Tok... Tok.. Tangan kanan tuan Jhon mengetuk pintu sebanyak dua kali tapi masih belum ada jawaban sama sekali. "Ada apa dengan mu?Kenapa mengetuk pintu padahal mereka memiliki bel."Tuan Jhon menatap tajam ke arah tangan kanannya dan menekan bel yang berada di sampingnya. Bersamaan dengan hal itu,mobil hitam berhenti di depan mereka.Tuan Jhon memandang ke arah mobil yang berhenti di depan mereka.Begitu melihat pria paruh baya turun dari mobil,tuan Jhon jelas tahu dengan jelas siapa pria paruh baya di hadapannya itu. "Tuan Mahardika. Apa anda masih ingat saya?"Tuan Jhon langsung menyapa pria paruh baya itu. Tuan Mahardika yang melihat kedatangan tuan Jhon tampak begitu terkejut.Tentu saja dia tahu siapa pria yang tengah berdiri di hadapannya saat ini. "Tentu saja aku mengenalimu.Aku tidak akan pernah lupa dengan pria yang sudah menodai istriku. Dan kalian berdua telah menipuku dan membuat ku membesar kan putra kalian."Tuan Mahardika tampak begitu marah ketika berhadapan
"Kalau begitu kembali kan putra ku maka aku akan berhenti sampai di sini." Tuan Mahendra tertawa mendengar tawaran dari tuan Jhon. Putra tuan Jhon bukan anak anak lagi. "Dia bukan anak anak tuan Jhon. Apa kamu yakin jika dia ingin meninggalkan ku dan hidup bersama pecundang seperti mu?"Tuan Mahendra semakin membuat tuan Jhon murka. Sedangkan tuan Mahardika sedikit terkejut jika tuan Jhon dan tuan Mahendra saling mengenal satu sama lain.Kedua pria paruh baya itu tampak bersitegang saat ini. "Apa kamu ingin membahas hal itu di sini?"Tuan Mahendra bertanya kepada tuan Jhon yang terlihat begitu murka saat ini. "Kenapa tidak?Tuan Mahardika juga berhubungan dengan semua ini.Dia sumber dari semua masalahnya. "Ucap tuan Jhon tapi sepertinya tuan Mahardika tidak terima dengan perkataan tuan Jhon. "Jaga ucapan mu tuan Jhon. "Tuan Mahardika tampak tidak terima dengan ucapan tuan Jhon. "Aku tidak ingin mendengar masalah percintaan kalian tapi aku datang untuk memperingati kalian be
"Bagaimana keadaan daddy mu nak?"Bibi Alice yang membelakangi tuan Jhon bertanya kepada cucunya yang selalu membuatnya gemes. "Dia sudah membaik bu."Jawab Alona yang mewakili putranya yang belum bisa bicara. Sedangkan tuan Jhon yang berada di meja depan mereka,mengamati percakapan mereka. Tuan Jhon masih saja begitu penasaran dengan sosok Alona. "Kamu lihat,wanita yang di depan yang mengenakan dres.Cari tahu tentang dia."Perintah tuan jhon kepada tangan kanannya. "Baik tuan." Meskipun tidak mengerti dengan tujuan tuannya tapi dia tetap mengiyakan Perintah tuannya .Tuan Jhon dengan cepat menyelesaikan makannya dan meninggalkan restoran tersebut. Alona melihat keberadaan pria paruh baya yang baru saja di tabrak oleh putranya tapi dia sama sekali tidak menaruh curiga apa pun dengan pria paruh baya itu yang tidak lain adalah tuan Jhon. Musuh bebuyutan keluarganya . "Apa anda berpikir?"Tangan kanan tuan Jhon bertanya ketika mereka tiba di dalam mobil. "Wajah mereka berd
Louis terus menatap layar ponselnya dengan perasaan yang terlihat begitu bingung. Dia benar-benar di lema saat ini.Tapi ada sesuatu yang membuatnya begitu penasaran. Malam hari pukul 7 malam,Louis terus menatap layar ponselnya. Pria itu tengah di landa kebingungan saat ini. Louis berjalan menuju ke balkon kamarnya menatap sekeliling mansion. Pria itu memikirkan keputusan apa yang akan di ambil olehnya. Sementara itu di dalam ruang kerjanya,Alex tengah berdiri di depan jendela. Pemimpin Black Dragon itu juga tengah memikirkan sesuatu malam ini.Alex baru saja mendapatkan panggilan telepon dari anak buahnya. Entah apa yang di katakan oleh anak buahnya tapi sepertinya Alex kepikiran tentang hal itu. "Jangan bertindak gegabah Louis. ''Alex terlihat khawatir dengan tangan kanannya sekaligus sahabatnya itu. Alex terus berdiri sepanjang malam di depan jendela dengan tatapan yang tertuju kepada depan mansion.Tepat pukul 10 malam,Alex memjamkan matanya ketika melihat mobil Louis men
