Share

Mabuk Berat

last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-17 22:00:20

Sudah pukul dua malam, namun Jingga belum juga pulang. Badai menjadi semakin cemas, dia mulai mencari lokasi terakhir GPS isterinya menyala.

"87 Night Club?" ucap Badai sangat terkejut melihat lokasi terakhir Jingga adalah di sebuah klub malam.

Dengan cepat, Badai melajukan Ferrarri merahnya membelah jalanan kota yang lengang di malam selarut ini menuju 87 Night Club.

Sesampainya disana, Badai mencari kesana kemari Jingga yang belum juga ditemukannya. hingga di sudut yang berada paling dalam matanya menangkap bayangan seorang wanita yang sangat mirip dengan Jingga tengah di tarik paksa oleh dua pria hidung belang.

"Lepaskan dia!" teriak Badai sangat lantang kepada dua pria brewokan di depannya.

"Pulanglah Tuan Muda, pria sepertimu tak akan menyentuh wanita pemabuk seperti dia. Biar kami menggilirnya malam ini." ucap salah seorang pria itu sambil terus menyeret Jingga menuju sofa.

'bukkk'

'bukk'

'bukk'

Dalam tiga

Mrs Dream Writer

Jingga kemana yaaa? Penat dong, masa iya masih bisa baik-baik saja saat melihat wanita keluar dari ruang kerja suami kita sendiri dengan bercucuran peluh begitu. Ya kan?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siti Rosiyanah
kok di ulangi yaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dia, Tak Datang   Ceraikan Aku dan Kau bebas Menikahinya

    "Nyonya, minumlah." ucap Leta sambil meletakkan secangkir teh kepada Jingga. Mata Jingga menatap nanar, hatinya menjerit sangat kencang sementara sekujur tubuhnya hanya diam tak bisa berbuat apa-apa. "Bibi Leta, seingatku kaulah yang membawaku kerumah ini pertama kali bukan? Adakah yang belum kuketahui mengenai suamiku Bi?" tanya Jingga dengan suara terisak. Leta hanya diam, dia tak bisa mengatakan aib Tuannya sendiri, meski jauh dalam lubuk hatinya dia sangat mengutuk wanita itu yang kini menggerus kembali kebahagiaan majikannya itu. "Ahh, yaa kau tak akan membuka mulutmu padaku." ucap Jingga sambil berjalan terhuyung-huyung menuju kamarnya. Hingga pagi menjelang, Badai tak juga pulang. Jingga tak lagi bertanya, sudah sangat jelas jika suaminya pasti kelelahan dan nyenyak di ranjang tetangganya itu. Pukul delapan pagi, Badai akhirnya muncul dengan kondisi sudah sangat rapih berpakaian lengkap sangat siap untuk bekerja. "

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Dia, Tak Datang   Pisah Ranjang

    Hening dan sangat sunyi, tak ada obrolan apapun di sepanjang perjalanan. Badai sendiri dilanda terjangan muson di jiwanya sementara Jingga sudah berada dalam level kepasrahannya. Tiga jam perjalanan menuju rumah ditempuh sangat lama, seolah waktu enggan berputar dengan cepat. Badai sesekali melirik Jingga yang duudk disebelahnya dengan melemparkan pandangan ke luar jendela. "Jingga, bisakah kita membicarakannya?" tanya Badai sangat lembut sambil menggenggam tangan isterinya itu. Jingga tak menolak namun juga tak mengiyakan, wanita itu hanya diam. "Tammi, dia adalah...." ucap Badai tak mampu menyelesaikan kalimatnya. "Berhenti mengatakannya mas, aku tak perlu mengetahuinya. Anggap saja aku maish tak mengetahui apapun supaya kau tenang dan bisa tetap nyaman menyelimutinya." ucap Jingga tanpa menatap suaminya sedikitpun. 'gepp' Badai semakin mengeratkan genggamannya, pria ini tak menyangka jika saat isterinya mengetahui perselingk

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Dia, Tak Datang   Isteri Suamiku

