Share

102. My Sweet Cloud

Penulis: Gallon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sonya menggerakkan tubuhnya dengan pelan, ia merasakan tubuhnya kelelahan namun, puas dan nikmat akibat percintaan liarnya dengan Awan di  sofa ruang tamunya. Matanya mengerjap dan mencari sosok Awan di sekitarnya, namun, nihil tidak ada Awan di sana.

Helaan napas terdengar, saat Sonya menyadari dirinya sendirian di kamar itu, Sonya melihat sekelilingnya dan menyadari kalau saat ini ia sedang tertidur di kamar Awan dalam keadaan telanjang. Ia ingat setelah bercinta Awan mengangkat tubuhnya dan membawanya ke lantai dua rumahnya.

Awan hanya menidurkan Sonya di ranjang kemudian memeluk tubuhnya sepanjang malam, tanpa melepaskannya sama sekali. Sebuah kebiasaan yang baru Sonya sadari adalah Awan sangat suka mengusap-usap pahanya, entahlah kenapa lelaki itu sangat terobsesi dengan seluruh bagian kakinya, padahal menurut Sonya semuanya biasa saja tidak ada yang spesial.

"Kamu udah bangun?" Suara maskulin Awan yang sensual terdengar di kamar itu.

Sonya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Risma Magdalena
yeayy bentar lagi janda nihhh siap2 ya wan...
goodnovel comment avatar
Bunda Hani
suka sama kaki.. jarang banget laki yg begini
goodnovel comment avatar
Bunda Hani
basah lagi dong yaa hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   103. Keputusan Final

    “Emir …,” panggil Parwati disela-sela napasnya yang terdengar halus dan pendek.Emir yang sedang duduk di samping ranjang rumah sakit Parwati dengan cepat bangun dan mendekati tubuh Ibunya. “Kenapa, Bu? Ada apa?”“Emir … Ibu mohon, ceraikan Sonya,” pinta Parwati dengan suara terbata-bata dan sangat kecil, saking kecilnya hingga membuat Emir harus menajamkan pendengarannya untuk menangkap suara Parwati.“Bu … Ibu yakin? Ini Sonya, loh, wanita yang selalu Ibu banggakan dan sayang.” Emir mencoba mengingatkan Parwati betapa sayang dan bangganya Parwati pada Sonya. Emir ingat sekali, Ibunya ini sangat sayang dengan Sonya bahkan beberapa kali Ibunya ini lebih suka membanggakan Sonya daripada dirinya di seluruh acara keluraga dan kolega-koleganya. Parwati selalu mengatakan kelebihan Sonya dan menyembunyikan kekurangan Sonya. “Y-yakin,” jawab Pewati sembari menitikan air matanya, entah kenapa Parwati merasakan rasa sakit hati saat mendengar per

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   104. Harta Gono Gini

    “Kamu yakin itu anak aku?” tanya Emir sembari menatap Miska dari atas ke bawah dengan tatapan kesal bercampur marah. Wajah Miska berubah pucat pasi saat mendengar perkataan Emir, “Maksud kamu apa? Ini anak kamu, nggak mungkin ini anak orang lain, aku cuman ngelakuin sama ka ....” Miska tidak melanjutkan perkataannya ia baru sadar kalau dia pernah melakukan hubungan badan dengan dua orang lelaki lainnya, tapi, itu juga bukan kemauannya. Itu kemauan Emir, Emir yang memintanya untuk melakukan hal sinting itu dan memang ia pun sangat membutuhkan uang dengan cepat saat itu untuk membiayai operasi Papanya. “Mikir kamu sekarang, Mis,” seru Emir sembari menunjuk dahi Miska kesal, ia dengan cepat berjalan menjauhi Miska. Ia lelah dan butuh beristirahat. “Emir tunggu kamu mau ke mana?” tanya Miska sembari berlari mengikuti Emir dengan cepat, ia benar-benar membutuhkan Emir. Siapa pun ayah biologis di dalam kandungannya, ia membutuhkan orang yang bertanggung jaw

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   105. Muslihat Emir dan Miska

