"Kami melihatnya masuk ke dalam mobil tuan dan sepertinya dia bersama dengan seorang wanita. "Ucap Louis memberikan laporan. "Apa kamu bisa melacak keberadaan mobil itu?" Louis menundukkan pandangannya karena dia dan anak buahnya tidak bisa menemukan keberadaan mobil tersebut. "Maaf tuan, kami akan berusaha menemukan keberadaan nona Alona. " Plak... "Cara kerja mu semakin menurun saja Louis. Temukan gadis itu dan bawa dia ke hadapanku."Alex terlihat begitu murka memandangi wajah Louis yang hanya menundukkan wajahnya. Bahkan ketika proa itu menerima tamparan yang cukup keras tidak dan hal tidak menimbulkan amarah apapun terhadap tuannya. "Ini sudah berapa bulan Louis tapi kamu masih belum menemukan keberadaan seorang gadis. Apa kamu ini seorang mafia?"Alex menatap tajam ke arah tangan kanannya. "Maaf tuan. Aku akan lebih berusaha lagi." "Temui wanita itu. Aku sudah tidak ingin melihat wajahnya."Ucap Alex meninggalkan rumah sakit tersebut. "Baik tuan. "Louis menatap
Ke esokan paginya .. Alona bermain bersama dengan Buck mengelilingi taman.Tatapannya tertuju kepada hutan belantara yang berada di belakang rumah mereka.Ada rasa penasaran yang di rasakan oleh wanita cantik itu .Sambil mengelus perutnya,Alona memandangi hutan tersebut. "Buck,apa kamu kesepian selama ini?"Tatapan Alona beralih kepada anjing kesayangannya. Sang anjing hanya menatap ke arah tuannya. Tapi seolah olah memahami perkataan dari Alona.Buck menatap sendu ke arah Alona. Beberapa menit kemudian, wanita cantik itu memutuskan untuk kembali ke dalam rumah.Ada yang harus dia lakukan saat ini. "Bibi Alice!"Panggil Alona tapi ternyata wanita paruh baya itu sedang menyiapkan sarapan . "Bibi ada di dapur nak."Jawab Alice sedikit berteriak. "Bibi,Alona ingin ke suatu.Aku akan membawa Buck.Aku ingin pinjam mobil bibi.'" "Tentu saja nak.Ada mobil yang cocok denganmu di garasi.Bibi akan mengeluarkannya untukmu dan kamu Bersiaplah. Jangan pulang terlalu larut, Bibi akan khaw
"Kita sampai Buck!Kita akan beristirahat di tempat ini.Tunggu aku di sini."Ucap Alona. Alona keluar dari mobil dan meninggalkan mobil miliknya dan masuk ke dalam supermarket.Alona meninggalkan Buck yang masih tertidur pulas. Wanita hamil itu hanya membeli beberapa roti dan juga minuman dan kembali. Tapi begitu ia kembali,Alona seketika panik ketika tidak melihat Buck di dalam mobil. "Buck!"Panggil Alona dengan wajah paniknya.Buck cukup ganas jika dia berada di lingkungan yang tidak ia kenali. "Permisi,apa kamu melihat anjing keluar dari dalam mobil ini?"Alona bertanya kepada orang di sekitar tempat itu. "Tadi seorang pria berbicara kepadanya dan anjing itu mengikutinya. "Jawab seorang wanita paruh baya. "Terima kasih bibi atas informasinya. "Alona melangkahkan kakinya mencari anjing kesayangannya. "Buck!"Teriak Alona kembali. Sekitar lima belas menit kemudian. Alona mulai merasa kelelahan mencari keberadaan anjing kesayangannya. Terlihat jelas jika wanita hamil begitu
