Share

Bab 14

Author: Ayu Kristin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Wanita yang mengenakan pakaian syar'i itu menghela nafas berat. Saat melihat makanan yang tersaji di atas meja masih utuh dan tidak tersisa. Sesuai dengan perintah Abah, tidak ada satupun orang yang boleh mengeluarkan Asma dari dalam kamar. Sekalipun itu adalah Umi.

Umi menyeret langkah kakinya pelan mendekati ranjang di mana wanita bergamis tosca masih berbaring di atas sana dengan netra terpejam. Tangisan yang cukup lama, membuatnya tanpa sadar telah tertidur.

"Asma!" ucap Umi mengusap lembut bahu Asma yang meringkuk menghadap ke arah tembok. Netranya berkaca-kaca menatap penuh kesedihan pada anak bungsunya.

Asma mengerang pelan. Tanda jika wanita itu telah tersadar dari rasa kantuknya. Perlahan Asma membuka netranya menatap pada dinding tembok yang berada di samping ranjang.

"Asma, kamu belum makan, Nak?" tanya Umi dengan suara bergetar. Sekuat tenaga ia menahan air mata yang menggenang pada pelupuk. Tanpa sepengetahuan Asma, ia segera mengusap sudut matanya yang sedikit basah.

As
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 15

    Wanita berkerudung biru muda itu menarik tubuhnya menjauh dari lelaki yang duduk pada bangku kemudi yang berusaha menyentuh punggung tangannya. Wajahnya terlihat ketakutan saat lelaki yang usianya hampir lima puluh tahun lebih itu menjatuhkan tatapan menggoda kepadanya."Kenapa, As?" ucapnya dengan nada lembut yang terdengar begitu mendayu. Ekor matanya melirik pada Asma dengan tatapan menggoda.Asma sama sekali tidak menjawab, ia memilih membuang wajahnya ke arah samping kaca mobil. Keringat dingin membasahi pelipis wanita itu.Terdengar lelaki yang duduk di sampingnya membuang nafas berat. "Baiklah kalau kamu belum siap. Tidak masalah," ucapnya mengakhiri kalimatnya dengan nada lesu. "Tapi aku harap, setelah kamu sudah resmi menjadi istriku maka kamu harus menuruti semua kemauanku," cetus Juragan Jali memberikan penekanan diujung kalimatnya.Asma tidak bergeming, tidak terasa sudut matanya telah basah. Bahkan air mata berlinang membasahi pipi wanita itu tanpa sepengetahuan lelaki ya

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 16

    Lelaki berkemeja hitam itu melepaskan kacamata yang bertengger di atas hidungnya. Wajah menawan itu tidak lain adalah Wisnu, lelaki yang Asma pikir sudah melupakannya setelah menghilang begitu."Abang!" Pengantin wanita yang mengenakan pakaian adat sunda itu bangkit dari bangku yang berada di depan penghulu. Meninggalkan mempelai lelaki yang meradang seketika setelah melihat seseorang telah mengacaukan acaranya."Asma, tunggu!" teriak Juragan Jali.Asma sama sekali tidak mempedulikan panggilan lelaki yang usianya hampir sepantaran Abah itu. Wanita cantik berbalut gaun pengantin itu menjatuhkan tubuhnya memeluk lelaki berkemeja hitam yang dikelilingi oleh lelaki bertubuh besar dengan seragam yang sama. Sejenak wanita itu terisak dalam pelukan Wisnu."Kamu adalah Bang Wisnuku, kan?" ucap Asma setelah melepaskan pelukannya dari tubuh Wisnu. "Iya lah Neng, ini Abang!" sahut lelaki berkemeja hitam itu seraya menyunggingkan senyumnya yang khas. Asma semakin terisak. Ketampanan suaminya se

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 17

    "Kenapa Abang melakukan itu?" ucap Asma dengan bibir mengerucut. Ia tau jika Juragan Jali sedang mengambil kesempatan untuk memanfaatkan situasi yang sedang terjadi.Wisnu tersenyum, tangannya masih setia mengusap lembut ujung kepala Asma. Lelaki itu sama sekali tidak memberikan jawaban apapun kepada Asma."Uang satu milyar itu kan sangat banyak sekali, Bang!" suara Asma terdengar lesu. Ia tidak rela jika Wisnu akan memberikan uang itu pada lelaki beristri banyak itu."Tidak apa-apa!" sahut Wisnu setelah beberapa saat ia terdiam. Sontak Asma menarik kepalanya dari bahu lelaki yang baru saja menuntaskan hasrat bersama dengannya. Menuntaskan rindu yang selama ini menyiksa batinnya."Kok begitu?" protes Asma."Iya tidak apa-apa!" Wisnu menatap."Tapi itu kan uang yang sangat banyak sekali Abang. Lagipula hutang Abah juga tidak mungkin sampai sebanyak itu," protes Asma dengan bibir mengerucut.Wisnu tersenyum melihat wajah kesal istrinya. Lelaki itu membelai lembut wajah cantik gadis bert

