Share

Bab 80

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-15 15:58:53

"Tuan muda, Aina ... Apa yang kalian lakukan di sini?" ujar Bik Nur dengan perasaan yang mencelos menyaksikan apa yang mereka lakukan.

"Bik Nur ... Mari kita bicara," ujar Hasan sambil memegang tangan Aina dan mendudukkannya di tepi ranjang.

Bik Nur segera menghampiri mereka dan duduk di kursi meja rias.

"Bik Nur ... Saya mencintai anak Bik Nur ...," ujar Hasan dengan suara lemah lembut.

Nur yang mendengar perkataan Hasan terperangah, dia senang bahwa laki-laki muda dihadapannya memiliki perasaan khusus terhadap anaknya, lelaki ini lelaki yang bertanggung jawab, dia juga merasa sangat berhutang Budi pada lelaki ini, karena lelaki ini yang telah menemukan Aina ketika diculik.

"Sejak kapan tuan muda menyukai Aina?"

"Sejak lama."

"Apakah sejak tuan muda tahu jika paras Aina rupawan?"

"Saya baru mengetahui wajah asli Aina dua Minggu yang lalu ketika saya pergi ke perkebunan, menurut Bik Nur, untuk apa saya pergi ke perkebunan?" ujar Hasan, nada bicaranya masih lemah lembut.

"Memangnya un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
liza sarah
akankah fendi mengenali siapa wanita yg bersama hasan? klo dia bgtu mencintai aina hrsnya bisa. dr cara jalannya, cara tertawa, hidung. itu logikanya ya.. ditunggu kelanjutannya kak...
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
akankah hasan dan aina dapat restu,?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 81

    Tak jauh dari mereka, seorang lelaki gagah memakai baju batik lengan panjang pres body tengah memasuki lokasi acara dengan menggandeng gadis cantik yang memakai gaun brokat warna silver, rambut gadis itu di sanggul dengan anak rambut yang menjuntai di dekat telinganya, gadis itu memakai riasan tipis, namun wajah cantiknya bersinar bagai bulan, tak pelak pasangan ini sangat menarik perhatian. Pandangan Nurma nanar menatap gadis yang digandeng Hasan, bukankah gadis itu yang diaku Hasan sebagai istrinya dari Jakarta? Sehebat apa wanita itu? Aina hanya mampu menundukkan pandangannya, dia sungguh tidak berani menatap orang di sekitarnya. Dia sangat takut jika dikenali oleh orang lain. Hasan membawa Aina menuju meja ayahnya, di meja itu duduk juga ibu tirinya, Ayuni dan Nurma, masih ada satu bangku yang kosong. Acara tukar cincin sudah dilaksanakan, sekarang di panggung diisi dengan suara nyanyian tim organ tunggal, suara soundsystem-nya terdengar sangat nyaring. "Hei, sini ... Sini .

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 82

    Aina melangkah dengan gontai, dia sudah mendekati tempat acara, ketika seseorang menegurnya."Hai, cantik."Aina terkesima, pemuda itu tersenyum dengan seringai menggoda. Aina hanya bisa menghela napas berat, pemuda itu mendekatinya dengan jarak yang semakin dekat."Halo, aku Haris Latief. Aku melihatmu bersama abangku tadi," ujarnya sambil mengulurkan tangan."Naina," balas Aina dengan cepat menarik tangannya yang menjabat Haris.Aina tahu seberapa bajingannya pemuda di depannya, dia tentu sudah tahu karakter pemuda ini yang sebenarnya, entah berapa gadis yang sudah digodanya, rata-rata para gadis itu menyerahkan dirinya dengan suka rela setelah mendengar rayuan gombal lelaki itu."Naina? Hmm, nama yang cantik, secantik orangnya. Ada hubungan apa kau dan abangku?" Pemuda itu bicara dengan jarak yang terlalu dekat, membuat Aina merasa tidak nyaman."Menurutmu?" tanya Aina dengan memundurkan langkah."Abangku itu akan bertunangan, mungkin kau hanya dijadikan selir. Daripada dijadikan s

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 83

    Hasan mendorong Nurma dengan kuat sehingga perempuan itu terlepas darinya, dengan perasaan jijik dia lap bibirnya dengan lengan bajunya, wajahnya sudah merah padam karena emosi yang membludak. Nurma terhuyung hampir terjatuh untung saja dia mampu menyeimbangkan tubuhnya karena dari remaja rajin latihan fisik. "Nurma! Apa kau tidak punya malu? Berani benar kau menciumku di depan umum. Di mana harga dirimu sebagai perempuan? Perempuan tak tahu malu sepertimu ingin menjadi istriku? Mimpi saja kau!" hardik Hasan dengan suara keras. Suasana acara yang penuh kegembiraan tiba-tiba menjadi hening karena peristiwa itu, Hasan bukan lelaki yang bisa menahan amarahnya, dia akan spontan memaki jika dia merasa tidak senang, dia sebenarnya sudah cukup sabar ketika ayahnya menjodoh-jodohkannya dengan sengaja di panggung tadi, namun melihat keagresifan gadis itu, dia tidak bisa menyembunyikan rasa jijik di hatinya. Sebenarnya sikap Hasan yang temperamen itu sangat mirip dengan ayahnya, makanya kedua

