Jessie, yang merasa terancam dengan kedekatan Ashley dan Clython, berusaha menghancurkan hidup Ashley dengan cara yang lebih jahat. Kali ini, dia menyebarkan foto palsu yang menunjukkan Ashley sedang bersama pria lain, seolah-olah mereka sedang berpacaran atau terlibat dalam hubungan yang tidak pantas. Foto itu dibuat dengan manipulasi cermat, sehingga tampak seolah-olah Ashley sedang berduaan dengan pria yang tidak dikenalnya, sebuah fitnah yang dapat merusak reputasi Ashley.Jessie, yang tahu bahwa Carlos masih sangat peduli pada Ashley meskipun sudah bertunangan dengannya, berharap foto itu akan membuat Carlos merasa dikhianati dan marah. Dia berharap dapat memisahkan mereka dengan merusak citra Ashley, dan akhirnya mengusir Clython dari hidupnya.Begitu foto itu mulai beredar di media sosial, Carlos segera melihatnya. Hati Carlos langsung terasa sakit dan kecewa, terutama karena dia mengenal Ashley sangat baik dan tidak pernah menduga bahwa dia akan terlibat dalam sesuatu yang se
Setelah melihat bukti yang jelas bahwa Jessie adalah orang di balik penyebaran foto palsu itu, Carlos merasa sangat marah dan terluka. Rasa kesal terhadap Jessie yang telah merusak hubungan Ashley dengan begitu kejam membuat Carlos tidak bisa menahan amarahnya lebih lama. Dia tahu bahwa Jessie harus dihadapi, dan kali ini, dia tidak akan membiarkan wanita itu merusak hidup Ashley lagi.Suatu sore, setelah berbicara dengan Ashley dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang telah terjadi, Carlos memutuskan untuk menemui Jessie. Dia tidak ingin lagi ada keraguan atau permainan kotor yang membahayakan perasaan Ashley.Jessie, yang tampaknya tidak menyangka akan ada konfrontasi seperti itu, terlihat terkejut saat Carlos menemuinya di tempat yang sudah mereka tentukan. Carlos berdiri tegak di hadapannya, wajahnya keras dan penuh determinasi."Jessie, kita perlu bicara," kata Carlos dengan suara tegas, tanpa memberi ruang untuk penolakan. "Apa yang kamu lakukan kepada Ashley,
Carlos, yang masih merasa bingung dan terluka setelah konfrontasinya dengan Jessie, memutuskan untuk mencari kejelasan dan mencoba untuk berbicara dengan Ashley. Namun, ketika dia tiba di tempat yang biasa mereka kunjungi, dia melihat sesuatu yang membuat hatinya sakit—Ashley dan Clython sedang bersama di taman, tampak begitu dekat satu sama lain, berbicara dengan hangat, dan bahkan tertawa bersama. Yang membuatnya lebih terkejut, mereka tampak begitu akrab, lebih dari sekadar teman.Carlos berhenti sejenak di balik pohon besar, menyaksikan mereka tanpa suara, perasaannya campur aduk. Meskipun dia sudah tahu bahwa perasaan Ashley terhadap Clython mulai berkembang, melihat mereka begitu dekat secara langsung membuat hatinya terhimpit oleh rasa cemburu dan kehilangan.Ashley, yang tertawa bahagia mendengar candaan Clython, tidak melihat kehadiran Carlos. Namun, Clython, yang sedang berbicara dengan Ashley, tiba-tiba merasakan seseorang mengawasi mereka. Dia menoleh dan melihat Carlos be
