"Brengsek kamu Mahardika. Kamu membuat ku kesal sekarang. Kemana kamu pergi setiap kali kita bertengkar?Kamu kira aku tidak menyadari sikap mu ini."Laura menghancurkan seizi kamarnya. Bahkan dia menghancurkan foto pernikahan mereka. "Kamu bahkan selalu meninggalkan ku setiap kali kita berdebat."Laura semakin tersulut emosi. Wanita paruh baya itu semakin kesal tapi dia hanya bisa menahan amarahnya saat ini.Dia tidak bisa membuat suaminya semakin murka karena suaminya bisa saja mengusir mereka. Sementara itu di mansion Alex,pria itu baru saja mendapatkan laporan dari tangan kanannya.Alex tersenyum tipis mendengar laporan itu. "Rupanya tuan Mahardika tetaplah seorang laki-laki. "Ucap Alex tersenyum menyeringai. "Apa itu mungkin?Sampai sekarang Laura tidak tahu tentang tempat itu tapi aku yakin jika dia curiga dengan sikap suaminya. "Louis menatap ke arah Alex yang terlihat begitu santai. "Untuk sekarang jangan sampai istri ku tahu tentang hal itu. " "Baik tuan. " Tok...t
"pergilah,karena ayahmu tidak akan pernah datang. Jangan membuat malu dirimu sendiri. "Ucap Laura yang masih meremehkan Alona. "Kita lihat saja siapa yang akan menjadi pemenangnya. "Alona tersenyum kecil menatap ke arah ibu tirinya. Tidak berselang lama kemudian sebuah mobil berhenti di depan.Alona tersenyum tipis memandangi wajah ibu tirinya yang terlihat begitu kesal. "Sepertinya aku menang ibu."Ucap Alona tersenyum penuh kepuasan menatap ke arah ibu tirinya yang terlihat begitu kesal. "Jangan terlalu merasa puas Alona.Kali ini mungkin kamu menang tapi setelah ini mungkin kamu tidak akan pernah menginjakkan kaki mu di sini." "Kenapa aku tidak boleh menginjakkan kaki ku?Ingat ibu,aku juga berhak atas rumah ini.Apa ibu lupa jika rumah ini sudah berdiri sebelum ibu datang?Jadi aku juga berhak untuk datang ke sini sesuka hati ku."Jawab Alona tersenyum kecil. "Kamu datang nak. "Tuan Mahardika tersenyum ke arah putrinya. Laura yang melihat hal itu terlihat begitu kesal. D
Sementara itu di depan mansion,Alona baru saja tiba.Terlihat jelas kebahagiaan yang terpancar di wajah wanita cantik itu. Alona berjalan masuk ke dalam mansion dan menuju ke kamar miliknya. Setibanya di dalam kamar,wanita cantik itu tidak melihat keberadaan putranya. Alona segera mengganti pakaiannya dan berjalan keluar dari kamar dan mencari keberadaan putranya. "Kamu sudah kembali sayang?"Begitu ia hendak menuruni tangga,Suaminya bertanya kepada dirinya. Alona menoleh dan tersenyum kecil kepada suaminya. Wanita cantik itu mendekat dan memeluk erat pria yang merupakan suaminya tanpa mempedulika para pelayan yang berada di sekitar mereka berdua. "Sepertinya rencana mu berjalan lancar sayang. Kamu tidak bisa menyembunyikannya kebahagiaan mu itu." "Benarkah. "Alona tersenyum kecil menatap wajah suaminya."Ngomong-Ngomong di mana Kelvin?"Alona kembali bertanya dan menatap wajah suaminya. "Kelvin bersama dengan Lily di taman." "Aku akan ke sana.Sekali lagi terima kasih sa
Tok...tok.. Alona melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.Begitu membuka pintu,Alona melihat kehadiran Paman Jack yang sedang tersenyum kecil kepadanya. "Paman. "Alona tersenyum kepada pria paruh baya yang sudah di anggap seperti ayah baginya. "Tuan berpesan jika beliau akan pulang malam nona." "Dia tidak mengabari ku Paman." "Katanya nomor ponsel anda tidak aktif." "Benarkah. Yah sudah Paman,terima kasih. "Ucap Alona tersenyum kecil dan kembali masuk ke dalam. Alona mengambil ponselnya di dalam tas dan menemukan ponselnya dalam keadaan mati.Wanita cantik itu tersenyum kecil dan mulai mengisi daya ponsel miliknya. "Ada apa nona?" "Paman Jack mengatakan jika Alex akan pulang malam. " Sementara itu di mansion tuan Mahendra. Bibi Alice sedang memasak bersama dengan pelayan untuk menyiapkan makan siang. Wanita paruh baya itu tidak membuang kebiasaannya sejak dulu. Bibi Alice sangat senang melakukan pekerjaan yang satu itu.Meskipun dia sudah menjadi nyonya tapi di
