Share

Bab 16

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-24 15:34:35

POV Aina

Ya ampun, kenapa Dito musti balik lagi ke sini? Untung anak itu bisa berbohong, kalau tidak, entah sudah seperti apa nasib kami. Ada untungnya juga Dito kembali lagi ke sini, akhirnya Bang Rozak dan kawan-kawannya pergi juga dari sini. Sekarang aku harus berusaha mengangkat beban berat ini sendirian. Mana barangnya berplastik-plaktik gini, aku kesulitan memegangnya.

Aku berjalan di jalan setapak ini dengan terseok-seok, mana gelap lagi ... Beberapa kali aku terjatuh dan barangnya bercecer. Aku meneguhkan langkahku, memberi semangat dari dalam, kesulitan ku ini tak seberapa jika dibandingkan kesulitan dan kepahitan hidup yang akan kurasakan jika aku tertangkap oleh Samadin dan dijualnya. 

Akhirnya sampai juga di sekolahan Dito, aku segera menuju teras kelas, istirahat di sana. Kuletakkan barang-barang yang kubawa, lenganku sampai sakit. Suasana sepi dan gelap cukup menyeramkan, membuat bulu kudukku meremang. Hanya lampu jalan depan SD yang menjadi p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jihan Malikah
baca ceritanya jantung ku degdeg an ,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 17

    POV AinaMobil pak Seno melaju dengan kecepatan sedang menuju pinggiran kota, sebuah daerah yang tidak pernah kurambah. Rumah di sisi kiri kanan jalan tampak banyak rumah yang besar dan megah dengan halaman yang luas. Pak Seno membelokkan mobilnya memasuki sebuah rumah yang paling megah bercat krem dengan rilief ukiran berwarna oranye. Rumah ini memiliki garasi yang sangat luas, di sana bertengger tiga mobil, ada sebuah sedan yang sangat bagus, Mobil Van yang sangat mewah melebihi mobil yang dipakai pak Seno dan sebuah mobil mini truk."Kita sudah sampai, ayo keluar. Sepertinya semua anggota keluarga ada di rumah."Suara Pak Seno membuyarkan aku yang tengah terbengong melihat kemegahan rumah dan suasananya di hadapan."Ini rumahnya, Pak?" tanya Mamak tampak gugup."Nur, aku kan sudah bilang jangan panggil Pak," kata Pak Seno."Aku pembantu di sini, kalau aku panggil Mas nanti dikira kekasihmu atau istri siri. Setelah kupikir, aku wajib

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-24
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 18

    "Haris, Om Seno itu cari pembantu, bukan cari calon istri buat kamu, untuk apa musti cantik? Yang pentingkan rajin bekerja," Anak tertua, Hasan Basri menimpali.Ah, ternyata anak sulung mereka lebih bijaksana."Mas, ngapain sih kamu pakai ngomentari mereka?" kata Istrinya, Nirmala.Ya ampun, suaminya sudah baik gitu, istrinya ternyata judes."Lah emang kenapa? Suka-suka mulut akulah mau ngomong apa!" jawab Hasan ketus.Dari sini aku sudah bisa melihat, hubungan suami istri ini tidak harmonis, bicara mereka selalu bernada tinggi, tidak ada kelembutan dan keromantisan sama sekali. Ya Allah ... Terjebak di lingkungan seperti apa aku sekarang? Sepertinya bakal sulit ke depannya."Ya sudah, Seno tolong antar mereka ke pavilium ya?" kata Bu Halimah."Ayo ...," ucap Pak Seno ke arah kami sambil menggelengkan kepala sekali.Kami mengikuti langkah Pak Seno di belakang, kami melewati dapur dan pintu belakan."Pak S

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-24
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 19

    Hari sudah menunjukkan jam setengah tujuh pagi, Aku menyeka keringat yang bercucuran di dahi. Ini hari keduaku membantu Mamak menjadi pembantu di rumah besar ini, pinggangku sudah terasa pegal, namun mengingat Pak Seno menjanjikan bayaran yang lumayan, karena statusku yang masih pelajar, menjadi pelayan di rumah ini cukup menguntungkan bagiku dari segi ekonomi.Tugasku membersihkan seluruh area rumah dan pekarangan setiap pagi, aku sudah memulai pekerjaan ini dari sehabis subuh, tetapi dua jam setengah berlalu, Aku hanya mampu membersihkan lantai bawah rumah mewah ini, lantai atas sama sekali belum kusentuh. Mengingat hari ini adalah hari pertamaku sekolah, Aku menjadi sedikit panik, aku sama sekali tidak ingin terlambat ke sekolah. Kemarin Mamak sudah mendaftarkan di sekolah yang terdekat dari tempat ini, lokasinya tidak terlalu jauh, bisa di tempuh jalan kaki jika aku berangkat jam tujuh tepat.Dengan tergesa-gesa, Aku menaiki tangga untuk membersihkan lantai atas, di sana terdapat