Sepanjang perjalanan,Alona terus saja kepikiran dengan wanita itu. Bahkan begitu tiba di rumah bibi Alice wanita hamil itu memilih untuk beristirahat dan tentu saja bibi Alice memahami kelelahan Alona. Entah karena pengaruh kehamilannya atau bagaimana tapi wanita itu merasakan hal yang tidak seperti biasanya. Saat ini Alona hanya merasa sedih. Bibi Alice yang tidak tahu apa-apa tentu saja hanya menganggap jika Alona hanya kelelahan saja.Sementara itu Alex yang mengikuti Alona tidak cukup berani mendekat. Pemimpin Black Dragon itu hanya melihat dari kejauhan. Bahkan dia juga tidak bisa melihat dengan jelas dengan siapa Alona berbicara karena terhalang mobil Alona. Alex memang kejam tapi dia bukan pria yang akan melakukan pemaksaan terhadap wanita agar bersama dengan dirinya.Alex tidak ingin memaksa wanita yang tidak memiliki perasaan kepada dirinya untuk hidup bersamanya. Alex memilih untuk meninggalkan tempat itu dan kembali ke mansion. Sepanjang perjalanan Alex terus saja d
"Baik tuan. Malam ini kita akan ke pasar gelap tuan." "Aku mengerti. Perintahkan anak buah kita untuk memantau rumah yang ada di depan hutan belantara. " "Apa nona Alona ada di sana?" "Khmm." "Baik tuan." pukul 7 malam.. Alona berdiri di depan jendela kamarnya setelah makan malam.Pikirannya selalu saja tertuju kepada wanita di mansion Alex. "Ada apa dengan mu Alona?Seharusnya kamu tahu jika pria itu tidak akan pernah menerima bayi mu tapi kenapa kamu masih mengharapkan sesuatu hal yang mustahil. "Batin Alona mengelus perutnya besarnya. Pandangannya tidak pernah lepas dari hutan belantara di depan matanya. "Kamu sudah tidur nak?" "Belum bibi." Jawab Alona membuka pintu untuk wanita yang begitu baik kepadanya. Untuk pertama kalinya dia merasakan kehangatan dari seseorang. "Apa kamu sedang memikirkan sesuatu nak?Bibi perhatikan sejak kamu kembali,kamu lebih banyak murung.Jika ada masalah kamu bisa membicarakannya ke bibi." "Maaf bibi.Alona tidak pernah jujur ata
"Bibi!"Alona langsung memeluk wanita paruh baya itu.Meskipun itu sudah berlalu selama puluhan tahun tapi Alona tahu jika bibi Alice masih terluka ketika mengingat hal itu. "Mungkin ini sudah takdir kita untuk di pertemukan nak.Tapi bibi berharap jika kamu tidak memiliki Nasib yang sama dengan bibi." Malam semakin larut tapi kedua wanita itu masih saja mengobrol.Kedua wanita itu mengenang masa lalu mereka masing-masing. Tok....tok... Suara gedoran pintu menghentikan obrolan Keduanya. Bahkan bibi Alice juga terlihat panik ketika mendengar suara gedoran pintu untuk pertama kalinya. "Biar bibi yang melihatnya.Jangan sekali kali keluar dari kamar mu.Apa pun yang terjadi. "Bibi Alice segera keluar dari kamar Alona dengan perasaan gugup. "Bibi,berhati-hatilah." Alona tentu saja tidak merasa tenang melihat kepergian bibi Alice,di tambah lagi kata kata bibi Alice yang semakin membuatnya khawatir. Sedangkan bibi Alice tampak semakin gugup ketika gedoran pintu itu semakin seri
Ke esokan paginya... Alona membuka matanya,Wajahnya seketika berubah menjadi panik ketika tidak melihat kehadiran Alex di depannya. Alona berjalan keluar dengan raut wajah kecewa.Terlihat jelas jika wanita hamil itu begitu kecewa ketika menyadari jika Alex pergi begitu saja. "Ada apa nak?"Bibi Alice tersenyum kecil menyadari kesedihan Alona. "Tidak ada apa-apa bibi." Alona mengatakan jika dirinya baik-baik saja tapi jelas bibi Alice menyadari sesuatu yang berbeda hanya melihat raut wajahnya. Alona tidak bisa menyembunyikan kesedihannya yang terpancar di wajahnya. Alona celingak celinguk mencari keberadaan Alex tapi wanita itu sama sekali tidak melihat keberadaan pria itu. "Dia akan segera kembali. " "Aku tidak mencarinya bibi." "Kamu mencarinya nak.Kamu tidak bisa menyembunyikannya. " Alona hanya tersenyum kecil mendengar ucapan bibi Alice. Sedangkan bibi Alice tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum melihat sikap wanita hamil itu. Tok...tok.... "Sepert