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 18

    Suara tangisan yang berasal dari dalam kamar mengejutkan Wisnu yang baru tiba di rumah. Lelaki itu segera berhambur menuju ke arah kamar, sumber suara itu terdengar."Asma, ada apa?" ucap Wisnu menyentuh bahu wanita yang bergerak naik turun di atas pembaringan. "Apa yang terjadi?" tanya Wisnu panik, karena Asma semakin mengeraskan bahunya. Ia sama sekali tidak mau menatap ada Wisnu. Wanita itu semakin menenggelamkan wajahnya pada bantal yang telah basah oleh airmata."Neng, ada apa? Cerita sama Abang? Apakah Abah melakukan sesuatu lagi sama Neng Asma?" ucap Wisnu dengan nada lembut sekali. Ia menyentuh bahu Asma kembali. Namun, Asma kembali menepis kasar tangan itu dari bahu Asma.Asma menggelengkan kepalanya. Tanpa beranjak sedikitpun dari posisinya. Wanita itu semakin terisak dan terdengar menyayat hati.Wisnu semakin bingung. Baru kali ini ia mendapati istrinya yang selalu penurut dan kuat menghadapi semua cobaan menangis tersedu-sedu."Ya sudah kalau Neng, tidak mau cerita sama Ab

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 19

    "Silahkan buka mata anda!"Perlahan Asma membuka kedua netranya. Pantulan dirinya pada cermin membuat Asma berdecak kagum. Paras cantik berbalut kerudung berwarna milo tampak pada kaca yang berada di depan Asma."Apakah ini aku?" ucap Asma mengusap lembut wajahnya. Kini kulitnya selembut kapas. Asma tidak percaya jika dirinya bisa secantik saat ini. Wanita yang berdiri di belakang Asma tersenyum kecil."Ternyata aku cantik sekali," tutur Asma senang. Sekarang dirinya sudah pantas disebut sebagai Nyonya Wisnu pemilik perkebunan keluarga Sangir. Bukan lagi gadis sederhana dari pelosok desa."Sudah selesai Mbak! Apakah masih ada yang anda inginkan?" tanya wanita yang berada di belakang punggung Asma seraya menyungingkan senyuman hangat."Tidak, tidak, ini sudah sangat sempurna sekali," ucap Asma sesekali memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan di depan cermin. Netra wanita itu dipenuhi binar."Pasti Abang akan terkejut melihat aku yang cantik seperti ini." Asma tidak sabar ingin segera mem

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 20

    Wisnu mendadak diam. Kerongkongannya tercekat. Bahkan ia sama sekali tidak menyadari jika wanita yang berdiri di depannya telah melepas dasi yang melingkar pada lehernya dan sekarang Asma sedang menatapnya penuh curiga."Bang, kok diam?" celetuk Asma menyadarkan Wisnu."Di pakaikan ...!" Belum sempat Wisnu menyelesaikan kalimatnya, Asma menarik dasi dari leher Wisnu."Sudahlah, tidak usah pakai dasi saja!" ucap Asma berjalan masuk ke dalam kamar melewati Wisnu. Saat itulah Wisnu baru tersadar jika dasi yang melingkar pada lehernya sudah berpindah."Lagi pula cuma bertemu dengan Abah," cerocos Asma yang masih sempat Wisnu dengar di luar pintu."Oh, ya sudah!" sahut Wisnu membenarkan sedikit kemeja yang ia kenakan setelah terdiam beberapa saat.______"Assalamualaikum ...!""Assalamualaikum ...!" Beberapa kali Asma mengucap salam di depan pintu rumah Umi, tidak ada jawaban sama sekali dari dalam rumah. Bahkan celotehan Akbar yang biasanya akan menyambut kedatangannya kini juga tidak te

