Aaron dan ILHAM berjalan kembali ke rumah gurunya, Ustadz Abdullah, dengan perasaan campur aduk. Di samping mereka, Raja Varok mengikuti dalam bentuknya yang baru, tampak lebih tenang dan bersahabat. Orang biasa mungkin tidak dapat melihat keberadaan Raja Varok, namun aura kekuatan yang dimilikinya masih terasa jelas di sekeliling mereka.Sesampainya di rumah Ustadz Abdullah, mereka disambut dengan senyum bijak yang telah mereka kenal sejak lama. Ustadz Abdullah, dengan tatapan penuh pengertian, tampak seperti sudah mengetahui apa yang telah terjadi.“Kalian telah melalui perjalanan yang penuh tantangan, anak-anakku,” kata Ustadz Abdullah dengan suara lembut namun tegas. “Aku tahu bahwa kalian telah menghadapi Raja Varok, dan sekarang dia telah menjadi teman kalian.”Aaron dan ILHAM saling bertukar pandang, terkejut dengan pengetahuan gurunya. Mereka belum sempat menceritakan apa yang terjadi, namun Ustadz Abdullah tampaknya sudah tahu segalanya.“Aku bisa merasakan perubahan dalam au
Setelah meninggalkan rumah Ustadz Abdullah, Aaron, ILHAM, dan Rafiq melanjutkan perjalanan mereka. Mereka tahu bahwa di luar sana masih banyak raja gaib lain yang memanfaatkan kekuatan kegelapan untuk menguasai manusia. Misi mereka sekarang bukan hanya menolong orang-orang yang tertindas, tetapi juga menaklukkan dan mengislamkan raja-raja gaib ini, membalikkan kekuatan kegelapan menjadi cahaya.Di tengah perjalanan, mereka mendengar desas-desus tentang sosok raja gaib yang jauh lebih kuat daripada yang pernah mereka hadapi sebelumnya. Raja ini, yang dikenal sebagai Raja Ghafur, adalah penguasa dari salah satu kerajaan gaib terbesar di wilayah timur Sulawesi. Raja Ghafur dikenal karena kekuatannya yang luar biasa, dan juga karena kebijaksanaannya yang licik. Ia tidak hanya memiliki pasukan makhluk gaib yang besar, tetapi juga mampu mengendalikan cuaca dan meramalkan masa depan.Mendengar hal itu, Aaron dan ILHAM tahu bahwa mereka harus bergerak cepat. "Raja Ghafur ini tidak bisa kita b
Setelah menaklukkan Raja Ghafur dan memberinya nama baru, “Asyraf,” yang berarti ‘yang mulia’ dalam bahasa Arab, Aaron, ILHAM, dan Rafiq melanjutkan perjalanan mereka. Asyraf, yang sekarang menjadi sekutu mereka, tetap berada di sisi mereka, meski tidak tampak oleh mata manusia biasa. Mereka merasa lebih percaya diri dengan kekuatan baru yang telah mereka peroleh, namun perjalanan mereka belum usai.Di tengah perjalanan menuju tujuan berikutnya, suasana tiba-tiba berubah. Langit yang semula cerah mendadak gelap, seolah-olah sesuatu yang sangat besar dan berbahaya mendekat. Lalu terdengar suara geraman yang begitu dahsyat, menggema di seluruh penjuru, membuat tanah bergoyang seperti gempa. Suara itu begitu menggetarkan, bahkan ILHAM yang sudah mulai lebih berani, merasakan getaran di jantungnya."Apa itu?" ILHAM bertanya dengan nada waspada.Aaron memejamkan matanya, merasakan getaran di udara. "Itu bukan suara biasa. Kita harus melihat dari mana asalnya."Rafiq yang berada di samping
Serangan pertama datang saat malam sudah larut. Aaron dan ILHAM, yang sedang duduk di dekat api unggun, merasakan hawa dingin yang tidak biasa menyelimuti mereka. Asyraf, sang Raja Gaib yang kini menjadi sekutu mereka, mengerutkan dahi. "Ada sesuatu yang mendekat," katanya dengan nada serius.Tiba-tiba, bayangan gelap melintas cepat di depan mereka, diiringi oleh tawa lembut yang menghantui. Aaron segera berdiri, matanya menyipit, mencari sumber suara. ILHAM juga berjaga-jaga, meskipun jantungnya berdetak lebih cepat. Mereka tahu, serangan ini bukanlah dari makhluk biasa."Gadis itu," gumam Aaron dengan suara rendah, mengenali aura yang sama dengan yang ia temui di lembah sebelumnya.Sebelum mereka bisa bereaksi lebih lanjut, sebuah angin kuat menghantam mereka dari samping, memadamkan api unggun dan menyebabkan mereka terhuyung. Dari kegelapan, gadis itu muncul, matanya bersinar tajam. Di belakangnya, sosok gaib berwujud seorang perempuan yang luar biasa cantik, dengan kulit seputih