"Jika kamu mengatakan hal seperti itu berarti dia milikku."Alex menunjuk perut Alona yang membuat wanita itu seketika merasa gugup. "Dia milikku!"Jawab Alona dengan cepat .Wanita itu tidak akan membiarkan Alex membawa bayinya .Alona akan memperjuangkan bayinya dan membesarkannya. "Hiduplah bersama ku Alona. Mari kita besarkan anak itu.Tapi katakan lah jika dia milikku. " Ucapan Alex membuat Alona membeku. Entah dia harus menanggapi seperti apa Ucapan pria di hadapannya itu. "Katakan Alona jika dia miliki ku." Alona masih terdiam mendengar pertanyaan dari pria di hadapannya.Dia ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya. "Aku tidak tahu." "Pergilah nak."Bibi Alice tersenyum kecil kepada Alona.Wanita paruh baya itu sudah bisa menebak jika Alona ragu untuk mengakui hal itu tapi dia tahu dengan jelas bagaimana perasaan Alona. "Anak mu berhak bahagia begitu juga dengan mu nak."Ucap bibi Alice kembali. Alona masih terdiam,tentu saja dia tidak semudah itu percaya dengan pri
Alex terus memandangi wajah Alona yang sedang tertidur pulas.Tatapannya kemudian beralih ke perut Alona yang semakin hari semakin membesar. Alex tersenyum kecil meliihat wajah polos Alona tanpa make up.Gadis itu masih terlihat cantik meski tanpa polesan make up sedikit pun di wajahnya.Entah apa yang membuat dirinya tertarik dengan wanita di hadapannya. Alona wanita yang tidak pandai merayu laki laki atau mau mencari perhatian.Alona juga bukan wanita yang pandai berkata manis.Justru sebaliknya wanita di hadapannya itu akan menentang dirinya jika tidak sesuai apa yang di inginkannya. Dadanya kembali berdebar setiap kali dia memandangi wajah Alona tanpa Make up.Alex menyadari perasaannya kepada wanita yang mengandung calon buah hatinya tapi dia masih memiliki keraguan. "Aku mencintaimu tapi aku belum siap Alona.Aku takut kamu akan mengkhianatiku sama seperti Viona.Aku tidak ingin mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya.Kamu datang karena bayi mu dan karena ayahku.Kamu bukan d
Ke esokan paginya.. Seperti biasa,Alona berjalan kaki setiap pagi.Hal itu rutin di lakukan ketika kandungannya sudah semakin membesar.Kedatangan mobil berwarna merah mengalihkan perhatian wanita hamil itu. Alona memandang ke arah mobil merah tersebut yang tidak lain adalah Viona.Ada perasaan cemburu yang di rasakan olehnya.Alona jelas tahu jika mereka berdua masih saling mencintai. Alona memilih menjauh dan melangkahkan kakinya menuju ke taman.Dadanya terasa sakit ketika mengetahui kenyataan itu.Tapi Alona tidak tahu jika semua itu hanya kesalah pahaman. Alex sudah tidak mencintai wanita itu tapi Alex mencintai dirinya.Wanita yang telah mengandung calon buah hatinya. Alona duduk di bangku taman dengan perasaan tidak bersemangat.Wanita itu merasakan kesedihan di dalam hatinya. Sementara itu Viona melangkahkan kakinya masuk ke dalam mansion dengan penuh percaya diri.Wanita itu sama sekali tidak merasa malu berhadapan dengan Alex. "Apa yang kamu lakukan disini?"Tatapan Alex
