Share

Bab 168

Penulis: Ayu Kristin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sepanjang jalan Bianca merutuk kesal. Natasya yang sengaja memanas-manasi janda itu membuatnya benar-benar terbakar cemburu.

"Tidak bisa aku biarkan. Lihat saja, aku akan membalas sakit hati ini, dasar wanita matre!" umpat Bianca menghujani mobilnya dengan pukulan. Wanita yang sedang mengemudi itu nampak geram. Tiap kali bayangan' Natasya yang bermanja-manja pada Danil terekam dalam pandangannya.

Seseorang tiba-tiba melintas di depan mobil Bianca. Wanita yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi itu segera menginjak rem dan mobil pun berhenti mendadak.

Decit ... Cit ...

Tubuh Bianca terpelanting ke depan. Dadanya terasa sakit karena menabrak setir mobil. Beberapa saat Bianca hanya meringis menahan, sakit pada bagian dadanya. Sesekali ekor matanya melirik ke arah kaca depan mobil.

"Hah, kok hilang ...!" Kerongkongan Bianca tercekat. Ia tidak melihat apapun di depan mobilnya. Padahal ia yakin, dari kejauhan saat mobilnya melaju, ada seorang wanita bergamis besar yang melintas d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 169

    "Siapa?" Gerakan tangan Asma terhenti. Seseorang menutup kedua matanya. Seperti disengaja."Hay, ini siapa?" Asma perlahan memutar tubuhnya. Tapi pemilik tangan itu justru semakin erat menutupi kedua mata Asma dan mengikuti gerakan tubuh Asma."Ayo tebak!" Suara tidak asing itu mudah sekali untuk Asma ketahui. Senyuman tersungging dari kedua sudut bibir Asma karena ia tau siapa pelaku yang sedang menggodanya. Kedua tangannya menyentuh tangan seseorang yang menutupi kedua matanya. Kulit yang begitu akrab dengan sentuhannya."Aku tau, ini pasti Abang, kan!" balas Asma. Wisnu melepaskan kedua tangannya. "Yah, aku ketahuan!" seloroh Wisnu tersenyum lebar. Ia menjatuhkan tubuhnya duduk pada bangku yang berada di samping Asma. Menatap pada senyuman Asma yang belum memudar dari bibir merah mudanya."Kenapa kamu mudah sekali mengenaliku, As?" ucap Wisnu memasang wajah lesu. Seraya tersenyum menggoda. Lelaki itu sedang berpura-pura."Apakah karena bau badanku?" Wisnu mencium pada bagian ket

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 170

    Wisnu menghela nafas lega. Akhirnya ia bisa membujuk Asma untuk tidak ikut menjemput Dimas di rumah Tuan Hamzah. Jika saja Asma terus memaksa, pasti semua rencana Wisnu akan berantakan.Kemarin Tuan Hamzah sudah menghubunginya, dan mengatakan jika Dimas dan adiknya sudah berada di Jakarta. "Kemana Tuan?" ucap lelaki yang duduk di bangku kemudi menyadarkan Wisnu dari lamunannya. Lelaki itu mengalihkan tatapannya dari kaca samping mobil pada Pak Sardi yang duduk di bangku kemudi.."Kita ke rumah Tuan Hamzah, Pak!" jawab Wisnu datar. "Oh, saya kira Tuan mau pergi ke kantor." Pak Sardi tersenyum kecil."Tidak Pak," balas Wisnu dengan senyuman yang sama. Ia kembali mengalihkan tatapannya pada kaca yang berada di samping mobil.Mobil yang Pak Sardi kendarai mulai masuk ke perumahan elit yang berada di daerah Jakarta Selasa. Perumahan berharga mahal berdiri megah di samping kiri dan kanan. Mobil yang membawa Wisnu berhenti di depan salah' satu rumah berlantai tiga yang ada di ujung jalan.

