Share

Bab 50 - Memprotes Takdir

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Bukan maksudku untuk membuatnya seperti ini, Primrose. Maaf,” ucap Arley dengan kepala yang tertunduk.

Prims menatap kedua tangannya yang terkepal, suara baritonnya yang terbiasa tegas dan mengintimidasi sekarang tidak terdengar demikian. Prims tahu jika pria ini pun juga sedang berada pada fase dilema antara harus mengatakan kejujuran ataukah merahasiakannya dari Prims.

“Aku menikah denganmu bukan hanya karena ingin menebus kesalahan di masa lalu saja,” ucapnya perlahan mengangkat pandangan.

“Aku tahu kamu berada di keluarga yang tidak melihatmu dan memperlakukanmu dengan buruk,” katanya dengan alis tegasnya yang tertaut dan dibubuhi oleh rasa bersalah. “Aku tidak ingin melihatmu tersiksa di sana sehingga mencari cara untuk membawamu pergi. Aku pikir, setidaknya dengan kamu hidup di sini bersamaku tidak akan membuatmu seperti itu lagi.”

Prims tersenyum getir. Apa yang dikatakan oleh Arley tidak salah. Dia memang membawa Prims terbebas dari keluarga yang telah mematahkan hatinya b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Nissya
tuan ar sangat keren bisa memberikan waktu untuk orang yang di sayang i berfikir bahkan mengambil keputusan
goodnovel comment avatar
Nissya
sulit juga menata hati rose
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Semoga dgn wkt & ruang yg di berikan Arley pd Primrose secra prlahan Prims mau maafin & m3mbuka hatinx lg utk Arley ,,*
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 51 - Di Bawah Kelam Langit Abu-abu

    Prims menghela napasnya dengan sedikit dalam sebelum dia kembali memandang Jodie, “Kenapa dia tidak memintaku saja yang pergi dari rumah?” tanyanya yang membuat Jodie menunjukkan senyum, menunggu Prims selesai bicara. “Kenapa dia yang harus pergi?”“Tuan Arley bilang jika di luar sana belum tentu aman untuk Nona Primrose sehingga tuan membiarkan Nona ada di sini yang bisa dijamin keamanannya. Tuan hanya tidak ingin Nona seperti yang terakhir kali ditemukannya,” jawab wanita paruh baya yang mengenakan pakaian serba hitam dan rambut sebahu itu.Prims terhening selama beberapa saat sebelum tangan Jodie yang terasa hangat menyentuh punggungnya, “Apakah Nona Primrose sekarang sudah baik-baik saja?”Melihat wajahnya yang tampak cemas membuat Prims dengan cepat memberinya jawaban dengan anggukan kepala, “Iya, Bu Jodie.”Wanita itu menunduk, menyembunyikan matanya saat Prims masih tak berpaling darinya, “Saya minta maaf kepada Nona Primrose, saya juga bersalah untuk sudah ikut merahasiakan pe

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 52 - Ini Perihal Tujuh Tahun Yang Lalu

    Prims melihat sesaat keraguan di mata Jayden, seperti pemuda itu sedang melakukan tindak kriminal dengan datang ke sini, yang jelas tidak mengatakannya pada Arley. “Pak Arley,” katanya begitu panggilan mereka tersambung. Prims tidak mendengar suara Arley atau apa yang dikatakan oleh pria itu dari seberang telepon. Tetapi dia pasti menanyakan di mana keberadaan Jayden sekarang ini. “Aku ada di rumah mamaku. Pak Arley ada perlu denganku?” Keheningan kembali terjadi selama beberapa detik sebelum Jayden kembali bersuara, “Baiklah, aku tutup panggilannya kalau begitu.” Panggilan mereka mati, Jayden meletakkan ponselnya kembali ke atas meja dan menunduk penuh dengan sesal di hadapan Prims. Ia tampak menghela napasnya sebelum suaranya yang terkesan dalam, menghancurkan keheningan sepersekian detik yang bergulir di antara mereka, “Nona Primrose ingin membicarakan sesuatu dengan saya?” tanyanya. “Iya,” jawab Prims singkat, dengan seulas senyum yang terlihat getir. Yang barangkali terkes

