Share

333. Kembali Bercinta

Penulis: Gallon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Eka menahan kepala Lidya agar menerima kejantanan miliknya, dengan tenang ia memaju mundurkan pinggulnya untuk meraih kenikmatan disetiap inci batang kenikmatan miliknya yang keras dan mendamba sentuhan lidah Lidya yang bergerak sensual di sana. Mencengkeramnya tanpa ampun dan menyeretnya kedalam kenikmatan duniawi yang memabukkan.

Tangan Lidya bergerak menurunkan celana Eka agar ia bisa mencengkeram bokong Eka, lidahnya bergerak menorehkan rasa nikmat di kejantanan Eka dengan gerakan erotis yang mampu membuat kupingnya mendengar erangan Eka berkali-kali saat ia menjilat bagian pucuk batang kenikmatan Eka.

Tangan Eka bergerak membenarkan rambut Lidya, mata Eka berkabut akan gairah saat melihat mulut Lidya yang mungil dipenuhi kejantanannya terlihat sensual dan mencambuk gairahnya. Lidya mengecupi dan menjilati setiap inci bagian tersensitif miliknya hingga membuat Eka mengerang dan tanpa sadar menarik rambut Lidya.

"Diam juga kamu, Lid," bisik Eka sambil mengusap garis leher Lidya hing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Neng Ade
nikmat ny aku jg mau
goodnovel comment avatar
Muti
Yoook lagi yoook
goodnovel comment avatar
Devita
Habis gini kayaknya kameo segera muncul ya Thor?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   334. Lidya Si Berisik

    Lidya menggerakkan tubuhnya dan membelitkan selimut ke tubuh telanjangnya, entah jam berapa dia tidur. Lidya sudah lupa, yang dia ingat dia tertidur di atas tubuh Eka yang sudah tak kuasa lagi menghadapi gairah liar Lidya.Tangan Lidya bergerak-gerak seolah ingin mencari sesuatu di sampingnya, kasur itu terasa dingin dan lembut di kulit Lidya. Lidya dengan cepat berpikir kenapa kasur itu dingin? Bukankah, semalam dia tidur bersama Eka? Kok bisa dingin? Jangan bilang Eka meninggalkannya di ranjang sendirian! Nyebelin!Lidya dengan cepat bangun dari tidurnya dan melihat sekeliling kamar yang kosong, tidak ada tanda-tanda Eka ada di sana. Dengan kesal ia tarik selimut untuk menutupi tubuhnya lalu berdiri dan berjalan ke arah ponsel miliknya yang tergeletak di bawah lantai, mungkin jatuh saat ia bercinta dengan Eka."Ih ... apa sih, Eka ini. Udah bercinta malah kabur, nggak ada manis-manisnya. Udah kaya habis manis sepah dibuang, nyebelin!" maki Lidya sambil berjongkok dan mengambil ponse

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   335. Kabar dari Lidya

    Sonya yang sedang asik membaca bukunya di meja makan kaget saat mendengar dering ponselnya, dengan malas ia mengambil ponsel dan mendapati Lidya menelepon dirinya. Senyuman merekah di bibir Sonya saat melihat nama Lidya di ponselnya, dengan cepat ia mengangkat teleponnya, "Hai ... apa kabar.""Hahaha ... apa sih, apa kabarnya nggak banget," kekeh Lidya saat mendengar nada suara Sonya. "Abis, mau nyebut apa?" tanya Sonya sambil menutup bukunya dan berjalan ke arah sofa, sepertinya ia akan banyak berbicara dengan Lidya. Mereka butuh berghibah, dan berbicara mengenai banyak hal."Hmm ... Sonya, aku mau ngasih tahu kamu sesuatu," bisik Lidya seolah takut ada yang mendengar perkataannya dengan Sonya."Apa? Kamu mau bilang apa? Kenapa harus bisik-bisik, sih? Dan kebetulan aku juga ada yang harus aku bilang ke kamu," ucap Sonya bersemangat karena dia ingin mengangetkan Lidya dengan rencan pernikahan dirinya dan Awan yang akan dilangsungkan bulan depan.Ayolah ... siapa yang tidak akan kage

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   336. Sebuah Suara Dari Masa Lalu