    “Kamu ....” Emir menggantungkan kalimatnya, ia kaget setengah mati dengan ide Miska, itu adalah ide yang sangat bagus dan sangat brilian. Ia tahu kalau Sonya akan mengiyakan segala-galanya karena Sonya tidak akan berani mengeluarkan bukti apa pun mengenai perselingkuhannya dengan Miska. Memang Sonya punya bukti? Tidak, Sonya tidak punya bukti apa pun, sedangkan dirinya memiliki mertuanya, Miska dan dirinya sendiri sebagai saksi atas perselingkuhan Sonya dengan selingkuhannya. Dia bisa menang dan mendapatkan segalanya. “Emir, kamu bisa lakuin itu semuanya. Aku tahu siapa selingkuhan Sonya, aku yakin dia selingkuhannya.” Miska berkata yakin, ia akan melakukan apa pun untuk membantu Emir mendapatkan apa yang ia mau karena bila Emir sudah mendapatkan apa yang ia mau, maka Miska akan memaksa lelaki di hadapannya itu untuk menikahi dirinya. Harus, Miska harus mendapatkan kejelasan status dirinya dan juga bayi di dalam kandungannya. Miska tahu ia tidak mungkin memaksa Tanu

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   106. Babak Baru Sonya?

    Brak ... Brak ... Brak ....Sonya menggedor kamar mandi dengan keras, memaksa orang yang ada di dalam kamar mandi itu menyelesaikan urusannya dan keluar dari sana sesegera mungkin, ia sudah terlambat.Brak ... Brak ... Brak ....“Ya ampun, Awan mau sampai kapan kamu di dalam kamar mandi?!” teriak Sonya kesal bukan main karena Awan ternyata memiliki kebiasaan berlama-lama di dalam kamar mandi, entah apa yang dilakukan lelaki itu di dalam sana yang sampai membuat Sonya heran, bagaimana tidak Awan bisa berada di kamar mandi selama satu jam lebih hanya untuk mandi!? Ya ampun ... apa yang ia lakukan sebenarnya? Nyari wangsit?“Sebentar, Sonya,” sahut Awan sembari membuka pintu kamar mandi dan menunjukkan senyuman tanpa dosanya dan badannya yang masih memuat Sonya menahan napasnya.“Kamu ngapain, sih, di kamar mandi? Kamu dagang semen atau apa?” tanya Sonya geram sembari mendorong pintu kamar mandi lebih lebar lagi aga

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   107. Jatuh Sejatuh Jatuhnya

    "Kamu udah makan?" tanya Awan yang khawatir dengan keadaan Sonya yang entah kenapa semenjak pagi tadi terlihat pucat pasi dan menolak untuk makan apa pun yang sudah Awan sediakan.Sonya mengalihkan pandangannya dari laptop dan menggeleng pelan, ia tidak ada selera makan sama sekali semenjak mendengar perkataan Awan yang menginginkan anak dari dirinya. Awan tidak salah, lelaki di hadapannya ini masih muda. Umurnya terpaut lima tahun di bawah Sonya, 28 tahun. Seluruh lelaki normal di dunia ini yang seumur Awan pasti sangat menginginkan anak dan Sonya sadar betul hal itu.Ketakutannya menjadi kenyataan, Awan Kurniawan memang seorang kekasih sempurna untuk dirinya, namun, apakah Awan masih bisa menjadi seorang suami sempurna versi Sonya? Seorang suami yang mau menerima kekurangannya? Wanita tanpa rahim? Rasanya Sonya ingin berteriak dan mencaci Tuhannya karena memberikan cobaan hidup seberat ini untuk Sonya."Sonya ...." Awa

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   108. Gosip Gosip Gosip

    "Sonya ... hai, Sonya."Sonya yang sedang menyuapkan makanan ke mulutnya sontak menghentikan suapannya dan melihat ke sumber suara. Senyumannya langsung berkembang saat melihat Lidya berjalan ke arahnya dengan tergesa-gesa, entah hal apa yang membuat sahabatnya ini terburu-buru mendatanginya."Ada apa, Lid? Kok kamu kaya dikejar setan gitu?" tanya Sonya sembari menyimpan sendok di dalam mangkuk mie-nya.Lidya dengan cepat duduk di hadapan Sonya dan melihat ke sekelilingnya, "Kamu beneran mau cerai sama Emir?""Tahu dari mana?""Jadi, bener?" tanya Lidya lagi sembari menatap Sonya tidak percaya karena gosip yang beredar ternyata benar."Bisa benar bisa nggak, Lid. Tergantung ....""Tergantung yang menggantung?" kelakar Lidya, sembari menyimpan nampan makanannya di meja."Ngaco ... tergantung jawaban yang kamu kasih ke

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   109. Sebuah Kabar dari Yang Hilang