Jessie, yang selama ini merasa cemburu dan terancam dengan kedekatan antara Carlos dan Ashley, memutuskan untuk mengambil langkah lebih jauh. Kali ini, dia tidak hanya menyembunyikan perasaannya, tapi juga merencanakan sesuatu yang lebih gelap.Suatu hari, setelah mendengar tentang pertemuan antara Carlos dan Ashley, Jessie mulai merencanakan langkah jahatnya. Ia tahu bahwa Ashley sangat berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh, jadi Jessie memutuskan untuk mengguncang dunia Ashley dari dalam, dengan cara yang lebih halus dan licik.Di sebuah acara sosial, Jessie tiba-tiba mendekati Ashley dengan senyum yang tampaknya ramah. "Ashley," katanya dengan nada yang terdengar manis, namun dengan mata yang penuh kebencian tersembunyi. "Aku tahu kamu sangat dekat dengan Carlos, tapi kamu harus mengerti—dia sudah bertunangan denganku. Jadi, jangan berpikir kamu bisa datang dan mengganggu apa yang kita miliki." Ashley mengangkat alis, merasa ada yang tidak beres dengan nada Jessie. "Jessie, ak
Clython, yang selama ini mengamati dari jauh, akhirnya tidak bisa tinggal diam. Melihat Ashley semakin tertekan dan diperlakukan tidak adil oleh Jessie, dia tahu bahwa sudah waktunya untuk bertindak.Suatu hari, setelah melihat Jessie lagi memfitnah Ashley di depan beberapa orang, Clython mendekati mereka dengan langkah tegas. "Jessie, cukup!" teriaknya, suaranya penuh keberanian, namun juga penuh ketegasan yang mengejutkan semua orang. Jessie yang sedang berbicara dengan nada mengejek terhenti, terkejut mendengar Clython berbicara begitu lantang."Jika kamu terus memperlakukan Ashley seperti ini, aku tidak akan tinggal diam," lanjut Clython, tatapannya penuh kemarahan dan perlindungan terhadap Ashley. "Kamu tidak punya hak untuk merusak hidup seseorang hanya karena kecemburuan. Jika kamu benar-benar mencintai Carlos, kamu akan menghormati dia dan orang-orang di sekitarnya, bukan menyakiti mereka."Jessie membuka mulut, mencoba untuk membalas, tetapi Clython melangkah lebih dekat, tid
Ashley merasa bingung dan cemas dengan perasaannya terhadap Clython. Meskipun ia merasa semakin dekat dengan Clython dan mulai menyadari bahwa dia jatuh cinta padanya, ada satu hal yang membuatnya terombang-ambing: Carlos.Carlos, meskipun telah bertunangan dengan Jessie, masih sangat dekat dengan Ashley. Mereka telah berbagi banyak momen bersama, dan hubungan mereka sudah terjalin sejak lama. Ashley tahu bahwa meskipun Carlos tampaknya tidak menunjukkan perasaan lebih, ada ikatan kuat di antara mereka. Akan tetapi, yang membuatnya semakin takut adalah bagaimana reaksi Carlos jika dia mengetahui perasaannya terhadap Clython. "Carlos mungkin tidak akan mengerti," pikir Ashley. "Dia sudah punya Jessie, dan aku tidak ingin menyakiti perasaan Carlos. Aku tidak ingin dia merasa ditinggalkan atau merasa cemas karena aku berubah."Di satu sisi, Ashley ingin bebas mengejar perasaannya dengan Clython. Tetapi di sisi lain, ia merasa terikat oleh tanggung jawab terhadap Carlos, yang masih sanga
Jessie duduk di sudut ruangannya, matanya menatap layar ponsel dengan ekspresi penuh perhitungan. Setiap detil rencananya semakin tajam, semakin jelas. Dia sudah cukup sabar, menunggu waktu yang tepat untuk menggerakkan bidaknya. Sekarang, saatnya untuk menghancurkan hubungan yang sudah cukup kuat antara Ashley dan Clython. Jessie tahu persis bagaimana cara melakukannya. "Ini akan selesai, Clython," gumam Jessie pada dirinya sendiri, senyum licik terukir di wajahnya.Ia tidak akan berhenti sampai Ashley dan Clython terpisah. Jessie merasa terancam dengan kedekatan mereka, dengan cara Clython selalu mendukung Ashley. Sejak awal, dia tahu bahwa hubungan mereka bisa menjadi penghalang untuk rencananya. Jessie tidak pernah suka merasa seperti bayangan yang selalu ada, dan dia akan memastikan bahwa Ashley merasa ditinggalkan dan terasing, seolah tidak ada lagi orang yang bisa diandalkan.---Pada saat yang bersamaan, Ashley dan Clython duduk di kafe favorit mereka. Suasana di sekitar mere