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 171

    Semenjak kehadiran Dimas yang harus memerankan Akbar di rumah itu kebahagiaan Asma semakin lengkap. Bahkan Mis Sisi nampak takjub dengan perubahan pada kejiwaan Asma. Wanita itu seperti menemukan dirinya kembali."Ini sangat hebat sekali, Asma. Kamu seperti menemukan penyembuh dari luka panjang yang kamu derita," tutur Mis Sisi seraya menyunggingkan senyuman.Mendengar apa yang Mis Sisi katakan, wanita berkerudung hitam yang duduk di depannya tersenyum lebar. Ia tidak ingin merasakan kebahagiaannya sendiri, Asma menatap pada Wisnu yang sejak tadi juga melihat ke arahnya dengan bibir mengulas senyuman."Iya Mis, aku juga merasakan hal yang seperti itu. Aku lebih bersemangat menjalani hidup, dan sekarang aku merasa jika hidupku sudah sempurna. Akbarku yang hilang telah kembali lagi," tutur Asma mengalihkan tatapannya kepada Miss Sisi dengan senyuman hangat."Bagus Asma, anda adalah orang pilihan yang kuat. Kesulitan apapun yang terjadi saat ini, pasti karena Allah ingin memberikan kemud

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 172

    "Gila, Wisnu memang sudah benar-benar gila! Bisa-bisanya dia, menipu istrinya yang sudah gila itu!" Danil berdecak tidak percaya. Jika Wisnu kembali menipu istrinya. Ia pikir Asma menerima rujuk Wisnu karena gila. Ternyata ...Danil masih berada di dalam mobil. Hampir satu jam ia berada di dalam kuda besinya. Menatap ke arah pintu gerbang sekolah. Tempat Gala belajar dan juga Asma yang membawa putra palsunya masuk ke dalam sekolah. Hingga sosok wanita berkerudung itu muncul dari dalam pintu gerbang."Eh, tapi seru juga ya, jika suatu saat Asma mengetahui bahwa anak yang bersamanya bukanlah anak kandungnya," monolog Danil pada dirinya sendiri. "Ya, ini sebuah rencana yang besar yang bisa membuat hidup Wisnu kalang kabut." Danil menarik kedua sudut bibirnya tersenyum kemenangan. Rencana buruk terekam dalam pikiran Danil._____Beberapa karyawan telah meninggalkan ruang meeting. Di dalam ruangan itu kini hanya ada Hamzah dan Wisnu yang masih duduk pada bangku meeting."Hamzah tunggu!" G

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 173

    Bianca menghujani kemudi mobilnya dengan pukulan. Saat mobil Fortuner milik Wisnu pergi meninggalkan rumah tapi Danil belum tiba juga di rumah kost Natasya."Sial! Sial! Sial!" umpat Bianca kesal. "Kamu kemana saja Danil. Kenapa kamu lama sekali!" umpat Bianca meradang. "Jika begini, aku yang akan mamp*s!" Bianca panik. Dia tidak mau mengambil resiko. Segera Bianca meninggalkan rumah kost Natasya sebelum Danil datang dan marah besar kepadanya._____Danil berdetak kesal. Karena jalanan yang macet, ia harus terlambat tiba di rumah kost Natasya. Padahal ia sudah memacu mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi sekali sejak meninggalkan kantornya. Tapi kini ia harus terjebak dalam kemacetan yang cukup panjang."Benar-benar ya!" umpat Danil meradang. Menghujani kemudi dengan pukulan. Mobilnya sama sekali tidak bergerak dari kemacetan."Sial! Sial sial!" rutuk Danil. "Lihat saja, kamu akan lihat apa yang akan aku lakukan jika kamu menghianati aku, Natasya!" cetus Danil dengan mata meng

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 174

    Semua makanan sudah tersaji di atas meja makan. Saat lelaki yang mengenakan seragam kerja itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah."Bang, kok baru pulang?" seloroh Asma mengalihkan tatapannya pada Wisnu yang baru tiba. Di ruang makan sudah ada Akbar yang siap menyantap hidangan makan malam.Wisnu menghentikan langkah kakinya. Sekilas menatap pada Asma, ke arah pintu ruang makan yang berada dalam garis lurus ke arah anak tangga membuat Asma dapat dengan mudah melihat kedatangan Wisnu."Iya As, tadi jalanan macet" jawab Wisnu saat Asma berjalan menghampirinya yang hendak naik ke lantai atas.Asma hendak mengambil tas kerja yang berada di tangan bisa Wisnu. Tapi lelaki itu justru menjauhkannya."Biar aku bawa sendiri saja. Sekalian aku mau membersihkan diri," ucap Wisnu di sambut dengan anggukan lembut oleh Asma."Baiklah, aku tunggu Abang di ruang makan ya!" tutur Asma disambut dengan anggukan lembut oleh Wisnu. Lelaki pemilik lesung pipi itupun berjalan menaiki anak tangga menuj