    Sonya berjalan ke arah ruangan rawat Parwati, hari ini ia ingin bertemu dengan Parwati yang menurut dokter penanggung jawabnya keadaannya sudah mulai membaik.Saat berbelok ia mendapati Emir dan Miska yang sedang berdiri di depan pintu ruang rawat Parwati, dengan cepat ia menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik dinding yang mampu menutupi tubuhnya. Sayup-sayup Sonya bisa mendengar pembicaraan Emir dan Miska. Entah kenapa, Sonya ingin merekam pembicaraan mereka berdua dan ia melakukannya."Kamu udah telepon pengacara kamu belom, sih?" tanya Miska gemas karena tidak mendapatkan info apa pun dari Emir mengenai perceraiannya."Udah," jawab Emir singkat, ia benar-benar sedang malas berbicara dengan Miska yang sudah tiga hari ini merongrong dirinya untuk sesegera mungkin mendaftarkan gugatan cerainya. Andai ia memiliki tempat lain untuk tinggal mungkin Emir sudah meninggalkan apartemen Miska.Emir

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   110. Chit Chat

    "Ada jadwal operasi hari ini?" tanya Awan pada Ina, salah satu perawat yang berjaga di ruangan operasi."Eh ... Awan, makin cakep aja," jawab Ina sembari mengambil dua buah map dan menyerahkannya kepada Awan."Mbak Ina ini bisa aja," jawab Awan seadanya sembari mengambil map yang Ina serahkan pada dirinya. Dengan cepat ia membaca rekam medis pasien yang akan ia tangani bersama Sonya hari ini."Awan, kamu emang nggak ada cita-cita cari jodoh?" tanya Ina yang penasaran dengan sosok Awan yang selalu menjadi rebutan perawat jomblo dan beberapa koas yang ada di sana. Bagaimana tidak, Awan adalah satu-satunya tenaga kesehatan di rumah sakit itu yang memiliki ketampanan jauh di atas rata-rata tenaga kesehatan lainnya.Badan Awan yang tegap dan tinggi yang terbalut dengan baju operasi yang biasanya bila tenaga kesehatan lainnya kenakan tidak bisa mengeluarkan aura ketampanannya, tapi, saat Awan kenakan malah

Bab terbaru

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   389. From Gallon With Love

    Hai semua pembacaku sayang ....Gallon ucapkan terima kasih sudah membaca hingga akhir kisa perjalanan cinta Awan dan Sonya. Sebuah kisah yang pelik, berat dan penuh gairah dari Awan dan Sonya.Kisah yang dimulai dari sebuah pengkhianatan, rasa benci, dan mamaki diri akibat sebuah kekurangan yang menjadikan diri Sonya membenci dirinya dan melupakan rasa dicintai juga mencintai.Sebuah kisah dengan akhir yang manis namun dibalut sebuah kenyataan hidup, sebuah kenyataan yang membuat kita sadar kalau kita hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Secinta apa pun kita pada seseorang ingatlah ada maut yang memisahkan namun, yakinlah maut juga yang akan menyatukan kalian kembali. Cerita ini harus berakhir di sini, cerita manis ini harus berakhir secara sedih namun tetap dibalut senyum bukan sebuah tangis. Cerita cinta Sonya dan Awan tidak akan ada kelanjutannya, semuanya sudah jelas dan mereka sudah sangat berbahagia dengan kehidupannya. Gallon harap semua yang membacanya puas dengan akhir ki

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   388. Sebuah Akhir Dari Kisah yang Manis

    Tit ... tit ... tit ....Suara alat yang memonitor jantung Awan terdengar memilukan di kuping Hana dan Haikal, sudah lima hari mereka berdua berjaga di sana bergantian dan tidak mau meninggalkan Awan, semenjak Awan terjatuh dari kamar mandi."Hana, Haikal bisa keluar?" tanya Daniel melalui celah pintu kamar.Hana dan Haikal saling tatap lalu keluar dari kamar, sebelumnya mereka berdua mengecup kening Awan pelan. Setelah di luar Hana dan Haikal bertemu dengan Daniel dan juga Adara bersama seorang dokter. Mereka tahu siapa dokter itu, dokter itu adalah Dokter Intan, adik almarhum mama mereka."Tante ada apa?" tanya Hana sambil berdiri di samping Daniel, spontan suaminya itu merangkul bahunya pelan mencoba menguatkan Hana."Ada yang salah sama Daddy?" tanya Haikal sambil merangkul pinggang istrinya, mencoba mencari ketenangan dari tubuh istrinya itu.Intan mencoba tersenyum sebaik mungkin walau ia sadar kalau ia tidak bisa menipu Hana dan Haikal yang sudah mengenal dirinya dengan sangat b