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 21

    "Sudah, tidak apa-apa, ini hanya luka kecil saja." Tolak Abah tak kala Rani akan meminta lelaki itu untuk dirawat di rumah sakit."Sudahlah Abah, Abah menurut saja," sahut Rani dengan nada lesu. Kesedihan tergambar dari wajah Rani."Tapi apa sudah jauh lebih baik, Ran!" sahut Abah. Dokter memang meminta Abah untuk dirawat saja di rumah sakit hingga beberapa hari ke depan. Karena luka pada kaki Abah cukup serius. Tapi lelaki itu bersikukuh untuk pulang dan menjalani rawat jalan saja. Sebenarnya Rani tahu apa yang menjadi alasan lelaki itu, semua tidak lebih karena ketidak mampuan ekonomi Abah."Iya, Ran, biar Abah dirawat di rumah saja." Wanita yang duduk di samping Abah menimpali ucapan Rani.Lelaki berseragam putih yang duduk pada bangku di depan Abah dan Umi menatap pada Umi dan Abah serta Rani saling bergantian."Tapi, Umi, kata dokter kan Abah harus dirawat dulu. Setidaknya sampai luka di kaki Abah itu lebih baik," desak Rani. Abah dan Umi bungkam. Pasangan suami istri itu sesaa

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 22

    Asma terdiam sejenak, menatap pada Wisnu yang berdiri di belakang punggungnya."Abah tidak perlu memikirkan hal itu yang terpenting adalah kesembuhan Abah," sahut Wisnu dengan nada lembut khas lelaki itu. Ia menjatuhkan tatapan lekat pada Abah."Abang!" seru Asma menaikkan kedua alisnya. Wisnu menggenggam tangan Asma meyakinkan jika semuanya akan baik-baik saja."Terimakasih Wisnu, maafkan Abah jika selama ini sudah bersikap buruk kepadamu," tutur Abah seraya menyeka sudut matanya yang basah. Penyesalan tergambar dari wajah Abah.Setelah menjenguk Abah Asma dan Wisnu segera kembali pulang ke rumah Abah untuk menjemput putra semata wayang mereka yang ia titipkan kepada Ibu Fatimah, ibu dari Ustaz Azhar."Terimakasih Bu, maaf sudah merepotkan," ucap Asma sebelum meninggal rumah Ustaz Azhar untuk mengambil putranya."Tidak apa-apa Asma," balas wanita yang tidak lagi muda itu melemparkan senyuman hangat pada Asma dan juga Wisnu. "Akbar tidak nakal kok," imbuhnya tersenyum kecil."Bagaiman

Latest chapter

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 282

    Tidak ada yang bisa menyembuhkan kerinduan kecuali pertemuan. Segalanya nelangsa sirna, saat raga mampu mendekap tubuh yang terkasih secara sempurna. Jarak yang membelah, kini hanya menjadi sepenggal cerita manis. Melebur menjadi sebuah kisah bahagia."Ibu!" Gala terisak di dalam pelukan Nada. Tangis dua manusia yang tidak memiliki hubungan darah itu pecah. Menumpahkan segala dahaga yang selama ini tertahan."Maafkan ibu, Gala!" lirih Nada di sela-sela tangisannya. "Jangan tinggalkan ibu!" pinta Nada, memohon.Gala mengusap lembut pipi Nada yang basah oleh air mata. Menjatuhkan tatapan teduh pada wanita yang lebih tinggi darinya itu."Tidak Bu, aku tidak akan meninggalkan ibu!" ucap Gala, suaranya terdengar sumbang. Karena terlalu banyak menangis.Wisnu yang mematung di halaman rumah hanya terdiam seraya menarik sebelah sudut bibirnya tersenyum kecil. Ia tidak menyangka jika darah dagingnya bisa sesayang itu pada Nada. Wanita yang telah ia benci selama ini._____Satu bulan telah berl

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 281

    Nada memutar tubuhnya sembilan puluh derajat. Melihat ke arah wanita dengan setelan seragam kerja yang sedang menatap ke arahnya."Saya sedang mencari pemilik apartemen ini?" Nada mengarahkan jari telunjuknya pada pintu apartemen yang ada di depannya."Saya pemilik apartemen ini!" jawab Hanum dengan tatapan sedikit bingung. Tetapi entah mengapa ia merasa pernah melihat sosok Nada sebelumnya. Tetapi lupa di mana ia pernah melihatnya.Kepulan asap putih dari gelas yang berada di depan Nada menyeruak ke udara. Aroma terapi Jasmine sedikit menghilangkan perasaan khawatir yang sejak tadi melanda hati Nada."Saya Nada, saya mencari keberadaan Gala?" seloroh Nada setelah meletakkan gelas teh yang baru saja ia sesap.Wajah Hanum berubah sesaat. Tatapan yang sulit sekali untuk Nada artikan."Apakah anda orang itu?" celetuk Hanum menebak. Puzzle kisah cinta segitiga Wisnu, Asma dan wanita yang duduk di sudut bangku ruangannya telah sempurna. Sekarang ia bisa membingkainya dengan baik.Dari pert