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 53 - Sangkaan Yang Patah

    Prims menatap Jayden dengan ketidakpercayaan yang bersemayam di dalam dirinya. Dia menutup mulutnya dengan sebelah tangan yang terasa kebas. Jemarinya seperti menghalau air mata agar tak berlinangan di pipinya tetapi itu justru malah menimbulkan muara. Tergenang sekali lagi mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Jayden. “Ibuku yang menabrak Arley terlebih dahulu?” tanya Prims sekali lagi, memperjelasnya. “Iya, Nona,” jawab Jayden tanpa keraguan, kepalanya mengangguk saat Prims seperti sedang membeku di tempat ia duduk, “Sungguh seperti itu?” tanyanya. “Sungguh ibuku yang pertama kali menabrak dan bukan Arley?” “Benar.” “Bagaimana bisa itu terjadi, Jay?” Suaranya terdengar parau, kepalanya terasa pening melihat sepasang mata Jayden yang tampak tak menunjukkan seberkas kebohongan. Apa yang dilihat oleh Prims itu adalah sebuah kelegaan karena dia mengatakan kejujuran. “Saya juga tidak tahu, Nona,” jawabnya dengan nada bicara yang lebih rendah. “Saat itu situasinya sangat rumit.

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 54 - Beban Bagimu?

    Prims berkutat dengan pertanyaan yang tumbuh di dalam dirinya, mengapa ayahnya melakukan itu? Mengapa tubuh ibunya tidak boleh diautopsi? Bukankah itu sangat mencurigakan?Dan dia bahkan tidak tahu sama sekali soal itu, sepertinya itu menjadi rahasia selama hampir satu windu kepergiannya sebelum Jayden membawanya menyeruak ke permukaan.Prims tidak menyangka jika pertemuannya dengan Jayden akan mengungkap banyak hal yang tak ia ketahui dan menjadi benang kusut susulan yang membuatnya bingung.Ayahnya, Aston Harvey pernah mengatakan pada Prims jika kecelakaan itu ‘sedikit tidak wajar’, tetapi jika demikian, mengapa dia menolak autopsi? Bukankah proses itu akan membuat mereka mengetahui penyebab yang sebenarnya?Prims benar-benar tidak tahu apa yang terjadi di belakang sana, mengapa sekarang ada banyak persoalan yang timbul?“Apa itu benar, Jay? Apakah ayahku menolak autopsi?” tanya Prims setelah ketegangan sedikit memudar dari otot-otot jantungnya.“Benar, Nona. Mengingat dari rekaman

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 55 - Sesak Teruraikan

    “Primrose,” panggil Ellen yang membuat Prims tersadar saat itu juga.“Iya, Bu Ellen?”“Apa yang terjadi pada ibumu?” tanyanya dengan isyarat mata agar Prims meneguk sedikit teh yang ada di dalam cangkir.Prims melakukan itu, sedikit saja untuk membuatnya tenang karena rasanya dia baru saja diselubungi oleh ketegangan yang tak berakhir. Dia menghela napasnya sebelum memutuskan untuk menjawab Ellen, “Sepertinya saya menemukan sedikit kebenaran dari kecelakaan itu,” katanya degan memandang Ellen yang antusias dengan apa yang sedang dia sampaikan. “Meski itu agak ... sedikit menyakitkan karena saya sempat menyalahkan Arley,” lanjutnya kemudian menunduk.Menatap pada teh yang ada di dalam gelas yang bau chamomile, teh yang disukai oleh Arley.“Kenapa bisa begitu, Sayang?” tanya Ellen dengan keibuan, jemarinya yang mulai keriput mengusap rambut Prims dengan lembut.“Karena saya berpikir bahwa Arley adalah pelaku yang menabrak ibu saya sampai meninggal hanya karena dia menjadi pengemudi mobi

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 56 - Pertemuan Kembali, Sepekan Menguras Hati

    Prims merapatkan coat yang ada di punggungnya, bau wangi Arley segera menghinggapi cuping hidungnya. Mereka saling tatap dalam kebekuan yang menghampiri hingga Prims mendengar Arley yang lebih dulu bertanya, “Apa kabar?” Ekspresi Arley terlihat hampa seolah rasa sakit tidak akan bisa disembuhkan seiring berjalannya waktu. Prims yang tak ingin membuatnya terkatung tanpa jawaban segera mengangguk dan menjawabnya, “B-baik kok.” Ia menggigit bibirnya, kegugupan sedang meluap-luap di dalam dadanya, membuat otot perutnya membeku dan berdebar tanpa ampun. “Aku baik-baik saja,” lanjut Prims yang membuat kedua sudut bibir pria yang ada di hadapannya ini terangkat mengukirkan seberkas senyuman. Prims nyaris saja menghancurkan kecanggungan di antara mereka dengan juga menanyakan kabar apakah Arley baik-baik saja. Tetapi hal itu ia urungkan saat ia melihat pria lain yang muncul dari belakang Arley. Dia berdiri terpaku selama beberapa detik melihat Arley dan juga Prims yang berada di depan kafe

