Mendengar kata-kata itu, Ashley merasakan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. "Terimakasih," bisiknya, dengan suara setulus yang dia bisa. Meskipun perasaannya terhadap Carlos masih dalam bayang-bayang, Clython memberinya harapan baru. Dalam momen itu, Ashley menyadari bahwa, meski sulit, ada seseorang yang peduli padanya. Dan mungkin, dari persahabatan yang terjalin ini, mereka bisa menemukan kekuatan untuk melangkah ke depan, apapun yang akan terjadi."Aku tahu kamu butuh waktu," jawab Clython dengan dewasa. Ashley tersenyum, mengangguk setuju. Seiring waktu berlalu, Ashley mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Clython. Meskipun awalnya ia hanya melihatnya sebagai adik pacarnya, perhatiannya yang tulus dan dukungannya saat ia terpuruk membuatnya melihat Clython dengan cara yang baru. Setiap kali mereka menghabiskan waktu bersama, ia semakin menyadari betapa menyenangkannya kehadiran Clython dalam hidupnya.Setelah beberapa minggu, Ashley merasakan keterta
Suatu malam, setelah seharian bersama, Clython dan Ashley duduk di bangku taman dekat rumah Ashley. Mereka berbagi cerita, tawa, dan saat-saat berharga yang membuat kedekatan mereka semakin kuat. Suasana malam itu tenang, dengan bintang-bintang berkilauan di langit dan udara segar yang menambah kenyamanan. Ketika Clython menyentuh tangan Ashley dengan lembut, mereka saling memandang dengan tatapan yang penuh makna. Momen itu terasa sangat intim, dan keduanya merasakan ketegangan yang sebelumnya mereka coba sembunyikan. Tanpa sadar, Ashley mendekat, dan saat itu juga, Clython merasakan dorongan untuk mencium bibirnya. “Bolehkah aku…?” Clython bertanya, suaranya bergetar. Ashley mengangguk, dan sebelum mereka tahu, bibir mereka bertemu dalam ciuman lembut yang penuh perasaan. Di momen itu, dunia seakan menghilang, dan mereka merasakan kebahagiaan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Namun, tanpa disadari oleh mereka, Carlos yang baru saja pulang dari suatu acara melihat adegan
Setelah Clython pergi, keheningan memenuhi taman tempat mereka berdiri. Carlos merasa hatinya berat, campur aduk antara kemarahan dan rasa kehilangan. Melihat Ashley berdiri di sana, wajahnya dipenuhi kesedihan, membuat Carlos merasa lebih terpuruk.“Ashley,” kata Carlos, suaranya menjadi lembut. “Tolong, jangan pergi. Aku tidak ingin kehilanganmu. Kau adalah segalanya bagiku.” Ia melangkah mendekat, berusaha meraih tangan Ashley, tetapi ia ragu. “Aku tahu aku terdengar egois, tapi aku merasa terkhianati.”Ashley menatap Carlos dengan air mata yang mulai menggenang di matanya. “Carlos, aku tidak ingin membuatmu merasa seperti ini. Aku mencintaimu, tetapi aku juga tidak bisa mengabaikan apa yang aku rasakan terhadap Clython. Semua ini sangat sulit untukku,” ungkapnya, suaranya bergetar.“Tidak! Aku tidak ingin kau berpikir tentang Clython. Aku sudah menganggapnya seperti adikku, dan sekarang semuanya hancur!” Carlos menghela napas dalam-dalam, merasa frustrasi. “Kita telah melalui bany