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-27
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 20

    Sesampainya sekolah, Alhamdulillah masih lima menit lagi sebelum masuk, segera kuparkirkan sepeda di dekat parkiran sepeda motor, aku segera berlari mencari di mana kantor guru untuk melapor, aku memasuki lorong sekolah, banyak siswa siswi yang kutemui di lorong, aku ingin bertanya pada mereka di mana kantor guru, namun wajah mereka acuh tak acuh, aku jadi segan untuk bertanya pada mereka, sepertinya tampangku yang seperti ini sangat tidak menarik perhatian mereka.Akhirnya aku menghela napas lega, karena terlihat sebuah pintu yang bertuliskan kantor guru, aku segera menemui salah satu guru yang tengah berdiri di dekat pintu."Selamat pagi, Pak. Saya siswi baru, melapor ke mana ya, Pak?" tanyaku dengan wajah bingung."O, kau siswa baru? Kelas berapa?""Kelas dua, Pak.""Mari saya antar ke wakil kepala sekolah, biar nanti ditempatkan di kelas mana."Aku mengikuti Pak Guru yang belum kutahu siapa namanya menuju meja wakil kepala sekolah, ternyata aku di tempatkan di kelas Pak Ilham, gur

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 21

    "Dimas ...." Tanpa sadar aku menggumamkan nama itu. "Wah, baru diomongin dah nongol aja pacarmu." Suara nyaring Reni mengembalikan kesadaranku, aku kembali menekuni buku novel di tanganku. Aku benar-benar gugup, kenapa aku harus gugup? Memangnya siapa Dimas? Aku hanya mengenalnya sebentar, dia bukan siapa-siapa. Aku hanya tidak ingin punya masalah sama Renata, gadis itu pasti tidak senang pacar kebanggaannya mengenal gadis Kumal sepertiku. "Aina?" Panggilan itu terdengar begitu dekat. Aku mendongakkan wajah, Dimas sudah berdiri di hadapanku, sejenak aku menjadi linglung, kenapa dia musti menghampiriku? Tidak bisakah kita pura-pura saling tidak mengenal? Aku memandang ke samping, kulihat Sandi menyipitkan mata di balik lensanya, pasti anak ini heran aku bisa mengenal Dimas. Suasana tampak mencekam, keempat gadis populer itu tengah menatapku dengan tatapan tajam, Reni dan Rosa bahkan menyilangkan tangannya ke dada, Rita bahkan berkacak pinggang. "Aina? Kau sekolah di sini?" tanya Di

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 22

    Aku masih mendiamkan kotak kecil itu tergeletak di atas meja, tentu saja aku ragu menerimanya, buat apa anak ini repot-repot memberiku hadiah."Ambillah, Ai ... Aku sengaja membelinya dua tahun yang lalu khusus untukmu, jangan kau tolak," ujar anak itu sambil mendorong kotak itu ke hadapanku."Apa ini?" Aku ragu-ragu mengambilnya."Hanya hadiah kecil, harganya juga tidak mahal, sengaja aku membobol celengan demi membeli ini, berapa banyaklah uang yang dimiliki anak SMP," jawabnya sambil menyeruput es tebu.Aku ragu-ragu menyentuh kotak itu, seperti menyentuh barang keramat yang terlarang, pantas tidak aku menerima hadiah dari bocah ini? "Ambil, bukalah ...." Wajah Dimas tampak sudah hilang kesabaran, dia benar-benar berharap aku menerima pemberiannya, aneh sekali, ngasih hadiah kok maksa.Aku terpaksa membuka kotak itu, terlihat kalung perak dengan liontin berbentuk hati."Apa ini? Kenapa hadiahnya seperti ini?" Aku memprotesnya, hadiah ini terlalu intim, kenapa musti liontin berbent