    "Sudah tidak ada lagi yang harus saya urus hari ini?" tanya Sonya pada Surya yang saat ini sedang melihat map rekam medisnya."Nggak ada, Dok, nanti kalau ada apa-apa suster kepala ruang bedah yang bakal hubungi Dokter," ucap Surya sambil menyerahkan rekam medis yang sudah ia isi untuk pasien yang dijadwalkan operasi esok hari."Jadi, aman kalau aku keluar sekarang, kan?" tanya Sonya sambil melihat sekelilingnya untuk memastikan tidak ada hal lain yang harus ia lakukan. "Aman, Dok, nanti on call aja," jawab Surya sambil mengambil map, "oh ... sama saya ucapkan selamat sebelumnya karena Dokter katanya mau menikah dengan Kak Awan.""Lah ... kamu kenal Awan?" tanya Sonya kaget."Kenal, Dok, dia Kakak tingkat saya," ucap Surya sambil tersenyum pada Sonya, "Nggak nyangka dia nikah sama Dokter.""Emang kenapa? Nggak boleh saya nikah sama Awan, Hah?" tanya Sonya judes karena merasa kalau perkataan Surya menyentil ego-nya."Bukan ... bukan gitu, Dok." Surya langsung salah tingkah, tubuhnya b

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   337. Antara Kebaya dan Gaun

    "Kayanya aku lebih suka gaun biasa," ucap Sonya sambil memutar tubuhnya di depan kaca. Dia suka saat melihat tubuhnya terbalut kebaya berwarna fushia yang melekat sempurna di tubuhnya seolah menunjukkan setiap lekuk tubuhnya dengan cantik."Tapi, ini cantik loh, Mbak ... manis," ucap Amber, Amber adalah orang yang akan membantu Sonya untuk mendapatkan baju yang akan Sonya kenakan di hari bahagianya."Iya, tapi, kayanya aku mau nikah nggak pakai baju adat gini. Kok kayanya berat banget hidup aku kalau harus pakai semuanya ini." Sonya menunjuk ornamen yang harus ia kenakan di kepalanya atau tubuhnya nanti saat menikah dengan Awan. "Jadi mau gaun biasa aja?" tanya Amber sambil mendesah kecewa karena wanita di hadapannya ini akan terlihat cantik dengan kebaya. "Iya, gaun biasa aja. Nanti, aku minta nikahan bisa aja sama calon suami aku. Pokoknya semuanya bisa aja," ucap Sonya sambil menyentuh pinggulnya yang terlihat sensual."Tapi, calon suami Mbak Sonya juga bukan orang Indonesia juga

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   338. Panasnya Ruang Ganti

    Tubuh Sonya terhempas ke kaca yang ada di belakangnya, rasa lengket terasa di bagian punggungnya. Peluh menetes di sekujur tubuhnya, badannya menggelinjang dan ia berjuang untuk tidak meloloskan satu desahan pun dari mulutnya, Sonya menggigit bibirnya saat tubuhnya naik dan turun sesuai ritme yang Awan lakukan.Tangan Sonya menarik rambut Awan akibat gelombang kenikmatan yang Awan berikan dari setiap hentakkan yang Awan lakukan pada Sonya. Tubuhnya seolah tak bertulang akibat setiap inci ceruk kenikmatan diledakkan dengan gerakkan sensual yang seolah sedang memuja dirinya tanpa ampun.Napas Sonya tersenggal saat putingnya terasa makin menegeras dan merasakan kehangatan lidah Awan yang menyapu ke salah satu bagian tersensitifnya hingga ia memajukan dadanya meminta Awan memujanya lebih banyak lagi.Kejantanan Awan yang keras menhunjamnya tanpa ampun hingga Sonya menarik rambut Awan sambil membekap mulutnya sendiri dengan tangan lainnya agar ia tidak mengeluarkan suara desahan sekecil apa

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   339. Sebuah Alasan

    "Kamu mau ngapain kasih undangan ke Om Puad?" tanya Awan lagi saat mereka di dalam mobil."Aku mau mgasih undangan aja, ngundang mereka," sahut Sonya santai sambil mengetuk-ngetuk jemarinya di paha."Iya udah nanti aja, nggak usah sekarang," pinta Awan yang sejujurnya tidak ingin mengundang keluarga fuad setelah kejadian di rumah makan kemarin dan bahkan si kembar seolah malas bila diajak membicarakan mengenai masalah kemarin. Awan bahkan berencana hanya akan memberikan undangan pernikahannya h-1 supaya keluarga itu tidak usah datang sama sekali karena tidak bisa ia bayangkan harus menahan amarah dan kekesalannya saat berada di hari spesialnya bersama Sonya. Mungkin yang ada di berkelahi dengan Fuad dan menghancurkan hari bahagianya. Malas."Aku maunya sekarang," jawab Sonya sambilmelirik Awan yang sedang membelokkan mobilnya, "nanti udah jemput si kembar,pas pulang aku langsung ke rumah Om Fuad.""Ck ... ngapain sih, udah nanti aja. Biar aku yang kasih itu undangan ke dia. Kamu ng

