Share

Pukul Aku Saja!

Author: ERIA YURIKA
last update Last Updated: 2022-08-15 21:02:14

Tatapan Ayu yang lurus, seakan tidak mau melihat wajahku yang kini berdiri di sampingnya, dibiarkannya nasi dan lauk bersama serpihan piring berserakan di lantai.

“Maaf dek Abang bisa jelasin. A-abang cuma iseng, Dek,” ucapku gelagapan.

“Kalian sudah pernah berhubungan bad ….”

“Demi Allah belum Dek, Abang masih punya iman,” ucapku sembari memegang tangan kanan Ayu dengan kedua tangan.

“Kemarin tas itu buat dia?”

“Tas, tas yang mana?”

Aku sedikit bingung kemudian Ayu meninggalkanku begitu saja dia terlihat seperti tengah mencari sesuatu. Setelah mendapatkannya dia segera memberikannya padaku.

Itu adalah sebuah bon pembelian tas dan sebuah lingerie. Dua hari lalu aku membelikan Tas untuk Tiara, tapi tidak tahu kalau dia juga membeli sebuah lingerie, saat itu aku menerima telepon dari kantor pusat sehingga tak terlalu memperhatikannya, aku hanya mengiyakan tanpa tahu apa yang dia beli.

“Cih, kukira itu hadiah untuk ulang tahunku hari ini, hahahah.”

Tiba-tiba Ayu tertawa seraya memijat keningnya kemudian berlalu meninggalkanku yang masih terpaku dengan pikiran yang kalut, pantas saja dia langsung menanyakan tentang hubungan badan ternyata dia sudah salah paham, aku bahkan tak pernah menyentuhnya.

Aku memang brengsek tapi sejujurnya ini hanya tentang haus perhatian perempuan. Hal yang tak pernah Ayu berikan karena terlalu sibuk mengurus rumah dan anak-anak. Aku suka saat Tiara bergantung padaku bermanja-manja denganku, merayuku, hal yang sudah jarang sekali Ayu lakukan. Karena sibuk seharian baru teringat hari ini adalah hari ulang tahun Ayu. Aku mengejar wanita itu, kemudian memeluk dengan erat, erat sekali, tak peduli kalau dia akan menolak atau bahkan memberontak, tetapi ternyata tak melakukan perlawanan.

Hanya saja dapat kurasakan nafasnya yang tak beraturan, juga degup jantung yang teramat kencang sampai-sampai bisa terasa hanya dengan memeluknya. Ayu hanya diam seperti sebatang kayu, tak membalas pelukan tidak pula menolak.

“Dek, Demi Allah Abang enggak pernah sampai berhubungan badan, percaya sama Abang, Abang enggak tahu kalau Tiara beli pakaian begitu,” ucapku sambil terus memeluknya.

“Abang mau aku percaya?”

“Dek percaya sama Abang, Abang tahu Abang salah, Abang khilaf Dek, Abang minta maaf sejujurnya Abang enggak ada pikiran ke sana, sudah cukup sama kamu, cuma iseng sama perempuan itu.”

“Hanya karena aku tak secantik dia, Apa aku ini bukan perempuan?”

“Abang minta maaf, Dek.”

“Aku bahkan sampai tertawa seperti orang gila saat menemukan bon itu di saku celanamu Bang, aku berbunga-bunga seperti orang jatuh cinta ,selama pernikahan untuk pertama kalinya Abang beli lingerie buat aku.”

Untuk sesaat Ayu terdiam.

“Abang tahu enggak? Harga tas dan baju itu sama dengan nafkahku untuk 4 bulan,” tambahnya kemudian.

Sungguh perkataan barusan seakan menghunjam jantungku, itu baru satu yang ketahuan bahkan aku sering membelikan Tiara barang-barang lain yang harganya lebih dari itu.

“Abang mau tahu ke mana larinya uang 50 ribu, biar aku kasih tahu rumah kita 2 lantai, tidak seperti awal menikah hanya kontrakan 3 petak tentu saja listriknya berkali-kali lipat. Anak kita 3 mereka butuh makanan yang bergizi butuh pakaian yang layak. Kenapa aku jualan makanan online? Uangmu habis hanya untuk biaya listrik dan tagihan bulanan. Aku hanya berusaha membuat mereka terlihat sama dengan anak-anak pada umumnya hingga aku lupa kalau aku pun butuh pakaian yang layak.”