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 23

    Aku menghela napas, sedikit lega. Melihat Sandi begitu serius belajar, dalam hati juga bertekad menyudahi masa kebodohan. Aku bisa memiliki nilai lebih dari segi prestasi, buktinya tugas fisika tadi, Pak Sarjito memujiku karena benar semua, hanya aku yang benar semua selisih satu poin dari Sandi. Aku baru tahu selama ini Sandi selalu mendapat ranking pertama di kelas, tapi kenapa anak itu justru kulihat selalu menyendiri? Bahkan beberapa anak selalu merundungnya secara verbal, apakah gaya Sandi yang cupu? Mungkin saja.Sandi nampak lebih pendiam, entah perasaanku saja, apakah dia merasa tersaingi olehku sekarang?"Aku meremehkan dia, sepertinya otaknya lumayan encer," kata Reni."Otak encer untuk apa? Zaman sekarang cewek itu harus cantik, baru ada yang suka," jawab Rita.Telingaku serasa berdengin mendengar mereka membicarakan aku, apa mereka tidak punya perasaan? Orang yang mereka bicarakan ada di belakang dan dengan jelas dapat mendengar percakapan tersebut.Aku cuma bisa menebal

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 24

    Mobil itu menepi menghalangi jalanku, aku yang tengah kepanasan dan kelelahan menjadi jengkel karena aksi blokir tersebut, ternyata mobil tersebut adalah mobil Ford Ranger yang memiliki bak belakang. Aku akhirnya berjalan agak menepi agar terhindar dari lalu lintas jalan raya yang cukup ramai, namun badan jalan itu penuh dengan rumput dan semak-semak membuatku kesulitan berjalan. Pintu mobil tiba-tiba terbuka, sosok lelaki tampan dengan baju kaos hitam dan celana jeans keluar, aku sontak berhenti berjalan memandang sosok tinggi tegap tersebut. "Kenapa sepedanya dituntun?" Suara bariton lelaki itu terasa merdu di telingaku. "Tuan Hasan." Nama itu menggumam begitu saja dari mulutku. Lelaki itu mengernyitkan dahi, sepertinya dia menunggu jawaban dari pertanyaannya barusan. "Oh ... Anu ... Itu, bannya kempes," jawabku dengan gugup. Aku belum pernah berinteraksi secara langsung dengan sosok lelaki yang sangat mempesona ini, auranya benar-benar membuat orang tidak bisa berkata-kata. En

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14

Bab terbaru

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 263

    "Abang, apakah ibu kandung Abang sudah menghubungi?" tanya Ayuni Mereka akan segera kembali ke Jambi untuk melangsungkan pernikahan satu Minggu lagi. "Tidak, kau lihat ... Wanita itu hanya akan menuruti perkataan suaminya, mana mungkin dia mau membelaku, dari dulu seperti itu, dia bucin banget sama suaminya itu, sampai-sampai menelantarkan anak kandungnya sendiri." Fendi menatap langit dengan wajah datar dari jendela apartemennya, dia juga malas sebenarnya menemui wanita yang sudah melahirkannya itu, kalau bukan uwaknya yang menyuruh menemui ibu kandungnya, dia tidak akan pernah pergi ke sana, ke tempat yang selalu membuatnya traumatis tersebut. "Bagaimana dengan ayah kandung Abang? Apakah dia akan datang ke pernikahan kita?" "Lelaki itu tidak bisa diharapkan, apalagi kondisinya sekarang sedang dipenjara. Cukup saja dari pihakku keluarga uwakku dan keluarga Aina." Yah, sudah tiga tahun yang lalu Sardan ditangkap polisi karena mengedarkan narkoba, hukumannya juga tidak main-main,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 262

    Kurang dari dua puluh menit, kedua suami istri itu pulang dari sawah, bajunya sudah kotor terkena lumpur sawah. Melihat mobil bagus di halaman rumah mereka, Aminah begitu gugup dan panik."Siapa to lek, tamunya?""Ya, nggak tahu, Min. Dua orang laki-laki sama perempuan muda. Sepertinya mereka suami istri, atau pasangan kekasih, yang perempuan ayu banget, yang laki-laki juga bagus banget. Cepat temui mereka.""Badanku masih kotor Lek, aku mau besihkan badan dulu di belakang," ujar Mardi suami Minah.Mereka buru-buru membersihkan tubuh mereka, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang menurut mereka layak.Dengan gugup, suami istri itu datang ke ruang tamu, mereka mendapati sepasang anak muda dengan gaya anak kota yang begitu klimis dan rapi yang sangat asing dipandangan mereka."Eh, ada tamu ... Monggo-monggo, maaf ini tamu dari mana ya?" ujar Mardi dengan gugup.Lelaki paruh baya itu mengulurkan tangan pada Fendi yang dibalas Fendi dengan tatapan dingin. Tangan lelaki itu begitu kasar,

