berkesempatan menghampiri ayah mertuanya itu dan berbicara pribadi dengannya.“Tidak! Tentu tidak! Pak Fathan tenang saja… itu.. itu rahasia kita berdua,” jawab Kusmana segera. Ia menelan ludah dan berharap jawabannya cukup memuaskan bagi Fathan.Fathan mengangguk.“Terima kasih, Pak Fathan telah memberi kesempatan pada saya untuk menyadari kesalahan saya. Terima kasih jug

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 96 : Chaos Ruang Persalinan

    Kegaduhan benar-benar terjadi di Rumah Sakit ternama di ibukota siang hari itu.Mungkin bagi Rumah Sakit tersebut, hari ini adalah kejadian membuat ricuh dan paling menegangkan yang pernah mereka alami selama berpuluh-puluh tahun beroperasi.Satu lantai dipenuhi orang.Bukan pengunjung, namun tim pengawal dan keluarga serta teman Aruna yang memadati koridor menuju ruang persalinan.Bahkan kondisi seperti itu, belum termasuk Dananjaya Tua dan segenap pengawalannya.Sesepuh Dananjaya Group yang memiliki status prestisius yang sangat tinggi itu baru datang.Tak terkira para perawat, pegawai juga pengunjung lain Rumah Sakit tersebut dibuat bingung dengan ‘keramaian’ yang menampak di siang hari tersebut.Satu lantai, nyaris terisolasi karena dijaga oleh sederet tim pengaman dari Dananjaya Group.Tantri yang baru saja pulang ke kediaman Brahmana dari pesta Shanti, segera berbalik kembali dan datang ke Rumah Sakit dengan kehebohan khas ibu kandung Brahmana itu.“Dimana Sayangku? Cintaku? Di m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 97 : Dendam Terbalaskan

    “Tarik napas, Nyonya… Jangan dulu mengejan!”Instruksi dari dokter terdengar tenang dan lantang, namun Aruna bagai tidak bisa mencerna semua kata-kata itu.Tubuhnya terasa remuk dan seakan ditarik dari dalam. Suatu ‘ajakan’ memintanya untuk mengejan dan itu tidak bisa ditolak Aruna. “Arrrghh!!”“Jangan angkat pinggul Anda, Nyonya!”“Mengapa begitu banyak larangan!” Kali ini Brahmana yang mengomel. Ia sudah ikut berkeringat dan bermandi peluh. Kedua tangannya berada di bahu Aruna, sedikit lebih ke depan.“Kalau berposisi begini, Nyonya akan mengalami robek yang cukup panjang, Pak.” Dokter itu menjawab omelan Brahmana.“Ro-robek?” Brahmana seketika menganga. Tubuhnya bergidik ngeri, tidak sanggup membayangkan daerah sensitif itu terluka, apalagi sampai mengalami robekan.“Arrghh!” Aruna mengejan lagi.“Sa-sayang… dengarkan apa kata dokter. Turunkan pantatmu, jangan diangkat..” pinta Brahmana gugup. Tanpa sadar, ia menekan kuat tangannya yang berada di pundak agak depan Aruna.“Kau mau m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 98 : Ayah Baby

    “Hai Babe!” Mike tersenyum lebar saat matanya tertuju pada Aruna yang duduk bersandar pada tumpukan bantal besar. “Siapa yang mengizinkan dia masuk?” desis Brahmana. Rahangnya terlihat mengeras, bersamaan gigi yang terkatup dan bergemeletuk. “Bukankah kau sendiri yang mempersilakan aku masuk? Pengawal Aruna tadi mengatakannya. Apa kau akan menjilat ludahmu sendiri?” Pria bule itu mengerling santai. “Kau!” “Sayangku… Agha…” Aruna di sisi Brahmana, berbisik mengingatkan. Ia lalu beralih pada teman bulenya itu. “Mike, masuklah.” Mike lalu melangkah masuk. Tubuh tingginya tegap bergerak mendekat dengan sebelah tangan memegang karangan bunga mawar begitu besar. “Congrat, Dear. Sudah menjadi seorang ibu…” Mike merentangkan tangan dan membungkuk, hendak memeluk Aruna, namun tangan kokoh Brahmana dengan sigap menahan tubuh pria bule itu dan mendorongnya menjauh. “Heyy! Easy man!” protes Mike dengan lirikan sewot pada Brahmana. “Mike, please. Hargai suamiku,” cetus Aruna. Kalimat pendek