    Jingga benar-benar memilih diam di dalam kamarnya, menyalakan musik sangat kencang dan juga duduk manis di depan laptop tua kesayangannya. Jemari Jingga dengan lincah menari diantara keyboard dna mulai berselancar mencari lowongan kerja melalu situs situs resmi. Dengan status pernikahannya saat ini, Jingga tahu tak akan mudah menemukan pekerjaan untuknya, karena semua perusahaan yang menyeleksi pasti akan mempertimbangannya dengan seksama. Dari yang terdengar olehnya, hari ini adalah hari pernikahan Badai dengan Tammi. Bertempat di kediaman orang tua Tammi, Badai melangsungkan pernikahannya. Semua penghuni rumah ikut ke sana menjadi pendamping Badai kecuali Bibi Leta. Pelayan senior itu memilih diam menemani Jingga di rumah. Meskipun Jingga sebenarnya tak akan mempersoalkannya, namun bagi Leta Nyonya Badai hanya akan ada satu yaitu Jingga. "Yaa ampun, bisa-bisanya aku tidur disaat begini." gumam Jingga saat menyadari jika dirinya terlelap di m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Dia, Tak Datang   HG GROUP

    Pagi pagi sekali, Jingga sudah keluar dari rumahnya. Wanita itu telah mengenakan seragam putih hitam yang diwajibkan untuk dipakai dalam seleksi tahap kedua ini. Masih pukul tujuh pagi, Jingga sudah berada di kantor HG Group. Jadwal seleksi pukul 07.30 namun Jingga tak ingin terlambat sehingga dia benar benar mengakomodir waktunya dengan sangat baik supaya bisa sampai sebelum waktu seleksi. Disebuah aula besar, aula yang sangat rapih dan bersih, sekitar empat puluh calon karyawan dan karyawati HG Group ini akan diseleksi dengan ketat dan hanya akan menyisakkan sepuluh orang saja yang diterima disini. Jingga merasa semakin rendah diri, ketika melihat banyak wajah belia yang ikut dalam seleksi ini. Namun, tekad Jingga untuk bisa mandiri membuat wanita itu bersikeras mengikuti test dengan baik. Dua jam berlangsung dengan sangat cepat, tepat pukul 09.30 seleksi berakhir dan kini Jingga hanya harus menunggu hasil penilaian akhir saja. Disaat

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19
  • Dia, Tak Datang   Ternyata, kau menimatinya mas.

    "Apa kalian baik-baik saja?" tanya Hadi dengan suara lirih bertanya kepada menantunya yang kini terdiam didepannya. "Iyaa pak, kami baik-baik saja." ucap Badai tak mampu menjelaskan apapun didepan bapak mertuanya ini. "Jingga tak pernah kesini lagi sejak terakhir kali dia datang hanya sendirian. Bapak menyuruhnya pulang lagi malam itu." ucap Hadi menuturkan. Pria paruh baya ini melihat ada gejolak besar dalam rumah tangga puterinya, namun Hadi tak akan mencampurinya sebelum keduanya membuka diri dan mengatakan secara langsung masalahnya kepada Hadi. "Baiklah Pak, saya pamit. Mungkin Jingga sudah dirumah, bisa saja kami papasan saat dijalan kan." ucap Badai mendadak sangat gugup. Pria ini kemudian berjalan ke pintu, namun disana ibu mertuanya tengah menatap dengan sangat heran dan penuh tanda tanya. "Siapa disana? Wanita hamil tua yang duduk di mobilmu?" ucap ibunda Jingga kepada Badai. 'glegk' Seketika Badai menelan sal

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Dia, Tak Datang   Meloloskan Project

    "Jingga, ini adalah bagian pekerjaanmu. Setiap hari, kau bertanggung jawab untuk semua dokumen ini. Setelah ku tanda tangani, maka kau harus ke lantai atas untuk mendapatkan tanda tangan Presdir kita dan setelahnya langsung menyerahkan dokumen ini ke bagian yang dituju di bagian depan ini." ucap Galuh menjelaskan pekerjaan Jingga engan sangat runtut dan mudah difahami. "Terimakasih Pak, akan saya kerjakan dengan sebaik-baiknya." ucap Jingga menjawab. Keluh dan kesal sebenarnya memenuhi benaknya Jingga saat ini, bagaimanapun seingatnya dia diterima disini sebagai salah satu bagian dari staff multimedia, namun yang akan dilakukannya kali ini justru tak lebih dari pekerjaan seorang helpher saja. 'Mungkin karena masa percobaan' gumam Jingga menyemangati dirinya sendiri. Pukul sepuluh pagi ini, dua dokumen sudah ditandatangani oleh Galuh dan itu artinya Jingga harus masuk ke ruangan kerja suaminya untuk meminta tanda tangannya. Jingga berjala

