Beranda / Pernikahan / Di Atas Ranjang Dokter Sonya / 61. Duri dalam pernikahan

Share

61. Duri dalam pernikahan

Penulis: Gallon
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-21 15:26:29

Sonya melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi hanya mengenakan pakaian dalam merah berbahan renda kesukaannya, matanya menyisir setiap sudut kamar yang dulu sangat ia benci itu. Senyuman merekah saat melihat ranjangnya yang sudah berantakkan dan terlihat sensual bagi dirinya, ranjang yang dulu ia benci itu saat ini berubah menjadi ranjang yang akan selalu menjadi saksi bisu betapa panasnya ia dan Awan bercinta.

Tanpa sadar Sonya menyentuh bagian bawah perutnya seraya menutup kelopak matanya, dan seperti rekaman sebuah film, Sonya kembali melihat menyaksikan dirinya yang sedang digauli dengan liar oleh Awan. Tubuhnya bergidik saat merasakan kembali kejantanan Awan yang melesak masuk ke tubuhnya. Sesak dan keras.

"Sonya ...."

Suara bariton menyadarkan Sonya dari khayalan sensualnya.

"Iya ...." Sonya membuka matanya sembari mengambil kimono berbahan handuk tebal yang ada di kursi dan mengenakannya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
narnia...
baru kali ini gw suka ma org ketiga ..........biasanya org ketiga tu nyebelin ehh ini mah ngangenin .........
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
wah Awan siap jadi Duri
goodnovel comment avatar
Muti
Kalo durinya macem Awan akoooh juga mauuu. Tungkai kaki Sonya sexy ya Wan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   62. Keinginan Awan

    Sonya bangkit dari duduknya, "Awan ... kamu mau ini lanjut?" tanya Sonya sembari menunjuk wajahnya dan wajah Awan bergantian. Kaget, mungkin itu adalah kata-kata yang tepat menggambarkan apa yang Sonya rasakan saat ini. Walaupun tadi malam Sonya sempat berpikir kalau Awan adalah miliknya tapi, kali ini akal sehatnya seolah menyadarkan dirinya kalau apa yang mereka lakukan itu salah.Sonya gamang dan bimbang, dia benar-benar bingung dengan perasaannya yang tidak berjalan beriringan dengan akal sehatnya. Perasaannya saat ini sedang bersorak-sorai mendengarkan pengakuan Awan, tapi, akal sehatnya saat ini sedang memarahinya, dan berjuang untuk menyadarkan dirinya kalau apa yang ia lakukan ini salah."Kamu nggak mau?" Awan balik bertanya pada Sonya. "Kamu nggak mau lanjuti ini semuanya? Kamu ingin sama suami kamu? Disiksa secara lahir dan batin?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   63. Terjebak Birahi Awan

    Tarian lidah Awan terus bergerak ke sepanjang kaki Sonya, bokong, punggung hingga bahu Sonya, menggigit bahu Sonya hingga Sonya yakin kalau itu semua akan meninggalkan bekas.Tangan Awan yang hangat membuka tali bra dan melepaskannya dari tubuh Sonya. Jemari Awan menggelitik rusuk Sonya dan terus bergerak ke bagian pinggang celana dalam Sonya, terus bergerak ke bagian depan di mana ceruk kenikmatan milik Sonya berada."Awan ... ah," desah Sonya saat merasakan jemari Awan menyentuh benda terkecil tubuhnya dengan gerakkan memutar, membuat Sonya terus meracau dan melebarkan kakinya.Dengan posisi tubuh Awan yang seolah memeluk Sonya dari belakang, Awan memasukkan jemarinya ke dalam tubuh Sonya, memaju mundurkannya dengan gerakan yang sangat ahli hingga membuat Sonya mendesahkan terus nama Awan."Suka?" tanya Awan sembari menggerakkan telunjuk dan jari tengah tangan kanannya di dalam tubuh Sonya. Sedangkan tangan kirinya mulai bergerak ke payudara Sonya yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   64. Menikmati Waktu Berdua