“Cukup Dek, jangan diteruskan!"

Aku sudah tak tahan mendengar ucapannya.

“Mulai sekarang Abang janji enggak akan ngehubungin Tiara lagi.”

Sambil melepaskan pelukan. Kutatap matanya yang kini terlihat lebih tenang. Sayang Ayu tak mau balas menatap pandangannya tertuju ke arah lain.

“Abang mau poligami? ”

“Dek, cukup Abang tahu salah, Abang enggak akan pernah poligami, cukup satu, lupain Tiara, kita mulai lembaran baru oke?”

“Aku benci pengkhianatan, kalau Abang sudah bosan silakan cari kebahagiaan sendiri, pernikahan itu harusnya saling membahagiakan, kalau tetap bertahan. Kita hanya akan saling menyakiti satu sama lain. Aku enggak akan pernah menahan orang yang tidak mencintaiku lagi.”

“Dek setiap manusia pernah salah kan? jangan pergi dek jangan tinggalin Abang, Abang sayang sama kamu dek, Reno, Ilham dan Randy, Abang enggak mau kehilangan kalian, maafin Abang.”

Untuk pertama kalinya aku meneteskan air mata di depan Ayu. Sakit sekali melihatnya hancur seperti itu, meskipun dia tak menangis aku bisa melihat keputusasaan lewat matanya, mangkinkah dia percaya kalau aku sudah melakukan hubungan terlarang itu.

Tanpa basa basi kugendong Ayu masuk. Saat aku berjalan menuju kamar kami, pintu kamar Reno terbuka sepertinya ia terbangun, mungkin hendak ke dapur atau ke kamar mandi, aku tak tahu.

“Cie, cie, mau juga dong di gendong,” celetuk Reno.

Aku hanya melotot ke arahnya, sambil menggelengkan kepala agar dia segera pergi. Reno meneruskan berjalan ke arah dapur sambil cengengesan. Anak sulungku sudah remaja umurnya sudah 17 tahun, kini bahkan tingginya hampir menyamaiku. Apa yang akan dia lakukan kalau tahu aku menyakiti hati ibunya? Kubaringkan Ayu di tempat peraduan kami, ini malam yang panjang.

Mataku tak mampu terpejam sedangkan Ayu sudah terlelap. Wajahnya yang kini mulai memperlihatkan garis-garis halus di bawah mata. Kita memang sudah tak muda lagi, tapi begitu tak tahu dirinya mengkhianatimu, dengan wanita yang bahkan seumuran dengan anak kita, hanya terpaut tiga tahun.

‘Maafkan aku sayang, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, janji!’

Keesokan harinya aku memutuskan untuk izin tak masuk kerja karena kepalaku sakit gara-gara terjaga semalam suntuk, Ayu merawatku dengan telaten dan seperti biasa dia melakukan pekerjaan rumah dengan baik hanya saja jadi agak sedikit pendiam, tak ada lagi teriakan yang sering kali terdengar saat pagi, ketika anak-anak enggan dibangunkan untuk salat.

Dari kejauhan kulihat Ilham anak ke duaku yang usianya menginjak 5 tahun berlari ke arah kamarnya, sepertinya dia mengambil sesuatu, mungkin kartu mainannya, tapi lengan bajunya tampak sudah sobek di bagian ketiak.

“Ham sini deh! Ganti baju sana ini loh ketek nya sobek!”

“Enggak mau ah pah.”

“Loh, ya sudah kalau ilham masih mau pakai baju ini, minta dijahit sama mamah dulu, malu keteknya kelihatan tuh!”

“Hahaha nanti kalau udah dijahit juga sobek lagi Pah.”

“Ya kalau gitu, Ilham pakai baju lain aja.”

“Ga ah yang lain juga sama aja, baju Ilham yang enggak sobek tuh lihat! Cuma Betmen sama Ultramen, tuh lagi dijemur! Lagian kata Mamah ini buat lubang angin. Sudah dulu ya Pah aku buru-buru ditungguinya temen-temen.”

Ilham lantas berlari sangat kencang keluar rumah kami.