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   387. Sebuah Ketetapan Tuhan

    Tangan Awan terus bergerak mengelus nisan Sonya, disetiap tarikan napasnya ia merasakan rasa rindu yang menusuk nan sakit. Ia rindu memeluk Sonya, mengecupi tubuh istrinya, dan tidur di samping wanita yang sudah menemaninya selama 37 tahun. Jemari Awan terus bergerak, sesekali terdengar suara tarikan napas berat Awan. Matanya mulai buram akibat menahan air mata yang selalu jatuh ke tanah setiap ia datang ke sana untuk bertemu Janu dan Sonya.Masih segar di ingatannya saat Sonya pergi meninggalkan dirinya di pelukkannya. Sonya kalah dan menyerah pada penyakitnya, wanita itu pergi meninggalkan dirinya tiga tahun lalu. Sonya menyerah pada penykitnya, Sonya meninggalkan dirinya sendirian di dunia. Maut sudah memisahkan mereka, mengakhiri sebuah dongeng cantik nan bahagia yang selama ini Awan dan Sonya rajut. Menikah dengan Sonya adalah sesuatu yang sangat Awan sukai. Setiap harinya selalu Awan lewati dengan perasaan senang dan bahagia, walau ada beberapa kali mereka menemui hambatan ke

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   386. Selamat Pagi Sonya

    37 Tahun Kemudian .....Awan mematut dirinya di depan kaca sambil menarik-narik kemejanya. Ia sesekali tersenyum sambil mengusap-usap bagian rambutnya yang sudah memutih termakan usia. Ia sekali lagi memutar tubuhnya memastikan kalau tampilannya sudah sesuai dengan apa yang ia harapkan.Tangan Awan mengambil parfume yang sudah ia pakai semenjak dahulu kala, seketika itu juga wangi laut menyeruak ke indera penciumannya. Mencium itu semua membuat ia ingat perkataan Sonya kalau menciumnya wangi tubuhnya seolah ia sedang berlibur ke pantai."Sonya," bisik Awan sambil tersenyum kembali ke arah cermin. Ah ... ia rindu pada istrinya, ia rindu pada celotehan istrinya itu. Tanpa sadar pikirannya menghitung sudah berapa lama ia menikahi Sonya. "37 tahun," bisik Awan yang mulai menghitung berapa lama ia sudah menikah dengan Sonya, wanita yang sangat ia cintai hingga masa tuanya itu. Tok ... tok ... tok ....Awan menoleh melalui bahunya dan mendapati pintu kamarnya di buka. Senyumannya melebar

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   385. Sebuah Kesepakatan Awan dan Sonya

    "Mereka tidur di sini," ucap Lidya sambil membuka pintu kamar Tara.Sonya melihat Hana dan Haikal yang tidur di ranjang bersama Tara dan Amia. Terlihat kedua anaknya itu mengenakan piayama yang sama sambil memeluk sesuatu yang mereka bagi, Sonya tanpa sadar tersenyum melihat apa yang anak kembarnya itu peluk. "Aku nggak paham kenapa Hana dan Haikal meluk handuk, mereka tiap tidur selalu meluk handuk itu. Aku sampai sangka itu selimut tapi, aku liat-liat itu ternyata handuk," terang Lidya sambil mengambil tas si kembar yang sudah rapih di pojok kamar. "Itu anduk aku, mereka minta katanya buat mereka bawa." Sonya menahan tawanya sendiri saat mengingat keinginan si kembar, tanpa sadar tangan Sonya mengusap kening si kembar. "Ya ampun, manis banget ... padahal mereka bukan anak kamu secara biologis tapi, manis banget," ucap Lidya sambil mengusap kedua lengannya. "Iya ... aku bersyukur mendapatkan mereka berdua ... aku bersyukur dipertemukan dengan Awan dan diberkahi dua malaikat ini,"

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   384. Nafsu yang Terganggu