Louis masuk ke dalam apartemen miliknya,menuju ke ruangannya.Tanpa menunggu lama,Louis segera mencari tahu apa yang terjadi dan kebenaran yang dikatakan oleh tuan Jhon. Ke esokan paginya... Louis yang tidak bisa menunggu lagi,melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke mansion tuan Mahendra. Pria itu ingin bertanya secara langsung dengan kebenaran informasi tentang orang tuanya. Louis sudah mencari informasi tersebut dan hasilnya sama dengan apa yang di katakan oleh tuan Jhon. Tapi tetap saja pria itu ingin mendengar secara langsung dari mulut tuan Mahendra. Setibanya di depan mansion tuan Mahendra. Louis berdiam diri sejenak dan menatap ke arah mansion milik tuan Mahendra. Pria itu turun dari mobil ketika bibi Alice menyapa dirinya. Mau tidak mau Louis turun dari mobil dan menyapa wanita paruh baya yang selalu bersikap baik kepada dirinya. "Bibi,dimana tuan?" "Dia ada di ruangannya nak.Kamu ingin bertemu dengannya?" "Iya bibi.Temuilah tuan di ruangannya."
Louis menelan ludah ketika melihat anjing anjing peliharaan Alex.Anjing anjing ganas itu membuat Louis ketakutan. Dia tidak berani mendekat tapi Alex memberinya perintah yang tidak bisa ia bantah. "Buka!"Perintah Alex tapi Louis sama sekali tidak bergerak. Jika dia membuka pintu kandang anjing tersebut,itu sama jika dia ingin bunuh diri.Louis tidak akan melakukan hal itu. "Kamu tidak berani tapi kamu datang menemui tuan Jhon. Situasi sekarang tidak beda jauh ketika kamu bertemu dengan tuan Jhon.Kamu begitu ceroboh Louis. Kenapa kamu melakukan hal itu sendiri tanpa memberi tahu ku.Apa kamu masih saja tidak mempercayai mu?"Alex menatap ke arah Louis setelah mengatakan hal itu. "Maafkan aku tuan. "Louis menundukkan wajahnya dan meminta maaf kepada Alex. "Buka!"Lagi lagi Alex memberi perintah yang semakin membuat Louis ketakutan. "Maafkan aku tuan.Aku hanya penasaran. Aku begitu merindukan sosok orang tua ku." "Aku tidak menyalahkan mu.Tapi aku hanya ingin kamu memberi t
Louis yang berada di dalam kamarnya,berjalan menuju ke balkon. Pria itu melihat ke arah Alex dan Alona. Tatapan pria itu terlihat begitu menyedihkan. Dia memiliki nasib yang sama dengan wanita yang tidak lain adalah saudara se ibunya. Louis meninggalkan kamar miliknya dan menuju ke suatu tempat. Ada hal yang harus ia selesaikan terlebih dahulu. Louis meninggalkan mansion dan melajukan mobilnya ke suatu tempat. Sepanjang perjalanan pria itu terlihat memikirkan sesuatu. Louis menatap sebuah rumah mewah yang saat ini berada di hadapannya. Pria itu menatap rumah mewah itu dengan tatapan sendu.Louis melajukan mobilnya memasuki pagar setelah mendapat izin dari sekurity,mendapatkan izin masuk sangat mudah bagi Louis. Semua orang tahu jika pria itu merupakan pria yang sangat berpengaruh. Tidak ada yang berani menyinggung dirinya. Setibanya di depan kediaman tuan Mahardika,kebetulan pria paruh baya itu sedang duduk di teras rumah. Tuan Mahardika sedikit terkejut ketika melihat mobil h