"Sepertinya luka tuan Alex cukup serius. Peluru yang mengenainya adalah peluru beracun Seperti yang dikatakan oleh Louis. "Ucap dokter pribadi Alex setelah mengeluarkan peluru tersebut. Brakkk... "Nona!"Teriak Paman Jack setelah melihat Alona terjatuh ke lantai. Alona ketakutan ketika melihat suaminya yang tidak sadarkan diri dengan luka tembak di perutnya dengan bercucuran darah. Dengan cepat Paman Jack,membopong tubuh Alona ke sofa.Paman Jack sedikit bersyukur ketika melihat Kelvin yang masih tertidur pulas. Sementara Alex masih belum ada kemajuan. Hal itu membuat Paman Jack dan Louis khawatir. Tidak berselang lama kemudian,tuan Mahendra dan bibi Alice juga tiba di mansion Alex. "Bagaimana keadaannya?"Bibi Alice dan tuan Mahendra tampak begitu khawatir. "Lukanya sudah di Bersihkan sekarang tuan tapi tuan Alex masih belum sadarkan diri karena peluru yang mengenainya mengandung racun."Ucap Louis dengan tatapan yang tidak pernah beralih dari Alex. Pria itu terlihat be
"Paman Jack."Teriak Alona ketika melihat Alex menggerakkan tangannya. Paman Jack yang mendengar teriakan Alona di dapur dengan cepat berlari dengan tergopoh gopoh. Pria paruh baya itu tampak begitu terkejut,di lihat dari ekspresi nya ketika menghampiri Alona. "Ada apa nona?"Paman Jack bertanya dengan ekspresi khawatir. "Alex menggerakkan tangannya Paman." "Benarkah itu nona?Paman akan segera memanggil dokter. " "Iya Paman. " Tidak berselang lama kemudian Alex membuka matanya dan orang yang pertama dia lihat adalah wajah cantik istrinya yang terlihat begitu panik.Alex tersenyum kecil menatap wajah istrinya. Alona yang melihat suaminya sudah membuka matanya,merasa begitu lega dan begitu bersyukur. "Ada apa dengan wajah mu itu sayang?"Alex tersenyum kepada istrinya dengan wajah yang masih terlihat begitu pucat. "Kamu tahu jika kamu membuat semua orang khawatir sayang.Kamu tidak sadarkan diri dan wajah mu terlihat begitu pucat."Ucap Alona mendekati suaminya. "Aku baik
"Bagaimana Louis?"Alex menatap ke arah tangan kanannya. "Ada kemungkinan jika itu adalah tuan Jhon. Kemungkinan pria paruh baya itu tidak meninggalkan kota ini tapi dia bersembunyi di suatu tempat dan merencanakan balas dendamnya. "Ucap Louis memberikan laporan kepada Alex. "Itu sebabnya,aku masih tidak percaya jika dia meninggalkan kota ini. Dia memiliki dendam yang begitu besar kepada ayah ku dan aku sangat yakin jika dia tidak mungkin kembali tanpa ada tujuan. " "Apa tuan tahu ,apa permasalahan Paman dan dan tuan Jhon?" "Aku juga tidak tahu. Ayah merahasiakan semua itu dariku.Entah apa permasalahan mereka berdua tapi sepertinya itu masalah pribadi. "Alex tahu tentang hal itu ketika melihat ayahnya lebih banyak diam ketika mengetahui informasi jika tuan Jhon kembali. Dua hari berlalu.... Pagi itu,semua orang sudah berada di meja makan. Termasuk dengan Alex sendiri.Pemimpin Black Dragon itu sudah mulai membaik.Pria itu bahkan bersiap siap ke markas miliknya. Selesai
