Share

Bab 50

Penulis: Ayu Kristin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Rani, apakah kamu sudah gila!" sentak Asma membulatkan kedua matanya. Semua yang berada di dalam ruangan itu pun terkejut mendengar kalimat yang keluar dari bibir Rani.

Seketika gadis itu pun menoleh ke arah Asma dengan tatapan tajam setelahnya beberapa saat ia mengalihkan tatapannya pada Ustaz Azhar yang tidak kalah terkejutnya. "Kenapa Mbak, kenapa?" Rani menaikkan nada suaranya penuh kekesalan. Urat-urat pada wajahnya pun hampir terlihat membiru.

"Kamu tidak bisa memaksa seseorang untuk menikahimu, Ran!" cetus Rani mengeraskan rahangnya. Wajahnya merah menyalah, menahan gemuruh di dalam dadanya.

"Kenapa Mbak, apa yang salah? coba Mbak Asma menjadi aku. Coba Mbak!" teriak Rani, kedua matanya membulat penuh seperti akan terlepas. Derai air mata kembali bercucuran. Asma tercekat, ia tidak dapat berkata-kata apapun. Netra yang melotot semakin melebar.

"Sekarang, tidak akan ada satupun lelaki yang mau menikahiku. Aku adalah wanita yang sangat menjijikkan Mbak. Aku adalah wanita hina. J
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 51

    Tumpukan kertas undangan telah siap di atas meja. Besok atau lusa, seseorang akan mengambil undangan pernikahan itu dan mulai mengantarkannya pada pemiliknya masing-masing.Lelaki berambut cepak itu terlihat sedang mengecek beberapa nama pada secarik buku tamu undangan yang akan hadir di hari pernikahannya minggu depan. Saat Ibu Fatimah berjalan mendekati Ustaz Azhar.Ibu Fatimah meletakan secangkir kopi hangat di atas meja. Sesaat ia melirik pada putra satu-satunya dengan wajah sedikit masam. Pasti hal itu karena keputusan Ustaz Azhar yang ingin menikahi Rani."Minumlah, nanti keburu dingin!" titah Ibu Fatimah memecah keheningan yang tercipta. "Tadi ibu tidak sempat mengantarkannya, karena Ibu langsung sholat subuh," jelas wanita itu.Ustaz Azhar menoleh pada Ibu Fatimah yang masih berdiri di sampingnya. Lalu kembali melanjutkan pekerjaannya lagi memeriksa daftar tamu yang akan ia undang."Hah ...!"Ibu Fatimah menghempaskan kasar tubuhnya duduk pada bangku yang berada di samping Ust

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 52

    "Surat dengan sampul merah muda!" guman Asma seraya meraih sebuah amplop bersampul merah muda yang berada di atas mejanya. Sejenak wanita yang bekerja sebagai guru ngaji di sebuah pondok pesantren itu menatap dengan seksama secarik surat cinta yang ada di tangannya."Milik siapa ini?" guman Asma mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kantor. Sudah tidak ada siapapun di dalam ruangan itu. Hanya ada dirinya seorang, yang datang terlambat.Asma segera membuka amplop berwarna merah muda bertuliskan namanya di bagaimana sampul. Ia menemukan secarik surat bertuliskan tinta hitam yang tergores begitu rapi. Tapi sayangnya Asma belum sempat membaca isi suara itu, karena seorang santriwati menyerukan namanya dari ambang pintu ruangan kantor."Assalamualaikum, Ustazah Asma, di tunggu kepala sekolah di ruangannya," ucap santriwati berbalut kerudung merah itu pada Asma."Oh iya, baik!" balas Asma cepat. Sebelum ia memasukkan kembali secarik surat itu ke dalam amplop, Asma sempat membaca se

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 53

    Wanita yang berbaring di samping Akbar terlihat gelisah. Sesekali ia mengusap layar ponsel yang menyala, kemudian mematikannya lagi. Sudah tiga hari, Wisnu meninggalkannya dan tidak kunjung kembali. Hanya beberapa kali lelaki itu menghubunginya, itupun untuk menanyakan keberadaan Akrab dan hanya sesekali, lelaki berlesung pipi itu menanyakan kabar Asma. Seperti tidak ada sedikitpun kerinduan untuk Asma. Bahkan sepanjang hari ini, Wisnu sama sekali tidak menghubungi Asma. "Kamu sibuk apa, sih bang!" gerutu Asma menatap pada langit-langit kamar. Rindu itu benar-benar menyiksa Asma."Aku kangen, Bang!" ucapnya.Sejenak Asma nampak berpikir keras. Akhirnya ia memberanikan diri untuk menelepon Wisnu. Beberapa saat hanya suara sambungan telepon yang terdengar. Hingga panggilan itu berakhir, tidak ada satupun orang yang mengangkat telepon Asma pada ponsel Wisnu.Asma menarik ponsel dari dekat telinganya, menata pada layar yang masih menyala."Kenapa tidak diangkat?" monolog Asma pada diriny

