Setelah waktu berlalu, Helena keluar dari kamar Gio dengan penampilan yang sedikit berantakan. Helena sangat terkejut ketika melihat Leo yang sedang berada di dekat pintu. "Papa pulang, ma?" Senyum Leo mengembang menggoda sang mama. "Leo!" Helena tampak bingung menjawab, dia tidak bisa menutupi ke
Kecewa, karena pada awalnya Leo mengira kasih sayang sang mama akan mencarikan dia wanita terbaik sebagai pendamping hidup. Dan sejak pertama melihat Nadia, Leo merasa sang mama tidak salah pilih. Bukan hanya menarik secara fisik, tetapi sikap Nadia yang ceria, penuh semangat dan selalu berpikir pos
"Maafkan Om, Gio! Om tidak sengaja, itu semua kecelakaan." Reno tidak bisa menutupi kesedihannya lagi. Jatuh sudah harga diri, hilang sudah rasa malu, saat Reno meneteskan air mata di hadapan Gio. "Om sangat menyayangi Leo, dia putra Om satu-satunya. Tidak mungkin Om membunuhnya." Reno ingin melepa
Suasana subuh yang kudus, sebuah kebiasaan baru bagi Gio yaitu melaksanakan kewajibannya bersama saudara seiman. Pulang dari masjid, Gio melihat sesuatu yang sudah beberapa hari hilang pandangannya. Nadia, istrinya sedang melipat mukena, dia baru saja selesai mejalankan kewajibannya sebagai umat mus
*** Nadia dan Gio memasak bersama di apartement, lebih tepatnya Nadia memasak sendiri, sedangkan keberadaan Gio justru lebih tepat jika disebut sebagai penganggu. Dering ponsel membuat Gio bergegas meninggalkan Nadia, karena suara berisik dari ayam yang digoreng membuat Gio tidak bisa menangkap sua
Menyusuri lorong rumah sakit, Gio mengenggam erat tangan Nadia. Dengan langkahnya yang lebar dan cepat membuat Nadia kuwalahan mensejajarkan diri dengan Gio, sehingga Nadia seperti diseret oleh suaminya itu. Pandangan Gio memindai nomor yang tertera di setiap pintu kamar, hingga akhirnya dia menemuk
"Kau benar-benar mau pulang? Bagaimana dengan Miraishop kita?" Nadia meraih tangan Hanna yang sedang sibuk merapikan pakaian miliknya dan milik Alta. "Kamu mau lihat aku terus dibully sama Risa dan Meli?" Tanya Hanna dengan nada ketus. "Aku sudah menjelaskan pada mereka apa yang sebenarnya terjadi
"Kapan?" "Sabar!" Ucap Gio dibarengi mengangkat dagu Nadia, hingga mereka saling berpandangan. "Dua tali yang sama sekali berbeda akan bersatu jika mereka disimpulkan, begitu juga dengan dua orang yang tak ada hubungan darah bersatu dalam ikatan keluarga, dan di sini akulah simpul yang akan menyatu