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 261

    Lima tahun kemudian ....Aina bergegas keluar dari aula gedung Balairung kampus, wajahnya sangat sumringah, dia segera mencari keberadaan keluarganya. Di lihat kedua anaknya yang sangat imut itu berlari ke arahnya."Bunda ...."Aina menangkap dan memeluk kedua anak kembarnya dengan bahagia "Bunda ... Bunda tampak hebat dengan baju ini," kata Amira sambil memainkan rumbai yang menjuntai di bajunya."Ini namanya baju toga, bunda kita sudah jadi sarjana," ujar Ammar kepada adik kembarnya."Jadi ini yang dinamakan baju toga? Topinya sangat bagus," cicit Amira."Anak-anak ... Minggir dulu, ayah belum kebagian pelukan bunda kalian."Kedua anaknya melepaskan pelukan pada ibunya dengan cemberut, ayahnya memang begitu, selalu saja mendominasi bundanya dengan arogan."Ayah! Aku mau sama Bunda!" pekik Ammar."Iya, baru sebentar sama bunda," keluh Amira."Sudah, sana ikut nenek ... Itu nenek mau beli es krim loh," bujuk lelaki itu yang sukses membuat kedua anaknya berlari menghampiri neneknya."

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 260

    Laura mendesah dengan kuat, menarik napas kuat-kuat. Kenangan berhubungan badan delapan tahun yang lalu masih menggema di telinganya, walaupun pandangannya kabur kala itu, tetapi telinganya masih nangkap suara desahan dan ceracauan dari bibir lelaki itu. "Hmmm, kamu tidak mandi?" Suara itu menyentak Laura, menyadarkannya dari lamunan yang tengah bermain dipikirannya. Lelaki itu sudah selesai mandi, memakai kaos oblong hitam dan celana training. Rambutnya yang basah tengah dikeringkan dengan handuk. Laura tergagap, dia begitu gugup karena mendapati lelaki asing tengah sekamar dengannya. "I ... Iya, saya mau mandi," sambarnya langsung menuju kamar mandi. "Saya mau keluar dulu, sebaiknya kau buka pakaianmu itu di sini, kebaya itu membuatmu ribet kayaknya, setengah jam lagi saya akan kembali," ujar Andika. Lelaki itu langsung keluar kamar, Laura yang tengah mematung memandang kepergian lelaki itu dibalik pintu bergegas membuka pakaian kebayanya dan buru-buru masuk kamar mandi, seten

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 259

    Laura tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya memandang wajah anaknya dengan tatapan rumit, namun Arsen menatapnya dengan tatapan tajam, dengan mulut kecilnya anak itu menangih janji kepada ibunya dengan tegas seperti rentenir menangih hutang. "Mommy, penuhi Janjimu. Kata guru Arsen, seseorang itu yang dipegang omongannya, berani berjanji, harus bisa memenuhi." Semua orang terkesima mendengar perkataan Arsen, Andika sendiri berdiri dengan takjub, putranya ini ... Benar-benar cerdas dan bijaksana. Laura bingung mendengar permintaan anaknya yang tiba-tiba dan dikatakan di depan umum, dia melihay Dave meminta pembelaan, namun Dave malah mendukung Arsen. Situasi yang begitu canggung tidak bisa dihindari. Karena semua itu juga disaksikan oleh semua orang yang berada di sana. "Laura ... maukah kau menikah denganku? Demi Arsen, dia sangat membutuhkan seorang ayah," ujar Andika mendekati Laura. Laura hanya terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa, ini terlalu mendadak. Dia menatap Dav