    Sonya melesakkan tubuhnya ke dada Awan yang hangat, menarik selimut tipis yang selalu ada di ruang keluarga miliknya seerat mungkin ke dadanya. Saat ini posisi Sonya membelakangi Awan dan kedua tangan Awan memeluknya seolah melindungi Sonya. Rasa hangat dada Awan terasa sangat jelas di kulit telanjang Sonya, membangkitkan bayangan Awan yang sedang menggaulinya beberapa jam yang lalu. Sonya ingat kalau Awan langsung ambruk dan menimpa badannya setelah melakukan pelepasan di dalam dirinya entah untuk ke berapa kalinya. Baru dua hari sayu malam mereka bersama bahkan kurang dari 48 jam, namun, Sonya sudah merasakan berkali-kali orgasme. Sonya tersenyum kecil sembari mengecup lengan Awan yang saat ini dijadikan bantalan kepalanya, membuat Awan mengecup bagian belakang kepalanya lembut. “Pilm apa?” tanya Awan yang baru terbangun dari tidurnya setelah lelah memuaskan Sonya. “Kamu udah bangun?” tanya Sonya yang kaget karena Awan sudah bangun, rasanya Awan bar

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   65. Wanita Lain?

    Sonya baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dan melihat Awan yang sedang duduk di ujung ranjang dan menelepon seseorang. Saat melihat Sonya, Awan terlihat kikuk dan mendekati Sonya. "Aku ada telepon," bisik Awan sembari mengecup kening Sonya dan meninggalkannya di kamar sendirian. Sonya menatap Awan dengan tatapan aneh, kenapa Awan harus menelepon sejauh mungkin dengan dirinya? Memang siapa yang Awan telepon? Apakah pacarnya? Ibunya, kah? Tapi, dilihat dari data diri Awan, Sonya tahu kalai Awan itu yatim piatu. "Hana, jangan gitu ...." Sayup-sayup Sonya mendengar perkataan Awan yang sedang membujuk seseorang bernama Hana, seketika itu juga Sonya penasaran dengan siapa Awan berbicara melalui telepon. Siapa Hana? Ngapain Awan menelepon Hana? Hana ini nama cewek,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   66. Tak Putus di Rundung Masalah

    "Hah ... kenapa, Nak? Kamu ngomong apa?" tanya Parwati dengan intonasi suara yang sangat lembut."Ini sudah malam, Bu," dusta Sonya, Sonya tidak mungkin mengatakan kalau dia tadi mengumpat."Oh ... Ibu sangka kamu mau ngomong apa, Nak. Inget pendengaran Ibu sudah kurang baik, jadi, kalau mau ngomong sama Ibu harus rada keras." Parwati mengingatkan Sonya akan daya pendengarannya yang sudah sangat kurang di usia senjanya."Iya, Bu." Sonya hanya bisa mengiyakan apa yang Parwati ucapkan, demi kedamaian jantung mertuanya."Sonya, Ibu kangen ... Ibu mau ke rumah kamu, kapan kamu libur, Nak?" tanya Parwati yang tahu betapa sibuk menantunya itu, hingga bila ingin bertemu terkadang harus membuat janji. Karena, beberapa kali Parwati datang ke rumah Sonya, malah mendapati rumah dalam keada

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   67. Menyembunyikan Masalah

    Sonya menggigiti jempol kukunya dengan kesal, kenapa suaminya itu sama sekali tidak membalas chatnya. Sekali lagi Sonya melihat layar ponselnnya dan centang itu masih berwarna biru, yang artinya sudah dibaca tapi, belum di balas sama sekali. Sialan.Sonya membulak balik surat peringatan yang ada di tangannya itu, dan matanya membulat saat melihat nominal yang harus di bayarkan 27 juta. Berarti Emir meminjam uang 1,5 milyar dengan jangka waktu 10 atau 15 tahun. Ampun ... apa yang ada di otak suaminya itu sampai berani meminjam uang sebanyak itu tanpa memberitahukan dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   68. UUD Ala Emir

    Sonya sama sekali tidak bisa tidur dengan tenang padahal waktu sudah menunjukkan jam setengah dua malam, diliriknya Awan yang sedang tertidur pulan di sampingnya karena menolak pulang ke rumahnya dan meminta untuk menginap.Tangan Sonya mengelus pucuk hidung Awan pelan, kemudian jemarinya beralih ke bagian bulu mata Awan yang tebal, Sonya tersenyum membayangkan manik mata Awan yang selalu menatapnya dengan tatapan penuh cinta dan kasih sayang, dipadukan dengan senyuman manis Awan yang selalu membuat Sonya tersipu."Kamu kenapa mau sama aku, sih, Wan?" tanya Sonya pelan sembari menggosok ujung hidungnya ke ujung hidung Awan."Padahal aku istri orang rasa janda kalau kata Lidya," ucap Sonya lagi.Awan tidak bergeming ia hanya tertidur dengan pulas sembari memeluk Sonya hanya sesek