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 280

    Cuaca panas tidak hanya terjadi di kota Medan. Hampir di seluruh kota yang berada di Indonesia. Hal seperti ini akan terjadi selama kurang lebih enam bulan ke depan. Hingga musim kemarau berakhir dan berganti dengan musim penghujan.Pengacara Arif membawa Nada menuju sebuah restauran cepat saji yang berada di pusat kota. Sebuah restoran yang menjual makan khas Padang."Nyonya mau makan apa?" ucap pengacara Arif mengalihkan tatapannya dari buku menu pada Nada. "Terserah Pak Arif saja," balas Nada tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Wanita itu melipat kedua tangannya di atas meja. Netranya terus mengawasi Sekertaris Arif yang semakin lama menjadi salah tingkah oleh tatapan Nada.Setelah memesan makanan lelaki itu mulia dengan tujuannya untuk mendatangi Nada ke pulau seberang.Wajah pengacara yang tidak lagi muda itu berubah lesu, penuh dengan penyesalan. Sesekali ekor matanya melirik pada Nada yang sejenak tadi mengawasinya dengan tatapan tidak suka."Saya minta maaf, Nyonya Nada. Karen

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 279

    Tubuh Gala terhuyun jatuh di lantai. Wisnu tidak sempat menghalangi peluru yang hendak menembus dada Gala. Timah panas itu melesat cepat dan berhenti tepat di jantung Gala."Gala, bangun Gala!" Wisnu menarik tubuhnya Gala di atas pangkuannya. Dar*h dengan cepat menyebar pada bagian dada Gala yang tertembus timah panas. Kemeja putih yang Gala kenakan, berubah warna menjadi merah dar*h"Polisi, tolong!" teriak Wisnu panik.Wajah Danil mendadak berubah cemas. Para polisi yang sejak tadi memang mengintai cepat mengeluarkan diri dari persembunyiannya. "Sialan!" decak Danil meradang. Beberapa lelaki berseragam kepolisian muncul satu persatu masuk ke dalam ruangannya."Gala, bangun Gala!" Wisnu mengucang tubuh' Gala. Nafasnya yang mulia melemah membuat Wisnu semakin takut.Kedipan mata Gala melemah. Sakit yang mendadak menyiksanya, perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya."Ibu ....!" lirih Gala sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya dan tidak sadarkan diri."Gala, bangun!" teriak Wisnu

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 278

    Memilih tidak menceritakan apapun pada Wisnu adalah pilihan Gala. Sekalipun lelaki itu terus mendesaknya dan hampir seperti memaksa. Tetapi Gala tetap menyimpan permasalahan yang terjadi antara dirinya dan Danil sendirian.Berita kematian Gala semakin menyebar luas. Setelah sebulan berlalu di temukannya mobil yang Gala kendarai meringsek ke dalam jurang. Meskipun jenazah Gala tidak di temukan, tetapi media membuat berita sedemikian rupa. Jurang yang dalam menjadi dugaan tempat jasad Gala berada. Apalagi di bawah jurang itu ada aliran sungai yang cukup deras. Membuat pihak sars menyudahi pencarian setelah semua usaha tidak mendapatkan hasil.Selama pemulihan Gala memilih bersembunyi di rumah Wisnu. Hanya lelaki itulah yang menjadi andalan Gala saat ini. Menghilang dari Danil agar lelaki itu senang karena mengetahui jika Gala telah tiada."Sudah tidak terlalu sakit, Hanum!" suara yang terdengar seperti rengekan itu menghentikan langkah kaki Wisnu yang hendak menuju pintu utama rumah.Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 277