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 57 - Dugaan-dugaan

    “Nona, anda ingin masuk ataukah tidak? Jangan berdiri di tengah jalan!” tegur seorang pria yang membuat Prims mengalihkan pandangannya dari Arley dengan cepat pada seseorang yang keluar dari pintu kaca tempat ia berdiri menghalangi jalan. “I-iya, maaf. Saya akan masuk,” ucap Prims dengan gugup, sekilas menoleh kembali pada Arley yang menahan senyumnya melihat wajah panik Prims. Hal yang beberapa hari ini tak ia jumpai, padahal kepanikan Prims yang terkesan lucu baginya itu adalah sebuah hiburan. Ia memandang gadis itu yang sesaat kemudian menghilang di balik pintu buram kafe. ‘Siapa yang akan dia temui?’ pikirnya dalam hati. Tidak mungkin itu adalah Richard karena Arley tidak menjumpai wajah teman lama Prims itu di dalam sana. Sementara itu di dalam kafe, Prims mengedarkan pandangannya mencari di mana wanita bernama Sonia York itu. Beliau menyebut jika dirinya tengah mengenakan blouse warna putih dan duduk di sudut ruangan. Pada diagonal yang tak jauh dari pohon bonsai artificial,

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 58 - Apakah Itu Tangan Yang Sama?

    Sesak napas Prims seolah sedang menyeretnya dalam ambang kematian jika asumsi yang dia sampaikan itu benar adanya. Dia meremas jemarinya hingga terasa sakit sebelum Sonia memintanya untuk minum dahulu. Prims menyesapnya untuk meredakan gejolak yang bergemuruh di dalam benaknya. Kemudian kembali menatap Sonia yang menyetujui apa yang baru saja disampaikan oleh Prims, “Memang ada kemungkinan begitu, Prims. Apalagi setelah kecelakaan itu tidak ada upaya hukum yang dilakukan oleh ayahmu.”Prims terasa membeku mendengar hal tersebut. ‘Bagaimana bisa?’ pikirnya dalam hati. Padahal ayahnya jelas-jelas pernah mengatakan jika kecelakaan itu terasa janggal.“Sepertinya ayahmu memiliki utang pada seorang lintah darat,” ujar Sonia yang membuat kedua alis Prims terangkat seketika.“Utang pada lintah darat?” ulangi Prims yang bersambut anggukan dari Sonia.“Iya, dan tidak memberi tahukan kepada ibumu sampai masalah itu berlarut. Dia membutuhkan uang untuk membayarnya dan baru beberapa saat setelah

Bab terbaru

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 175 - Berhenti Di Tepi Danau Bagley

    || 29 Mei, tahun 2XXX Tahun berganti, tetapi aku merasa langkah kakiku berhenti pada masa di mana aku bisa melihatmu mengatakan bahwa kau akan ada di sisiku, dalam keadaan suka maupun duka, dalam sedih ataupun sengsara. Hari yang menjadi sebuah titik awal, bahwa aku akan mendapatkan hidupku yang baru, dan itu bersama denganmu. Arley Miller, untuk semua yang telah kau lakukan, terima kasih. Tidak ada kata yang lebih baik daripada itu untuk aku sampaikan padamu. Kedatanganmu adalah sebuah hadiah, untukku yang berpikir bahwa aku tidak akan lagi menemukan kata ‘bahagia’ dalam perjalananku menghabiskan sisa usia. Dalam hidupku yang hampir dipenuhi dengan jalan sendu, aku mendapatkanmu. Seorang pria yang menganggapku ada. Kamu yang merengkuhku saat dunia lepas dari genggamanku. Pria yang bersumpah dengan apapun yang dimilikinya untuk membuatku percaya bahwa masih ada dunia yang baik yang tidak menganggapku hanya sebagai bayangan dan kesia-siaan. Pada akhirnya, waktu menggerakkan ak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 174 - Gambaran Masa Depan

    *** Ada undangan dari Jayden dan juga Lucia. Sebuah undangan makan malam yang digelar di rumahnya secara sederhana. Tidak akan menolak, mengingat mereka adalah sahabat baik, Arley dan Prims datang. Tetapi sebelum sampai di sana, mereka lebih dulu ingin membawakan hadiah. Prims bilang itu adalah buket bunga yang besar atau jika bisa bunga hidup yang bisa diletakkan di dalam rumah dan tidak perlu memrlukan banyak perawatan. Kaktus misalnya. Arley menyarankan kue yang manis, karena Jayden itu tipe gigi manis, ia bilang. Yah ... sebelas dua belas dengan Prims lah kira-kira ... gemar makanan yang manis. Mereka keluar dari Acacia Florist, toko bunga yang mereka lewati selama perjalanan. Bunga yang mereka bicarakan itu telah ada di tangan mereka sekarang. Dengan hati yang gembira Prims dan Arley menuju tempat selanjutnya, di toko kue sembari menggendong si kembar yang tadinya duduk anteng di baby car seat di bagian belakang mobil. Memasuki toko kue, Rhys dan Rose terlihat sangat sena