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   69. We're Same, Sonya

    “A ....” Sonya kaget saat merasakan perutnya disentuh dan tubuhnya dipeluk dari belakang oleh seseorang.“Kamu nggak tidur?” bisik Awan di kuping Sonya.“Aku nggak bisa tidur,” bisik Sonya, sentuhan Awan seolah menyadarkan Sonya kalau saat ini dia memiliki seseorang yang bisa membuat dirinya tenang dan aman, walaupun Sonya belum mau menceritakan masalahnya pada Awan.“Kenapa? Kamu mikirin apa?” tanya Awan sembari menyusupkan wajahnya ke leher Sonya, mengecupinya dengan lembut.Sonya menengadah, memberikan akses pada Awan untuk mengecupi lehernya dengan leluasa, ia suka saat Awan menyapukan bibirnya di kulitnya. “Aku nggak mikirin apa-apa.”“Jangan bohong, aku dengar kamu teriak tadi,” bisik Awan sembari menjauhkan bibirnya dari leher Sonya dan menggerakkan bahu Sonya agar menghadap dirinya.Mata Sonya bertemu dengan mata Awan yang sedang menatapnya dengan tatapan yang su

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-25

Bab terbaru

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   389. From Gallon With Love

    Hai semua pembacaku sayang ....Gallon ucapkan terima kasih sudah membaca hingga akhir kisa perjalanan cinta Awan dan Sonya. Sebuah kisah yang pelik, berat dan penuh gairah dari Awan dan Sonya.Kisah yang dimulai dari sebuah pengkhianatan, rasa benci, dan mamaki diri akibat sebuah kekurangan yang menjadikan diri Sonya membenci dirinya dan melupakan rasa dicintai juga mencintai.Sebuah kisah dengan akhir yang manis namun dibalut sebuah kenyataan hidup, sebuah kenyataan yang membuat kita sadar kalau kita hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Secinta apa pun kita pada seseorang ingatlah ada maut yang memisahkan namun, yakinlah maut juga yang akan menyatukan kalian kembali. Cerita ini harus berakhir di sini, cerita manis ini harus berakhir secara sedih namun tetap dibalut senyum bukan sebuah tangis. Cerita cinta Sonya dan Awan tidak akan ada kelanjutannya, semuanya sudah jelas dan mereka sudah sangat berbahagia dengan kehidupannya. Gallon harap semua yang membacanya puas dengan akhir ki

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   388. Sebuah Akhir Dari Kisah yang Manis

    Tit ... tit ... tit ....Suara alat yang memonitor jantung Awan terdengar memilukan di kuping Hana dan Haikal, sudah lima hari mereka berdua berjaga di sana bergantian dan tidak mau meninggalkan Awan, semenjak Awan terjatuh dari kamar mandi."Hana, Haikal bisa keluar?" tanya Daniel melalui celah pintu kamar.Hana dan Haikal saling tatap lalu keluar dari kamar, sebelumnya mereka berdua mengecup kening Awan pelan. Setelah di luar Hana dan Haikal bertemu dengan Daniel dan juga Adara bersama seorang dokter. Mereka tahu siapa dokter itu, dokter itu adalah Dokter Intan, adik almarhum mama mereka."Tante ada apa?" tanya Hana sambil berdiri di samping Daniel, spontan suaminya itu merangkul bahunya pelan mencoba menguatkan Hana."Ada yang salah sama Daddy?" tanya Haikal sambil merangkul pinggang istrinya, mencoba mencari ketenangan dari tubuh istrinya itu.Intan mencoba tersenyum sebaik mungkin walau ia sadar kalau ia tidak bisa menipu Hana dan Haikal yang sudah mengenal dirinya dengan sangat b

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   387. Sebuah Ketetapan Tuhan

