Waktu telah berganti, malam pun menjelang dan kini sudah saat untuk menikmati hidangan makan malam, seluruh anggota keluarga Oetama sudah berkumpul untuk menyantap menu yang sudah disediakan. Obrolan ringan dan denting sendok yang beradu dengann piring mengiringi makan malam bersama di keluarga Oeta
"Rio!" panggil Gio saat melihat Rio berjalan dengan tergesa-gesa sambil mengenakan jaket bomber. "Mau kemana?" tanya Gio pada putra sulungnya. "Mencari Ishana," jawab Rio singkat, terlihat jelas dari wajahnya, jika Rio tidak bisa menutupi rasa khawatir yang mendera hatinya saat ini. "Ayah rasa tid
Suara tangis Nadia mengema ke seisi kamarnya, Ibu tiga anak merasa belum tenang karena belum mendapatkan kabar Ishana. Hingga dengan sangat terpaksa, akhirnya Gio memberikan obat penenang agar sang istri bisa beristirahat, semua itu Gio lakukan demi pemulihan kesehatan Nadia yang akhir-akhirnya seri
"Ini semua kesalahanmu! Seharusnya kau tidak memberikan mobil pada Isha! Dimana Isha sekarang? Kembalikan dia padaku! Aku ibunya! Aku yang melahirkannya!" racau Handa, yang didahului dengan mendaratnya tangan Handa ke kedua pipi Satria secara bergantian. Satria tetap bergeming tidak memberikan bala
"Kita pulang sekarang!" ajak Dio pada Rio yang sedari tadi hanya berdiri memandangi pintu rumah keluarga Argawinata. Baru kali ini Rio maupun Dio merasa kedatangan mereka seperti tidak di harapkan. Biasanya kedatangan mereka akan disambut dengan hangat oleh keluarga Argawinata, tetapi kali ini mere
Tidak ada yang tahu keadaan Ishana yang sebenarnya, sepertinya keluarga Argawinata benar-benar menutup rapat informasi mengenai putri sulung mereka. Sejak kejadian hari itu, Ishana tidak pernah terlihat lagi. Hari terus berlalu hingga berganti bulan, kehidupan pun berjalan pada garis yang telah dit
"Bunda! Kak Rio belum pulang?" tanya Bia saat membantu Nadia untuk menyiapkan makan malam. "Bia kangen sama Kak Rio, serumah tetapi tidak pernah bertemu," sambung Bia dengan memasang wajah masamnya. "Ayah dan Kak Rio sedang berusaha untuk memulihkan perusahaan agar seperti dulu lagi. Kau tahu sendi
Rio berlari menuruni tangga menuju ke ruang keluarga, dimana kedua orang tuanya dan juga adiknya sudah menunggunya. Kini wajah Rio tampak lebih segar karena habis mandi, dan rambutnya yang sudah mulai panjang terlihat belum kering dengan sempurna. Senyum yang mengembang di bibir Rio seolah menunjukk
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak