Home / Romansa / Di Antara Dua Pilihan / Part 45 Cemburu 2

Share

Part 45 Cemburu 2

last update Last Updated: 2023-04-17 18:14:47

Kista ovarium, vonis dokter terhadap Hafsah. Membuat dunia gadis itu laksana runtuh seketika. Kista yang disebabkan endometriosis dan sindrom ovarium polikistik dan menyebabkan penderitanya susah untuk hamil.

Marisa duduk diam di samping mama mertuanya yang sedang mendengarkan penuturan Bu Haji. Dia juga turut prihatin dengan apa yang dialami gadis itu. Masalah kewanitaan memang menjadi momok bagi wanita-wanita di dunia saat ini. Kecanggihan dunia medis diiringi dengan munculnya berbagai keluhan perempuan.

Mereka membesuk Hafsah di malam, hari raya ketiga. Sementara Aksara memilih menunggu di luar ruangan bersama Pak Kyai.

"Doakan besok operasinya lancar, Bu," kata Bu Haji pada Bu Arum. "Harus di operasi karena kistanya sudah padat sebesar enam centimeter."

"Pasti kami doakan untuk kelancaran pengobatan Nak Hafsah, Bu Haji. Semoga Nak Hafsah bisa lekas pulih dan jangan khawatir soal keturunan. Dulu ada teman saya yang pernah operasi kista juga bisa hamil dan punya anak. Keponakan say
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Anna Apriyanti
melas daniel,,
goodnovel comment avatar
Idadalia Mutiara79
pokoknya danie hrs cerai sama sheila
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
Aduh kurang rasa nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 46 Positive

    Acara inti telah selesai, beberapa tetangga dan undangan dari Bu Arum berpamitan pulang. Yang masih tinggal di sana para kerabat dari kedua pengantin, rekan kerja, dan teman-teman. Mereka bersembang sambil bergantian untuk berfoto bersama. Agus yang menemani Daniel mengajak pria itu berdiri untuk foto bersama. Daniel yang semula enggan, akhirnya ikut juga dan naik pelaminan. Dia berdiri di sebelah Marisa karena Agus sudah lebih dulu mengambil tempat di samping Aksara. Akhirnya dia bisa bersanding dengan Marisa, meski hanya berfoto bersama bukan menikah. Daniel ingin menertawakan dirinya sendiri jika ingat beberapa bulan yang lalu. Saat ingin menjadikan Marisa bagian dari hidupnya.Ari yang melihat langsung merogoh ponsel dalam hand bag dan mengambil foto mereka. Di antara semua orang itu, hanya Ari yang tahu kisah Marisa dan bosnya. Bahkan Aksara juga belum mengetahuinya. Pria itu hanya tahu kalau ternyata Daniel yang ia kenal sebagai donatur yayasan adalah bosnya sang istri. Aksara

    Last Updated : 2023-04-18
  • Di Antara Dua Pilihan    Part 47 Positive 2

    "Hu um. Pacar halu-ku," jawab Ulfa sambil nyengir. Membuat Bu Rahmi hanya geleng-geleng kepala. Dia paham yang dimaksud 'pacar halu' oleh si Ulfa. Pasti artis-artis yang suka dilihatnya di media sosial. Atau artis film yang sering dia tonton. Padahal dalam kesehariannya gadis itu belum pernah pacaran. Dekat dengan teman kuliah pun hanya sekedar teman biasa saja."Emangnya kamu udah putus sama Lee Min Ho?" tanya Marisa menahan tawa."Udah lama. Aku cari yang berbulu sekarang, Mbak.""Sstttt, Ulfa. Jaga bicaramu!" tegur Bu Rahmi dengan suara berdesis. Wanita itu memerhatikan sekeliling, tak enak kalau di dengar tuan rumah. Ulfa memang suka bercanda. Makanya rumah mereka selalu ramai oleh ulahnya dan si Najwa. Kalau Ziyan ini pendiam."Nduk, nggak usah di sapu. Biarkan saja. Besok biar di sapu sama Mbak Siti," tegur Bu Arum saat melihat Ulfa menyapu."Nggak apa-apa, Bu. Dikit lagi selesai.""Beruntungnya, Bu Rahmi. Punya anak-anak gadis yang cantik dan rajin," puji Bu Arum. Bu Rahmi ters

    Last Updated : 2023-04-18
  • Di Antara Dua Pilihan    Part 48 Bromo dan Pemeriksaan 1