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 54

    Pertempuran semalam cukup memanas. Bahkan hampir membuat Nada tidak sanggup mengikuti kemauan Wisnu. Entah apa yang membuat Wisnu seperkasa itu. Yang pasti, Wisnu yang menemaninya semalam, tidaklah seperti Wisnu yang dulu.Senyuman sesekali terbit dari kedua sudut bibir Nada. Menatap pada lelaki yang masih bergumul dengan selimut tebal. Nada merasa cinta Wisnu telah kembali seutuhnya untuknya saat ini. Tidak peduli adanya gundik lain, yang menjadi duri di dalam ikatan cinta mereka.Ponsel yang berada di atas nakas bergetar cukup keras. Nada yang sedang duduk pada bangku Sofa bergegas bangkit, ia tidak ingin suara itu membangunkan kekasih hatinya yang masih buai dalam mimpi. Setelah Nada mendekat, rupanya suara itu berasal dari ponsel milik Wisnu, bukan ponsel miliknya yang juga berada di atas nakas. Nama Asma tertulis pada layar ponsel yang menyala. Membuat hatinya terasa nyeri.Dengan cepat Nada meraih benda pintar milik Wisnu dan menekan tombol merah pada layar ponsel. Ia juga mengh

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 55

    Sudah beberapa hari semenjak kepergian Wisnu kembali ke Jakarta. Nomor lelaki itu sama sekali tidak bisa dihubungi. Membuat Asma yakin jika Wisnu memang marah kepadanya. Subuh buta, Asma sudah menitipkan Akbar kepada Umi. Rencananya ia akan menemui Tuan Hamzah di perkebunan untuk meminta tolong pada lelaki itu agar mau mengantarkannya ke Jakarta.Bakul-bakul yang berada di atas punggung para pemetik teh sudah hampir penuh. Cahaya matahari sudah sepenggalan naik saat Asma tiba di perkebunan. Wanita berbalut gamis hitam itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari sosok lelaki bertubuh tegap yang ia kenal sebagai kaki tangan keluarga Sangir. "Mbak cari siapa?" seloroh mandor yang pernah Asma temui saat Wisnu menghilang beberapa waktu yang lalu. Wanita itu tergeragap dan segera memutar tubuhnya ke belakang punggung."Tuan," ucap Asma."Oh, ibu Asma," ucap lelaki itu dengan wajah terkejut saat wanita yang berdiri di depannya tidak lain adalah Asma, istri dari pemilik perkebunan t

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 56

    Nada begitu setia mengusap lembut bahu Wisnu yang duduk di sampingnya. Wajah' lelaki berlesung pipi itu mendadak berubah setelah mendengar kalimat menyakitkan yang beberapa saat lalu keluar dari bibir Tuan Sangir. Kalimat yang seolah menganggap semuanya itu begitu mudah."Sudahlah Mas, itu hanya rencana ayah. Aku sama sekali tidak ada niatan untuk melakukan hal itu," ucap Nada pada Wisnu. Lelaki itu terus berusaha untuk meredam gemuruh di dalam dadanya mengalihkan tatapannya pada Nada."Tapi Nad, harusnya ayah' tidak bicara seperti itu," jawab Wisnu menarik tubuhnya yang sedari tadi bertumpu pada kedua tangannya yang ia jadikan sebagai penyangga di atas kedua pahanya.Nada tidak bergeming. Ia menemukan apa yang selama ini ia takutkan dari tatapan Wisnu yang kini telah beralih darinya. "Bagaimana pun Asma juga istriku, Nad! Jadi tidak semudah itu," imbuhnya."Apakah Mas sekarang lebih mencintai istri muda, Mas Wisnu?" Kalimat itu dengan mudah lolos dari bibir Nada. Lelaki yang sempat