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 173 - Minggu Pagi Di Depan Nisan

    *** Seperti janji yang pernah ia katakan selepas Prims meninggalkan ruang kunjung tahanan beberapa saat yang lalu saat ia menjenguk ayahnya, Prims bilang ia akan datang ke tempat ini untuk mengabarkan perihal keadilan yang pada akhirnya telah ia terima. Sebuah pemakaman. Lokasi di mana Jasmine Harrick disemayamkan. Nisan salibnya menyambut kedatangan Prims yang menyaunkan kakinya lengkap dengan kedua tangannya yang mendekap buket bunga berukuran besar. Ia sendirian, ia sudah meminta izin pada Arley yang mengiyakannya untuk pergi di hari Minggu pagi ini. Saat anak-anaknya masih tertidur, Prims bergegas dengan diantar oleh Will. Ia tersenyum saat menjumpai foto Jasmine yang juga sama tersenyumnya. “Apa kabar, Mama?” ucapnya sembari meletakkan buket bunga itu di dekat fotonya. “Aku datang sendirian hari ini, Mama.” Prims duduk bersimpuh di sampingnya, mengusap nisan Jasmine yang bersih dan terawat karena memang selain ini di area yang bersih dan bagus, Arley meminta orangnya un

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 172 - Redemption

    *** Langkah kaki Prims terdengar berirama mengetuk, ia berjalan keluar dari mobil yang dikemudikan oleh Will, sopir milik Arley untuk tiba di tempat ini. Sebuah tempat yang barangkali Prims sama sekali tidak ingin menginjakkan kakinya meski hanya sebentar, pun tidak ingin ia datangi karena luka menganga masih terasa perih. Menyayat, menusuknya. Tak ada terbesit pikiran untuknya datang ke sini, sama sekali. Tetapi sepertinya takdir selalu memiliki rencana lain sehingga mau tak mau ia harus menguatkan diri untuk menghadapinya. Sebuah pesan dari kepolisian Seattle mengatakan bahwa ayahnya Prims, Aston Harvey sedang sakit dan ingin bertemu dengan anak perempuannya. Prims berpikir kenapa ayahnya itu tidak meminta Alice yang mendatangi atau menjenguknya? Kenapa malah dirinya yang sudah bertahun-tahun lamanya ini ia sia-siakan? Dalam kebencian yang masih kental itu, Prims menolak untuk datang. Namun, Arley mengatakan padanya dengan lembut, 'Datanglah, Sayangku ... siapa tahu sekarang

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 171 - Our Responsibility

    *** “Cepat turun ya panasnya, sayangku ....” Prims mengusap rambut hitam Rose setelah mengatakan demikian. Malam terasa dingin di luar tetapi di dalam sini sedikit chaos sebab si kembar sedang demam. Mereka baru saja imunisasi tadi siang di klinik khusus anak dan malam ini terasa efeknya. Rhys demam, begitu juga dengan Rose. Meski mereka tidak rewel, tetapi mereka tidak mau tidur di box bayi milik mereka sendiri melainkan minta digendong oleh ibunya. Prims yang menggendong Rose pertama. Mungkin sudah lebih dari satu jam dan setiap kali ia ajak duduk atau ingin ia baringkan, anak gadisnya itu akan menangis. Ia memandang Arley, tetapi tidak tega membangunkannya sebab tadi ia juga pulang bekerja cukup larut. Tetapi, Arley adalah Arley yang rasanya selalu bisa mengerti dan merasakan apa yang terjadi pada Prims. Sebab tak lama kemudian ia bangun. Saat Prims memeriksa anak lelakinya dengan meletakkan telapak tanganya di kening Rhys yang ternyata juga sama demamnya. “Anak-anak tidak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 170 - I Know, Daddy