    "Sayang, ini serius?" Aksara masih tidak percaya. Bahkan ketika Marisa puasa sebulan penuh, dia pun tidak menyadari kalau sang istri tidak haid.Dirinya terhanyut dalam suasana pengantin baru tanpa memikirkan apa itu siklus bulanan bagi perempuan. Aksara tahu, hanya tidak begitu detail memahami. Atau mungkin karena terlalu bahagia menghabiskan banyak waktu dengan istrinya.Marisa mengangguk. Aksara meletakkan testpack di atas meja. Bangkit dari duduk lantas menggendong tubuh istrinya. Kaki Marisa melingkar di pinggang Aksara. Keduanya saling pandang dan beradu kening. Untuk beberapa lama keduanya larut dalam kebahagiaan. Aksara bukan tipe pria yang pandai mengumbar kata-kata mesra. Dalam diamnya dia lebih suka menunjukkan dengan tindakan. Menatap, memeluk, mencumbu, dan menghabiskan waktu bersama di peraduan mereka."Kalau gitu kita nggak usah pergi besok pagi. Kita lihat sunrise dari balkon sini saja."Marisa mengangguk.Keduanya tersenyum. Aksara membawa istrinya masuk ke kamar. Ma

    Last Updated : 2023-04-19
  • Di Antara Dua Pilihan    Part 49 Bromo dan Pemeriksaan 2

    Aksara mengajak istrinya untuk makan malam di kafe yang berada di roof top hotel. Menikmati makanan, sekaligus menyaksikan pemandangan malam dari ketinggian. Hawa dingin berada di titik 12°C. Benar-benar membuat tubuh menggigil. Cangkir panas berisi kopi itu pun seolah tak terasa di kulit telapak tangan, karena teramat dingin."Dingin banget, Mas. Kita pergi ke klinik besok siang saja, ya.""Oke, Sayang!"Marisa tersenyum. Rajin banget Aksara memanggilnya 'Sayang' sesore itu. Efek kebahagiaan karena dirinya tengah hamil. Biasanya juga perhatian, tapi hanya tatapan dalam diamnya yang berbicara, bukan ucapannya.***LS***Daniel baru saja keluar dari kantor jam tujuh malam. Tadi sempat bicara dengan sang papa mengenai rencana perceraiannya dengan Shela. Oleh sang papa semua dikembalikan pada putranya. Kalau perselingkuhan sudah kelewat batas, sebagai laki-laki dia tidak menyalahkan Daniel untuk mengambil keputusan berpisah.Bagi laki-laki harga diri nomer satu. Lebih baik tidak dicintai

    Last Updated : 2023-04-19
  • Di Antara Dua Pilihan    Part 50 Permintaan Seorang Ibu 1

    Bu Arum menyusut hidungnya yang berair menggunakan tisu yang disodorkan oleh Aksara. Wanita itu tidak langsung menjawab pertanyaan putranya. Diam lantas memperhatikan Aksara yang sedang menunggunya bicara.Ada yang ingin disampaikan, tapi tidak sampai hati untuk menceritakan. Aksara sedang berbahagia sekarang dan tidak ingin merusak momen kegembiraan putra dan menantunya. "Risa sudah tidur?""Ya, aku suruh istirahat, Ma.""Kalau gitu kamu ikut istirahat sana. Habis perjalanan jauh pasti capek.""Mama, ingin ngomong sesuatu padaku?"Bu Arum menggeleng. Tapi Aksara tidak segera beranjak karena ia yakin mamanya menyimpan sesuatu yang ingin disampaikan. Wajah teduhnya terlihat memendam rasa. Aksara sudah hafal di luar kepala tentang wanita yang menjadi cinta pertamanya."Apa yang terjadi ketika aku dan Risa nggak di rumah, Ma?""Mama, nggak usah nyembunyiin sesuatu," desak Aksara.Bu Arum menarik napas panjang. Mulai dari mana harus memberitahu Aksara. Khawatir juga kalau sampai Marisa m

    Last Updated : 2023-04-20
  • Di Antara Dua Pilihan    Part 51 Permintaan Seorang Ibu 2

    "Aku belum ngasih tahu papi dan mamiku." Shela menggeser piring yang masih menyisakan separuh makanannya. Selera makannya hilang seketika. Tubuhnya juga kehilangan berat badan. Wajahnya tampak kurus dan tirus."Apa perlu kita ke sana berdua untuk memberitahu?""Jangan, papiku masih dalam perawatan," tolak Shela. Daniel tahu kalau istrinya hanya berdalih saja. Papi mertuanya sudah sehat. Waktu hari raya bapak mertuanya baik-baik saja. Shela yang lebih dulu meninggalkan meja makan. Pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua. Sebelum berganti pakaian, mematung lama di depan cermin meja rias. Memperhatikan dirinya dengan segenap penyesalan yang sia-sia. Namun hanya diam dan menyesali saja tidak akan membuat Daniel mengurungkan niatnya untuk bercerai. Dia harus melakukan sesuatu. Menemukan siapa perempuan itu. Yang bisa saja akan menjadi pengganti dirinya setelah mereka bercerai nanti.Lion sudah tidak bisa diharapkan lagi. Mantan kekasihnya itu tetap saja bren-gsek seperti dulu. Menyesal

    Last Updated : 2023-04-20
  • Di Antara Dua Pilihan    Part 52 Keputusan Seorang Laki-laki 1