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 258

    "Boy ... Perlu teman untuk bermain?" Arsen menghentikan kakinya yang akan menendang bola, beberapa saat dia terpaku menatap lelaki yang ada di hadapannya. Ouh? Is it a dream? Laura yang tengah menenggak minuman spontan tersedak, dia segera menyemburkan minuman yang berada di mulutnya. "DADDY !!" Setelah menyadari siapa yang berada di dekatnya, Arsen berteriak sekencangnya bahkan berlari sekencangnya menghampiri sosok lelaki yang kini tengah berlutut dengan satu kaki, ta ranselnya masih bersandar di bahunya. Keluarga Laras dan keluarga Dodi telah selesai pertemuannya, mereka mengantar orang tua Dodi ke halaman. Ketika mendengar jeritan Arsen yang begitu kencang, semua orang menoleh ke halaman samping di mana ada lapangan futsal. Dave terkejut melihat pemandangan tersebut, seorang lelaki yang telah membuatnya kuatir selama ini tengah memeluk cicitnya, bahkan bocah lelaki itu menangis tersedu-sedu dipelukan lelaki itu. Tanpa pikir panjang, Dave langsung menghampiri ayah dan ana

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 257

    Kejutan demi kejutan membuat hidup Hasan dan Aina bertambah tambah rasanya, baru saja Dodi Rosadi, teman akrab Hasan ketika SMA dulu mengungkapkan lamaran kepada ibu dan pakdenya Laras di depan keluarga besar, hal itu tentu saja membuat Hasan memeluk temannya itu dengan erat. "Akhirnya kita sodaraan juga, Bro." "Ingat, tambah lagi satu kakaknya Aina, biarpun kakak sepupu, jadi jangan macam-macam kau ya?" ancam Dodi membuat semua orang tertawa. "Sayang, Fendi gak ada di momen indah seperti ini, harusnya kita punya formasi yang lengkap," ujar Syarif. "Iya, ini ayah. Member tugas kakak Aina kok begitu amat," Jawab Steven. "Aish, gak usah kuatir. Nanti Fendi kupanggil ke sini, dijamin besok pagi sudah ada di sini," jawab Dave sambil mencebikkan bibirnya Ayuni yang mendengar itu wajahnya langsung tersenyum sumringah, Duh ... Jadi ingat waktu momen pernikahan Steven dulu, saat itu ciuman pertamanya bersama kekasihnya itu. "Besok pernikahan akan digelar di mana?" tanya Nur kepada Lar

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 256

    Lelaki itu buru-buru keluar dari pesawat yang membawanya hingga ke daerah ini, tempat yang dia tandangi hampir dua puluh tahun yang lalu, namun dia tidak akan lupa di mana alamat kakak kandungnya itu berada walau sang kakak kini sudah tiada. Dia sengaja mencari penerbangan paling pagi dari Singapura ke Jakarta, dilanjutkan dari Jakarta ke Jambi, karena memang belum ada penerbangan langsung dari Singapura ke Jambi.Dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu seseorang yang begitu penting dalam hidupnya, pertemuannya dengan Fendi tadi malam sungguh merupakan pertemuan yang sangat mengejutkan. Andika sebenarnya enggan bertemu secara pribadi dengan pemuda itu, jika Fendi tidak setengah memaksanya. Pemuda itu mengajaknya ke taman Merlion, duduk di bangku taman sambil memandangi patung kepala singa di hadapannya. "Senang bisa bertemu dengan orang yang saya kenal di negeri asing seperti ini," ujar Fendi mengawali percakapan."Sedang apa kamu di sini?" tanya Andika."Ada urusan bisnis. Pak D

  • Di Balik Rupa Burukku   Bab 255

    "Good morning, Profesor." Sebuah sapaan bersahutan di dalam gedung itu ketika seseorang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam datang menuju ke sebuah ruangan, kaca mata berbingkai emas yang bertengger di atas hidung lelaki itu menambah kesan dingin dan sulit untuk didekati."Morning," jawab lelaki itu singkat."In here, Prof," seru seseorang dengan seragam security menunjukkan jalan pada lelaki itu.Beberapa pria berjas hitam berjalan tegap di belakang lelaki itu, kaca mata hitam yang bertengger di setiap lelaki berjas hitam itu menambah seram penampilannya."Halo, profesor Andika Ibrahim Luthfi. Welcome, welcome," ujar seorang pria berkepala plontos memakai kemeja biru polos."Apa ini yang dimaksud dengan ruangan rahasia? Kenapa tidak terlihat rahasia sama sekali?" tanya lelaki itu dengan bahasa Inggris."Tentu rahasia yang dimaksud bukan rahasia tidak terlihat, semua ruangan ini adalah penyamaran, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalamnya.""Oke, tunjukkan aku."Pria b

DMCA.com Protection Status