"Apa maksud dia ayah?"Aghata bertanya kepada ayahnya tapi tuan Mahardika tampaknya tidak senang ketika putrinya terlalu banyak ikut campur. "Masuk Aghata. " "Ayah.." "Ayah bilang masuk,Aghata. "Tuan Mahardika membentak putrinya. Aghata yang mendengar hal itu tidak punya pilihan lain selain melakukan apa yang di perintahkan oleh ayahnya. Gadis itu juga tidak berani menentang ayahnya. "Kenapa kamu meminta putri kesayangan mu masuk?Apa kamu tidak ingin dia tahu jika kamu adalah pria yang tidak berperasaan?"Louis kembali mendekat tapi dengan cepat tuan Mahardika menjauh. Tuan Mahardika tidak menyangka jika anak kecil yang dia buang dengan cepat dia berubah menjadi seseorang yang begitu menakutkan. "Kamu tahu,kenapa aku melakukan hal itu?Ibumu menipuku,aku kira aku membesarkan putraku tapi ternyata dia darah daging pria lain.Sebagai seorang pria tentu saja aku sakit hati di buat oleh ibumu.Seharusnya kamu bisa mengerti.Aku juga hancur,pria mana yang tidak akan sakit hati."Tu
Obrolan mereka berdua terhenti oleh suara bunyi ponsel Louis. Louis berjalan ke arah meja di samping tempat tidurnya,di mana ponselnya berada. "Keraskan suaranya. "Perintah Alex yang sudah bisa menebak siapa yang menghubungi Alex. Louis mengangkat panggilan telepon yang sudah bisa ia tebak,Begitu ia mengangkat teleponnya. Louis sudah tahu siapa yang menelpon dirinya.Pria itu terlihat tidak bersemangat. "Temui aku di restoran. Aku akan mengirimkan alamatnya. "Ucap pria paruh baya itu di sebrang telepon,yang tidak lain adalah tuan Jhon. "Aku tidak bisa janji."Jawab Louis mengakhiri panggilan teleponnya. "Sepertinya dia begitu menginginkan mu."Ucap Alex tersenyum kecil. Alex sama sekali tidak mempermasalahkan jika Louis ingin menjalin hubungan baik dengan tuan Jhon. Dia bisa mengerti bagaimana rasanya tidak memiliki sosok orang tua. Alex tahu dengan baik bagaimana rasanya. Hal itulah yang membuat Alex tidak melarang Louis berhubungan dengan tuan Jhon meskipun mereka ada
"Kita ini saudara se ibu."Ucap Louis kembali. "Apa ucapan mu itu benar?"Alona masih tidak percaya dengan ucapan Louis. Wanita itu melerai pelukannya dan menatap wajah pria yang merupakan orang kepercayaan suaminya. Alona tidak ingin mereka mendapatkan masalah karena ia yakin jika suaminya tidak akan senang dengan hal ini. "Apa kamu tidak percaya dengan ucapan ku?Aku ini masih sadar Alona. Meskipun aku habis minum tapi pikiran ku masih jernih. "Ucap Louis menatap ke arah Alona yang menatap dirinya dengan tatapan kebingungan. "Jika kamu tidak percaya,kamu bisa bertanya kepada tuan Alex. Tuan Alex juga tahu semua hal itu. "Ucap Louis kembali. Alona menatap wajah pria yang mengaku sebagai saudaranya. Tidak banyak yang di katakan oleh Alona,wanita itu hanya menatap wajah Louis yang terlihat begitu menyedihkan. Entah apa yang terjadi tapi sepertinya Alona menyadari kesedihan pria di hadapannya itu. "Mungkin kamu tidak akan percaya dengan ucapan ku semudah itu tapi semua yang k
"Apa maksud dia ayah?"Aghata bertanya kepada ayahnya tapi tuan Mahardika tampaknya tidak senang ketika putrinya terlalu banyak ikut campur. "Masuk Aghata. " "Ayah.." "Ayah bilang masuk,Aghata. "Tuan Mahardika membentak putrinya. Aghata yang mendengar hal itu tidak punya pilihan lain selain melakukan apa yang di perintahkan oleh ayahnya. Gadis itu juga tidak berani menentang ayahnya. "Kenapa kamu meminta putri kesayangan mu masuk?Apa kamu tidak ingin dia tahu jika kamu adalah pria yang tidak berperasaan?"Louis kembali mendekat tapi dengan cepat tuan Mahardika menjauh. Tuan Mahardika tidak menyangka jika anak kecil yang dia buang dengan cepat dia berubah menjadi seseorang yang begitu menakutkan. "Kamu tahu,kenapa aku melakukan hal itu?Ibumu menipuku,aku kira aku membesarkan putraku tapi ternyata dia darah daging pria lain.Sebagai seorang pria tentu saja aku sakit hati di buat oleh ibumu.Seharusnya kamu bisa mengerti.Aku juga hancur,pria mana yang tidak akan sakit hati."Tu