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 57

    "Asma, ayo masuk!" ajak Nada membuyarkan lamunan wanita yang berdiri di samping Wisnu. Asma segera tersadar, mengalihkan tatapannya pada Nada."I-iya Mbak!" sahut Asma cepat. Ia bergegas mengikuti langkah Nada masuk ke dalam rumah. Di susul oleh Wisnu yang menggendong Akbar dibelakang punggung Asma."Bagaimana kabar kamu, As?" tanya Nada sekilas ia menoleh ke arah belakang punggungnya. Tatapan dan senyuman itu terkesan begitu hangat sekali."Baik, Mbak Nada," jawab Asma mengalihkan tatapannya kepada Nada setelah ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah megah milik keluarga Sangir yang sama sekali tidak berubah. Tatapan foto-foto suaminya yang tidak lain adalah seorang yang sukses."Aku baik, As!" jawab Nada menyunggingkan senyuman simpul.Netra Asma tertuju pada kaki Nada yang sudah sembuh. "Kaki Mbak Nada sudah sembuh?" tanya Asma melirik sekilas pada kaki Nada. Lalu menjatuhkan tatapan akhir pada wajah Nada yang terlihat sangat cantik sekali.Nada mengalihkan tatapannya pada

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 58

    Bergegas Wisnu bangkit dari bibir ranjang. Netranya menatap penuh keterkejutan kepada wanita yang berdiri di ambang pintu. Begitu juga dengan wanita berbalut kerudung yang berada di sana. Wisnu tidak bisa membayangkan apa yang saat ini ada di dalam pikiran Asma, saat melihatnya bersama Nada."Asma!" lirih suara Wisnu yang terdengar sangat pelan sekali. Netranya sedikit membola."Apa yang sedang Abang lakukan di sini?" ucap Asma hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Wisnu dengan cepat melangkahkan kakinya menghampiri Asma di ambang pintu. Ia tidak ingin wanita itu melihat foto-foto pernikahan antara dirinya dengan Nada yang pasti akan mengundang bencana dengan pernikahan bersama Asma."Aku, aku hanya ...!" Kerongkongan Wisnu tercekat, debaran jantungnya bertalu-talu. Mendadak semua kata-kata hilang di dalam pikirannya. Ia terlihat pucat dan nampak sangat gugup sekali."Aku hanya sedang merindukan suamiku saja, As, makanya aku menangis. Dan Mas Wisnu kebetulan mendengar tang

Bab terbaru

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 282

    Tidak ada yang bisa menyembuhkan kerinduan kecuali pertemuan. Segalanya nelangsa sirna, saat raga mampu mendekap tubuh yang terkasih secara sempurna. Jarak yang membelah, kini hanya menjadi sepenggal cerita manis. Melebur menjadi sebuah kisah bahagia."Ibu!" Gala terisak di dalam pelukan Nada. Tangis dua manusia yang tidak memiliki hubungan darah itu pecah. Menumpahkan segala dahaga yang selama ini tertahan."Maafkan ibu, Gala!" lirih Nada di sela-sela tangisannya. "Jangan tinggalkan ibu!" pinta Nada, memohon.Gala mengusap lembut pipi Nada yang basah oleh air mata. Menjatuhkan tatapan teduh pada wanita yang lebih tinggi darinya itu."Tidak Bu, aku tidak akan meninggalkan ibu!" ucap Gala, suaranya terdengar sumbang. Karena terlalu banyak menangis.Wisnu yang mematung di halaman rumah hanya terdiam seraya menarik sebelah sudut bibirnya tersenyum kecil. Ia tidak menyangka jika darah dagingnya bisa sesayang itu pada Nada. Wanita yang telah ia benci selama ini._____Satu bulan telah berl

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 281

    Nada memutar tubuhnya sembilan puluh derajat. Melihat ke arah wanita dengan setelan seragam kerja yang sedang menatap ke arahnya."Saya sedang mencari pemilik apartemen ini?" Nada mengarahkan jari telunjuknya pada pintu apartemen yang ada di depannya."Saya pemilik apartemen ini!" jawab Hanum dengan tatapan sedikit bingung. Tetapi entah mengapa ia merasa pernah melihat sosok Nada sebelumnya. Tetapi lupa di mana ia pernah melihatnya.Kepulan asap putih dari gelas yang berada di depan Nada menyeruak ke udara. Aroma terapi Jasmine sedikit menghilangkan perasaan khawatir yang sejak tadi melanda hati Nada."Saya Nada, saya mencari keberadaan Gala?" seloroh Nada setelah meletakkan gelas teh yang baru saja ia sesap.Wajah Hanum berubah sesaat. Tatapan yang sulit sekali untuk Nada artikan."Apakah anda orang itu?" celetuk Hanum menebak. Puzzle kisah cinta segitiga Wisnu, Asma dan wanita yang duduk di sudut bangku ruangannya telah sempurna. Sekarang ia bisa membingkainya dengan baik.Dari pert