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26

Bab terbaru

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 3

    Fathan membuka pintu apartemen dengan perlahan, menghela napas panjang setelah hari yang cukup melelahkan.Matahari sudah tenggelam, dan hanya lampu-lampu kecil di sudut ruangan yang menyinari apartemen.Dia mengharapkan sambutan hangat dari Shanti, seperti biasanya. Namun, saat masuk ke dalam, Fathan langsung merasakan sesuatu yang memang berbeda malam itu.Shanti berdiri di tengah ruangan, kedua tangannya bersilang di dada, dan wajahnya menunjukkan ekspresi tegang namun dingin.Tatapannya menusuk, seolah-olah dia sudah lama menunggu kedatangan Fathan hanya untuk menghujaninya dengan kekesalan.Fathan mengerutkan alis, merasa ada yang tidak beres.“Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat seram, seperti orang marah?” Fathan mencoba menggoda.Shanti menatap Fathan dengan tajam, tidak langsung menjawab. Seolah-olah sedang berusaha menahan diri untuk tidak meledak. “Bukankah kau bilang ada yang ingin kau bicarakan? Dan kau bilang sebentar lagi pulang. Tapi larut malam begini, kau baru pulang.”F

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 2

    Pagi itu, sinar matahari menyelinap melalui tirai apartemen yang belum sepenuhnya tertutup, menerangi ruangan yang tertata rapi.Shanti baru saja selesai sarapan dan memutuskan untuk membersihkan apartemen yang ia tinggali bersama Fathan.Setelah beberapa bulan tinggal bersama, Shanti sudah mulai terbiasa dengan ritme hidup baru ini, meskipun ada kalanya dia masih merasa canggung. Namun, pagi ini, ada perasaan aneh yang merambat di hatinya, membuatnya gelisah tanpa alasan yang jelas.Shanti mengenakan kaus longgar dan celana pendek, rambutnya diikat ke atas, siap untuk menjalani hari dengan membersihkan apartemen.Ia memulai dari dapur, kemudian ruang tamu, dan akhirnya tiba di kamar tidur mereka. Tempat tidur masih berantakan dengan selimut dan bantal yang berserakan —tanda bahwa kegiatan yang cukup dahsyat terjadi tadi malam.Saat sedang merapikan selimut, matanya tertuju pada lantai berkarpet di bawah ranjang mereka. Satu benda asing menangkap perhatiannya.Shanti membungkuk lalu me

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 1

    Pagi itu, sinar matahari menyelimuti Pantai Senggigi di Lombok dengan kehangatan yang lembut.Angin laut yang sejuk berembus pelan, membawa aroma asin yang khas. Langit biru membentang tanpa cela, sementara ombak kecil yang tenang menyapu lembut pasir putih di tepi pantai. Pemandangan yang begitu indah dan syahdu, seolah-olah surga kecil di bumi ini diciptakan khusus untuk mereka.Fathan dan Shanti berjalan beriringan di sepanjang pantai, kaki mereka tenggelam dalam pasir yang terasa basah juga hangat.Fathan mengenakan kemeja linen putih yang dibiarkan setengah terbuka, memperlihatkan dada bidangnya yang terbakar matahari. Ia tidak lagi mengenakan kacamata palsu-nya, namun manik abu-abunya tetap tertutup oleh kontak lens berwarna hitam.Sementara itu, Shanti mengenakan gaun pantai berwarna pastel yang melambai ringan tertiup angin, memperlihatkan sosoknya yang tidak seperti biasa --anggun dan santai."Mungkin kita harus pindah ke sini," ujar Fathan tiba-tiba, suaranya sedikit serak k

