Tiga hari telah berlalu, Keluarga Sabir dan Keluarga Chaw bukan hanya tidak meminta maaf, mereka bahkan ikut terlibat dalam insiden ini. Nicholas masih ingat dengan jelas hingga saat ini tabrakan yang dilakukan oleh Stefano di belakang konvoi.Rencana pembantaiannya Nicholas juga dimulai dari malam ini.Malam ini terasa berlalu sangat cepat bagi orang-orang di Kota Modu.Keesokan paginya, di kediaman Keluarga Chaw, Jesslyn membuka matanya dan seluruh tubuhnya merinding. Apa yang dia lakukan bersama Stefano kemarin membuatnya merasa jijik, jadi dia segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia merasa tubuhnya seperti telah ternodai.Setelah berhasil membersihkan diri dan menghilangkan sebagian besar kenangan yang buruk, Jesslyn mengenakan pakaiannya dan keluar dari kamarnya.Ketika tiba di depan meja makan, ekspresi Jesslyn menjadi dingin lagi saat melihat tidak ada makanan kesukaannya di atas meja."Aku sudah menyuruh orang untuk membeli makanan kesukaanmu, aku rasa dia a
"Mereka adalah Keluarga Winata! Apa yang tidak berani mereka lakukan?" tanya Leon."Apa hebatnya Keluarga Winata? Apa mereka bukan manusia?" teriak Jesslyn dengan keras, lalu mendorong Leon. "Ayah, kenapa kamu begitu takut? Keluarga Winata juga bukan dewa, jadi apa yang bisa mereka lakukan pada kita? Aku tidak percaya mereka berani menerobos ke sini dan membunuh orang."Leon didorong Jesslyn sampai mundur dan ekspresi wajahnya menjadi semakin marah.Jesslyn melangkah dengan langkah besar dan berjalan menuju bagian depan ruang tamu. Dia baru menyadari sudah banyak anggota Keluarga Chaw yang berada di sana.Larry duduk di kursi roda dengan ekspresi wajah yang serius. Generasi kedua Keluarga Chaw, Bibi Yumy dan Paman Louis duduk di sofa dengan ekspresi wajah yang sangat buruk."Sekarang sudah bisa dipastikan, Nicholas tidak mati dan sudah mulai menyerang!" kata Larry. "Kalau Nicholas mati, kita nggak mungkin akan menghadapi situasi seperti ini. Ini pasti akan menjadi sebuah kekacauan yang
Larry duduk di depan jendela besar di ruang tamu. Leon dan Louis berdiri di kedua sisinya, sedangkan Jesslyn berdiri di kamar tidur di lantai dua. Pandangan mereka semua tertuju pada mobil itu.Mobil itu meninggalkan rumah Keluarga Chaw dan membuat semua orang merasa lega. Namun, dua menit kemudian, sebuah truk besar dengan ketinggian tiga meter lebih tiba-tiba muncul dan turun di sisi lain kediaman.Semua orang hanya mendengar suara ledakan dan terlihat cahaya api yang memancar dari 200 meter jauhnya.Tubuh Jesslyn bergetar dan ekspresi wajahnya langsung menjadi pucat karena melihat semua kejadian itu dengan jelas. Dia melihat truk besar itu menabrak mobil kedua pengawal itu dengan sangat ganas hingga terlempar beberapa puluh meter jauhnya.Sehebat apa pun kemampuan kedua pengawal itu, mereka tetap tidak akan bisa lolos dari maut."Tidak mungkin ...." Jesslyn merasa penglihatannya mulai menjadi gelap."Mereka mati!" gumam Leon dengan pelan dan wajahnya menjadi sangat pucat.Louis bert
Di dalam salah satu ruangan di kediaman Keluarga Sabir, Stefano terbaring di sofa dengan salah satu tangannya menggoyangkan gelas minumannya. Kedua matanya menatap layar video di dinding.Ini adalah rekaman video pengawasan di sekitar kediaman Keluarga Sabir yang memungkinkan Stefano melihat situasi di sekitarnya secara efektif.Terlihat ada empat truk besar yang mengelilingi kediaman Keluarga Sabir di video itu. Truk-truk ini tidak mencolok dan terlihat sama seperti truk kargo biasa, sehingga tidak menarik perhatian siapa pun.Namun, Stefano tidak berpikir demikian. Dia tahu pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan empat truk itu."Apa ini bisa efektif untuk mengganggu sinyal?" Stefano mengeluarkan ponselnya dan melihat tanda tidak ada sinyal, lalu terlihat senyuman mengejek di bibirnya. "Bukankah ini hanya perkara kecil? Nicholas, apa hanya ini yang bisa kamu lakukan? Konyol!"Keempat truk itu mampu memblokir sinyal ponsel, termasuk sinyal satelit, dan sinyal jaringan saat ini."Pak