Jessie tidak puas hanya dengan menyebarkan rumor, dan untuk memperkeruh suasana, dia mengambil langkah lebih jauh. Dia menyewa seorang wanita bernama Lara untuk berpura-pura menjadi pacar Clython. Jessie berharap ini akan membuat Ashley semakin ragu dan menghancurkan hubungan mereka lebih lanjut. Lara, yang awalnya ragu, akhirnya setuju karena uang yang ditawarkan cukup besar. Dia bertemu dengan Jessie untuk menerima instruksi dan kemudian mulai mendekati Clython, berpura-pura mengenalnya dengan baik. Hari itu, Clython sedang berjalan di pusat perbelanjaan ketika dia melihat Lara mendekatinya. Lara dengan penuh percaya diri menyapanya, "Clython, sayang, aku baru saja selesai dengan rapat ini. Bagaimana hari mu?" Clython merasa sedikit bingung, tetapi mencoba untuk bersikap sopan. "Eh, maaf, kita belum pernah bertemu sebelumnya." Lara tersenyum. "Oh, maaf, aku lupa memperkenalkan diri. Aku Lara, pacarmu." Clython mulai merasa ada yang aneh, tapi dia mencoba mengabaikan perasaan i
Setelah keputusan besar yang diambil oleh Carlos, hidupnya mulai bergerak ke arah yang baru. Meskipun ada perasaan kehilangan dan perpisahan, Carlos merasa ada kedamaian dalam dirinya, meskipun perjalanannya untuk menemukan kebahagiaan belum berakhir. Melihat Clython dan Ashley yang akhirnya bisa bersama dan bahagia, Carlos merasa senang untuk mereka, tetapi dia tahu, itu adalah bagian dari perjalanan hidup mereka yang berbeda dari dirinya. Clython dan Ashley menjalani hubungan mereka dengan penuh cinta dan saling mendukung. Mereka berdua merasa seperti telah melalui banyak hal bersama—dari masa sulit dengan ibu Clython hingga cobaan yang mereka hadapi saat bersama. Kini mereka dapat menikmati kebersamaan mereka, bebas dari rasa cemas dan tertekan, hidup dengan cara mereka sendiri. Clython semakin memahami bahwa ia bisa memilih jalannya sendiri, dan dengan Ashley di sisinya, dia merasa lebih kuat dan lebih siap menghadapi masa depan. Sementara itu, Carlos merasa bahwa mungkin sudah
Carlos akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan ibu Clython, meskipun dia tahu ini bukanlah percakapan yang mudah. Dengan hati yang penuh tekad dan niat baik, dia pergi menemui ibunya di rumah keluarga Clython, bertekad untuk membuka mata wanita itu tentang bagaimana perasaannya terhadap anak-anaknya, terutama Clython. Ketika Carlos tiba di rumah, ibu Clython sedang duduk di ruang tamu, wajahnya masih tampak lelah dan cemas setelah peristiwa yang terjadi sebelumnya. Carlos berdiri di depan pintu, menarik napas dalam-dalam, dan kemudian mulai berbicara. "Ibu, saya tahu ini sulit untuk diterima, tapi saya rasa sudah waktunya kita berbicara tentang apa yang terjadi. Tentang Clython, tentang hubungan kalian, dan tentang apa yang sebenarnya terjadi di hati anak-anak kita," kata Carlos dengan nada lembut namun tegas. "Saya tahu Anda hanya ingin yang terbaik untuknya, tapi memaksakan kehendak seperti ini hanya membuatnya semakin tertekan." Ibu Clython menatapnya, terlihat sedikit terke