Tiga puluh menit berlalu,Louis dan Jim meninggalkan Alex sendirian.Sepertinya pemimpin mereka butuh waktu sendiri untuk memikirkan semua masalah yang sepertinya cukup rumit ini. "Apa ada masalah yang tidak aku ketahui?"Batin Alex memijat kepalanya. Dia tidak bisa mencari informasi apa yang sebenarnya terjadi. Baru kali ini ada masalah yang membuat seorang Alex Mahendra tidak bisa memecahkannya.Sepertinya masalah kali ini cukup rumit dan Alex harus berhati-hati tentang masalah ini,apa lagi menyangkut tentang Istrinya. Alex terus memikirkan masalahnya,seandainya hal ini tidak menyangkut istrinya. Dia sudah menyerang tuan Jhon tapi pemimpin Black Dragon itu tidak ingin bertindak gegabah kepada masalah ini. Alex terus mengutak ngatik layar komputernya,mencari informasi tentang masalah tersebut.Dua jam berlalu pemimpin Black Dragon itu menatap tajam ke arah layar komputernya ketika menemukan informasi yang begitu mengejutkan. Tidak mudah bagi Alex menemukan informasi tersebut. Di
Kini Angelina seorang diri di dalam kamarnya ketika putra dan putrinya pergi dan kembali ke kamar mereka masing-masing. "Semoga kalian bahagia dengan pasangan kalian nak.Jangan seperti ibumu ini yang begitu menyedihkan. "Gumam Angelina dengan tatapan sendu. Satu minggu berlalu... Louis dan Lily kini sudah menentukan tanggal pernikahan mereka berdua.Kini mereka sedang berada di dalam sebuah toko pakaian. Lily dan Louis ingin melakukan fitting baju pengantin di sebuah toko ternama di kota itu.Lily sebagai seorang wanita terlihat begitu antusias.Berbeda dengan Louis yang menyerahkan semuanya kepada Lily. Louis sama sekali tidak mengerti tentang hal seperti ini. Dia memilih untuk mengikuti apa pun yang dipilih oleh sang kekasih. Dua jam berlalu,Louis dan Lily meninggalkan tokoh.Keduaanya kembali menuju ke sebuah restoran. "Apa kamu suka dengan restoran ini?"Louis bertanya kepada Lily. "Terserah kamu saja,yang penting perut ku kenyang.Aku sudah lapar sejak tadi."Lily ters
Louis terdiam sejenak dan hanya menatap wajah ibunya.Tidak beda jauh dengan sang ibu,wanita paruh baya itu juga menatap ke arah dirinya. "Apa ibu mengingat ini?"Louis meletakkan syal yang di berikan oleh Lily tadi. Angelina mengambil syal tersebut dan tersenyum kecil. Dia jelas masih mengingat dengan jelas syal miliknya. "Ini adalah syal yang kupakai saat terakhir kalinya kita bertemu.Aku tidak sadar telah menjatuhkannya."Ucap Angelina menatap sendu ke arah putranya. Dia tidak pernah melupakan pertemuan terakhirnya dengan putranya di taman.Dia tidak menyangka jika dia akan berpisah dengan putranya dengan waktu yang cukup lama. "Aku menemukannya saat mencari kalian.Aku menunggu cukup lama di taman dengan membawa syal ini. Aku menunggu sampai sore tapi kalian tidak kunjung datang. Hingga tuan Mahendra datang dan berbicara kepada ku.Kami mengobrol dengan waktu yang cukup lama di taman dan tuan Mahendra membawa ku ke mansion miliknya. " Louis masih ingat dengan jelas hal itu
Di tempat lain tepatnya di restoran,Louis dan Lily masih saja berada di tempat itu. Keduanya mengobrol dengan santai dan terlihat begitu serius. pasangan itu terlihat begitu betah berada di tempat itu.Keduanya mengobrol dengan begitu santainya "Aku tahu ini bukan momen yang pas tapi ini adalah tempat yang memberiku banyak kenangan. Menikah lah dengan ku Lily. " Louis mengeluarkan sebuah cincin yang berada di saku Jasnya. Sedangkan wanita yang dia lamar hanya menatap dirinya dengan penuh keheranan. Lily sedikit terkejut sekaligus heran dengan pengungkapan Louis yang secara tiba-tiba kepada dirinya. Pria itu bahkan tidak mengatakan hal hal yang romantis tapi dia langsung melamar dirinya dengan sebuah cincin berlian yang tampak begitu mewah. "Kenapa bengong sayang?"Louis kembali bertanya setelah melihat wanita yang dia cintai hanya terdiam dan menatap ke arah cincin di hadapannya itu. "Ini Sangat tiba tiba. Aku bahkan tidak menyangka jika kamu akan melamar ku secepat ini. "