Suatu malam, setelah seharian bersama, Clython dan Ashley duduk di bangku taman dekat rumah Ashley. Mereka berbagi cerita, tawa, dan saat-saat berharga yang membuat kedekatan mereka semakin kuat. Suasana malam itu tenang, dengan bintang-bintang berkilauan di langit dan udara segar yang menambah kenyamanan. Ketika Clython menyentuh tangan Ashley dengan lembut, mereka saling memandang dengan tatapan yang penuh makna. Momen itu terasa sangat intim, dan keduanya merasakan ketegangan yang sebelumnya mereka coba sembunyikan. Tanpa sadar, Ashley mendekat, dan saat itu juga, Clython merasakan dorongan untuk mencium bibirnya. “Bolehkah aku…?” Clython bertanya, suaranya bergetar. Ashley mengangguk, dan sebelum mereka tahu, bibir mereka bertemu dalam ciuman lembut yang penuh perasaan. Di momen itu, dunia seakan menghilang, dan mereka merasakan kebahagiaan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Namun, tanpa disadari oleh mereka, Carlos yang baru saja pulang dari suatu acara melihat ad
Setelah kejadian tegang dengan Jessie, Ashley merasa semakin berat untuk melanjutkan hubungan yang penuh ketegangan ini. Ia tahu bahwa situasi semakin rumit, dan dengan ancaman dari Jessie yang menggantung, dia merasa terjebak dalam perasaan bersalah dan kebingungan. Suatu sore, Ashley memutuskan untuk berbicara dengan Carlos. Mereka bertemu di kafe tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama. Suasana kafe itu hangat, tetapi hati Ashley dipenuhi dengan rasa berat yang tidak bisa dia sembunyikan.“Aku butuh berbicara denganmu, Carlos,” kata Ashley, suaranya lembut tetapi tegas. Carlos yang duduk di depannya memperhatikan wajahnya, merasakan ketegangan dalam nada bicaranya.“Ada apa, Ashley? Kau terlihat khawatir,” balas Carlos, penuh perhatian.Ashley menundukkan kepala, mencoba mengumpulkan pikirannya. “Aku… aku merasa kita berada dalam situasi yang sangat sulit. Aku tidak ingin mengingkari perasaanku, tetapi aku juga tidak ingin melukai siapa pun,” ujarnya, suaranya bergetar. Ca
Ketika situasi antara Carlos dan Ashley mulai membaik, Jessie, tunangan Carlos, merasa tidak terima dengan keputusan mereka untuk mencoba memperbaiki hubungan. Merasa terancam dan marah, ia memutuskan untuk mengambil tindakan yang lebih drastis untuk memisahkan mereka.Jessie mulai menyebarkan desas-desus di sekitar mereka. Dengan licik, ia mulai menyebarkan fitnah bahwa Ashley sedang menjalin hubungan dengan pria lain. Dia memilih teman-teman dekat Carlos dan menyebarkan cerita palsu, menggambarkan Ashley sebagai pengkhianat yang tidak setia.“Didengar dari teman-temanku, Ashley sering terlihat bersama laki-laki lain. Mereka bahkan mengira ada sesuatu yang lebih di antara mereka,” ucap Jessie kepada teman-teman Carlos, mengaitkan rumor itu dengan kebohongan yang terencana. Seiring berjalannya waktu, desas-desus itu mulai menyebar seperti api. Beberapa teman Carlos mulai meragukan integritas Ashley, dan ini membuat Carlos merasa cemas. Dia tidak ingin mempercayai apa pun sebelum mend
Jessie, yang merasa terancam dengan kedekatan Ashley dan Clython, berusaha menghancurkan hidup Ashley dengan cara yang lebih jahat. Kali ini, dia menyebarkan foto palsu yang menunjukkan Ashley sedang bersama pria lain, seolah-olah mereka sedang berpacaran atau terlibat dalam hubungan yang tidak pantas. Foto itu dibuat dengan manipulasi cermat, sehingga tampak seolah-olah Ashley sedang berduaan dengan pria yang tidak dikenalnya, sebuah fitnah yang dapat merusak reputasi Ashley.Jessie, yang tahu bahwa Carlos masih sangat peduli pada Ashley meskipun sudah bertunangan dengannya, berharap foto itu akan membuat Carlos merasa dikhianati dan marah. Dia berharap dapat memisahkan mereka dengan merusak citra Ashley, dan akhirnya mengusir Clython dari hidupnya.Begitu foto itu mulai beredar di media sosial, Carlos segera melihatnya. Hati Carlos langsung terasa sakit dan kecewa, terutama karena dia mengenal Ashley sangat baik dan tidak pernah menduga bahwa dia akan terlibat dalam sesuatu yang se