Setelah percakapan yang sangat emosional dan penuh ketegangan dengan ibunya, Clython merasa tidak ada lagi jalan lain selain pergi. Hatinya yang sudah terlalu lama terkekang, akhirnya meledak, dan dia mengambil keputusan besar untuk kabur dari rumah. Tanpa memberi tahu siapa pun, dia meninggalkan mansion keluarga dengan membawa sedikit barang, hanya untuk mencari kebebasan yang dia yakini akan membawanya ke kebahagiaan—bersama Ashley. Ibunya yang terkejut dan marah, tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Clython akan sampai sejauh ini, meninggalkan rumah tanpa memberi tahu siapa pun. Setelah beberapa jam mencoba menghubungi Clython tanpa hasil, ibu Clython merasa cemas dan panik. Dalam keadaan putus asa, dia akhirnya memutuskan untuk menelepon seseorang yang dia pikir bisa membantu—Carlos. Carlos yang baru saja menghabiskan waktu sendiri, merasa terkejut ketika mendengar telepon dari ibu Clython. Meskipun hubungan mereka pernah tegang dan penuh ketidakpas
Setelah mendengar kabar bahwa Clython berpacaran dengan Ashley, ibu Clython merasa sangat terganggu dan kecewa, merasa bahwa status sosial mereka bisa terancam karena hubungan tersebut. Ketakutannya akan dampak reputasi keluarga dan bagaimana orang lain akan melihatnya membuatnya mengambil langkah drastis. Suatu pagi, ibu Clython memanggil Ashley untuk berbicara di ruang kerjanya. Suasana terasa sangat tegang. Ketika Ashley memasuki ruangan, ibu Clython memandangnya dengan tatapan dingin. "Ashley, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang sangat serius," kata ibu Clython dengan nada tegas. "Aku baru saja mengetahui bahwa kamu sedang menjalin hubungan dengan putraku, Clython." Ashley merasa gugup, namun berusaha tetap tenang. "Ibu, saya... saya hanya ingin yang terbaik untuk Clython. Kami berdua saling mencintai, dan saya tidak ingin ada masalah." Namun, ibu Clython tidak menunjukkan tanda-tanda memahami. Wajahnya semakin serius dan kaku. "Tidak ada tempat untukmu di sini
Clython menatap Ashley dengan serius, sebuah rencana yang sudah dia pikirkan matang-matang di benaknya. "Ashley," katanya dengan suara penuh keyakinan, "Aku merasa kita harus memberitahu ibuku. Aku ingin dia tahu bahwa kita sekarang bersama, bahwa aku berkomitmen padamu. Aku rasa ini saat yang tepat." Ashley menundukkan kepalanya sejenak, memikirkan kata-kata Clython. Dia tahu betapa pentingnya ini bagi Clython, tetapi dalam dirinya, ada perasaan ragu yang mengganjal. Mengungkapkan hubungan ini, terutama kepada ibunya yang juga majikan Ashley, terasa seperti langkah besar, dan dia merasa belum sepenuhnya siap. "Aku paham, Clython," jawab Ashley dengan suara lembut, "Tapi aku... aku belum siap. Ini semua terasa begitu cepat, dan aku merasa perlu waktu untuk benar-benar merasa nyaman dengan langkah itu." Clython terdiam sejenak, melihat ekspresi cemas di wajah Ashley. Dia tahu bahwa meskipun dia ingin segera memperkenalkan hubungan mereka, dia tidak ingin memaksakan apa pun pada Ash
Setelah ciuman itu, suasana antara Ashley dan Clython terasa begitu intens, penuh dengan perasaan yang belum pernah mereka ungkapkan sebelumnya. Namun, di tengah kehangatan pelukan mereka, Ashley merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, sesuatu yang tiba-tiba muncul. Dia menarik napas dalam-dalam, seakan ingin memastikan dirinya terlebih dahulu sebelum bertanya. Clython, yang merasakan perubahan kecil dalam sikap Ashley, melepaskan pelukan mereka perlahan dan menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Ashley?" tanya Clython, suaranya lembut, namun penuh dengan rasa ingin tahu. Ashley menghela napas, sedikit ragu, namun dia tahu dia harus bertanya. "Clython, aku... aku ingin bertanya sesuatu. Ini mungkin terdengar aneh, tapi... siapa pacarmu sebelum aku?" matanya menatapnya dengan jujur, namun ada sedikit kecemasan di sana. Clython terdiam sejenak, tampaknya terkejut dengan pertanyaan itu. Dia mengamati wajah Ashley, dan kemudian mengangguk pelan. "Kamu tahu, sebelum kit