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   340. Kita Sama, Om Fuad

    Tok ... tok ... tok ....Suara ketukan membuat langkah Intan terhenti dan mendekati pintu rumahnya, tanpa sadar ia melihat pergelangan tangan yang melingkar jam tangan dan menunjukkan pukul 7 pagi."Siapa yang datang pagi-pagi?" tanya Intan sambil membuka gagang pintu, "Pak RT?" tebak Intan sambil menarik gagang pintu dan terdiam saat melihat seorang wanita cantik berdiri sambil tersenyum manis pada dirinya. "Dokter Sonya?" tanya Intan kaget saat melihat Sonya yang berdiri sambil tersenyum, Intan memanjangkan lehernya untuk melihat siapa lagi yang datang. Intan tidak melihat siapa pun di belakang Sonya tapi, ia melihat Awan sedang berdiri di dekat pagar depan rumahnya, menatap dirinya dengan tatapan waswas. "Mau apa? Dan kenapa Awan berdiri di sana?" tanya Intan yang bingung dengan tujuan kedatangan Sonya dan Awan.Sonya menyodorkan undangan ke tangan Intan yang membuat gadis itu mengambilnya, "Ini apa?" tanya Intan sambil membaca tulisan di undangan yang Sonya serahkan."Itu undang

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   341. Karang Itu Retak

    "Selena anak pertama saya dan saya mendapatkannya dengan susah payah, Dokter Sonya," ucap Fuad sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan melihat ke arah foto keluarga yang dibuat saat Selena masih hidup."Saya harus menunggu dua tahun sampai saya mendapatkan Selena, makanya saya sangat menyayangi Selena," bisik Fuad sambil mengambil salah satu figura yang terdapat foto Selena berumur 5 tahun yang sedang tersenyum pada dirinya dengan manis."Selena anak yang manis, patuh dan penurut. Dia selalu mengikuti apa pun yang saya perintahkan dan dia selalu bisa meraih apa pun yang selalu saya dan istri saya harapkan. Dia selalu mendapatkan ranking satu dan selalu belajar ekstra keras, dia tidak pernah mengecewakan ...." Fuad mengenang betapa manisnya Selena saat masa-masa SD, SMP dan SMA-nya."Saya selalu mengatakan kalau dia adalah contoh bagi Intan dan anak kebanggangaan kami orang tuanya, hingga dia tidak bisa mengecewakan kami semua." Fuad menyimpan figura dan melihat Sony

Bab terbaru

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   389. From Gallon With Love

    Hai semua pembacaku sayang ....Gallon ucapkan terima kasih sudah membaca hingga akhir kisa perjalanan cinta Awan dan Sonya. Sebuah kisah yang pelik, berat dan penuh gairah dari Awan dan Sonya.Kisah yang dimulai dari sebuah pengkhianatan, rasa benci, dan mamaki diri akibat sebuah kekurangan yang menjadikan diri Sonya membenci dirinya dan melupakan rasa dicintai juga mencintai.Sebuah kisah dengan akhir yang manis namun dibalut sebuah kenyataan hidup, sebuah kenyataan yang membuat kita sadar kalau kita hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Secinta apa pun kita pada seseorang ingatlah ada maut yang memisahkan namun, yakinlah maut juga yang akan menyatukan kalian kembali. Cerita ini harus berakhir di sini, cerita manis ini harus berakhir secara sedih namun tetap dibalut senyum bukan sebuah tangis. Cerita cinta Sonya dan Awan tidak akan ada kelanjutannya, semuanya sudah jelas dan mereka sudah sangat berbahagia dengan kehidupannya. Gallon harap semua yang membacanya puas dengan akhir ki

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   388. Sebuah Akhir Dari Kisah yang Manis

    Tit ... tit ... tit ....Suara alat yang memonitor jantung Awan terdengar memilukan di kuping Hana dan Haikal, sudah lima hari mereka berdua berjaga di sana bergantian dan tidak mau meninggalkan Awan, semenjak Awan terjatuh dari kamar mandi."Hana, Haikal bisa keluar?" tanya Daniel melalui celah pintu kamar.Hana dan Haikal saling tatap lalu keluar dari kamar, sebelumnya mereka berdua mengecup kening Awan pelan. Setelah di luar Hana dan Haikal bertemu dengan Daniel dan juga Adara bersama seorang dokter. Mereka tahu siapa dokter itu, dokter itu adalah Dokter Intan, adik almarhum mama mereka."Tante ada apa?" tanya Hana sambil berdiri di samping Daniel, spontan suaminya itu merangkul bahunya pelan mencoba menguatkan Hana."Ada yang salah sama Daddy?" tanya Haikal sambil merangkul pinggang istrinya, mencoba mencari ketenangan dari tubuh istrinya itu.Intan mencoba tersenyum sebaik mungkin walau ia sadar kalau ia tidak bisa menipu Hana dan Haikal yang sudah mengenal dirinya dengan sangat b