Setelah melihat bukti yang jelas bahwa Jessie adalah orang di balik penyebaran foto palsu itu, Carlos merasa sangat marah dan terluka. Rasa kesal terhadap Jessie yang telah merusak hubungan Ashley dengan begitu kejam membuat Carlos tidak bisa menahan amarahnya lebih lama. Dia tahu bahwa Jessie harus dihadapi, dan kali ini, dia tidak akan membiarkan wanita itu merusak hidup Ashley lagi.Suatu sore, setelah berbicara dengan Ashley dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang telah terjadi, Carlos memutuskan untuk menemui Jessie. Dia tidak ingin lagi ada keraguan atau permainan kotor yang membahayakan perasaan Ashley.Jessie, yang tampaknya tidak menyangka akan ada konfrontasi seperti itu, terlihat terkejut saat Carlos menemuinya di tempat yang sudah mereka tentukan. Carlos berdiri tegak di hadapannya, wajahnya keras dan penuh determinasi."Jessie, kita perlu bicara," kata Carlos dengan suara tegas, tanpa memberi ruang untuk penolakan. "Apa yang kamu lakukan kepada Ashley,
Setelah keputusan besar yang diambil oleh Carlos, hidupnya mulai bergerak ke arah yang baru. Meskipun ada perasaan kehilangan dan perpisahan, Carlos merasa ada kedamaian dalam dirinya, meskipun perjalanannya untuk menemukan kebahagiaan belum berakhir. Melihat Clython dan Ashley yang akhirnya bisa bersama dan bahagia, Carlos merasa senang untuk mereka, tetapi dia tahu, itu adalah bagian dari perjalanan hidup mereka yang berbeda dari dirinya. Clython dan Ashley menjalani hubungan mereka dengan penuh cinta dan saling mendukung. Mereka berdua merasa seperti telah melalui banyak hal bersama—dari masa sulit dengan ibu Clython hingga cobaan yang mereka hadapi saat bersama. Kini mereka dapat menikmati kebersamaan mereka, bebas dari rasa cemas dan tertekan, hidup dengan cara mereka sendiri. Clython semakin memahami bahwa ia bisa memilih jalannya sendiri, dan dengan Ashley di sisinya, dia merasa lebih kuat dan lebih siap menghadapi masa depan. Sementara itu, Carlos merasa bahwa mungkin sudah
Carlos akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan ibu Clython, meskipun dia tahu ini bukanlah percakapan yang mudah. Dengan hati yang penuh tekad dan niat baik, dia pergi menemui ibunya di rumah keluarga Clython, bertekad untuk membuka mata wanita itu tentang bagaimana perasaannya terhadap anak-anaknya, terutama Clython. Ketika Carlos tiba di rumah, ibu Clython sedang duduk di ruang tamu, wajahnya masih tampak lelah dan cemas setelah peristiwa yang terjadi sebelumnya. Carlos berdiri di depan pintu, menarik napas dalam-dalam, dan kemudian mulai berbicara. "Ibu, saya tahu ini sulit untuk diterima, tapi saya rasa sudah waktunya kita berbicara tentang apa yang terjadi. Tentang Clython, tentang hubungan kalian, dan tentang apa yang sebenarnya terjadi di hati anak-anak kita," kata Carlos dengan nada lembut namun tegas. "Saya tahu Anda hanya ingin yang terbaik untuknya, tapi memaksakan kehendak seperti ini hanya membuatnya semakin tertekan." Ibu Clython menatapnya, terlihat sedikit terke