    Aroma anyir menusuk pangkal hidung Wisnu. Perlahan setelah kesadarannya kembali. Tetapi entah mengapa kepalanya terasa sangat sakit sekali. Tanpa sadar, tangan kanan Wisnu memegangi sudut pelipisnya. Dan ia bisa merasakan ada sesuatu yang keluar dari pelipis lelaki itu dan sangat perih sekali.Wisnu membiarkan tubuhnya terbaring di atas rerumputan beberapa saat. Rekaman kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu berputar kembali di dalam kepalanya. Bergegas ia bangkit saat teringat dengan Gala dan mobil yang terperosok hampir masuk ke dalam jurang."Gala, di mana dia?" Wisnu bangkit dengan wajah panik duduk di atas rerumputan. Tatapannya menyapu ke sekeliling tebing. Tetapi ia tidak melihat keberadaan Gala. Hanya sebuah mobil yang terangkut pada pohon yang ada di bibir jurang.Perasaan khawatir seketika menguasai Wisnu. Seingatnya sebelum mobil yang kini tersangkut pada pohon yang berada di tepi jurang itu meringsek, Wisnu telah mendorong tubuh Gala ke arah pintu. Tetapi dia tidak

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 276

    Setelah Danil menolak ajakan sarapan paginya, Gala terpaksa menikmati serapan itu sendirian. Sebenarnya ia tahu, pasti Danil saat itu sangat marah karena niatannya untuk menyingkirkan Gala tidak berhasil. Sementara nasib Bibik, Gala belum tahu pasti. Yang jelas wanita itu pasti kena hukuman berat. Begitu dugaan Gala.Ekor mata Gala melirik pada jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Masih ada waktu yang cukup lama untuk ia berangkat ke kantor.Rasa penasaran masih menganggu pikiran Gala. Tegang surat wasiat yang Nada katakan kepadanya. Jika sebenarnya dirinyalah pewaris utama seluruh harta Tuan Seno. Tetapi sampai detik ini, Gala tidak menemukan di mana lelaki bertubuh jangkung itu menyembunyikan surat wasiat itu.Cukup pelan Gala menyeret langkah kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Danil. Dugaan Gala kali ini, Danil menyembunyikan surat wasiat itu di dalam kamarnya. Hanya ada dua tempat di rumah itu yang memungkinkan Danil menyimpan sesuatu. Yaitu ruang ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 275

    Bergegas Gala turun dari bangku. Memperhatikan dengan seksama kucing berwarna orange yang mendadak kejang dengan mulut berbusa. Melihat dari tanda-tandanya kucing itu sepertinya mengalami keracunan."Tidak salah lagi!" guman Gala yakin dengan apa yang ada di dalam pikirannya. Jika ada seseorang yang menginginkannya mati.Gala bangkit berdiri. Tatapannya tajam melihat ke arah makanan yang tersaji di atas meja makan. Beruntungnya belum ada satupun makanan yang masuk ke dalam mulut Gala. "Aku harus lebih berhati-hati lagi!" monolog Gala dengan tatapan serius.____Danil menatap terkejut saat baru kembali ke rumah. Pemuda tampan itulah yang membukakan pintu rumah untuknya. Keringat dingin seketika membahasi sekujur tubuh Danil.Sepersekian detik Danil mematung di depan pintu rumah. Menatap pada Gala yang tengah melemparkan senyuman kepadanya dengan wajah yang sedikit malas khas seorang yang baru bangun dari tidur."Ayah, kenapa pulang larut malam sekali?" seloroh Gala terdengar malas. Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 274

    "Gala kamu kenapa?" seloroh Wisnu.Gala terseret kembali dari lamunannya. Sekarang ia sudah menemukan siapa wanita yang sudah melahirkannya ke dunia. Jawaban yang sudah sangat jelas sekali.Tidak terasa sudut mata Gala pun telah basah. Cepat ia mengusap genangan itu agar tidak berjejak. Ia tidak ingin Wisnu melihat hal itu.Bagaimana tidak sakit, menemukan wanita yang telah melahirkannya tetapi dalam perpisahan yang menyakitkan. Hanya sebait kenangan yang bisa Gala ingat. Jika Asma juga tidak kalah sayangnya kepadanya. Hingga hampir gila saat Nada mengambil Gala dari kehidupannya."Aku banyak sekali bersalah pada Asma." Helaan nafas Wisnu terdengar jelas. Suaranya yang menggelar terdengar penuh kesedihan.Kerongkongan Gala terasa kering. Hanya sedikit ia menelan salivanya. Selebihnya, tatapan matanya tidak beralih sedikitpun dari Wisnu."Memangnya kesalahan apa yang sudah Om Wisnu lakukan?" ucap Gala."Banyak Gala. Kesalahanku sudah tidak termaafkan oleh Asma." Tatapan mata Wisnu meli

DMCA.com Protection Status