Dalam remang-remang cahaya bulan, suasana di sekitar mereka perlahan menjadi lebih tenang setelah pertempuran sengit yang baru saja terjadi. Gadis itu, yang masih sedikit gemetar karena emosi dan rasa sakit, akhirnya memberanikan diri untuk memperkenalkan dirinya."Aku... aku Lina," katanya dengan suara lembut namun tegas. "Dan ini, pengikut setiaku, Naila." Naila, sosok gaib yang cantik luar biasa dengan aura kuat, menganggukkan kepala sambil memandang Aaron dan ILHAM dengan sorot mata yang waspada namun penuh pengertian.Aaron dan ILHAM, yang telah melewati berbagai pengalaman supranatural, tetap berdiri waspada. Namun, mereka bisa merasakan bahwa Lina dan Naila bukanlah musuh sejati mereka. Rafiq yang sebelumnya menjaga macan besar itu, sekarang berdiri di samping Aaron, masih mengawasi segala kemungkinan."Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya ILHAM, masih menahan rasa sakit di lengannya yang terluka.Lina menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku adalah ratu dari sebuah ker
Lina menggenggam tangan Aaron erat-erat, air matanya tak henti-henti mengalir, wajahnya penuh amarah yang sulit ditahan. Naila, pengikut gaibnya yang setia, baru saja diculik oleh kekuatan bayangan Raja Bardug, penguasa gaib yang mereka hadapi. Aaron, yang selama ini mengenal Lina sebagai sosok kuat dan tak terkalahkan, terkejut melihatnya bisa menangis. Ia tersentak, merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar kekuatan yang dimiliki Lina. Sesuatu yang membuatnya begitu manusiawi.“Lina, aku tahu kau sangat marah, tapi tenanglah. Kita pasti akan menyelamatkan Naila,” ucap Aaron, mencoba menenangkan Lina yang mulai kehilangan kendali. Ia merasakan ada beban yang sangat besar di pundak Lina, beban yang mungkin tak pernah diungkapkan.ILHAM dan Rafiq, yang berdiri tak jauh dari mereka, saling pandang. Mereka merasa khawatir, bukan hanya karena Naila telah diculik, tetapi juga karena kekuatan Raja Bardug yang mereka hadapi. Raja Bardug bukan lawan yang mud
Lina terjatuh ke tanah, bahunya berguncang hebat. Air mata mengalir deras di pipinya, mengalir tanpa henti. Amarah bercampur dengan kepedihan meluap dari dalam dirinya, seperti api yang menyala-nyala di dalam hati yang hancur. Naila, pengikut setianya, teman yang telah bersamanya dalam kegelapan dan cahaya, baru saja diculik oleh bayangan yang datang dari Raja Bardug. Kejadian itu terasa begitu cepat, seperti mimpi buruk yang tidak pernah ingin dia alami.Aaron berdiri tak jauh dari Lina, tertegun melihat gadis yang baru saja bertarung dengan kekuatan luar biasa kini menangis dengan penuh emosi. Baginya, Lina selalu tampak begitu tangguh dan tegar. Melihatnya dalam keadaan seperti ini membuat Aaron tersentak. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Lina, dengan segala kekuatan dan aura pembunuh yang dimilikinya, masih bisa menangis seperti ini. Ternyata, di balik semua kekuatan dan ketegasan itu, Lina masih memiliki sisi manusiawi yang rapuh, yang bisa hancur oleh kehilangan.
Perjalanan Aaron, ILHAM, dan kelompoknya kembali ke tempat guru mereka, Ustadz Abdullah, tidaklah mulus. Setelah berhasil menyelamatkan Naila dari cengkeraman Raja Bardug, mereka menghadapi tantangan baru di sepanjang perjalanan. Mereka melewati dua pemukiman yang sedang mengalami masalah yang mengancam keselamatan warganya.Di pemukiman pertama, mereka disambut oleh kekhawatiran warga yang tengah dihadapkan pada serangan santet yang menakutkan. Rumah-rumah tampak gelap dan suram, sementara bau kemenyan dan bunga layu tercium di udara. Suasana ini mengingatkan Aaron pada kejadian sebelumnya saat mereka berhadapan dengan pesugihan yang juga melibatkan kekuatan gaib yang jahat."Ada apa di sini?" tanya ILHAM kepada seorang pria tua yang duduk di depan rumahnya dengan wajah cemas."Anakku… anakku kerasukan," jawab pria tua itu dengan suara gemetar. "Ada yang mengirim santet padanya. Kami sudah mencoba segala cara, tapi tidak ada yang berhasil."Aaron