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   387. Sebuah Ketetapan Tuhan

    Tangan Awan terus bergerak mengelus nisan Sonya, disetiap tarikan napasnya ia merasakan rasa rindu yang menusuk nan sakit. Ia rindu memeluk Sonya, mengecupi tubuh istrinya, dan tidur di samping wanita yang sudah menemaninya selama 37 tahun. Jemari Awan terus bergerak, sesekali terdengar suara tarikan napas berat Awan. Matanya mulai buram akibat menahan air mata yang selalu jatuh ke tanah setiap ia datang ke sana untuk bertemu Janu dan Sonya.Masih segar di ingatannya saat Sonya pergi meninggalkan dirinya di pelukkannya. Sonya kalah dan menyerah pada penyakitnya, wanita itu pergi meninggalkan dirinya tiga tahun lalu. Sonya menyerah pada penykitnya, Sonya meninggalkan dirinya sendirian di dunia. Maut sudah memisahkan mereka, mengakhiri sebuah dongeng cantik nan bahagia yang selama ini Awan dan Sonya rajut. Menikah dengan Sonya adalah sesuatu yang sangat Awan sukai. Setiap harinya selalu Awan lewati dengan perasaan senang dan bahagia, walau ada beberapa kali mereka menemui hambatan ke

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   386. Selamat Pagi Sonya

    37 Tahun Kemudian .....Awan mematut dirinya di depan kaca sambil menarik-narik kemejanya. Ia sesekali tersenyum sambil mengusap-usap bagian rambutnya yang sudah memutih termakan usia. Ia sekali lagi memutar tubuhnya memastikan kalau tampilannya sudah sesuai dengan apa yang ia harapkan.Tangan Awan mengambil parfume yang sudah ia pakai semenjak dahulu kala, seketika itu juga wangi laut menyeruak ke indera penciumannya. Mencium itu semua membuat ia ingat perkataan Sonya kalau menciumnya wangi tubuhnya seolah ia sedang berlibur ke pantai."Sonya," bisik Awan sambil tersenyum kembali ke arah cermin. Ah ... ia rindu pada istrinya, ia rindu pada celotehan istrinya itu. Tanpa sadar pikirannya menghitung sudah berapa lama ia menikahi Sonya. "37 tahun," bisik Awan yang mulai menghitung berapa lama ia sudah menikah dengan Sonya, wanita yang sangat ia cintai hingga masa tuanya itu. Tok ... tok ... tok ....Awan menoleh melalui bahunya dan mendapati pintu kamarnya di buka. Senyumannya melebar

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   385. Sebuah Kesepakatan Awan dan Sonya

    "Mereka tidur di sini," ucap Lidya sambil membuka pintu kamar Tara.Sonya melihat Hana dan Haikal yang tidur di ranjang bersama Tara dan Amia. Terlihat kedua anaknya itu mengenakan piayama yang sama sambil memeluk sesuatu yang mereka bagi, Sonya tanpa sadar tersenyum melihat apa yang anak kembarnya itu peluk. "Aku nggak paham kenapa Hana dan Haikal meluk handuk, mereka tiap tidur selalu meluk handuk itu. Aku sampai sangka itu selimut tapi, aku liat-liat itu ternyata handuk," terang Lidya sambil mengambil tas si kembar yang sudah rapih di pojok kamar. "Itu anduk aku, mereka minta katanya buat mereka bawa." Sonya menahan tawanya sendiri saat mengingat keinginan si kembar, tanpa sadar tangan Sonya mengusap kening si kembar. "Ya ampun, manis banget ... padahal mereka bukan anak kamu secara biologis tapi, manis banget," ucap Lidya sambil mengusap kedua lengannya. "Iya ... aku bersyukur mendapatkan mereka berdua ... aku bersyukur dipertemukan dengan Awan dan diberkahi dua malaikat ini,"

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   384. Nafsu yang Terganggu