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Dia, Tak Datang   Meninggalnya Ayah

    Jingga sudah berjalan di trotoar menunggu bis atau angkutan umum lainnya lewat. Jam kerjanya selesai pukul enam sore. Dengan langkah yang pelan, Jingga terus melangkahkan kakinya di tepian jalan. Di sebelahnya, gedung megah Hankaara Group berdiri kokoh dan sanggup membuat semua mata yang melihatnya langsung menaruh mimpi untuk bisa menjadi bagian dari perusahan bonafide ini. Sebagaimana Jingga, yang dulu juga pernah memiliki mimpi seperti itu. Di masa SMA, Jingga melewati jalanan ini setiap pulang dan pergi sekolah. Suatu hari Jingga bahkan dengan snagat percaya diri mengatakan jika dia bercita-cita untuk menjadi seseorang yang snagat penting di Hankaara Group. Air matanya menetes perlahan mengingat kekonyolannya saat itu. 'kau sudah mendapatkan cita-citamu Jingga!' gumamnya mengasihani diri sendiri. Jingga memang sudah menjadi orang penting di balik Hankaara Group. Karena sebagai isteri pewaris utama Hankaara Group maka posisi Jingga sangatlah

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-22
  • Dia, Tak Datang   Rumah Baru

    "Dimana karyawanmu yang bernama Jingga itu?" tanya Badai kepada Galuh. "Sedang ke bagian keuangan pak." jawab Galuh. Badai tak menunggu lagi, pria ini langsung menyusul Jingga yang tengah berada di Departemen Keuangan. Langkahnya tergesa-gesa sekali. "Presdir, ada yang bisa kami bantu?" ucap Maya kepada Badai saat melihat pria itu masuk ke ruangannya. 'degg' Jingga yang menyadari kehadiran suaminya disana langsung pamit ke Pak Haryo yang juga sudah menyerahkan dokumennya pada Jingga. Melihat Jingga berjalan keluar, Badai tak menggubris Maya dan langsung mengikuti isterinya keluar dari ruangan itu. Jingga terus berjalan diikuti Badai yang terus mengikutinya hingga sampai di koridor khusus yang sepi. 'gepp' Langkah Jingga terhenti saat tangan Badai menggenggam pergelangannya. "Kenapa kau tak pernah pulang?" ucap Badai dengan gejolak di hatinya. "Kenapa mas baru mencariku sekarang?" ucap Jingga bali

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-24

Bab terbaru

  • Dia, Tak Datang   Setelah Dia Tak Datang (END)

    Hari demi hari Jingga kini semakin disibukkan dengan kegiatan kepenulisannya. Wanita ini memilih jalan yang akhirnya membuatnya sangat nyaman. Sementara Alkala kian bertambah besar, putera semata wayangnya itu akhirnya mengetahui sebab akibat dari setiap keputusan Jingga selama ini, dan Alkala mulai mengerti. Usia yang bertambah dewasa, membuat Alkala semakin sibuk dengan segala kehidupannya sebagai satu-satunya pewaris Prahara Group. Dengan Jingga dan Adjie di belakangnya, Alkala sukses menjadi CEO muda dengan segudang pesona dan juga karakter hebatnya yang mendunia. Pendidikan internasional yang direngkuhnya, membuat Alkala mampu semakin mebesarkan Prahara Group di kancah bisnis internasional. Akhirnya, Jingga benar-benar tak perlu lagi cemas, karena sang putera ternyata belajar banyak dari kehidupannya selama ini. Tuan Muda Prahara itu, kini menjadi sosok idola di berbagai kalangan di dunia, dan itu membuatnya sangat bangga.

  • Dia, Tak Datang   I am ALONE

    Dua bulan setelah perpisahannya dengan Adjie Prahara, Jingga yang sejak perpisahannya itu memutuskan keluar dari Arshan Pallace peninggalan mendiang suaminya dan memilih kembali ke rumah orang tuanya di kota kelahirannya. Hari ini, untuk pertama kalinya sejak kepulangannya ke kota Borents, Jingga akhirnya keluar dari rumah mendiang Hadi-sang ayah. Rumah masa kecilnya, dimana dia dan Violet tumbuh besar bersama sang ibunda itu masih sangat terawat berkat tangan baik sang paman yang merawatnya meski Jingga tak berada disana. Setelah kedua orang tua dan adiknya tiada, rumah itu otomatis menjadi milik Jingga semata. Dan demi keluarganya yang telah lebih dulu pergi itu pula Jingga tak akan merenovasinya. Membiarkan rumah dan segala perabotannya seperti ini membuat Jingga merasa jika keluarganya itu masih ada. Sementara perpisahannya dengan Adjie masih ditentang oleh Alkala, Jingga dan puteranya yang beranjak remaja itu kini mulai merenggang.