Lubang angin katanya? miris sekali gajiku yang 20 juta perbulan bahkan tak sanggup memberikan pakaian yang layak, anakku memakai baju yang kekecilan sampai sobek di bagian ketiaknya.

Ternyata Ayu sedari tadi memperhatikan. Seketika pandangan kami bertemu, namun Ayu malah seperti melarikan diri ke arah dapur. Selalu saja menghindar.

Dari semalam kami belum sempat bertegur sapa. Segera kutarik lengannya, mengambil dompet, mengeluarkan kartu debit kemudian memindahkan ke tangannya, tak lupa kuberi tahu pinnya.

“Terima kasih,” ucapnya kemudian.

“Dek kenapa kamu gak pernah bilang kalau uangnya gak cukup?”

“Sudah sering bilang, tapi mas kan suka marah-marah kalau aku mintain.”

“Ya sudah nanti sore kita ke Mall ya, beli pakaian buat anak-anak sekalian buat Adek!”

“Mas aja sama anak-anak! Aku enggak mau dibilang boros lagi.”

Diserahkannya kartu debit tadi ke tanganku. Kata-katanya barusan kenapa terasa begitu menusuk. Teringat ketika Ayu meminta uang tambahan aku memang selalu marah lalu mengakhiri kemarahan dengan mengatai Ayu boros. Kalau sudah begini terpaksa, akhirnya aku pun pergi bersama Reno dan Ilham.

~

Sebulan setelah kejadian itu Ayu jadi sering melamun di siang hari, sedang di malam sering kudapati dia berzikir di ruang salat hingga larut malam. Sikap hemat bicaranya kian menjadi. Sejujurnya rasa takut kalau mungkin saja dia kurang tidur akan mengganggu kesehatannya, tetapi bisa jadi itulah yang menjadi sumber kekuatannya. Sampai hari ini belum pernah sekali pun melihatnya menangis. Itulah yang membuat diri ini semakin merasa bersalah, kenapa kamu tidak pernah marah, membentak, atau memukulku! Aku ikhlas Dek setidaknya itu sedikit mengurangi nyeri di sini, di dalam dadaku. Kamu terlalu lembut untuk pria brengsek seperti ku. Entah apa yang kau minta pada Tuhanmu kau tak berbuat apa pun, tapi justru itulah hukuman yang paling berat. Pukul aku Dek! Pukul! Jangan diamkan aku! Kita sudah seperti dua orang asing yang tinggal satu rumah.

Comments (8)
goodnovel comment avatar
for you
laki laki bajingan anak 3 baju sampai sobek² sehari kasih bini 50 kasih jalang jutaan otak nya emang udah konslet minta di benturin ketembok tuh kepala lakinya
goodnovel comment avatar
Januar
suami gak beres. buka katering aja sendiri
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Miris banget istrinya cuma dikasih 50 ribu sehari tapi untuk selingkuhan jutaan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Tolong Kurangi Rasa Sakit Ini!

    Hari ini aku pulang lebih awal, aku berencana mengajak keluargaku liburan, kami akan menginap selama 2 hari di Bandung. Selama menikah mereka belum pernah liburan ke luar kota. Teringat janjiku dulu, kalau kita sudah punya mobil akan ku bawa dia jalan-jalan tiap weekend. Dia selalu ingin ke Bandung, sayangnya 18 tahun pernikahan, aku belum pernah mengabulkannya. Terobsesi ingin punya segalanya, membuatku lupa. Dulu Ayu kuajak ke Bandung saat kami belum menikah dan masih satu kerjaan, itu pun ramai-ramai, dengan teman kerja, mana mau dia, kuajak pergi berdua.~~Karena ingin cepat sampai rumah, aku mengambil jalan pintas, jalan ini memang sepi karena kanan kiri masih hamparan persawahan. Semoga saja usahaku kali ini berhasil membuat Ayu mau berbicara padaku, tak masalah kalau dia belum memaafkan, yang penting Ayu lebih banyak berbicara.~Aku mencari Ayu, dia terlihat berada di ruang salat, syukurkah aku merasa lega sekali, setidaknya dia baik-baik saja, sungguh aku takut dia menjadi

    Last Updated : 2022-08-15
  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Aku Benci Pengkhianatan