Setelah tawa mereka mereda, suasana di sekitar Ashley dan Clython menjadi lebih tenang. Mereka berdua duduk di sana, saling menatap, merasa seperti waktu berjalan lambat. Ada kehangatan di udara, dan meskipun mereka baru saja berbagi tawa canggung, perasaan di antara mereka semakin kuat dan lebih jelas. Clython meraih tangan Ashley, jemarinya menyentuh lembut kulitnya, menciptakan hubungan yang lebih dalam di antara mereka. Mata mereka saling bertemu, dan untuk sesaat, dunia di sekitar mereka tampak menghilang. Hanya ada mereka berdua di dalam ruang itu, perasaan yang berkembang, dan sebuah janji tak terucapkan yang menghubungkan mereka. Ashley merasakan getaran halus dalam dadanya. Ada rasa nyaman yang dia rasakan, lebih dari sekadar ketertarikan, lebih dari sekadar perasaan tak menentu yang ada sebelumnya. Ini adalah perasaan yang lebih dalam, lebih tulus, yang sudah lama dia cari tanpa benar-benar menyadarinya. Clython, yang juga merasakan hal yang sama, menarik napas dalam-da
Carlos berjalan sendirian, langkahnya berat dan perasaan yang semakin menggerogoti hatinya. Semua yang terjadi antara dia dan Ashley, meskipun terasa begitu kuat dan nyata, kini terasa seperti bayangan yang perlahan menghilang dari hidupnya. Dia merasa seperti baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga, dan penyesalan itu mengalir begitu deras dalam dirinya. "Aku sudah menyia-nyiakan Ashley," bisiknya pada dirinya sendiri. "Aku terlalu sibuk dengan egoku, dengan perasaanku, tanpa melihat apa yang sebenarnya dia butuhkan." Pikirannya berlarian, meninjau kembali semua keputusan yang ia buat, setiap kata yang terucap, dan setiap perasaan yang dipendam. Carlos tahu dia telah membuat kesalahan. Meskipun cintanya pada Ashley begitu besar, dia juga tahu bahwa dalam banyak hal, dia tidak cukup sabar, tidak cukup pengertian. Dia mengingat saat-saat ketika Ashley menghindari percakapan, saat dia merasa ragu dan terluka, namun Carlos terus mengejar dan berharap semuanya bisa berjala
Setelah berbicara dengan Clython, Carlos merasa ada satu hal terakhir yang harus ia lakukan sebelum benar-benar melepaskan perasaannya. Ia tahu ia belum benar-benar menyelesaikan semuanya dengan Ashley. Ia harus meminta maaf—bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk memberi Ashley kebebasan sepenuhnya dari rasa bersalah atau tekanan apa pun. Carlos menemui Ashley di sebuah tempat yang tenang, tempat di mana mereka dulu sering berbagi cerita. Ashley terlihat terkejut melihat Carlos, tetapi dia tidak menghindar. Ada sesuatu di mata Carlos yang membuatnya merasa bahwa percakapan ini berbeda. "Ashley," Carlos memulai dengan nada lembut, "Aku hanya ingin mengatakan sesuatu sebelum aku benar-benar pergi." Ashley menatapnya, ragu-ragu, tetapi mengangguk. "Katakan, Carlos." Carlos menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku ingin meminta maaf. Kalau selama ini aku membuatmu merasa tertekan, merasa seolah-olah aku memaksakan perasaanku padamu, aku benar-benar menyesal. It