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 101 : Kisah Bahagia Mereka

    Kemeriahan begitu tampak di bangunan mewah nan megah Brahmana dan Aruna. Setiap sudut ruangan di lantai dasar dihiasi begitu cantik dan indah. Halaman samping juga terbentang tenda indah dengan tema kanak-kanak berwarna biru. Warna yang menjadi dominan ciri untuk kehadiran anak lelaki. Meja-meja bundar tersebar di halaman samping, dengan penataan hampir mirip saat Brahmana mengadakan pesta reuni untuk Aruna, kali ini tentu ditata lebih sempurna dan megah. Karena hari ini adalah pesta menyambut kelahiran putra penerus Dananjaya Group. “Ah, welcome Mr. Othman!” Brahmana menyambut kedatangan sepasang suami istri yang tentu saja ia ingat dengan sangat baik. Itu adalah Tuan Othman beserta istrinya, Nyonya Ariyah yang terbang dari Australia untuk memenuhi undangan dan melihat serta turut mendoakan bayi mungil Aruna. Tentu saja Ariyah sangat antusias tatkala mendengar kabar Aruna yang telah melahirkan. Sejak tragedi tempo hari itu, Ariyah dan Aruna menjadi cukup dekat, meski hanya berko

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 100 : Sesi Sparring Spesial

    Dhuaagg!Dhaagg!!Samsak itu bergoyang dan mengayun menjauh, menandakan pukulan dan tendangan yang dihantamkan, memiliki kekuatan yang serius.Fathan melompat sembari melakukan tendangan berputar.Dhuaagg!Samsak setinggi seratus lima puluh senti itu mengayun lagi. Dengan samsak setinggi itu, memiliki bobot sekitar empat puluh lima sampai lima puluh lima kilogram. Dan benda berbobot puluhan kilogram itu mengayun cukup jauh.Shanti yang tiba di ruang latihan, terpaku di balik pintu ganda dengan aksen kaca bagian tengahnya, sehingga ia bisa menyaksikan apa yang dilakukan pria yang telah menjadi suaminya itu, sejak beberapa menit lalu.“Keren…” desis Shanti dengan mata menyorot takjub.Ia jelas tahu, seberapa berat samsak dan betapa sulitnya untuk membuat benda berlapis kain oxford tersebut untuk mengayun sejauh itu.Dengan perlahan dan diam-diam, Shanti mengendap-endap mendekati Fathan yang terlihat fokus dan serius dengan samsak di hadapannya.Sebisa mungkin ia mengambil jalur yang tida

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 99 : Ingin Disentuh Tapi Takut

    “Apa beneran mereka ditinggal berdua, gak apa-apa?” Shanti masih terus bertanya pada Fathan sebelum ia akhirnya benar-benar masuk ke dalam mobil. Kepalanya masih menoleh ke arah bangunan megah kediaman Aruna dan Brahmana. Ia sungguh merasa khawatir akan terjadi keributan lagi antara Aruna dan Brahmana yang dipicu oleh kehadiran Mike di sana. “Cemas sekali?” Fathan terkekeh. Ia telah duduk di balik kemudi dan menyalakan mesin. “Gimana ngga cemas! Gegara keributan oleh Mike itu kan, terakhir Runa sama pak CEO hilang akal sehat, yang berimbas gue ikutan melancong ke negara tetangga dengan terpaksa!” Shanti merengut. Bahunya sedikit bergidik. Ia masih ingat betul, saat dirinya diikat bersama Aruna, lalu hampir mengalami pelecehan dan rudapaksa. “Chill out, Baby Doll…” Fathan mengulurkan tangan kiri dan mengelus kepala istrinya itu. “Baby Doll apaan!” Shanti mendelik sebal pada Fathan, namun suaminya itu malah tertawa. “Aku tidak akan membiarkan apapun atau siapapun menyentuh, apala