Louis yang berada di dalam kamarnya,berjalan menuju ke balkon. Pria itu melihat ke arah Alex dan Alona. Tatapan pria itu terlihat begitu menyedihkan. Dia memiliki nasib yang sama dengan wanita yang tidak lain adalah saudara se ibunya. Louis meninggalkan kamar miliknya dan menuju ke suatu tempat. Ada hal yang harus ia selesaikan terlebih dahulu. Louis meninggalkan mansion dan melajukan mobilnya ke suatu tempat. Sepanjang perjalanan pria itu terlihat memikirkan sesuatu. Louis menatap sebuah rumah mewah yang saat ini berada di hadapannya. Pria itu menatap rumah mewah itu dengan tatapan sendu.Louis melajukan mobilnya memasuki pagar setelah mendapat izin dari sekurity,mendapatkan izin masuk sangat mudah bagi Louis. Semua orang tahu jika pria itu merupakan pria yang sangat berpengaruh. Tidak ada yang berani menyinggung dirinya. Setibanya di depan kediaman tuan Mahardika,kebetulan pria paruh baya itu sedang duduk di teras rumah. Tuan Mahardika sedikit terkejut ketika melihat mobil h
Louis menelan ludah ketika melihat anjing anjing peliharaan Alex.Anjing anjing ganas itu membuat Louis ketakutan. Dia tidak berani mendekat tapi Alex memberinya perintah yang tidak bisa ia bantah. "Buka!"Perintah Alex tapi Louis sama sekali tidak bergerak. Jika dia membuka pintu kandang anjing tersebut,itu sama jika dia ingin bunuh diri.Louis tidak akan melakukan hal itu. "Kamu tidak berani tapi kamu datang menemui tuan Jhon. Situasi sekarang tidak beda jauh ketika kamu bertemu dengan tuan Jhon.Kamu begitu ceroboh Louis. Kenapa kamu melakukan hal itu sendiri tanpa memberi tahu ku.Apa kamu masih saja tidak mempercayai mu?"Alex menatap ke arah Louis setelah mengatakan hal itu. "Maafkan aku tuan. "Louis menundukkan wajahnya dan meminta maaf kepada Alex. "Buka!"Lagi lagi Alex memberi perintah yang semakin membuat Louis ketakutan. "Maafkan aku tuan.Aku hanya penasaran. Aku begitu merindukan sosok orang tua ku." "Aku tidak menyalahkan mu.Tapi aku hanya ingin kamu memberi t
Louis masuk ke dalam apartemen miliknya,menuju ke ruangannya.Tanpa menunggu lama,Louis segera mencari tahu apa yang terjadi dan kebenaran yang dikatakan oleh tuan Jhon. Ke esokan paginya... Louis yang tidak bisa menunggu lagi,melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju ke mansion tuan Mahendra. Pria itu ingin bertanya secara langsung dengan kebenaran informasi tentang orang tuanya. Louis sudah mencari informasi tersebut dan hasilnya sama dengan apa yang di katakan oleh tuan Jhon. Tapi tetap saja pria itu ingin mendengar secara langsung dari mulut tuan Mahendra. Setibanya di depan mansion tuan Mahendra. Louis berdiam diri sejenak dan menatap ke arah mansion milik tuan Mahendra. Pria itu turun dari mobil ketika bibi Alice menyapa dirinya. Mau tidak mau Louis turun dari mobil dan menyapa wanita paruh baya yang selalu bersikap baik kepada dirinya. "Bibi,dimana tuan?" "Dia ada di ruangannya nak.Kamu ingin bertemu dengannya?" "Iya bibi.Temuilah tuan di ruangannya."