    Ayu semakin tergugu bahunya sampai naik turun.“Bisa-bisanya dia menghinaku di depan perempuan itu. Aku yang melahirkan anak-anaknya, Di.”“Dia berubah Di, dia berubah semenjak jabatannya naik. Aku sudah tak mengenalnya lagi. Apakah menjadi tua adalah suatu kesalahan?"“Enggak Mbak, kita enggak bisa mengelak. Masa itu pasti akan datang pada setiap makhluk yang bernyawa,” ucap Dian mencoba menenangkannya.“Kamu tahu Di, dari dulu Aku berusaha menjadi anak yang baik tapi orang tuaku cuma sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Mereka hanya peduli keluarga baru mereka, Aku dibuang. Aku dari kecil tinggal sama Nenek, tapi Tuhan lagi-lagi menghancurkan duniaku. Dia begitu cepat mengambil Nenek dariku."“Di saat aku hancur, dia datang. Memberikan rasa aman hingga aku mau merima lamarannya. Aku selalu berusaha menjadi istri yang baik tak banyak menuntutinya, tapi tetap saja akhirnya dibuang juga. Aku ini hanya manusia golongan sampah yang hanya pantas untuk dibuang.""Aku hanya manusia bia

    Last Updated : 2022-08-15
  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Kejutan

    “Dek, boleh Abang tanya sesuatu?” Setelah selesai menunaikan kewajibanku, ternyata aku tak bisa tidur. Begitu pun Ayu. Jujur saja aku masih penasaran kenapa Ayu tak mau memberitahu kehamilannya.“Hemm,” sahutnya.Cuek seperti biasa.“Perut Adek kok maaf ya, kayaknya agak buncit.”Ayu terdiam sejenak, kemudian membalikkan badannya.“Abang mau tahu?” tanyanya“Aku hamil Bang udah 3 bulan.”Akhirnya mengaku juga kau Dek.“Kenapa Adek baru bilang?” tanyaku.“Abang kan punya Tiara. Aku takut kehamilanku kali ini, enggak Abang harapkan.”“Dek, kita pernah mati-matian berjuang agar bisa hamil Ilham. Puncaknya Adek masih inget, Adek sampai mendatangi setiap orang yang mau haji atau umroh untuk minta di doain sama mereka. Supaya, Adek bisa punya anak, padahal Adek ga kenal mereka.” Kutangkupkan ke dua telapak tanganku di wajah Ayu yang tertunduk, agar dia bisa melihat wajahku.“Maaf, Bang,” lirihnya.“Ga usah minta maaf. Abang yang salah. Oh ya, urusan Tiara, sudah Abang selesaikan. Dia mili

    Last Updated : 2022-08-15
  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Kembalinya Tiara

    “Dek, boleh Abang tanya sesuatu?”Ayu tak menjawab hanya menatap wajahku.“Kenapa Adek lebih milih diemin Abang? padahal bisa aja marah?”“Adek takut mulut Adek nyakitin hati Abang.”“Adek masih aja mikirin hal itu, padahal Abang udah nyakitin banget.”“Apa ada jaminan kalau Adek marah, Abang bakal ninggalin perempuan itu?”Aku tersenyum kecut ke arahnya, perkataan Ayu memang benar adanya.“Justru diamnya Adek yang bikin Abang sadar. Apa Adek pernah berpikir buat ninggalin Abang?”“Enggak pernah.” “Kenapa?”“Aku hanya berpikir setiap orang pernah salah dan semoga ke depannya Abang enggak akan pernah mengulanginya lagi.”“Makasih ya, Adek udah mau kasih kesempatan buat Abang.” Ucapku.“Adek cuma mencoba berdamai dengan diri sendiri, enggak semua hal bisa berjalan semau kita.”“Bener, Dek.”Aku mendekatkan kepala ke perut ayu, perutnya tampak sedikit membuncit terlihat begitu menggemaskan bagiku. Bagaimana tidak, ada benihku di dalamnya yang sebentar lagi akan jadi makhluk hidup yang b

    Last Updated : 2022-08-15
  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Percayalah Padaku