"Ada apa sayang?"Alex bertanya ketika melihat istrinya melamun kan sesuatu . "Tidak ada apa-apa. Ayo kita turun."Ajak Alona yang segera turun bersama dengan putranya dan suaminya. Kelvin menggandeng tangan mommynya turun dari mobil.Bocah laki-laki itu terlihat begitu antusias begitu turun dari mobil. Kelvin menggandeng tangan Mommy dan daddy memasuki restoran. Bersamaan dengan Alex membuka pintu.Kelvin berteriak memanggil neneknya. "Nenek. "Panggil Kelvin yang langsung mengalihkan perhatian kedua orang tuanya. Seketika Alona dan Alex menoleh ke belakang. Alex tersenyum tipis ketika melihat ibu mertuanya bersama dengan tuan Jhon. Sedangkan Alona tampak bingung melihat ibunya bersama dengan seorang pria. Sedangkan Angelina yang melihat putrinya terlihat begitu malu.Dia sudah setua itu tapi masih berharap bisa bersama dengan orang yang dia cintai. Angelina belum mengerti sepenuhnya tentang sifat putrinya. Alona bukanlah orang yang berpikiran sempit.Dia tidak mungkin menen
Deg... Lily merasakan detak jantungnya berpacu dengan begitu cepatnya.Lily bahkan menggosok matanya untuk memastikan jika dirinya tidak salah lihat tapi nyatanya pria yang baru masuk itu adalah orang yang begitu penting di dalam hidupnya. Lily terus menatap ke arah pria yang sama sekali tidak melihat ke arah dirinya.Detak jantungnya tidak bisa beraturan saat ini. Wanita itu tampak begitu syok melihat ke arah Pria yang berjalan ke arah meja yang selalu di tempati oleh orang yang begitu ia kagumi. Lily sudah lama tidak melihat pria itu,dia bahkan sudah tidak ingat dengan wajahnya tapi dia yakin jika dia melihat pria itu lagi,Lily yakin jika dia bisa mengenalinya tapi nyatanya tidak. "Apa itu dia?Apa mereka adalah orang yang sama?Tapi kenapa aku tidak mengenalinya?Pantas saja aku merasa familiar dengan mu,rupanya kalian adalah orang yang sama."Batin Lily terus memandangi pria di hadapannya itu. Pria itu pun menoleh ke arahnya dirinya ketika dia menyadari jika hanya ada dua
Tok...tok... Lily segera menghapus air matanya begitu mendengar suara ketukan pintu kamarnya.Wanita itu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Paman Jack."Lily tersenyum kecil memandang ke arah pria paruh baya itu. "Boleh Paman masuk nak?"Tanya Paman Jack kepada keponakannya. "Silahkan masuk Paman." Lily melangkah masuk ke dalam kamar miliknya,di susul oleh Paman Jack. Keduanya duduk di sofa dan tentu saja Paman Jack membuka pembicaraan terlebih dahulu. "Bagaimana keadaan mu nak?" "Aku sudah membaik Paman." "Bagaimana kalau kita ke mengunjungi makam kedua orang tuan mu besok nak?Paman sudah meminta izin kepada tuan Alex dan tuan Alex mengizinkan kita untuk pergi."Ucap Paman Jack memberi tahu keponakannya. "Terserah Paman saja.Lily ikut saja dengan keputusan paman." Obrolan Keduanya tidak berlangsung lama. Paman Jack meminta keponakannya untuk beristirahat.Paman Jack meninggalkan kamar keponakannya setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan. Ke esokan...