  • Dia, Tak Datang   Titik Terendah

    "Jangan menghiburku mas, pergilah. Aku sedang ingin sendirian." ucap Jingga sambil menyibukkan lagi pandangannya dengan majalah di depannya. Wanita itu nampak sangat lusuh tak bertenaga setelah penguretan yang terpaksa dijalananinya demi membersihkan sisa janin di dalam rahimnya. Sangat dingin dan tak bersemangat, seperti itulah Jingga kali ini. Entah apa yang menyapukan luka sedalam itu di dalam hatinya. Namun sejak memergoki Adjie bersama Shana di dalam kamarnya, Jingg abeanr-benar seolah mati rasa dan tak ingin lagi hidup. "Aku bersalah kepadanya." ucap Adjie terus mengutuk dirinya sendiri yang bisa kebablasan oleh seorang pelayan seperti Shana. 'bukk' Satu pukulan menghantam rahang Adjie, namun pria itu tak akan melawan sedikitpun. "Bajingan kau Adjie!" ucap Badai sambil kembali bersiap menghajar pria tersebut. Namun meihat Adjie yang telah pasrah, Badai mengurungkan niatnya. "Kau tahu seberapa sulitnya aku

  • Dia, Tak Datang   Kehilangan Lagi

    Adjie sudah sejak tadi menunggu Jingga di ruangan kerjanya, namun wanita itu tak juga muncul disana. Ini semakin membuatnya gusar. Raut wajah Adjie mendadak sumringah ketika melihat Jingga akhirnya datang ke kantornya meski hari sudah sangat siang. "Jingga .. Sayang ... Aku menunggumu untuk meminta maaf." ucap Adjie yang langsung mengatakan tujuannya menunggu Jingga di ruangan ini. Pria itu mengabaikan dua staff marketing yang datang bersama Jingga karena pria itu hanya ingin menyelesaikan masalahnya dengan sang istri saat ini. Namun sayangnya, Jingga hanya diam. Wanita itu sangat pemberani di lain sisi namun nyatanya sangat rapuh di sisi lainnya. "Pergilah dan semoga berhasil ya ... " ucap Jingga kepada dua staff marketing Prahara Group setelah menyerahkan sejumlah berkas kepada mereka. Kedua staffnya itu segera berpamitan. Dan Jingga kembali disibukkan dengan morning sick nya yang semakin parah. "S

  • Dia, Tak Datang   Menyingkir Dari Adjie

    "Kamu darimana?" ucap Adjie ketika melihat Jingga datang dengan sangat bahagia menatap istrinya itu dengan penuh selidik. "Aku ... Mas sudah pulang?" tanya Jingga balik bertanya. "Jingga? Kau menyembunyikan sesuatu dariku? Siapa yang kau temui?" tanya Adjie memberondongkan pertanyaannya kepada sang istri. 'glegg' Jingga menelan salivanya yang tercekat di kerongkongan, wanita ini sangat kebingungan. "Frans, aku bertemu dengan Frans di tempat billiard." ucap Jingga mengakuinya. 'glegg' Kini berbalik Adjie-lah yang menelan salivanya yang tercekat. Raut wajah pria itu menghitam oleh amarah. Namun dia berusaha menyamarkannya. Jingga menyadari ekspresi kecemburuan suaminya itu adalah sebuah pertanda cinta yang baik untuknya. Namun seringnya Adjie mencemburu, terkadang membuat Jingga kebingungan melangkah keluar dari rumah. "Dengar Jingga! Aku tak suka kau bergaul secara diam-diam dengan lelaki manapun." ucap A