    "Bener-bener si kupret!" maki Eka sambil berjalan berlalu lalang di hadapan Lidya yang sedang membaca majalah dan sesekali melirik ke arah Eka.Eka kembali melihat jam yang ada di dinding rumah dengan geram, bagaimana tidak, waktu sudah menunjukkan jam 12 malam di hari senin dan bila jarum panjang jam bergerak sedikit saja maka hari sudah berganti menjadi hari selasa. "Bisa duduk nggak, sih?" tanya Lidya yang akhirnya kesal melihat Eka terus bergerak hilir mudik seperti setrikaan. "Duduk, sini." Lidya menepuk sofa yang ada di sampingnya berharap suaminya duduk di sana dan tenang. Sayangnya keinginannya tidak tercapai, Eka menggeleng sambil kembali hilir mudik dan memainkan ponselnya."Ini kupret satu, kebiasaannya ya Tuhan, dia bilang hari senin ... ini hari senin, bahkan ...." Eka melihat jam dinding dan menyadari jarum panjangnya sudah bergeser. "Udah hari selasa ... dasar manusia tanah sengketa, hobi bener bikin susah orang."Lidya hanya bisa menahan tawanya melihat kelakuan Eka y

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   383. Menjilat Manisnya Madu

    Awan mengambil madu dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi menyusul Sonya yang sudah menghilang di dalam kamar mandi. Saat sampai di ambang pintu kupingnye mendengar suara gemericik air dari dalam tempat shower.Langkah kaki Awan terhenti saat ia melihat Sonya sedang membasahi sekujur tubuhnya dengan air hangat yang keluar dari pancuran. Siluet tubuhnya terlihat menggoda, tubuh sintal Sonya seolah meminta Awan untuk menyentuhnya. Napasnya makin tertahan saat ia melihat tangan Sonya menyentuh setiap inci tubuhnya dengan pelan dan sensual, ia suka melihat Sonya menyentuh tubuhnya sendiri, birahinya seolah dipuaskan melalu visual Sonya yang entah bagaimana caranya selalu menjadi magnet untuk dirinya. Sonya berbalik dan mendekati Awan selangkah demi selangkah, seolah setiap langkah yang Sonya lakukan sebagai sebuah tombol yang lagi-lagi membuat pria itu menggemeretakkan giginya menahan hasrat liar yang sudah meronta untuk dilepaskan detik itu juga."Nggak buka baju?" tanya Sonya sambil

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   382. Sebotol Madu

    "Aku nggak sanggup lagi, Wan," tolak Sonya sambil mendorong piring sejauh mungkin dari hadapannya, perutnya seolah akan meledak karena sudah menghabiskan banyak sekali hidangan laut yang tersaji."Terus ngapain kamu pesen makanan sebanyak ini?" tanya Awan kesal sambil menunjuk hidangan laut yang ada di hadapannya. "Yah tadi, keliatannya enak semuanya jadi aku pesen," kilah Sonya sambil mengambil garpu dan menusuk-nusuk udang yang ada di atas piring. Sonya mengakui kalau makanan itu enak tapi, rasanya perutnya sudah tidak mampu lagi menerima makanan lebih banyak lagi."Terus ini gimana? Aku udah bilang tadi, pesen seperlunya aja, jangan lapar mata, Sonya," ucap Awan sambil melihat meja makannya yang masih terhidang cumi saus padang, udang galah asam manis, kepiting bakar dan juga ikan bakar.Awan ingat tadi saat Sonya memesan semuanya ia sudah mengingatkan Sonya kalau mereka tidak akan mampu menghabiskan semuanya tapi, istrinya ini tetap pada pendiriannya ingin memesan semua makanan y

  • Di Atas Ranjang Dokter Sonya   381. Bulan Madu yang Manis

    "Mommy baru sampai, Nak," ucap Sonya sambil duduk di sudut ranjang dan melihat Awan yang terlihat sibuk berbicara dengan petugas hotel."Iya ... Hana, 3 hari aja, Daddy kamu juga bilang tiga hari, kan, kalau lebih nanti biar Mommy yang pulang sendiri dan Daddy, Mommy tinggal di sini," lanjut Sonya sambil menyentuh handuk yang dibentuk angsa di atas ranjangnya. Matanya dengan cepat menyisir keadaan kamarnya, jujur pada awalnya Sonya tidak tau mau di bawa kemana dirinya oleh Awan. "Iya, janji. Udah kamu di sana baik-baik dan jangan nakal. PR-nya kerjain dan tolong, suruh Haikal kerjain PR-nya juga, adik kamu suka lupa diri kalau nggak diingatkan," pinta Sonya sambil mengucapkan beberapa kata perpisahan sebelum memutuskan sambungan telepon dari Hana.Setelah ia menitipkan Hana dan Haikal di rumah Lidya, Awan sama sekali tidak mau mengatakan ke mana mereka akan pergi dan ternyata Awan membawanya ke salah satu resort yang ada di pulau seribu. H island resort.Sonya tersenyum saat berjalan

DMCA.com Protection Status