    “Dek, percaya sama Abang, itu bukan anak Abang.”Lagi-lagi ayu hanya diam.“Kau mau berkilah Bang, ini foto-fotomu lihat!” tunjuk Tiara ke ponselnya, di sana ada fotoku bertelanjang dada.‘Sial! Dari mana dia dapat foto itu?’Ayu ikut melihatnya bersamaku, saat layar di ponsel Tiara menunjukkan aku yang tengah terlelap dengan bertelanjang dada sedang dipeluk Tiara, bisa kulihat mata Ayu mulai berembun. Lantas dia memalingkan wajah, namun tetap tak ada satu kata pun yang terucap.“Mbak kamu masih mau percaya sama suamimu hah? Di mana harga dirimu Mbak? Kau bela mati-matian laki-laki yang sudah tidur dengan wanita lain?” ucap Tiara berapi-api.“Aku lebih percaya suamiku,” ucap ayu.Seketika duniaku berasa berhenti.“Gila kau Mbak, apa aku harus melakukannya di depanmu baru kamu percaya?”“Atas nama Tuhan suamiku bersumpah tidak pernah tidur denganmu!” Ayu setengah berteriak di hadapan Tiara ku lihat bibirnya bergetar.“Mbak percaya hanya karena dia bersumpah atas nama Tuhan hahaha. Dia

    Last Updated : 2022-09-16
  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Kejujuran

    Sambil menggenggam tangan Ayu. Entah kenapa rasanya berat sekali untuk mengatakannya, tetapi ada sedikit lega saat aku berani jujur mengatakan yang sebenarnya meskipun aku tahu itu akan sangat menyakiti hatinya. Ayu memalingkan wajahnya, kali ini dia enggan menatapku lagi. Apa sekarang kamu merasa jijik padaku, Dek? “Abang tahu, meskipun fakta di depanku membenarkan kalau anak di kandungan Tiara itu....” Ayu mendongakkan wajahnya ke atas, dia berusaha menahan agar air matanya tak tumpah ruah. “Astaghfirrullahaladzim.” Ayu memejamkan matanya, hingga berkali-kali melafalkan istigfar. Sungguh itu membuat hati ini bagai tersayat mendengarkan kalimat suci berulang-ulang keluar dari mulut Ayu. “Abang masih ingat Abang yang memaksaku percaya dengan bersaksi atas nama Tuhan? Aku percaya Bang, tapi kenapa hari ini Abang jelasin lagi sesuatu yang enggak ingin aku denger?” Lidahku kelu, rasanya tidak bisa di gerakkan saat lagi-lagi Ayu mengungkit sumpahku. “Aku permisi Bang, kasih aku wakt

    Last Updated : 2022-09-16
  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Anak Siapa?

    PoV Tiara “Ah, kenapa dari tadi perutku mual?” Kring, kring, kring! Ya ampun berisik amat sih! Mau tak mau aku harus keluar dari kamar mandi, meraih gawai di atas meja riasku, kutatap layar ponselku yang menunjukkan pukul 07:00 10 September 2020. Sontak saja membuatku melotot tidak percaya, melihat tanggal yang ditampilkan layar ponselku Sejak mengundurkan diri aku tidak memperhatikan tanggal dan hari, hingga baru menyadari kalau aku sudah telat datang bulan selama seminggu. Jangan-jangan mual-mualku barusan karena hamil? Untuk memastikannya kembali kubuka aplikasi ojek secara daring. Selain itu aku juga meminta tolong abang ojek itu membelikanku test pack. Pokoknya aku tidak mau sampai ketahuan orang-orang sini kalau aku hamil. Nyaliku terlalu ciut untuk menunjukkan kehamilanku pada semua orang. Beruntungnya Abang tukang ojek itu bersedia membelikannya. Tentunya dengan alasan kalau perutku sakit tidak bisa berjalan akhirnya. Meski begitu aku cukup tahu diri. Aku tak lupa mem

    Last Updated : 2022-09-18
  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Wanita Macam Apa Dia?