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 175

    Asma masih mematung setelah menutup pintu kamar. Degupan jantungnya berdebar kencang. Netranya menatap pada ranjang empuk yang siap menghangatkannya malam ini. Tubuhnya gemetar, takut jika Wisnu akan melakukan suatu kepadanya."As, kenapa?" Wisnu menoleh ke belakang punggungnya. Setelah menyadari jika Asma menghentikan langkah kakinya.Asma meringis. Ia semakin menggenggam erat kedua tangannya, dan meremas. "Ehm ...!" Asma tersenyum dengan pipi yang bersemu merah. Kehadiran Akbar di dalam hidupnya seperti mengembalikan gairah cintanya pada Wisnu. Tapi ia begitu ragu untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang isteri.Wisnu yang hampir sampai di dekat ranjang. Berjalan kembali menghampiri Asma yang masih berdiri di samping pintu. Dengan memasang wajah gugup."Kalau kamu tidak suka aku tidur di ranjang bersama kamu. Aku akan tidur di sofa saja," ucap Wisnu mengalihkan tatapannya pada bangku sofa yang berada di samping jendela kamar."Oh, tidak Bang, bukan begitu!" sahut Asma cepat, ser

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 176

    Wanita bertubuh sintal itu berjalan mondar-mandir dengan wajah gelisah. Ia terus memikirkan cara untuk menunjuk keburukan Natasya pada Danil. Karena ia tidak rela jika Danil akan menikahi gadis yatim piatu itu.Suara dering ponsel mengalihkan tatapan Bianca pada benda pintar miliknya yang berada di atas meja kamar. Dengan langkah cepat ia berjalan menghampiri benda pintar itu. Netranya menatap sesaat pada layar ponsel yang berkedip."Akhirnya!" Bianca segera mengambil ponsel dan menekan tombol hijau pada layar. Lalu menempelkannya ke dekat telinga dengan cepat."Halo, Di, bagaimana? Kamu punya informasi apa?" cetus Bianca dengan nada memburui. Sejak tadi ia hanya menunggu informasi dari Diana, yang tidak lain' adalah Sekertaris Danil."Sepertinya kamu harus berhenti mengejar Tuan Danil, Bi!" lirih suara wanita yang berada di balik telepon. Mengisyaratkan jika suatu yang tidak Bianca inginkan akan ia sampaikan.Wajah Bianca mendadak berubah. "Kenapa? Memangnya ada apa?" sahut Bianca ce

Bab terbaru

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 282

    Tidak ada yang bisa menyembuhkan kerinduan kecuali pertemuan. Segalanya nelangsa sirna, saat raga mampu mendekap tubuh yang terkasih secara sempurna. Jarak yang membelah, kini hanya menjadi sepenggal cerita manis. Melebur menjadi sebuah kisah bahagia."Ibu!" Gala terisak di dalam pelukan Nada. Tangis dua manusia yang tidak memiliki hubungan darah itu pecah. Menumpahkan segala dahaga yang selama ini tertahan."Maafkan ibu, Gala!" lirih Nada di sela-sela tangisannya. "Jangan tinggalkan ibu!" pinta Nada, memohon.Gala mengusap lembut pipi Nada yang basah oleh air mata. Menjatuhkan tatapan teduh pada wanita yang lebih tinggi darinya itu."Tidak Bu, aku tidak akan meninggalkan ibu!" ucap Gala, suaranya terdengar sumbang. Karena terlalu banyak menangis.Wisnu yang mematung di halaman rumah hanya terdiam seraya menarik sebelah sudut bibirnya tersenyum kecil. Ia tidak menyangka jika darah dagingnya bisa sesayang itu pada Nada. Wanita yang telah ia benci selama ini._____Satu bulan telah berl

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 281

    Nada memutar tubuhnya sembilan puluh derajat. Melihat ke arah wanita dengan setelan seragam kerja yang sedang menatap ke arahnya."Saya sedang mencari pemilik apartemen ini?" Nada mengarahkan jari telunjuknya pada pintu apartemen yang ada di depannya."Saya pemilik apartemen ini!" jawab Hanum dengan tatapan sedikit bingung. Tetapi entah mengapa ia merasa pernah melihat sosok Nada sebelumnya. Tetapi lupa di mana ia pernah melihatnya.Kepulan asap putih dari gelas yang berada di depan Nada menyeruak ke udara. Aroma terapi Jasmine sedikit menghilangkan perasaan khawatir yang sejak tadi melanda hati Nada."Saya Nada, saya mencari keberadaan Gala?" seloroh Nada setelah meletakkan gelas teh yang baru saja ia sesap.Wajah Hanum berubah sesaat. Tatapan yang sulit sekali untuk Nada artikan."Apakah anda orang itu?" celetuk Hanum menebak. Puzzle kisah cinta segitiga Wisnu, Asma dan wanita yang duduk di sudut bangku ruangannya telah sempurna. Sekarang ia bisa membingkainya dengan baik.Dari pert