Kini Alona sudah berada di dalam kamarnya.Wanita hamil itu menatap ke arah pria yang terlihat kesal sedari.Entah apq yang membut pria itu kesal tapi Alona merasa jika kekesalan pria itu karena ulahnya,yang memakai kolam berenang tanpa seizin darinya. "Maaf tuan.Aku tidak akan mengulanginya lagi."Ucap Alona memandang ke arah pria yang sedari tadi terlihat kesal. "Soal apa?" Alona mengerutkan keningnya ketika mendengar apa yang di tanyakan oleh pria itu.Entah Alex pura pura tidak mengerti atau bagaimana,Alona sama sekali tidak mengerti dengan sikap pria itu.Bahkan Alona sama sekali tidak tahu sebenarnya hubungan seperti apa yang mereka berdua jalani. "Aku tidak menyukainya ketika kamu mempertontonkan tubuhmu seperti itu." Alona tercengang mendengar ucapan pria itu.Wanita hamil itu sama sekali tidak pernah berpikir untuk mempertontonkan tubuhnya kepada semua orang.Lagi lagi Alona di buat kesal oleh ucapan pria itu. Alona melangkah masuk ke dalam kamar mandi dengan perasaan ke
"Nona,sebaiknya anda beristirahat.Nanti nona akan kelelahan."Ucap paman Jack menghampiri wanita hamil itu. "Tidak paman.Aku masih bisa bertahan.Paman tahu dari dulu aku ingin melakukan ini tapi aku tidak berani karena pria itu.Sekarang dia tidak ada maka aku ingin berenang sepuasnya."Ucap Alona tersenyum ke araj pria paruh baya yang sedang berdiri di hadapannya dengan raut wajah khawatir. Meskipun paman Jack tahu jika Alex akan kembali nanti malam tapi terlalu lama berenang bisa membuat calon bayinya kedinginan.Meskpun itu hanya spekulasinya saja karena paman Jack sama sekali tidak memahami dunia kehamilan.Tapi yang pasti pria paruh baya itu terlihat khawatir saat ini. "Ngomong ngomong terimah kasih paman sudah membawa gadis itu ke mari."Alona menunjuk ke arah gadis yang sedang memandanginya. Gadis itu terpesona dengan bentuk tubuh Alona.Meskipun Alona sedang hamil besar tapi bentuk tubuhnya masih terlihat begitu indah.Wajahnya begitu cantik yang terpancar ketika dia tersenyum
Dari balkon kamarnya,Alona menatap kepergian Viona.Wanita yang paling beruntung menurut Alona.Karena di cintai oleh pria dingin seperti Alex. "kamu cemburu Alona dengan keberuntungan wanita itu?"Alona terlihat cemberut memandang kepergian viona. Alona tidak mengerti,hubungan seperti apa yang mereka jalani.Dia terjebak dengan dengan pria yang mencintai wanita lain. Dia selalu bermimpin untuk hidup bersama dengan laki laki yang mencintainya.Tapi setelah menyadari keadaannya,rasanya mustahil untuk menemuka pria yang mencintainya,terlebih dengan perasaanya sekarang. "Alona,kamu akan hidup seperti ini terus.Kamu akan terus hidup dengan orang yang tidak pernah mencintaimu."Batin Alona kembali dengan pandangan yang tetap lurus ke depan. Tok...tok.. Suara ketukan pintu mengalihkan pandangannya.Alona berjalan membuka pintu kamarnya dan mendapati paman Jack sedang berdiri di depan kamarnya. "Nona Alona.Aku membawakan cemilan untuk anda."Ucap paman Jack menyodorkan sebuah cemilan k
Ke esekan harinya... Pagi pagi sekali Alona tengah bersiap untuk berjalan jalan sekitar mansion.Semua itu untuk kesehatan calon bayinya.Wanita itu hendak mengajak Alex untuk menemaninya tapi begitu bangun.Alona mendapati surat dari Alex.Pria itu sedang melakukan perjalanan bisnis keluar kota dan dia sudah berangkat dari semalam. Kini wanita hamil itu sudah menginjakkan kakinya di depan mansion.Di depan mansion, sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan nya. Wanita cantik keluar dari dalam mobil dan tersenyum ramah kepada dirinya.Jelas Alona tahu siapa wanita itu.Pertemuan pertama mereka berdua tidak baik tapi entah kenapa wanita itu bersikap ramah kepadanya. "Bisa kita bicara?"Wanita itu menghampiri Alona yang tidak lain adalah viona. "Katakan saja."Jawab Alona sedikit ketus. Melihat sikap Alona seperti itu,Viona hanya tersenyum kecil.Dia tahu kenapa wanita di hadapannya itu bersikap seperti itu. "Maaf untuk waktu tempo hari.Aku hanya sedikit terbawa emosi.Tapi