    Aku mencoba meneleponnya sialnya nomornya tidak aktif. Mungkin dia sudah ganti kartu, tapi sepertinya aku pernah menyimpan nomor istrinya. Kukirimkan beberapa foto mesraku dengan Mas Andi, pasti dia akan kepanasan.Ternyata nomornya aktif bahkan pesan dariku sudah centang biru.“Hallo Mbak, masih ingat aku? Aku Tiara Mbak, calon madumu?”Dengan angkuh aku mengawali pembicaraan di telepon. Sialnya dia tidak menjawab apa pun.“Mbak sudah lihat kan foto-foto yang aku kirim kan, asal Mbak tahu aku tengah mengandung anaknya Mas Andi.”“Suamiku tidak pernah tidur denganmu,” balas Istri Mas Andi di ujung telepon“Hahaha dari mana Mbak tahu, apa mbak mengikuti Mas Andi ke mana saja?” Naif sekali wanita ini.“Mana buktinya kalau di perutmu itu anak dari suamiku?” tanya Ayu.Pertanyaannya membuatku tersentak apakah bukti ini tak cukup. Di saat seperti ini tiba-tiba teringat saat aku memapah Pak Andi ke hotel saat vertigonya kambuh. Kenapa aku tidak memanfaatkannya.Aku akan mengambil rekaman CC

    Last Updated : 2022-09-18

Latest chapter

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Bab 113

    Aku tidak menyadari jika aku terlalu lama berada di toilet, sampai kemudian Mas Syahru menyusul ke sini. Aku buru-buru keluar agar ia tak khawatir.“Ada apa? Kenapa lama banget ke toiletnya? Perutmu sakit?”“Hm, sedikit, tapi udah lebih baik.”“Apa karena obat antidepressant itu?”“Enggak.”“Obatnya sudah habis dan aku udah enggak pernah minum lagi sejak sebulan yang lalu.”“Loh, kenapa?”“Maaf, tapi kepalaku sering sakit kalau terus-terusan minum obatnya.”“Terus sekarang kenapa bisa sakit?”“Mungkin cuma masuk angin. Aku mau ganti baju dulu, gamisku kena muntahan.”“Muntah? Memangnya dari tadi kamu muntah?”“Iya.”“Kapan terakhir datang bulan?”“Hm, ya Allah udah 2 minggu yang lalu.”Pria itu mendadak tersenyum, bukan hanya tersenyum ia bahkan tiba-tiba saja mengangkatku dan memutarnya.Ya Tuhan aku masih lemas karena muntah yang tak kunjung usai, ia malah membuatku pusing dengan berputar-putar.“Mas turunin dulu, aku mabok!”“Maaf ya, Mas seneng aja. Ini kamu pasti hamil Sayang.”

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Bab 112

    Bahkan sekarang melihatku tak berdaya. Pria ini tak hanya memanggilkan dokter, ia juga rela mengurus rumah bahkan menyuapiku makan dan membantu ke toilet.Entah kenapa dengan fisikku. Aku begitu takut dengan ancaman, setelah berbulan-bulan terus saja ditekan dengan berbagai hinaan, makian bahkan kadang-kadang ada juga beberapa akun yang mengancamku. Aku masih baik-baik saja, karena aku pikir itu hanya ucapan tanpa pembenaran. Namun, nyatatanya saat tahu jika kemarin aku benar-benar diancam. Pertahananku benar-benar runtuh.“Al, kita ke rumah sakit saja ya!”“Enggak Mas, aku baik-baik saja.”“Kamu terus saja waspada sejak kemarin bahkan belum tidur sama sekali.”Bagaimana aku bisa tidur jika, setiap waktu aku terus ketakutan kalau mungkin saja ada yang akan datang ke rumah. Ketakutan itu semakin menjadi mana kala tak ada orang di rumah.“Reza enggak akan ke sini Sayang, kalau kamu terus begini bisa ganggu kesehatan. Kita ketemu psikiater aja oke?”“Aku enggak gila.”“Enggak semua orang

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Bab 111

    “Ya Allah Mas, itu bukannya orang yang pernah datang ke rumah kita?”“Iya, itu anak buahnya Reza.”“Mau apa lagi coba? Kok bisa tahu kita ada di sini?”“Entah, nah itu Rezanya datang. Kamu jangan jauh-jauh dari Mas. Sini pegangan! Kita emang enggak bisa terus menghindar. Di sini banyak CCTV jadi kalau ada apa-apa banyak saksinya. Kamu jangan takut!”Pria itu menggenggam lenganku lantas mulai berjalan menuju Reza yang kini juga menatap kami ke arah yang sama. Di sampingnya sudah ada dua orang pria berbadan tegak dan besar yang melihat kami dengan tatapan sangarnya yang khas.Tak lama beberapa bawahannya yang lain juga datang dan berjajar di belakangnya. Namun, seolah tak kenal takut Mas Syahru terus melangkah.Sampai kemi berdiri tepat di depan pria itu, ia tiba-tiba saja menghadiahi pukulan yang cukup keras di perut sahabatnya. Hampir saja dua bawahannya membalaskan apa yang ia lakukan pada Reza, kalau saja tak dicegah oleh atasannya, aku yakin Mas Syahru juga sudah mendapatkan pukula