Setelah percakapan yang sangat emosional dan penuh ketegangan dengan ibunya, Clython merasa tidak ada lagi jalan lain selain pergi. Hatinya yang sudah terlalu lama terkekang, akhirnya meledak, dan dia mengambil keputusan besar untuk kabur dari rumah. Tanpa memberi tahu siapa pun, dia meninggalkan mansion keluarga dengan membawa sedikit barang, hanya untuk mencari kebebasan yang dia yakini akan membawanya ke kebahagiaan—bersama Ashley. Ibunya yang terkejut dan marah, tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Clython akan sampai sejauh ini, meninggalkan rumah tanpa memberi tahu siapa pun. Setelah beberapa jam mencoba menghubungi Clython tanpa hasil, ibu Clython merasa cemas dan panik. Dalam keadaan putus asa, dia akhirnya memutuskan untuk menelepon seseorang yang dia pikir bisa membantu—Carlos. Carlos yang baru saja menghabiskan waktu sendiri, merasa terkejut ketika mendengar telepon dari ibu Clython. Meskipun hubungan mereka pernah tegang dan penuh ketidakpas
Setelah mendengar kabar bahwa Clython berpacaran dengan Ashley, ibu Clython merasa sangat terganggu dan kecewa, merasa bahwa status sosial mereka bisa terancam karena hubungan tersebut. Ketakutannya akan dampak reputasi keluarga dan bagaimana orang lain akan melihatnya membuatnya mengambil langkah drastis. Suatu pagi, ibu Clython memanggil Ashley untuk berbicara di ruang kerjanya. Suasana terasa sangat tegang. Ketika Ashley memasuki ruangan, ibu Clython memandangnya dengan tatapan dingin. "Ashley, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang sangat serius," kata ibu Clython dengan nada tegas. "Aku baru saja mengetahui bahwa kamu sedang menjalin hubungan dengan putraku, Clython." Ashley merasa gugup, namun berusaha tetap tenang. "Ibu, saya... saya hanya ingin yang terbaik untuk Clython. Kami berdua saling mencintai, dan saya tidak ingin ada masalah." Namun, ibu Clython tidak menunjukkan tanda-tanda memahami. Wajahnya semakin serius dan kaku. "Tidak ada tempat untukmu di sini
Clython menatap Ashley dengan serius, sebuah rencana yang sudah dia pikirkan matang-matang di benaknya. "Ashley," katanya dengan suara penuh keyakinan, "Aku merasa kita harus memberitahu ibuku. Aku ingin dia tahu bahwa kita sekarang bersama, bahwa aku berkomitmen padamu. Aku rasa ini saat yang tepat." Ashley menundukkan kepalanya sejenak, memikirkan kata-kata Clython. Dia tahu betapa pentingnya ini bagi Clython, tetapi dalam dirinya, ada perasaan ragu yang mengganjal. Mengungkapkan hubungan ini, terutama kepada ibunya yang juga majikan Ashley, terasa seperti langkah besar, dan dia merasa belum sepenuhnya siap. "Aku paham, Clython," jawab Ashley dengan suara lembut, "Tapi aku... aku belum siap. Ini semua terasa begitu cepat, dan aku merasa perlu waktu untuk benar-benar merasa nyaman dengan langkah itu." Clython terdiam sejenak, melihat ekspresi cemas di wajah Ashley. Dia tahu bahwa meskipun dia ingin segera memperkenalkan hubungan mereka, dia tidak ingin memaksakan apa pun pada Ash
Setelah ciuman itu, suasana antara Ashley dan Clython terasa begitu intens, penuh dengan perasaan yang belum pernah mereka ungkapkan sebelumnya. Namun, di tengah kehangatan pelukan mereka, Ashley merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, sesuatu yang tiba-tiba muncul. Dia menarik napas dalam-dalam, seakan ingin memastikan dirinya terlebih dahulu sebelum bertanya. Clython, yang merasakan perubahan kecil dalam sikap Ashley, melepaskan pelukan mereka perlahan dan menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Ashley?" tanya Clython, suaranya lembut, namun penuh dengan rasa ingin tahu. Ashley menghela napas, sedikit ragu, namun dia tahu dia harus bertanya. "Clython, aku... aku ingin bertanya sesuatu. Ini mungkin terdengar aneh, tapi... siapa pacarmu sebelum aku?" matanya menatapnya dengan jujur, namun ada sedikit kecemasan di sana. Clython terdiam sejenak, tampaknya terkejut dengan pertanyaan itu. Dia mengamati wajah Ashley, dan kemudian mengangguk pelan. "Kamu tahu, sebelum kit
