Share

Bab 88

Author: Nainamira
last update Last Updated: 2022-08-25 13:06:35

"Ayo, Ai. Kita pulang!" ujar Fendi tanpa menyapa lagi orang-orang yang berada di ruang tamu.

Anak muda itu langsung pergi tanpa berpamitan, membuat Aina serba salah, tidak enak hati pada kedua Uwak Fendi.

"Saya, pamit dulu ya, Wak ...." Akhirnya dia terpaksa pamitan sendiri dan menyalami semua orang tua di situ termasuk bapaknya.

Dengan langkah tergopoh-gopoh Aina menyusul Fendi yang berjalan terlalu cepat menuju mobil. Di belakang mereka, Uwak Hayati menyusul mereka dengan langkah tertatih-tatih.

"Fendi! Kenapa cepat sekali pulangnya? Uwak masih kangen, kau belum bicara dengan bapakmu," ujar wanita tua itu dengan ekspresi sedih.

Fendi menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Uwaknya, dari dulu Fendi paling tidak tega terhadap Uwak perempuannya ini, wanita lemah lembut yang tidak pernah memarahinya, walau mereka tidak memanjakannya dengan limpahan materi, namun perhatian Uwak Hayati kepadanya lebih dari cukup. Uwak Hayati selalu memastikan agar Fendi tidak kelaparan, dia selalu m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Asrinda 24
masalah baru lagi
goodnovel comment avatar
Soba Niati
lanjut Thor, ditunggu kelanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 89

    Mobil yang mereka tumpangi telah masuk ke halaman rumah besar keluarga Latief. Tampak Syarif tengah duduk santai di teras rumah masih memakai kaos oblong dan celana training. Setelah turun dari mobil kami menghampirinya. "Kok cepat pulangnya, Fen? Baru juga jam sembilan. Kalian gak jadi ke swalayan cari oleh-oleh?" tanya Syarif.Mendengar ucapan Syarif, Fendi mengernyitkan kening dan menatapku dengan tatapan bersalah."Maaf ya, Ai ... Aku lupa," ujarnya."Yah, gak apa-apa, kamu juga sedang tidak baik-baik saja.""Kenapa kau tidak baik-baik saja? Apa kau sakit, Fendi?" tanya Syarif dengan sedikit panik."Oh, tidak. Aku baik-baik saja, tadi cuma ada masalah keluarga yang harus kuselesaikan, semua sudah baik-baik saja," jawab Fendi sambil mendelik ke arah Aina.Aina hanya mengendurkan bahu mengkode bahwa dia tidak sadar mengatakannya, membuat Fendi sedikit keki."Kalau gitu kita percepat saja pulang ke perkebunan, kita pulang jam sebelas nanti, ya?" ujar Syarif "Baik, Bang," jawab Fend

    Last Updated : 2022-08-26
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 90

    "Bapak Aina, si Sardan itu dulu waktu di dusun akan menjual Aina kepada seorang juragan tua untuk dijadikan istri ke tiga, waktu itu Aina baru berumur lima belas tahun. Makanya kami melarikan diri sampai di sini, untuk keamanan Aina agar tidak ditemukan oleh bapaknya itu maka bibik membuat Aina berpenampilan jelek, yah supaya aman juga dari lelaki hidung belang di lokalisasi," jelas Nur panjang lebar."Jadi, Aina aslinya cantik?" tanya Fendi penasaran."Sebenarnya tidak terlalu cantik, hanya tidak sejelek ini," jawab Nur dengan wajah yang tidak bisa dibayangkan, ada rasa bersalah, ada rasa cemas jika Aina harus melepaskan topengnya di depan laki-laki ini."Bibik bicara apa? Maksud Bibik, Aina di depan ini bukan tampilan asli? Aku tidak percaya," ujar Fendi sambil tertawa sinis."Seperti apa wajah aslinya? Aku ingin lihat! Secantik apa orangnya, atau kalian hanya mencari alasan yang tidak masuk akal!" Fendi kembali berkata dengan agresif."Bagaimana, Mak?" ujar Aina menatap ibunya, mem