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 98 : Ayah Baby

    “Hai Babe!” Mike tersenyum lebar saat matanya tertuju pada Aruna yang duduk bersandar pada tumpukan bantal besar. “Siapa yang mengizinkan dia masuk?” desis Brahmana. Rahangnya terlihat mengeras, bersamaan gigi yang terkatup dan bergemeletuk. “Bukankah kau sendiri yang mempersilakan aku masuk? Pengawal Aruna tadi mengatakannya. Apa kau akan menjilat ludahmu sendiri?” Pria bule itu mengerling santai. “Kau!” “Sayangku… Agha…” Aruna di sisi Brahmana, berbisik mengingatkan. Ia lalu beralih pada teman bulenya itu. “Mike, masuklah.” Mike lalu melangkah masuk. Tubuh tingginya tegap bergerak mendekat dengan sebelah tangan memegang karangan bunga mawar begitu besar. “Congrat, Dear. Sudah menjadi seorang ibu…” Mike merentangkan tangan dan membungkuk, hendak memeluk Aruna, namun tangan kokoh Brahmana dengan sigap menahan tubuh pria bule itu dan mendorongnya menjauh. “Heyy! Easy man!” protes Mike dengan lirikan sewot pada Brahmana. “Mike, please. Hargai suamiku,” cetus Aruna. Kalimat pendek

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 97 : Dendam Terbalaskan

    “Tarik napas, Nyonya… Jangan dulu mengejan!”Instruksi dari dokter terdengar tenang dan lantang, namun Aruna bagai tidak bisa mencerna semua kata-kata itu.Tubuhnya terasa remuk dan seakan ditarik dari dalam. Suatu ‘ajakan’ memintanya untuk mengejan dan itu tidak bisa ditolak Aruna. “Arrrghh!!”“Jangan angkat pinggul Anda, Nyonya!”“Mengapa begitu banyak larangan!” Kali ini Brahmana yang mengomel. Ia sudah ikut berkeringat dan bermandi peluh. Kedua tangannya berada di bahu Aruna, sedikit lebih ke depan.“Kalau berposisi begini, Nyonya akan mengalami robek yang cukup panjang, Pak.” Dokter itu menjawab omelan Brahmana.“Ro-robek?” Brahmana seketika menganga. Tubuhnya bergidik ngeri, tidak sanggup membayangkan daerah sensitif itu terluka, apalagi sampai mengalami robekan.“Arrghh!” Aruna mengejan lagi.“Sa-sayang… dengarkan apa kata dokter. Turunkan pantatmu, jangan diangkat..” pinta Brahmana gugup. Tanpa sadar, ia menekan kuat tangannya yang berada di pundak agak depan Aruna.“Kau mau m

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 96 : Chaos Ruang Persalinan

    Kegaduhan benar-benar terjadi di Rumah Sakit ternama di ibukota siang hari itu.Mungkin bagi Rumah Sakit tersebut, hari ini adalah kejadian membuat ricuh dan paling menegangkan yang pernah mereka alami selama berpuluh-puluh tahun beroperasi.Satu lantai dipenuhi orang.Bukan pengunjung, namun tim pengawal dan keluarga serta teman Aruna yang memadati koridor menuju ruang persalinan.Bahkan kondisi seperti itu, belum termasuk Dananjaya Tua dan segenap pengawalannya.Sesepuh Dananjaya Group yang memiliki status prestisius yang sangat tinggi itu baru datang.Tak terkira para perawat, pegawai juga pengunjung lain Rumah Sakit tersebut dibuat bingung dengan ‘keramaian’ yang menampak di siang hari tersebut.Satu lantai, nyaris terisolasi karena dijaga oleh sederet tim pengaman dari Dananjaya Group.Tantri yang baru saja pulang ke kediaman Brahmana dari pesta Shanti, segera berbalik kembali dan datang ke Rumah Sakit dengan kehebohan khas ibu kandung Brahmana itu.“Dimana Sayangku? Cintaku? Di m

DMCA.com Protection Status