    Tangan Awan terus bergerak mengelus nisan Sonya, disetiap tarikan napasnya ia merasakan rasa rindu yang menusuk nan sakit. Ia rindu memeluk Sonya, mengecupi tubuh istrinya, dan tidur di samping wanita yang sudah menemaninya selama 37 tahun. Jemari Awan terus bergerak, sesekali terdengar suara tarikan napas berat Awan. Matanya mulai buram akibat menahan air mata yang selalu jatuh ke tanah setiap ia datang ke sana untuk bertemu Janu dan Sonya.Masih segar di ingatannya saat Sonya pergi meninggalkan dirinya di pelukkannya. Sonya kalah dan menyerah pada penyakitnya, wanita itu pergi meninggalkan dirinya tiga tahun lalu. Sonya menyerah pada penykitnya, Sonya meninggalkan dirinya sendirian di dunia. Maut sudah memisahkan mereka, mengakhiri sebuah dongeng cantik nan bahagia yang selama ini Awan dan Sonya rajut. Menikah dengan Sonya adalah sesuatu yang sangat Awan sukai. Setiap harinya selalu Awan lewati dengan perasaan senang dan bahagia, walau ada beberapa kali mereka menemui hambatan ke

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   386. Selamat Pagi Sonya

    37 Tahun Kemudian .....Awan mematut dirinya di depan kaca sambil menarik-narik kemejanya. Ia sesekali tersenyum sambil mengusap-usap bagian rambutnya yang sudah memutih termakan usia. Ia sekali lagi memutar tubuhnya memastikan kalau tampilannya sudah sesuai dengan apa yang ia harapkan.Tangan Awan mengambil parfume yang sudah ia pakai semenjak dahulu kala, seketika itu juga wangi laut menyeruak ke indera penciumannya. Mencium itu semua membuat ia ingat perkataan Sonya kalau menciumnya wangi tubuhnya seolah ia sedang berlibur ke pantai."Sonya," bisik Awan sambil tersenyum kembali ke arah cermin. Ah ... ia rindu pada istrinya, ia rindu pada celotehan istrinya itu. Tanpa sadar pikirannya menghitung sudah berapa lama ia menikahi Sonya. "37 tahun," bisik Awan yang mulai menghitung berapa lama ia sudah menikah dengan Sonya, wanita yang sangat ia cintai hingga masa tuanya itu. Tok ... tok ... tok ....Awan menoleh melalui bahunya dan mendapati pintu kamarnya di buka. Senyumannya melebar

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   385. Sebuah Kesepakatan Awan dan Sonya

    "Mereka tidur di sini," ucap Lidya sambil membuka pintu kamar Tara.Sonya melihat Hana dan Haikal yang tidur di ranjang bersama Tara dan Amia. Terlihat kedua anaknya itu mengenakan piayama yang sama sambil memeluk sesuatu yang mereka bagi, Sonya tanpa sadar tersenyum melihat apa yang anak kembarnya itu peluk. "Aku nggak paham kenapa Hana dan Haikal meluk handuk, mereka tiap tidur selalu meluk handuk itu. Aku sampai sangka itu selimut tapi, aku liat-liat itu ternyata handuk," terang Lidya sambil mengambil tas si kembar yang sudah rapih di pojok kamar. "Itu anduk aku, mereka minta katanya buat mereka bawa." Sonya menahan tawanya sendiri saat mengingat keinginan si kembar, tanpa sadar tangan Sonya mengusap kening si kembar. "Ya ampun, manis banget ... padahal mereka bukan anak kamu secara biologis tapi, manis banget," ucap Lidya sambil mengusap kedua lengannya. "Iya ... aku bersyukur mendapatkan mereka berdua ... aku bersyukur dipertemukan dengan Awan dan diberkahi dua malaikat ini,"

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   384. Nafsu yang Terganggu

    "Bener-bener si kupret!" maki Eka sambil berjalan berlalu lalang di hadapan Lidya yang sedang membaca majalah dan sesekali melirik ke arah Eka.Eka kembali melihat jam yang ada di dinding rumah dengan geram, bagaimana tidak, waktu sudah menunjukkan jam 12 malam di hari senin dan bila jarum panjang jam bergerak sedikit saja maka hari sudah berganti menjadi hari selasa. "Bisa duduk nggak, sih?" tanya Lidya yang akhirnya kesal melihat Eka terus bergerak hilir mudik seperti setrikaan. "Duduk, sini." Lidya menepuk sofa yang ada di sampingnya berharap suaminya duduk di sana dan tenang. Sayangnya keinginannya tidak tercapai, Eka menggeleng sambil kembali hilir mudik dan memainkan ponselnya."Ini kupret satu, kebiasaannya ya Tuhan, dia bilang hari senin ... ini hari senin, bahkan ...." Eka melihat jam dinding dan menyadari jarum panjangnya sudah bergeser. "Udah hari selasa ... dasar manusia tanah sengketa, hobi bener bikin susah orang."Lidya hanya bisa menahan tawanya melihat kelakuan Eka y