"Apa kamu Bersedia untuk menerima ku?"Louis kembali bertanya setelah Lily terdiam. Louis kembali melirik ke arah wanita di sampingnya. Wanita itu masih saja terdiam setelah mendengar ucapan Louis. "Baiklah. Mari kita jalani hubungan ini.Kita tidak tahu sejauh mana kita bisa bersama tapi aku berharap jika kita bisa hidup bersama sepanjang masa."Ucap Lily tersenyum tipis. "Jika itu harapan mu maka aku juga berharap demikian. "Ucap Louis tersenyum tipis. "Aku selalu mengharapkan sesuatu yang baik untuk kita.Aku selalu memimpikan sesuatu yang baik dan selalu memiliki harapan yang tinggi." Keduanya tersenyum setelah percakapan singkat mereka berdua.Mereka berdua memiliki harapan yang sama yaitu saling berbahagia. Louis mengeluarkan sebuah cincin beberapa menit setelah Lily bersedia menerima dirinya. Pria itu memasangkan cincin itu di jari manis wanita yang di cintainya itu. "Terima kasih. Ini Sangat cantik. "Ucap Lily tersenyum kecil memandang cincin pemberian Louis. L
"Paman akan mengambilkan makanan nak.Kamu harus memulihkan tenaga mu secepatnya."Ucap Paman Jack tersenyum tipis. Pria paruh baya itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.Paman Jack menuju ke arah dapur untuk mengambil makanan. "Paman Jack. "Panggil Lily. "Kenapa turun nak?" "Aku baik-baik saja Paman. Paman tidak perlu repot repot mengantarkan makanan ke kamar ku."Ucap Lily duduk di meja. "Paman sama sekali tidak merasa di repotkan nak." Paman Jack meletakkan makanan di depan keponakannya. Pria paruh baya itu bahkan menyiapkan buah yang sudah dia kupas sendiri. "Terima kasih Paman. "Lily menyantap makanan yang di berikan oleh Paman Jack dengan lahapnya. "Baru kali ini Paman melihat mu makan dengan begitu lahapnya nak.Paman senang melihat mu seperti itu. "Ucap Paman Jack tersenyum tipis memandangi wajah cantik keponakannya. "Di mana semua orang?" Paman Jack dan Lily berbalik setelah mendengar pertanyaan dari seseorang di belakang mereka. "Tuan,semua orang s
Tok..tok.. Kelvin kembali berlari membuka pintu. Kali ini Kelvin melihat kehadiran neneknya lagi. "Hallo nenek. " "Hallo sayang.Di mana Mommy mu?" "Di dalam bersama dengan nenek. "Jawab bocah laki-laki itu menarik tangan neneknya. Bibi Alice masuk ke dalam kamar dan melihat kehadiran besannya dan juga menantunya yang sedang asyik mengobrol. "Hallo bu."Sapa Alona tersenyum kecil ke arah mertuanya. "Hallo sayang." "Duduklah Alice." "Hmmm." Ketiga wanita itu kembali mengobrol dengan santai dan membiarkan bocah laki-laki itu bermain sendirian.Kelvin sendiri sibuk dengan mainnya seorang diri. "Boleh nenek menemani Kelvin bermain?"Angelina menghampiri cucunya yang sedang asyik bermain seorang diri. "Apa nenek tidak mengobrol?" "Nenek ingin bermain bersama dengan Kelvin. " "Baiklah jika nenek mau.Kita bisa bermain bersama. " Satu jam berlalu,Pintu kamar kembali terbuka. Kali ini Alex yang sedang melangkah masuk ke dalam kamar. Pemimpin Black Dragon itu seke