  • Dia, Tak Datang   Pertemuan Rahasia

    Selesai dengan masalah di sekolah Alkala, Jingga kemudian memutuskan untuk mengajak puteranya itu berkeliling sejenak merehatkan fikirannya dari kesemrawutan di sekolah tadi. "Ini menyebalkan, semua tulangku rasanya akan patah." ucap Alkala mengeluh kepada Jingga. "Karena itulah, mulai sekarang kau harus bisa memilih mana yang terbaik sayang." jawab Jingga menimpali keluh kesah puteranya dengans angat tenang. Namun Alkala nampak sangat kesal sekali karena Jingga tak membelanya. Untuk satu masalah itu, Jingga memang tak bisa menyalahkan Alkala. Tujuan baiknya untuk mendidik dan menggembleng putera semata wayangnya itu tentu akan menuai pro dan kontra dari puteranya itu sendiri. Senyuman demi senyuman menyapu wajah Jingga yang kian jelita ini. Membuat Alkala semakin mengerucutkan bibirnya dipenuhi rasa kesal. "Kita akan bermain billiard?" ucap Alkala kegirangan ketika mobil ibunya masuk ke halaman parkiran sebuah gedung pusat permainan b

  • Dia, Tak Datang   Darah Prahara Adalah Darahmu Sayang

    Jingga sudah duduk di kursi kerjanya, sementara Adjie tengah keluar kota meninjau slaah satu pabrik baru yang tengah dibangun disana. Absennya Frans dari Prahara Group setelah pengunduran diri resminya ke perusahaan saat itu, membuat Jingga sedikit kesulitan karena dia kini harus mengerjakan semuanya sendirian. Namun itu tak menyurutkan tekadnya sedikitpun. Jingga memilih melakukannya seperti ini daripada terus bergantung kepada Frans. Disisi lain, Frans yang sebelumnya terbiasa melayani Prahara Group, kini justru menjadi sangat kebingungan melangkah di perusahaan yang dibangunnya ini. Jingga masih mengevaluasi keseluruhan Prahara Group saat ini, wanita ini dengan sangat cermat mulai memilah produk-produk mana saja yang harus di upgrade dan di lanjutkan produksinya. "Nyonya, semua direksi sudha menunggu anda di ruang rapat." ucap Darma kepadanya. Mantan Kepala Pengamanan Rumah Arshan Pallace itu kini diangkat menjadi Kepala Bagian Peng

  • Dia, Tak Datang   Para Pengkhianat Di Tubuh Prahara

    Jingga semakin menguatkan posisinya di dalam dunia bisnis negeri ini. Nyaris tak ada pesaing yang mampu membendung langkah Prahara Group demi menapaki karir tertinggi di negara ini. Sangat mengejutkan, tentu saja. Karena setelah penyelidikan panjang yang dilakukan Kepolisian. Akhirnya, mereka dapat membekuk pelaku perencanaan pembunuhan terhadap Adhie dan Jingga bersamaan. Malam ini, Komisaris Polisi mengumumkan tersangkanya yang membuat gempar dunia. ERIK PRAHARA Menjadi dalang atas percobaan pembunuhan terhadap Adjie Prahara sepuluh tahun silam dan terhadap Jingga dua tahun silam. Bukan hanya itu, bukti lain menyebutkan jika ELISA PRAHARA Adalah orang paling bertanggung jawab atas kematian perlahan Arshan Prahara yang diracuninya secara berkala. "Mereka sungguh keji!" ucap Jingga sambil tetap berusaha tenang duduk di sofanya menonton acara live dari kepolisian setempat ini. "Nenek Elisa dan kakek E

  • Dia, Tak Datang   Saat Jingga Mengingat Semuanya

    Hari ini, setelah dua pekan lamanya Jingga mengurung diri di kamarnya bersama Adjie dan juga Alkala. Wanita ini semakin mengingat semuanya. Tanpa tersisa, ingatannya sudah benar-benar pulih. "Darma! Kalian sudah menyiapkan semuanya?" ucap Jingga kepada kepala pelayannya itu bertanya. "Sudah Nyonya, semua yang anda minta sudah disiapkan." jawab Darma. Menggunakan hak penuhnya atas Prahara Group yang utuh miliknya dan milik Alkala, sebuah surat dilayangkan oleh Jingga kepada Thompson and Co yang langsung menjawabnya dengan mengirimkan dua utusannya dua hari lalu. Dengan didampingi kedua utusan perwalian hukumnya, Jingga membuat banyak perombakan di dalam Prahara Group termasuk menggeser kedudukan Badai dan Frans dari posisinya saat ini. Dan hari ini, semua surat sudah selesai dilegalkan, Darma akan mengantarkan semuanya ke Prahara Group. "Jingga, kau sudha yakin?" ucap Adjie kepada istrinya itu. "Iya mas, akan lebih baik

DMCA.com Protection Status