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   383. Menjilat Manisnya Madu

    Awan mengambil madu dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi menyusul Sonya yang sudah menghilang di dalam kamar mandi. Saat sampai di ambang pintu kupingnye mendengar suara gemericik air dari dalam tempat shower.Langkah kaki Awan terhenti saat ia melihat Sonya sedang membasahi sekujur tubuhnya dengan air hangat yang keluar dari pancuran. Siluet tubuhnya terlihat menggoda, tubuh sintal Sonya seolah meminta Awan untuk menyentuhnya. Napasnya makin tertahan saat ia melihat tangan Sonya menyentuh setiap inci tubuhnya dengan pelan dan sensual, ia suka melihat Sonya menyentuh tubuhnya sendiri, birahinya seolah dipuaskan melalu visual Sonya yang entah bagaimana caranya selalu menjadi magnet untuk dirinya. Sonya berbalik dan mendekati Awan selangkah demi selangkah, seolah setiap langkah yang Sonya lakukan sebagai sebuah tombol yang lagi-lagi membuat pria itu menggemeretakkan giginya menahan hasrat liar yang sudah meronta untuk dilepaskan detik itu juga."Nggak buka baju?" tanya Sonya sambil

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   382. Sebotol Madu

    "Aku nggak sanggup lagi, Wan," tolak Sonya sambil mendorong piring sejauh mungkin dari hadapannya, perutnya seolah akan meledak karena sudah menghabiskan banyak sekali hidangan laut yang tersaji."Terus ngapain kamu pesen makanan sebanyak ini?" tanya Awan kesal sambil menunjuk hidangan laut yang ada di hadapannya. "Yah tadi, keliatannya enak semuanya jadi aku pesen," kilah Sonya sambil mengambil garpu dan menusuk-nusuk udang yang ada di atas piring. Sonya mengakui kalau makanan itu enak tapi, rasanya perutnya sudah tidak mampu lagi menerima makanan lebih banyak lagi."Terus ini gimana? Aku udah bilang tadi, pesen seperlunya aja, jangan lapar mata, Sonya," ucap Awan sambil melihat meja makannya yang masih terhidang cumi saus padang, udang galah asam manis, kepiting bakar dan juga ikan bakar.Awan ingat tadi saat Sonya memesan semuanya ia sudah mengingatkan Sonya kalau mereka tidak akan mampu menghabiskan semuanya tapi, istrinya ini tetap pada pendiriannya ingin memesan semua makanan y

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   381. Bulan Madu yang Manis

    "Mommy baru sampai, Nak," ucap Sonya sambil duduk di sudut ranjang dan melihat Awan yang terlihat sibuk berbicara dengan petugas hotel."Iya ... Hana, 3 hari aja, Daddy kamu juga bilang tiga hari, kan, kalau lebih nanti biar Mommy yang pulang sendiri dan Daddy, Mommy tinggal di sini," lanjut Sonya sambil menyentuh handuk yang dibentuk angsa di atas ranjangnya. Matanya dengan cepat menyisir keadaan kamarnya, jujur pada awalnya Sonya tidak tau mau di bawa kemana dirinya oleh Awan. "Iya, janji. Udah kamu di sana baik-baik dan jangan nakal. PR-nya kerjain dan tolong, suruh Haikal kerjain PR-nya juga, adik kamu suka lupa diri kalau nggak diingatkan," pinta Sonya sambil mengucapkan beberapa kata perpisahan sebelum memutuskan sambungan telepon dari Hana.Setelah ia menitipkan Hana dan Haikal di rumah Lidya, Awan sama sekali tidak mau mengatakan ke mana mereka akan pergi dan ternyata Awan membawanya ke salah satu resort yang ada di pulau seribu. H island resort.Sonya tersenyum saat berjalan

DMCA.com Protection Status