    Last Updated : 2022-08-27
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 91

    Ketika makan malam, Syarif sengaja mengundang Fendi ketika bertemu di masjid. Dia ingin menuntaskan masalah diantara mereka, agar suasana kembali seperti dulu. Aina sudah siap menghidangkan berbagai makanan yang dia ambil dari dapur umum, karena dia tidak sempat memasak. Suasana masih terasa canggung, terutama dari Fendi yang mendadak menjadi sangat pendiam. Dia hanya menjawab jika Syarif mengajak bicara, itupun jawabannya sangat pendek-pendek.Ketika mereka tengah asyik makan malam, tiba-tiba rumah diketuk seseorang, ternyata pak Faisal yang datang, akhirnya Syarif dengan sengaja meninggalkan mereka berdua di meja makan. Bahkan Syarif pergi keluar untuk mengecek sesuatu dengan Faisal, ketika Fendi akan menemani, dia menolak dengan sengaja.Kini Fendi dan Aina duduk berhadapan berdua di meja makan, memang sebenarnya banyak yang akan Fendi katakan pada gadis itu, namun suasana hatinya yang tengah patah hati lebih mendominasi. "Ini, Bang. Tambah lagi lauknya," kata Aina sambil mengamb

    Last Updated : 2022-08-28
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 92

    Sementara itu, setelah pertengkaran hari itu dengan Aina, Hasan tidak kembali ke kediaman rumah besar keluarga Latief. Dia tinggal di rumah perumnas tipe 36 yang sudah direnovasinya menjadi dua lantai, memiliki tiga kamar dan garasi untuk satu mobil. Rumahnya tampak menonjol diantara rumah rakyat yang masih bentuk bangunan asli, Hasan juga termasuk pemuda yang dihormati dilingkungan tersebut, karena sering aktif mengikuti salat berjamaah di mushola perumahan. Banyak warga sekitar yang penasaran dengan sosoknya, siapa yang tidak penasaran dengan pemuda tampan dan mapan sepertinya yang tinggal sendirian di rumah yang cukup besar menurut warga sekitar. Namun ketika mereka tahu pekerjaan Hasan sebagai pejabat eselon tiga di kantor gubernur, mereka memaklumi jika pemuda itu memiliki kehidupan finansial yang mapan. Tetapi yang masih membuat mereka penasaran adalah kehidupan asmara pemuda itu, apakah pemuda itu sudah menikah? Diam-diam banyak ibu-ibu yang ingin menjodohkan anak gadisnya de

    Last Updated : 2022-08-29
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 93

    Sesampainya di lokasi acara, terlihat ballroom hotel bintang lima di kota ini begitu meriah. Tamu undangannya begitu banyak hingga tempat parkiran hampir penuh. Banyak petugas hotel yang diturunkan untuk mengatur parkiran mobil para tamu.Bagaimana tidak meriah, yang menikah adalah tokoh agama yang sangat berpengaruh di kota ini, seorang pimpinan ormas besar dan seorang guru besar di sebuah perguruan tinggi Islam. Sedangkan pengantin prianya adalah seorang anak angkat seorang mantan wakil bupati dan anak tiri seorang pengusaha kayu ternama di kota ini. Mungkin jika Hasan dan Nurma jadi menikah, pernikahan mereka pasti akan lebih meriah dari pada pernikahan Syarif ini, secara Nurma adalah anak wakil bupati yang masih aktif.Aina turun dari mobil, berjalan dengan pelan dan tertegun mengangumi kemeriahan pesta ini. Keadaan seperti ini membuatnya lebih minder untuk masuk ke keluarga ini. Dia menghela napas berat, berjalan melamun dengan tatapan wajah rumit, padahal teman-temannya memasuki

    Last Updated : 2022-08-30
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 94