Louis terus menatap layar ponselnya dengan perasaan yang terlihat begitu bingung. Dia benar-benar di lema saat ini.Tapi ada sesuatu yang membuatnya begitu penasaran. Malam hari pukul 7 malam,Louis terus menatap layar ponselnya. Pria itu tengah di landa kebingungan saat ini. Louis berjalan menuju ke balkon kamarnya menatap sekeliling mansion. Pria itu memikirkan keputusan apa yang akan di ambil olehnya. Sementara itu di dalam ruang kerjanya,Alex tengah berdiri di depan jendela. Pemimpin Black Dragon itu juga tengah memikirkan sesuatu malam ini.Alex baru saja mendapatkan panggilan telepon dari anak buahnya. Entah apa yang di katakan oleh anak buahnya tapi sepertinya Alex kepikiran tentang hal itu. "Jangan bertindak gegabah Louis. ''Alex terlihat khawatir dengan tangan kanannya sekaligus sahabatnya itu. Alex terus berdiri sepanjang malam di depan jendela dengan tatapan yang tertuju kepada depan mansion.Tepat pukul 10 malam,Alex memjamkan matanya ketika melihat mobil Louis men
"Bagaimana keadaan daddy mu nak?"Bibi Alice yang membelakangi tuan Jhon bertanya kepada cucunya yang selalu membuatnya gemes. "Dia sudah membaik bu."Jawab Alona yang mewakili putranya yang belum bisa bicara. Sedangkan tuan Jhon yang berada di meja depan mereka,mengamati percakapan mereka. Tuan Jhon masih saja begitu penasaran dengan sosok Alona. "Kamu lihat,wanita yang di depan yang mengenakan dres.Cari tahu tentang dia."Perintah tuan jhon kepada tangan kanannya. "Baik tuan." Meskipun tidak mengerti dengan tujuan tuannya tapi dia tetap mengiyakan Perintah tuannya .Tuan Jhon dengan cepat menyelesaikan makannya dan meninggalkan restoran tersebut. Alona melihat keberadaan pria paruh baya yang baru saja di tabrak oleh putranya tapi dia sama sekali tidak menaruh curiga apa pun dengan pria paruh baya itu yang tidak lain adalah tuan Jhon. Musuh bebuyutan keluarganya . "Apa anda berpikir?"Tangan kanan tuan Jhon bertanya ketika mereka tiba di dalam mobil. "Wajah mereka berd
"Kalau begitu kembali kan putra ku maka aku akan berhenti sampai di sini." Tuan Mahendra tertawa mendengar tawaran dari tuan Jhon. Putra tuan Jhon bukan anak anak lagi. "Dia bukan anak anak tuan Jhon. Apa kamu yakin jika dia ingin meninggalkan ku dan hidup bersama pecundang seperti mu?"Tuan Mahendra semakin membuat tuan Jhon murka. Sedangkan tuan Mahardika sedikit terkejut jika tuan Jhon dan tuan Mahendra saling mengenal satu sama lain.Kedua pria paruh baya itu tampak bersitegang saat ini. "Apa kamu ingin membahas hal itu di sini?"Tuan Mahendra bertanya kepada tuan Jhon yang terlihat begitu murka saat ini. "Kenapa tidak?Tuan Mahardika juga berhubungan dengan semua ini.Dia sumber dari semua masalahnya. "Ucap tuan Jhon tapi sepertinya tuan Mahardika tidak terima dengan perkataan tuan Jhon. "Jaga ucapan mu tuan Jhon. "Tuan Mahardika tampak tidak terima dengan ucapan tuan Jhon. "Aku tidak ingin mendengar masalah percintaan kalian tapi aku datang untuk memperingati kalian be