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Bab 110

    “Apa sih Sayang, pikiran kamu itu ya! Kotor banget.”“Memang kenyataannya begitu ‘kan?”“Suamimu ini masih normal. Mana mungkin mau melakukan hubungan sesama jenis. Membayangkannya saja sangat mengerikan.”“Ya terus kalau Reza nginep dia tidur di mana?”“Di bawah, di sofa tempat Mas biasa tidur.”“Memangnya dia mau.”“Ya, harus mau. Suruh siapa numpang tidur di sini. Sudah tahu rumahnya kecil.”Ternyata berbeda sekali perlakuannya padaku dan orang lain.“Meskipun Mas berteman baik, Mas juga enggak naif. Dia dari awal memang keliatan enggak normal sejak kasus pelecehan itu, jadi harus pintar jaga diri.”“Baguslah.”“Udah enggak marah lagi?”Aku hanya menggeleng.“Cie ada yang cemburu.”“Aku hanya bertanya, tolong jangan menafsirkannya sebagai cemburu.”“Orang enggak akan bertanya jika tidak cemburu.”Entah sejak kapan pria ini menjadi sangat narsis. Sepanjang jalan menuju rumah ia bahkan terus saja memaksaku untuk mengakui kecemburuanku padanya.“Iya, aku cemburu sama Reza. Puas?”Seka

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Bab 109

    “Loh, memangnya sudah?”Aku bahkan bisa melihat matanya yang sejak tadi meredup, mendadak berbinar.Aku hanya mengangguk, tetapi pria itu malah kembali memelukku. Kali ini ia bahkan mendaratkan kecupan singkat di kening.“Sejak kapan?”“Memangnya harus aku kasih tahu?”“Ya harus dong, Sayang.”“Mungkin sebelum Mas mengutarakan semuanya.”“Ya Allah, ih masa sih. Enggak nyangka deh.”“Terus kenapa kemarin kesannya kamu kayak mau nolak Mas.”“Siapa yang enggak shock lihat pasangan sendiri punya hubungan yang cukup dekat dengan sesama jenis lagi. Aku hanya perlu waktu meyakinkan diriku sendiri, kalau memang semua in hanya salah paham.”“Jadi sekarang ceritanya sudah yakin?”“Insyaallah, melihat bagaimana Mas bersikeras untuk melindungiku. Itu saja sudah cukup untuk membuktikan semuanya.”“Kalau begitu ayo!”“Ke mana?”Ia malah menatap pintu kamar kami yang saat itu masih terbuka. Siapa lagi yang melakukannya kalau bukan Reza si pembuat onar itu bahkan tak menutupnya kembali.“Mas memangny

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Bab 108

    “Kamu di rumah aja. Mas yang ke sana. Kunci pintu ya, jangan keluar kalau ada yang ketuk. Mas ‘kan tahu sandinya jadi pasti langsung masuk.”“Oke.”Aku hanya bisa mengiyakan apa yang diperintahkan suamiku, sebelum akhirnya ia pergi untuk mengatasi kekacauan. Saat itu aku memang mengantarnya sampai ke depan.Namun, begitu aku akan kembali masuk, Luna yang kebetulan tengah membuang sampah malah menyapaku.“Pagi Ka, baik-baik aja ‘kan?” katanya.Entah kenapa ia bertanya seperti itu. Apakah memang wajahku terlihat bermasalah?“Alhamdulillah.”“Syukurlah, oh ya Ka, aku boleh minta tolong boleh enggak?”“Apa?”“Hari ini aku masak banyak buat acara nanti siang. Kakak bisa enggak cobain masakan aku, kurang apa gitu. Aku enggak percaya diri, masalahnya aku baru mau coba masak. Resepnya aja lihat di youtube.”“Boleh.”Gadis cantik berusia 22 tahun ini merupakan seorang karyawan di bank swasta. Setahuku ia memang tak suka memasak, bahkan pernah mengatakan jika ia tak tahu sama sekali tentang bu