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 280

    Cuaca panas tidak hanya terjadi di kota Medan. Hampir di seluruh kota yang berada di Indonesia. Hal seperti ini akan terjadi selama kurang lebih enam bulan ke depan. Hingga musim kemarau berakhir dan berganti dengan musim penghujan.Pengacara Arif membawa Nada menuju sebuah restauran cepat saji yang berada di pusat kota. Sebuah restoran yang menjual makan khas Padang."Nyonya mau makan apa?" ucap pengacara Arif mengalihkan tatapannya dari buku menu pada Nada. "Terserah Pak Arif saja," balas Nada tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Wanita itu melipat kedua tangannya di atas meja. Netranya terus mengawasi Sekertaris Arif yang semakin lama menjadi salah tingkah oleh tatapan Nada.Setelah memesan makanan lelaki itu mulia dengan tujuannya untuk mendatangi Nada ke pulau seberang.Wajah pengacara yang tidak lagi muda itu berubah lesu, penuh dengan penyesalan. Sesekali ekor matanya melirik pada Nada yang sejenak tadi mengawasinya dengan tatapan tidak suka."Saya minta maaf, Nyonya Nada. Karen

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 279

    Tubuh Gala terhuyun jatuh di lantai. Wisnu tidak sempat menghalangi peluru yang hendak menembus dada Gala. Timah panas itu melesat cepat dan berhenti tepat di jantung Gala."Gala, bangun Gala!" Wisnu menarik tubuhnya Gala di atas pangkuannya. Dar*h dengan cepat menyebar pada bagian dada Gala yang tertembus timah panas. Kemeja putih yang Gala kenakan, berubah warna menjadi merah dar*h"Polisi, tolong!" teriak Wisnu panik.Wajah Danil mendadak berubah cemas. Para polisi yang sejak tadi memang mengintai cepat mengeluarkan diri dari persembunyiannya. "Sialan!" decak Danil meradang. Beberapa lelaki berseragam kepolisian muncul satu persatu masuk ke dalam ruangannya."Gala, bangun Gala!" Wisnu mengucang tubuh' Gala. Nafasnya yang mulia melemah membuat Wisnu semakin takut.Kedipan mata Gala melemah. Sakit yang mendadak menyiksanya, perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya."Ibu ....!" lirih Gala sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya dan tidak sadarkan diri."Gala, bangun!" teriak Wisnu

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 278

    Memilih tidak menceritakan apapun pada Wisnu adalah pilihan Gala. Sekalipun lelaki itu terus mendesaknya dan hampir seperti memaksa. Tetapi Gala tetap menyimpan permasalahan yang terjadi antara dirinya dan Danil sendirian.Berita kematian Gala semakin menyebar luas. Setelah sebulan berlalu di temukannya mobil yang Gala kendarai meringsek ke dalam jurang. Meskipun jenazah Gala tidak di temukan, tetapi media membuat berita sedemikian rupa. Jurang yang dalam menjadi dugaan tempat jasad Gala berada. Apalagi di bawah jurang itu ada aliran sungai yang cukup deras. Membuat pihak sars menyudahi pencarian setelah semua usaha tidak mendapatkan hasil.Selama pemulihan Gala memilih bersembunyi di rumah Wisnu. Hanya lelaki itulah yang menjadi andalan Gala saat ini. Menghilang dari Danil agar lelaki itu senang karena mengetahui jika Gala telah tiada."Sudah tidak terlalu sakit, Hanum!" suara yang terdengar seperti rengekan itu menghentikan langkah kaki Wisnu yang hendak menuju pintu utama rumah.Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 277