Nicholas turun dari mobil terlebih dahulu, lalu Zeffrey mengikutinya dari belakang dan membuka payung untuk Nicholas berteduh.Keduanya berdiri tempat yang tidak jauh dari kediaman Keluarga Chaw. Dari sana, mereka melihat seluruh kediaman tersebut dengan ekspresi tersenyum."Itu Nicholas ...."Di dalam kediaman Keluarga Chaw, ekspresi wajah Leon berubah. Dia melihat orang yang berdiri di kejauhan dan tubuhnya terus-menerus gemetar.Nicholas belum mati!Tuan Muda Keluarga Winata tidak mati dan hanya menderita sedikit luka. Namun, binatang buas yang terluka adalah yang paling berbahaya."Nicholas sudah datang? Aku tahu dia pasti akan datang. Apa situasi saat ini akan terjadi kalau kalian segera pergi meminta maaf?" teriak Louis dengan keras. "Situasinya sekarang sudah sulit, orangnya sudah di depan pintu rumah kita. Apa yang bisa kalian lakukan lagi?"Larry menatap Nicholas yang berada di kejauhan dengan ekspresi wajah yang rumit. Empat puluh tahun yang lalu, dia berada di posisi yang sa
Begitu mendengar perkataan itu, Larry buru-buru melihat keluar jendela. Dia melihat Nicholas yang awalnya berada di kejauhan, tetapi kini sudah menghilang.Ketiga mobil itu telah pergi satu per satu, meninggalkan jalanan yang terlihat sepi dari kejauhan.Larry menarik napas dalam-dalam dan ekspresi wajahnya agak rumit. "Dia sedang memberi peringatan! Ada 100 orang lebih yang mati di Vila Megawan. Ini memang bukan perbuatan Keluarga Chaw, tapi ada hubungannya dengan kita juga! Stefano menjebak Nicholas dan Jesslyn membantunya. Jadi, bagaimana mungkin dia akan melepaskan kita begitu saja?""Bagaimana sekarang?" tanya Louis buru-buru."Kita akan lihat perkembangannya nanti, sementara ini kita tetap mengamati situasi dengan tenang!" kata Larry sambil menghela napas pelan.Leon juga berhenti. Nicholas sudah pergi, sehingga tidak ada gunanya juga dia keluar lagi. Jika ada preman yang menyerang, bukankah Leon akan mati sia-sia?Setelah Nicholas pergi, seluruh anggota Keluarga Chaw merasa keta
Melihat Bella masuk ke lift, Gordon tersenyum sinis, lalu berbalik dan melihat Loki keluar dari ruangan sekretaris di sebelahnya."Pak Loki, jangan biarkan orang seperti ini datang ke sini lagi kelak. Kalau Keluarga Winata bisa membantumu, Keluarga Yordan tentu saja juga bisa!" gerutu Gordon."Benar. Ayah, reputasi Keluarga Yordan di Kota Kairos juga sangat luar biasa!" kata Warren.Loki ragu sejenak, lalu menghela napas dan menganggukkan kepalanya. Menurut Loki, seharusnya dia menanggapi masalah ini dengan pendekatan yang berbeda dari Warren. Namun sayangnya, perkataan Warren tadi benar-benar sudah keterlaluan.Jika Nicholas benar-benar baik-baik saja, masalah ini pasti tidak akan berakhir begitu saja. Untungnya ada Gordon, jika tidak, Keluarga Tanius juga tidak akan seperti ini.Setelah Bella keluar dari Clear Group, dia masuk ke dalam mobil dengan tatapan mata yang sangat muram.Bella pergi ke kediaman baru sesuai dengan perintah Nicholas dan baru bertemu dengan Nicholas yang sedang
Larry duduk di depan jendela di ruang tamu dan pandangannya tetap tertuju ke arah mobil itu.Leon dan Louis merasa gelisah, mereka tidak pernah memalingkan pandangannya dari mobil itu. Jika mobil itu melewati jarak 500 meter lebih, berarti mereka memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan menyampaikan pesan ke luar.Boom ....Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara ledakan. Mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi dihantam oleh truk besar yang datang dari arah berlawanan. Mobil itu terlempar ke udara dan menimbulkan kobaran api yang melonjak ke langit dalam sekejap.Ekspresi wajah Larry terlihat sangat buruk dan tubuhnya mulai bergetar."Sudah kuduga! Sudah kuduga hal ini akan terjadi!" teriak Louis dengan ekspresi wajah penuh amarah. "Keluarga Winata sama sekali tidak berniat melepaskan kita! Jesslyn ingin membunuh Nicholas dan bahkan melukai saudaranya. Ada 100 orang lebih yang mati di Vila Megawan, jadi mana mungkin Nicholas bisa membiarkan kita begitu saja? Apa kalian sa
"Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.
"Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R
"Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status
Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat
Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma
"Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti
Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik
"Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt
Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,