Setelah tawa mereka mereda, suasana di sekitar Ashley dan Clython menjadi lebih tenang. Mereka berdua duduk di sana, saling menatap, merasa seperti waktu berjalan lambat. Ada kehangatan di udara, dan meskipun mereka baru saja berbagi tawa canggung, perasaan di antara mereka semakin kuat dan lebih jelas. Clython meraih tangan Ashley, jemarinya menyentuh lembut kulitnya, menciptakan hubungan yang lebih dalam di antara mereka. Mata mereka saling bertemu, dan untuk sesaat, dunia di sekitar mereka tampak menghilang. Hanya ada mereka berdua di dalam ruang itu, perasaan yang berkembang, dan sebuah janji tak terucapkan yang menghubungkan mereka. Ashley merasakan getaran halus dalam dadanya. Ada rasa nyaman yang dia rasakan, lebih dari sekadar ketertarikan, lebih dari sekadar perasaan tak menentu yang ada sebelumnya. Ini adalah perasaan yang lebih dalam, lebih tulus, yang sudah lama dia cari tanpa benar-benar menyadarinya. Clython, yang juga merasakan hal yang sama, menarik napas dalam-da
Carlos berjalan sendirian, langkahnya berat dan perasaan yang semakin menggerogoti hatinya. Semua yang terjadi antara dia dan Ashley, meskipun terasa begitu kuat dan nyata, kini terasa seperti bayangan yang perlahan menghilang dari hidupnya. Dia merasa seperti baru saja kehilangan sesuatu yang sangat berharga, dan penyesalan itu mengalir begitu deras dalam dirinya. "Aku sudah menyia-nyiakan Ashley," bisiknya pada dirinya sendiri. "Aku terlalu sibuk dengan egoku, dengan perasaanku, tanpa melihat apa yang sebenarnya dia butuhkan." Pikirannya berlarian, meninjau kembali semua keputusan yang ia buat, setiap kata yang terucap, dan setiap perasaan yang dipendam. Carlos tahu dia telah membuat kesalahan. Meskipun cintanya pada Ashley begitu besar, dia juga tahu bahwa dalam banyak hal, dia tidak cukup sabar, tidak cukup pengertian. Dia mengingat saat-saat ketika Ashley menghindari percakapan, saat dia merasa ragu dan terluka, namun Carlos terus mengejar dan berharap semuanya bisa berjala
Setelah berbicara dengan Clython, Carlos merasa ada satu hal terakhir yang harus ia lakukan sebelum benar-benar melepaskan perasaannya. Ia tahu ia belum benar-benar menyelesaikan semuanya dengan Ashley. Ia harus meminta maaf—bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk memberi Ashley kebebasan sepenuhnya dari rasa bersalah atau tekanan apa pun. Carlos menemui Ashley di sebuah tempat yang tenang, tempat di mana mereka dulu sering berbagi cerita. Ashley terlihat terkejut melihat Carlos, tetapi dia tidak menghindar. Ada sesuatu di mata Carlos yang membuatnya merasa bahwa percakapan ini berbeda. "Ashley," Carlos memulai dengan nada lembut, "Aku hanya ingin mengatakan sesuatu sebelum aku benar-benar pergi." Ashley menatapnya, ragu-ragu, tetapi mengangguk. "Katakan, Carlos." Carlos menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku ingin meminta maaf. Kalau selama ini aku membuatmu merasa tertekan, merasa seolah-olah aku memaksakan perasaanku padamu, aku benar-benar menyesal. It