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Bab 107

    Hingga terdengar decit pintu yang terbuka barulah aku berani untuk membuka selimut. Untungnya yang datang suamiku.“Jangan takut Al, itu hanya ban motor yang tetangga yang pecah.”“Astaghfirrullah.”“Kejadian kemarin pasti bikin kamu trauma, ya?”“Enggak kok Mas, aku cuma sedikit takut aja. Enggak sampai ke tahap trauma. Terus bagaimana orang yang bawa motornya baik-baik aja ‘kan?”“Alhamdulillah. Mas Danu baik-baik saja kok. Dia baru aja pulang shift 3.”“Ada-ada saja.”“Iya, sampai tetangga kita keluar semua. Dikira bom.”Aku sampai tertawa karenanya. Memang bunyinya seperti itu.“Nah, begitu dong. ‘Kan tambah cantik kalau ketawa.”“Apa sih Mas, pagi-pagi bukannya sarapan malah gombal.”“Lihat wajah kamu aja sudah kenyang kok.”“Ih, malah tambah gombal. Sudahlah aku mau ke bawah dulu, kita sarapan roti bakar dulu ya.”“Hm, boleh. Asalkan buatanmu semuanya enak.”“Timbang masukin ke panggangan aja kok enak, Mas. Itu mah standar rasanya.”“Tapi, ‘kan beda rasanya kalau makanan dibuat

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Bab 106

    Tepat saat hantaman keras pada pintu itu semakin intens terdengar, petugas keamanan untungnya segera datang. Barulah aku berani menilik dari celah gorden yang terbuka. Itu pun dari balik kamar yang berada di lantai 2. Rupanya tak hanya ada petugas, orang-orang sekitar rumah pun ikut melihat kekacauan itu.Ya Tuhan aku pikir ia menghantam pintu dengan tangannya. Namun, setelah melihat halaman rumah yang berantakan barulah aku tahu jika ia bahkan tak sekedar datang, tetapi juga merusak.Melihat dari kejauhan saja, sepertinya postur tubuh itu sangat mirip dengan Reza.“Ya Allah jangan-jangan memang dia, yang menyebarkan berita itu. Lagi pula siapa lagi orang terdekat kami yang mengetahui rahasian ini, selain dia.”Aku bergegas turun, mengingat salah satu petugas keamanan mulai mengetuk pintu. Sepertinya mereka ingin aku memberikan keterangan.Luna yang tak lain salah satu tetangga rumahku, seketika menghambur dan memelukku erat.“Ka Alea baik-baik aja, ‘kan?” katanya dengan wajah yag kha

  • Diamnya Istriku Usai Tahu Aku Selingkuh   Bab 105

    “Mas sebenarnya mau melakukan apa?”“Mas tahu siapa biang dari masalah ini.”“Siapa?”“Kamu juga kenal orangnya. Sudah nanti saja kita bahas!”Ia sudah akan beranjak, tetapi kemudian malah kembali berbalik dan mendekat padaku. Ia tangkupkan kedua telapak tangannya itu di wajahku.Aku harus apa? Bahkan, dalam suasana yang genting saja ia masih saja bersikap romantis.“Jaga diri baik-baik, ya!”“Hm.”Tiba-tiba saja ia menarik kepalaku mendekat, sampai kemudian kurasakan benda kenyal itu menempel di keningku. Ada bekas basah yang kian mengering seiring dengan hembusan angin yang menerpa wajah, begitu pintu rumah kami terbuka.Bodohnya kenapa aku hanya diam saja. Seharusnya berontak saja.“Aku harus pergi Al, jangan sedih. Semuanya akan baik-baik saja. Bahkan jika mereka berhasil mengantongi bukti itu, Mas yang akan membuktikan sendiri kalau pernikahan kita memang sungguhan.”“Terima kasih, tapi bisakah berjanji satu hal saja padaku.”“Apa?”“Aku cuma punya Mas di sini, janji buat kembali

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status