    Aroma anyir menusuk pangkal hidung Wisnu. Perlahan setelah kesadarannya kembali. Tetapi entah mengapa kepalanya terasa sangat sakit sekali. Tanpa sadar, tangan kanan Wisnu memegangi sudut pelipisnya. Dan ia bisa merasakan ada sesuatu yang keluar dari pelipis lelaki itu dan sangat perih sekali.Wisnu membiarkan tubuhnya terbaring di atas rerumputan beberapa saat. Rekaman kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu berputar kembali di dalam kepalanya. Bergegas ia bangkit saat teringat dengan Gala dan mobil yang terperosok hampir masuk ke dalam jurang."Gala, di mana dia?" Wisnu bangkit dengan wajah panik duduk di atas rerumputan. Tatapannya menyapu ke sekeliling tebing. Tetapi ia tidak melihat keberadaan Gala. Hanya sebuah mobil yang terangkut pada pohon yang ada di bibir jurang.Perasaan khawatir seketika menguasai Wisnu. Seingatnya sebelum mobil yang kini tersangkut pada pohon yang berada di tepi jurang itu meringsek, Wisnu telah mendorong tubuh Gala ke arah pintu. Tetapi dia tidak

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 276

    Setelah Danil menolak ajakan sarapan paginya, Gala terpaksa menikmati serapan itu sendirian. Sebenarnya ia tahu, pasti Danil saat itu sangat marah karena niatannya untuk menyingkirkan Gala tidak berhasil. Sementara nasib Bibik, Gala belum tahu pasti. Yang jelas wanita itu pasti kena hukuman berat. Begitu dugaan Gala.Ekor mata Gala melirik pada jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Masih ada waktu yang cukup lama untuk ia berangkat ke kantor.Rasa penasaran masih menganggu pikiran Gala. Tegang surat wasiat yang Nada katakan kepadanya. Jika sebenarnya dirinyalah pewaris utama seluruh harta Tuan Seno. Tetapi sampai detik ini, Gala tidak menemukan di mana lelaki bertubuh jangkung itu menyembunyikan surat wasiat itu.Cukup pelan Gala menyeret langkah kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Danil. Dugaan Gala kali ini, Danil menyembunyikan surat wasiat itu di dalam kamarnya. Hanya ada dua tempat di rumah itu yang memungkinkan Danil menyimpan sesuatu. Yaitu ruang ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 275

    Bergegas Gala turun dari bangku. Memperhatikan dengan seksama kucing berwarna orange yang mendadak kejang dengan mulut berbusa. Melihat dari tanda-tandanya kucing itu sepertinya mengalami keracunan."Tidak salah lagi!" guman Gala yakin dengan apa yang ada di dalam pikirannya. Jika ada seseorang yang menginginkannya mati.Gala bangkit berdiri. Tatapannya tajam melihat ke arah makanan yang tersaji di atas meja makan. Beruntungnya belum ada satupun makanan yang masuk ke dalam mulut Gala. "Aku harus lebih berhati-hati lagi!" monolog Gala dengan tatapan serius.____Danil menatap terkejut saat baru kembali ke rumah. Pemuda tampan itulah yang membukakan pintu rumah untuknya. Keringat dingin seketika membahasi sekujur tubuh Danil.Sepersekian detik Danil mematung di depan pintu rumah. Menatap pada Gala yang tengah melemparkan senyuman kepadanya dengan wajah yang sedikit malas khas seorang yang baru bangun dari tidur."Ayah, kenapa pulang larut malam sekali?" seloroh Gala terdengar malas. Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 274

    "Gala kamu kenapa?" seloroh Wisnu.Gala terseret kembali dari lamunannya. Sekarang ia sudah menemukan siapa wanita yang sudah melahirkannya ke dunia. Jawaban yang sudah sangat jelas sekali.Tidak terasa sudut mata Gala pun telah basah. Cepat ia mengusap genangan itu agar tidak berjejak. Ia tidak ingin Wisnu melihat hal itu.Bagaimana tidak sakit, menemukan wanita yang telah melahirkannya tetapi dalam perpisahan yang menyakitkan. Hanya sebait kenangan yang bisa Gala ingat. Jika Asma juga tidak kalah sayangnya kepadanya. Hingga hampir gila saat Nada mengambil Gala dari kehidupannya."Aku banyak sekali bersalah pada Asma." Helaan nafas Wisnu terdengar jelas. Suaranya yang menggelar terdengar penuh kesedihan.Kerongkongan Gala terasa kering. Hanya sedikit ia menelan salivanya. Selebihnya, tatapan matanya tidak beralih sedikitpun dari Wisnu."Memangnya kesalahan apa yang sudah Om Wisnu lakukan?" ucap Gala."Banyak Gala. Kesalahanku sudah tidak termaafkan oleh Asma." Tatapan mata Wisnu meli

DMCA.com Protection Status