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 280

    Cuaca panas tidak hanya terjadi di kota Medan. Hampir di seluruh kota yang berada di Indonesia. Hal seperti ini akan terjadi selama kurang lebih enam bulan ke depan. Hingga musim kemarau berakhir dan berganti dengan musim penghujan.Pengacara Arif membawa Nada menuju sebuah restauran cepat saji yang berada di pusat kota. Sebuah restoran yang menjual makan khas Padang."Nyonya mau makan apa?" ucap pengacara Arif mengalihkan tatapannya dari buku menu pada Nada. "Terserah Pak Arif saja," balas Nada tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Wanita itu melipat kedua tangannya di atas meja. Netranya terus mengawasi Sekertaris Arif yang semakin lama menjadi salah tingkah oleh tatapan Nada.Setelah memesan makanan lelaki itu mulia dengan tujuannya untuk mendatangi Nada ke pulau seberang.Wajah pengacara yang tidak lagi muda itu berubah lesu, penuh dengan penyesalan. Sesekali ekor matanya melirik pada Nada yang sejenak tadi mengawasinya dengan tatapan tidak suka."Saya minta maaf, Nyonya Nada. Karen

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 279

    Tubuh Gala terhuyun jatuh di lantai. Wisnu tidak sempat menghalangi peluru yang hendak menembus dada Gala. Timah panas itu melesat cepat dan berhenti tepat di jantung Gala."Gala, bangun Gala!" Wisnu menarik tubuhnya Gala di atas pangkuannya. Dar*h dengan cepat menyebar pada bagian dada Gala yang tertembus timah panas. Kemeja putih yang Gala kenakan, berubah warna menjadi merah dar*h"Polisi, tolong!" teriak Wisnu panik.Wajah Danil mendadak berubah cemas. Para polisi yang sejak tadi memang mengintai cepat mengeluarkan diri dari persembunyiannya. "Sialan!" decak Danil meradang. Beberapa lelaki berseragam kepolisian muncul satu persatu masuk ke dalam ruangannya."Gala, bangun Gala!" Wisnu mengucang tubuh' Gala. Nafasnya yang mulia melemah membuat Wisnu semakin takut.Kedipan mata Gala melemah. Sakit yang mendadak menyiksanya, perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya."Ibu ....!" lirih Gala sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya dan tidak sadarkan diri."Gala, bangun!" teriak Wisnu

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 278

    Memilih tidak menceritakan apapun pada Wisnu adalah pilihan Gala. Sekalipun lelaki itu terus mendesaknya dan hampir seperti memaksa. Tetapi Gala tetap menyimpan permasalahan yang terjadi antara dirinya dan Danil sendirian.Berita kematian Gala semakin menyebar luas. Setelah sebulan berlalu di temukannya mobil yang Gala kendarai meringsek ke dalam jurang. Meskipun jenazah Gala tidak di temukan, tetapi media membuat berita sedemikian rupa. Jurang yang dalam menjadi dugaan tempat jasad Gala berada. Apalagi di bawah jurang itu ada aliran sungai yang cukup deras. Membuat pihak sars menyudahi pencarian setelah semua usaha tidak mendapatkan hasil.Selama pemulihan Gala memilih bersembunyi di rumah Wisnu. Hanya lelaki itulah yang menjadi andalan Gala saat ini. Menghilang dari Danil agar lelaki itu senang karena mengetahui jika Gala telah tiada."Sudah tidak terlalu sakit, Hanum!" suara yang terdengar seperti rengekan itu menghentikan langkah kaki Wisnu yang hendak menuju pintu utama rumah.Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 277