Alona tersenyum ketika menatap tiga set berlian yang berada di atas tempat tidur miliknya.Wanita hamil itu tidak menyangka jika Alex,pria dingin dan terkadang kejam kepada dirinya memberikan sebuah hadiah yang begitu mahal.Alona tahu jika ketika perhiasan di depannya itu cukup mahal. "Apa dia sadar ketika dia membelikan ini untukku?Atau mungkin menghabiskan uang sebanyak ini adalah hobinya.Orang kaya mah bebas mau menghabiskan uangnya.Sepertinya uang tuan Alex tidak akan habis tujuh turunan."Gumam Alona tersenyum kecil. Alona menyimpan perhiasan tersebut di dalam laci.Wanita hamil itu sama sekali tidak memakainya tapi Alona menyimpannya. "Ini sangat cantik tapi aku tidak terbiasa dengan barang mewah seperti ini."Lirih Alona menatap tiga set perhiasan tersebut dan menutupnya. Alona berjalan menuju ke balkon kamarnya.Wanita itu melihat para pelayan sedang melakukan tugas mereka masing masing. Alona cukup lamq berdiri di balkon kamarnya hingga kedatangan Alex membuat wanita ham
Alona dan tuan Mahendra cukup lama mengobrol di ruang tamu.Tuan Mahendra bahkan lebih antusias dari siapa pun ketika membahas tentang calon cucunya. "Sebaiknya aku kembali.Jaga kesehatanmu dan calon cucuku."Ucap tuan Mahendra sebelum meninggalkan mansion putranya. "Akan ku ingat paman." Tuan Mahendra tersenyum kecil ketika Alona memanggilnya paman.Dia sama sekali tidak keberatan jika Alona memanggilnya ayah tapi tuan Mahendra juga bisa mengerti jika Alona belum siap dengan hal itu. Sementara itu di mansion milik keluarga Alona.Mamah tirinya dan saudara tirinya sedang bersantai di ruang keluarga.Kedua wanita licik itu menunggu kabar dari wanita yang mereka temui di pelelangan. "Mah,apa wanita itu bisa di percaya?"Aghata menatap mamahnya yang sedang asyik bermain ponsel. "Dari penampilannya dia wanita kaya.Jangan terlalu khawatir.Mungkin saja dia sedang mencari kesempatan." "Wanita siapa yang kalian bicarakan?"Tuan Mahardika yang baru saja tiba mendengar pembicaraan istri
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lamanya. Kini Alona dan Alex tiba di mansion.Alona terlihat kelelahan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Alex yang menyadari hal itu,meminta Alona untuk beristirahat.Alona yang kelelahan tentu langsung melakukan apa yang di minta oleh Alex.Wanita hamil itu masuk ke dalam kamarnya. Beberapa menit setelah kepergian Alona.Paman Jack menghampiri tuannya.Pria paruh baya itu menunduk hormat kepada Alex. "Tuan,anda sudah kembali."Paman Jack menyambut kedatangannya. "Tolong Siapkan sarapan paman!" "Baik tuan."Mata paman Jack seperti mencari cari seseorang.Alex yang melihat hal itu tentu saja sudah bisa menebak siapa yang di cari pria paruh baya itu. "Dia sudah masuk.Siapkan makanan untuknya setelah dia sudah keluar dari kamarnya.Paman bisa bertanya apa yang dia suka." "Baik tuan." "Akun akan turun lima belas menit lagi."Ucap Alex kemudian melangkah masuk ke dalam kamar miliknya. Begitu masuk ke dalam mansion,Alex berpapa