    "Bener-bener si kupret!" maki Eka sambil berjalan berlalu lalang di hadapan Lidya yang sedang membaca majalah dan sesekali melirik ke arah Eka.Eka kembali melihat jam yang ada di dinding rumah dengan geram, bagaimana tidak, waktu sudah menunjukkan jam 12 malam di hari senin dan bila jarum panjang jam bergerak sedikit saja maka hari sudah berganti menjadi hari selasa. "Bisa duduk nggak, sih?" tanya Lidya yang akhirnya kesal melihat Eka terus bergerak hilir mudik seperti setrikaan. "Duduk, sini." Lidya menepuk sofa yang ada di sampingnya berharap suaminya duduk di sana dan tenang. Sayangnya keinginannya tidak tercapai, Eka menggeleng sambil kembali hilir mudik dan memainkan ponselnya."Ini kupret satu, kebiasaannya ya Tuhan, dia bilang hari senin ... ini hari senin, bahkan ...." Eka melihat jam dinding dan menyadari jarum panjangnya sudah bergeser. "Udah hari selasa ... dasar manusia tanah sengketa, hobi bener bikin susah orang."Lidya hanya bisa menahan tawanya melihat kelakuan Eka y

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   383. Menjilat Manisnya Madu

    Awan mengambil madu dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi menyusul Sonya yang sudah menghilang di dalam kamar mandi. Saat sampai di ambang pintu kupingnye mendengar suara gemericik air dari dalam tempat shower.Langkah kaki Awan terhenti saat ia melihat Sonya sedang membasahi sekujur tubuhnya dengan air hangat yang keluar dari pancuran. Siluet tubuhnya terlihat menggoda, tubuh sintal Sonya seolah meminta Awan untuk menyentuhnya. Napasnya makin tertahan saat ia melihat tangan Sonya menyentuh setiap inci tubuhnya dengan pelan dan sensual, ia suka melihat Sonya menyentuh tubuhnya sendiri, birahinya seolah dipuaskan melalu visual Sonya yang entah bagaimana caranya selalu menjadi magnet untuk dirinya. Sonya berbalik dan mendekati Awan selangkah demi selangkah, seolah setiap langkah yang Sonya lakukan sebagai sebuah tombol yang lagi-lagi membuat pria itu menggemeretakkan giginya menahan hasrat liar yang sudah meronta untuk dilepaskan detik itu juga."Nggak buka baju?" tanya Sonya sambil

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   382. Sebotol Madu

    "Aku nggak sanggup lagi, Wan," tolak Sonya sambil mendorong piring sejauh mungkin dari hadapannya, perutnya seolah akan meledak karena sudah menghabiskan banyak sekali hidangan laut yang tersaji."Terus ngapain kamu pesen makanan sebanyak ini?" tanya Awan kesal sambil menunjuk hidangan laut yang ada di hadapannya. "Yah tadi, keliatannya enak semuanya jadi aku pesen," kilah Sonya sambil mengambil garpu dan menusuk-nusuk udang yang ada di atas piring. Sonya mengakui kalau makanan itu enak tapi, rasanya perutnya sudah tidak mampu lagi menerima makanan lebih banyak lagi."Terus ini gimana? Aku udah bilang tadi, pesen seperlunya aja, jangan lapar mata, Sonya," ucap Awan sambil melihat meja makannya yang masih terhidang cumi saus padang, udang galah asam manis, kepiting bakar dan juga ikan bakar.Awan ingat tadi saat Sonya memesan semuanya ia sudah mengingatkan Sonya kalau mereka tidak akan mampu menghabiskan semuanya tapi, istrinya ini tetap pada pendiriannya ingin memesan semua makanan y

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   381. Bulan Madu yang Manis

    "Mommy baru sampai, Nak," ucap Sonya sambil duduk di sudut ranjang dan melihat Awan yang terlihat sibuk berbicara dengan petugas hotel."Iya ... Hana, 3 hari aja, Daddy kamu juga bilang tiga hari, kan, kalau lebih nanti biar Mommy yang pulang sendiri dan Daddy, Mommy tinggal di sini," lanjut Sonya sambil menyentuh handuk yang dibentuk angsa di atas ranjangnya. Matanya dengan cepat menyisir keadaan kamarnya, jujur pada awalnya Sonya tidak tau mau di bawa kemana dirinya oleh Awan. "Iya, janji. Udah kamu di sana baik-baik dan jangan nakal. PR-nya kerjain dan tolong, suruh Haikal kerjain PR-nya juga, adik kamu suka lupa diri kalau nggak diingatkan," pinta Sonya sambil mengucapkan beberapa kata perpisahan sebelum memutuskan sambungan telepon dari Hana.Setelah ia menitipkan Hana dan Haikal di rumah Lidya, Awan sama sekali tidak mau mengatakan ke mana mereka akan pergi dan ternyata Awan membawanya ke salah satu resort yang ada di pulau seribu. H island resort.Sonya tersenyum saat berjalan

DMCA.com Protection Status