    Aroma anyir menusuk pangkal hidung Wisnu. Perlahan setelah kesadarannya kembali. Tetapi entah mengapa kepalanya terasa sangat sakit sekali. Tanpa sadar, tangan kanan Wisnu memegangi sudut pelipisnya. Dan ia bisa merasakan ada sesuatu yang keluar dari pelipis lelaki itu dan sangat perih sekali.Wisnu membiarkan tubuhnya terbaring di atas rerumputan beberapa saat. Rekaman kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu berputar kembali di dalam kepalanya. Bergegas ia bangkit saat teringat dengan Gala dan mobil yang terperosok hampir masuk ke dalam jurang."Gala, di mana dia?" Wisnu bangkit dengan wajah panik duduk di atas rerumputan. Tatapannya menyapu ke sekeliling tebing. Tetapi ia tidak melihat keberadaan Gala. Hanya sebuah mobil yang terangkut pada pohon yang ada di bibir jurang.Perasaan khawatir seketika menguasai Wisnu. Seingatnya sebelum mobil yang kini tersangkut pada pohon yang berada di tepi jurang itu meringsek, Wisnu telah mendorong tubuh Gala ke arah pintu. Tetapi dia tidak

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 276

    Setelah Danil menolak ajakan sarapan paginya, Gala terpaksa menikmati serapan itu sendirian. Sebenarnya ia tahu, pasti Danil saat itu sangat marah karena niatannya untuk menyingkirkan Gala tidak berhasil. Sementara nasib Bibik, Gala belum tahu pasti. Yang jelas wanita itu pasti kena hukuman berat. Begitu dugaan Gala.Ekor mata Gala melirik pada jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Masih ada waktu yang cukup lama untuk ia berangkat ke kantor.Rasa penasaran masih menganggu pikiran Gala. Tegang surat wasiat yang Nada katakan kepadanya. Jika sebenarnya dirinyalah pewaris utama seluruh harta Tuan Seno. Tetapi sampai detik ini, Gala tidak menemukan di mana lelaki bertubuh jangkung itu menyembunyikan surat wasiat itu.Cukup pelan Gala menyeret langkah kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Danil. Dugaan Gala kali ini, Danil menyembunyikan surat wasiat itu di dalam kamarnya. Hanya ada dua tempat di rumah itu yang memungkinkan Danil menyimpan sesuatu. Yaitu ruang ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 275

    Bergegas Gala turun dari bangku. Memperhatikan dengan seksama kucing berwarna orange yang mendadak kejang dengan mulut berbusa. Melihat dari tanda-tandanya kucing itu sepertinya mengalami keracunan."Tidak salah lagi!" guman Gala yakin dengan apa yang ada di dalam pikirannya. Jika ada seseorang yang menginginkannya mati.Gala bangkit berdiri. Tatapannya tajam melihat ke arah makanan yang tersaji di atas meja makan. Beruntungnya belum ada satupun makanan yang masuk ke dalam mulut Gala. "Aku harus lebih berhati-hati lagi!" monolog Gala dengan tatapan serius.____Danil menatap terkejut saat baru kembali ke rumah. Pemuda tampan itulah yang membukakan pintu rumah untuknya. Keringat dingin seketika membahasi sekujur tubuh Danil.Sepersekian detik Danil mematung di depan pintu rumah. Menatap pada Gala yang tengah melemparkan senyuman kepadanya dengan wajah yang sedikit malas khas seorang yang baru bangun dari tidur."Ayah, kenapa pulang larut malam sekali?" seloroh Gala terdengar malas. Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 274

    "Gala kamu kenapa?" seloroh Wisnu.Gala terseret kembali dari lamunannya. Sekarang ia sudah menemukan siapa wanita yang sudah melahirkannya ke dunia. Jawaban yang sudah sangat jelas sekali.Tidak terasa sudut mata Gala pun telah basah. Cepat ia mengusap genangan itu agar tidak berjejak. Ia tidak ingin Wisnu melihat hal itu.Bagaimana tidak sakit, menemukan wanita yang telah melahirkannya tetapi dalam perpisahan yang menyakitkan. Hanya sebait kenangan yang bisa Gala ingat. Jika Asma juga tidak kalah sayangnya kepadanya. Hingga hampir gila saat Nada mengambil Gala dari kehidupannya."Aku banyak sekali bersalah pada Asma." Helaan nafas Wisnu terdengar jelas. Suaranya yang menggelar terdengar penuh kesedihan.Kerongkongan Gala terasa kering. Hanya sedikit ia menelan salivanya. Selebihnya, tatapan matanya tidak beralih sedikitpun dari Wisnu."Memangnya kesalahan apa yang sudah Om Wisnu lakukan?" ucap Gala."Banyak Gala. Kesalahanku sudah tidak termaafkan oleh Asma." Tatapan mata Wisnu meli

DMCA.com Protection Status