    Prims hampir saja menggoda Arley lebih banyak sebelum ia menyadari ia telah kehilangan keseimbangan sebab Arley merengkuh pinggangnya dan membuatnya jatuh dengan nyaman di bawahnya. "Aku tidak menginginkanmu?" ulang Arley dengan salah satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas. Ibu jarinya yang besar mengusap lembut bibir Prims sebelum berbisik di depannnya dengan, "Mana mungkin, Nona?" Arley menunduk, memberi kecupan pada bibir Prims sebelum kedua tangan kecil istrinya itu menahannya agar ia tidak melakukan apapun. "Tapi aku tidak mau," ucap Prims, memalingkan sedikit wajahnya. Satu kalimat yang membuat Arley mengangkat kedua alisnya penuh dengan rasa heran. "Kamu tidak mau?" Prims mengangguk, mengarahkan tangannya ke depan, jemarinya menyusuri garis dagunya yang tegas dan disukai oleh Prims. "Aku tidak mau kalau kamu melakukannya dengan masih marah," lanjutnya. "Kenapa aku marah?" "Soal Jeno Lee, aku tahu kamu sangat kesal barusan. Mata Tuan Arley Miller ini mengatakannya le

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 169 - Romantic Jealousy

    .... Setelah Jayden dan Lucia pulang, Prims kembali ke dalam kamar terlebih dahulu. Tak sesuai yang ia duga bahwa si kembar akan terbangun, ternyata Rhys dan Rose malah terlelap. Sama-sama miring di dalam box bayi milik mereka dengan lucunya. Ia meninggalkan Arley selama setengah jam lamanya hingga tak sadar prianya itu telah berada di dalam kamar dan melihatnya dari dekat box bayi si kembar. Prims tidak menoleh padanya sama sekali. Matanya tertuju pada layar ponselnya yang menyala dengan senyum yang tak bisa ia tahan. Kedua pipinya memerah, sama seperti jika Prims sedang malu karena digoda oleh Arley dengan mengatakan ia cantik atau saat Arley menyebut jika ia mencintainya. Seperti itulah keadaan wajahnya sekarang itu. Dan tentu saja itu menimbulkan tanya. ‘Apa yang dia lihat sampai dia tersenyum seperti itu?’ gumamnya dalam hati lalu melangkah mendekat ke arah ranjang seraya mengancingkan atasan piyama tidur yang ia kenakan. Bahkan sampai Arley naik ke atas ran

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 168 - Love, Dazzling

    “Aku benar, ‘kan?” desak Jayden masih tak ingin diam. Arley nyaris saja menjawabnya tetapi hal itu ia urungkan karena mereka mendengar dari belakang, suara Lucia yang bertanya, “Apa yang kalian bicarakan? Ayo masuk dan kita makan!” Mereka berhenti bertengkar dan memasuki rumah. Di ruang makan, Arley tidak menjumpai Prims yang tadi ia lihat sibuk bersama dengan Lucia. “Di mana Primrose, Lucia?” tanya Arley, mengedarkan pandangannya. Urung duduk karena Prims belum tampak. Sama halnya dengan Jayden dan Lucia yang juga urung menarik kursi mereka. “Nona Primrose sedang ke kamar sebentar, Pak Arley. Mau melihat si kembar katanya,” jawab Lucia yang lalu diiyakan oleh Arley. Baru selesai mereka bicarakan, Prims muncul dengan sedikit bergegas. “Kenapa?” tanya Arley begitu melihatnya. “Ah, aku pikir kalian sudah mulai dan aku terlambat makanya aku cepat-cepat ke sini,” jawabnya. “Belum, Sayang. Rhys dan Rose masih tidur?” Prims mengangguk membenarkannya. “Iya, Arley. Masih tidur.” “A

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 167 - Milk—But This Is Not About Ordinary Milk

    .... “Sayang-sayangnya Mama ....” Prims tidak bisa menahan diri saat melihat si kembar yang digendong oleh opa dan omanya sore ini. Prims sedang berada di halaman depan, melihat bunga bersama dengan Lucia yang datang ke rumahnya, memetiknya beberapa karena Lucia mengatakan ia suka dengan Sweet Juliet yang ada di halaman depan. Sementara Arley dan Jayden sedang bermain bulu tangkis sebelum mereka sama-sama melempar raket mereka saat melihat mobil milik Tom memasuki halaman rumah. Prims dan Lucia mendekat pada si kembar yang telah berpindah tangan pada Arleys serta Jayden. Prims rasa ... Jayden itu sangat suka dengan anak-anak. Dan belakangan ini ... ia tampak lebih gembira daripada hari biasanya. Sangat jauh dari bagaimana Prims melihatnya dulu saat mereka pertama kali bertemu. Alisnya yang tegas dan bibirnya yang lurus sebelas dua belas dengan Arley itu kini selalu tampak menunjukkan senyuman. Ia terlihat seperti sepasang adik dan kakak saat berdiri berdampingan dengan Arley.

DMCA.com Protection Status