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 84

    Setelah beristirahat, Aina kembali menyusuri jalan, berusaha mencari kendaraan umum menuju rumah besar keluarga Latief. Namun ternyata tidak ada satu angkotpun yang terlihat, dia harus berjalan lebih jauh menuju jalan utama. Tin ... tin ... Terdengar suara klakson mobil dari samping, sebuah mobil Mitsubishi Triton terlihat menepi, jendela pengemudi terbuka. "Aina! Kau mau ke mana?" Aina menoleh dan menghembuskan napas lega ketika melihat pemuda itu. "Mau pulang," jawab Aina singkat. "Masuk!" ujar Fendi sambil mengkode dengan gerakan kepala. Aina langsung menuju pintu penumpang di sebelah pengemudi, menghenyakkan bobot tubuh lelahnya di jok depan. Dia bersyukur ternyata Fendi datang di saat yang tepat selagi dia mencari kendaraan pulang. "Kenapa kau jalan kaki ke sini? Mau ke mana sebenarnya? Kau kenapa menghilang-hilang terus di acara tadi, sebenarnya kau punya masalah apa sih, Ai?" Fendi langsung saja mencerca aian dengan pertanyaan, dia sungguh tidak mengerti dengan sikap

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 85

    "Jadi itu yang kau mau? Mengakhiri hubungan kita yang baru sebentar ini?" Hasan sudah kehabisan kata menghadapi gadis ini, dia hanya menghela napas dengan dada yang terasa sesak, kau pikir aku mau menyerah begitu saja, Ai? Jangan harap itu!"Iya, lebih baik menikahlah dengan wanita yang memiliki keluarga yang terpandang, kulihat Nurma begitu cinta pada Abang, ayahnya juga bisa membantu Abang menyelesaikan hutang-hutang Abang," ujar Aina dengan suara bergetar.Bagaimanapun dia mencoba mengatakan hal ini dengan tegar, namun hatinya tetap terasa sakit seperti tersayat sembilu, siapa yang rela membiarkan seorang kekasih yang sangat dicintai menikah dengan wanita lain? Mungkin hanya dia yang bertindak bodoh seperti itu, ah biarlah ... Lagi pula lelaki ini baru menjadi kekasihnya, bukan suaminya, tidak ada ikatan hukum yang melarang dia melakukannya, soal perasaannya, biarlah dia tanggung sendiri. Tanpa terasa mata Aina memanas, bulir bening mengalir dari sudut matanya."Jadi, kau menyuruh

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 86

    "Apakah kau mau menikah denganku?" Fendi terperangah mendengar perkataan Aina, siapa yang tidak mau menikah dengan gadis ini? Bukankah selama ini hal itu yang didambakannya? Namun Fendi bukanlah buta, dia dapat melihat sorot mata putus asa dari gadis itu, tidak ada cinta dan kebahagiaan di sana, untuk apa dia memaksakan hal ini? Dia hanya ingin melihat gadis ini ceria dan bahagia walau tiap hari mereka akan terus bertengkar, dia tidak ingin melihat gadis ini seperti sekarang, lesu dan sedih. Tidak ada gairah yang berkobar di matanya seperti biasanya. "Kau kenapa? Apa yang terjadi? Bukannya aku tidak ingin menikah denganmu, aku justru senang menikah denganmu, tetapi kau kenapa? Kau bilang kau cinta pada laki-laki yang menolongmu. Katakan, apa yang terjadi?" "Aku hanya ingin melupakan lelaki itu, tolong, bantulah aku, Fendi." "Tidakkah kau terlalu kejam membuatku sebagai pelarian?" "Maafkan aku, bukan maksudku untuk memanfaatkanmu menjadi pelarian. Aku memang menjadikanmu sebag

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 87

    Ketika lelaki paruh baya itu sudah mendekat pada mereka, reflek Fendi melangkah mundur, wajahnya sangat tegang. Dia benar-benar tidak ingin lagi bertemu dengan lelaki yang telah menurunkan darah ketubuhnya itu, setelah delapan belas tahun tidak ada kasih sayang yang lelaki itu salurkan kepadanya.Dia bahkan sudah lupa kalau punya seorang ayah, selama ini dia menganggap dia hadir ke dunia ini tanpa peran seorang ayah.Setelah sekian lama tidak pernah hadir dalam hidupnya, kenapa tiba-tiba laki-laki ini datang menemuinya? Apakah dia tidak tahu kehidupan seperti apa yang dilalui Fendi karena kelakuannya itu? Seketika amarah Fendi tak terbendung, raut wajahnya berubah menjadi muram dan tegang."Sardan, ini Fendi anakmu," ujar Wak Sulian, Uwak yang selama ini merawat Fendi, kakak tiri Sardan."Fendi ... Ini bapak, nak ...," Suara Sardan tercekat di tenggorokan.Sardan bukannya tidak menyadari tatapan nanar dan penuh kebencian dari putranya, tetapi dia hanya berusaha untuk mendekatkan diri

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 88

    "Ayo, Ai. Kita pulang!" ujar Fendi tanpa menyapa lagi orang-orang yang berada di ruang tamu. Anak muda itu langsung pergi tanpa berpamitan, membuat Aina serba salah, tidak enak hati pada kedua Uwak Fendi. "Saya, pamit dulu ya, Wak ...." Akhirnya dia terpaksa pamitan sendiri dan menyalami semua orang tua di situ termasuk bapaknya. Dengan langkah tergopoh-gopoh Aina menyusul Fendi yang berjalan terlalu cepat menuju mobil. Di belakang mereka, Uwak Hayati menyusul mereka dengan langkah tertatih-tatih. "Fendi! Kenapa cepat sekali pulangnya? Uwak masih kangen, kau belum bicara dengan bapakmu," ujar wanita tua itu dengan ekspresi sedih. Fendi menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Uwaknya, dari dulu Fendi paling tidak tega terhadap Uwak perempuannya ini, wanita lemah lembut yang tidak pernah memarahinya, walau mereka tidak memanjakannya dengan limpahan materi, namun perhatian Uwak Hayati kepadanya lebih dari cukup. Uwak Hayati selalu memastikan agar Fendi tidak kelaparan, dia selalu m

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-25

Bab terbaru

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status