    "Eh, gimana maksud kalian tadi? Kalian kakak beradik? Apa sekarang Fendi sudah kau angkat jadi kakak kau, Ai?" ujar Dimas membuyarkan lamunan Aina."Fendi adalah kakak seayah lain ibu denganku," ujar Aina menatap datar ke arah Dimas."Ha? Jadi selama ini kalian akrab itu karena saudara? Bilang dong dari dulu, biar aku gak perlu buang energi cembokur sama kamu, Bro, ha ... ha ... ha ...," ujar Dimas tertawa bahagia sambil menepuk bahu Fendi dengan kuat."Hei, sakit. Yang sopan dikit sama Abang cewek yang kau taksir. Ingat, kalau aku gak setuju kalian pacaran, kamu gak bakal bisa memiliki Aina!" pekik Fendi "Oh, maaf ... Maaf, Abang ipar." Dimas menangkupkan kedua tangannya menatap Fendi dengan penuh hormat, sesuatu yang sangat jarang terjadi, biasanya mereka akan musuhan."Jangan panggil aku Abang ipar! Kau belum menjadi suami Aina, dengar itu!" Bentak Fendi."Aish, pelit nian. Aku cuma latihan saja."Aina yang melihat interaksi hanya tersenyum canggung, kedua anak ini dulu benar-ben

    Last Updated : 2022-08-31
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 95

    Baru mau mengambil empek-empek yang sudah di siram cuka, tiba-tiba tangannya di tarik seseorang sehingga mangkuk plastik kecil itu terjatuh beserta isi-isinya, dia terkejut ingin memaki siapapun yang melakukan itu, ketika di dapatinya sebuah lengan besar telah mencengkeram pergelangan tangannya dan menyeretnya menjauh dari tempat itu."Bang ... Mau kau bawa ke mana aku?" pekik Aina mengikuti langkah lelaki itu dengan tunggang langgang."Hei, Bang. Tunggu dulu, Bang. Berhenti dulu, kita mau ke mana?" Aina terus melakukan protes terhadap lelaki yang terus menarik pergelangan tangannya.Lelaki itu tidak menjawab satupun pertanyaan yang diajukan Aina, dia membawa Aina keluar dari ballroom hotel, berjalan menuju lift, setelah lift terbuka, dia menekan angka empat dengan cepat."Abang mau membawaku ke mana?" keadaan lift yang sepi, suara Aina seperti menggema di dalamnya, namun lelaki itu masih diam seribu bahasa, dia berdiri tegak menatap pintu lift dengan tangan yang masih mencekal lengan

    Last Updated : 2022-09-01
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 96

    "Sini biar Abang sisir," ujar lelaki itu sambil menyisir rambut Aina dengan lembut.Benar saja, pakaian mereka sangat serasi, Aina menatap takjub di depan cermin."Kita berpakaian seperti ini mau ke mana, Bang?""Kita akan ke pesta," jawabnya sambil membalik tubuh Aina untuk menghadapnya."Pesta di bawah? Pesta bang Syarif?""Yah, ke sana sebentar, aku ada undangan juga di tempat lain.""Oh? Abang yakin akan mengajakku? Bukankah kita sudah tidak ada hubungan apa-apa?""Apa maksudmu? Kau mengambil keputusan sendiri? Aku tidak pernah menyetujuinya bukan? Kau benar-benar ingin mengakhiri hubungan denganku? Kalau kau serius dengan hal itu, kau hanya bisa bermimpi saja," ujar Hasan dengan nada rendah, namun suaranya tetap mengintimidasi."Abang, aku sudah bilang, aku tidak layak menjadi pasanganmu," ujar Aina menatap mata lelaki itu dengan lekat."Jadi kau layaknya untuk siapa? Untuk bujang tanggung yang dari tadi memanggilmu sayang itu? Hmmm, sepertinya kau sangat menyukainya, ya?" Hasan

    Last Updated : 2022-09-02

Latest chapter

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status