    Hening. Marisa telah terlelap, sedangkan Aksara masih terjaga. Menatap langit-langit kamar dengan perasaan carut marut. Bagaimana dia harus memberitahu istrinya? Takut juga jika diberitahu sekarang bakalan terjadi sesuatu dengan kandungannya.Diperhatikan wajah ayu sang istri, juga perutnya yang tertutupi selimut. Beberapa bulan ke depan perut itu akan membulat besar, genap usia akan lahirlah anak mereka. Momen yang selalu ditunggu oleh pasangan yang menikah. Dengan bangganya dia akan dipanggil ayah.Aksara beringsut turun dari pembaringan. Keluar kamar dan mendapati bilik mamanya terkuak sedikit. "Ma," panggil Aksara pelan di ambang pintu."Masuklah, Sa. Kamu belum tidur?"Aksara masuk dan duduk di ranjang sang mama setelah menutup pintu. "Bagaimana?""Besok malam sepulang kerja aku akan menemui Pak Kyai, Ma. Persoalan ini nggak bisa dibiarkan lama-lama. Aku nggak mau mengulur waktu. Khawatir saja kalau mereka mengira aku setuju. Sama sekali aku nggak punya keinginan untuk memilik

    Last Updated : 2023-04-21
  • Di Antara Dua Pilihan    Part 53 Keputusan Seorang Laki-laki 2

    Diam sesaat. Marisa bicara sambil menunduk, karena tak sanggup menatap pria yang sangat dicintainya. Mungkin hari ini masih miliknya, entah dengan esok lusa."Aku nggak akan menghalangi jika Mas setuju. Jangan jadikan kehamilan ini untuk mengasihaniku. Kita bisa berpisah baik-baik. Daripada memaksakan diri berpoligami yang justru akan menyakiti suatu saat nanti. Mas, bisa saja jatuh cinta pada Mbak Hafsah dikemudian hari. Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Aku dan Mbak Hafsah bagai langit dan bumi. Kami bukan dari kalangan yang sama. Aku nggak akan menang darinya."Aksara menatap wanitanya tanpa menyela ucapannya. Biar Marisa mengungkapkan dulu apa yang bersemayam dalam hati. Tatapan mata Marisa menerawang, memandang langit dalam selimut awan putih laksana gumpalan kapas. Berarak pelan ke satu arah. Mana pernah masalah poligami terpikirkan dalam hidupnya. Dia pernah menghindari menjadi istri kedua dari bos yang merayunya. Karena tidak ingin menyakiti hati wanita lain. Namu

    Last Updated : 2023-04-21

Latest chapter

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 157 Anniversary 2

    Sebagian perempuan pasti suka barang kemas seperti itu. Disamping bisa mempercantik diri dan melengkapi penampilan, perhiasan juga bisa menjadi barang investasi."Tadi niatnya aku yang mau bikin kejutan. Tapi justru Mas yang bikin aku kaget. Malah aku nggak nyiapin kado. Mas, mau kado apa?" tanya Marisa. Kedua tangannya masih bergelayut manja di leher sang suami."Sayang, kamu serius ingin mas memilih sendiri kadonya?"Marisa mengangguk yakin. Apa yang ditakutkan? Toh biasanya mereka akan merayakan hari spesial dengan cara menghabiskan sepanjang malam dalam kemesraan."Pilih saja. Mas, mau kado apa?" Marisa menatap lekat wajah suaminya."Anak," jawab Aksara singkat tapi serius."Apa?""Anak ketiga. Katanya Mas harus milih sendiri. Makanya Mas pilih anak."Senyum Marisa masih bertahan, ia ingin merayu sang suami agar mengganti permintaan. "Coba minta yang lain?""Nggak bisa, Sayang. Mas disuruh milih kan tadi, ya udah mas pilih anak. Tapi kamu nggak boleh curang, nanti diam-diam pakai

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 156 Anniversary 1

    Marisa tersenyum ramah dan menyalami Mahika dan keluarganya yang menunggu di meja panjang. Tempat yang telah di booking tadi siang. Aksara juga melakukan hal yang sama. Membimbing kedua anaknya untuk salim pada mereka."Maaf, Mama nunggu lama, ya?" Marisa mencium kedua pipi mertuanya."Enggak. Kami juga baru saja sampai," jawab Bu Arum lirih.Beberapa pelayan restoran menyuguhkan minuman.Aksara dan Marisa duduk bersebelahan. Sedangkan anak-anak duduk bersama Ubed di sebelah Mahika. Si centil Keisya sangat dekat dengan budhenya.Mbak Siti, Mbak Dwi, dan pengasuh Ubed juga ikut duduk bergabung di sana. Bu Arum mengajarkan pada putra-putranya agar tidak membedakan mereka. Makanya mereka pada betah bekerja. Marisa heran karena Aksara diam, tidak juga bertanya sebenarnya mereka ada acara apa. Mungkin sang suami mikirnya hanya makan malam biasa. Tak apalah, bukankah sudah lumrah kalau suami jarang yang ingat dengan momen-momen tertentu dalam hidupnya. Bahkan tanggal lahirnya pun terkadan

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 155 Masa Depan 2

    "Mbak, aku mau ngajak Mbak Mahika dan Mas Johan bikin surprise untuk anniversary pernikahan kami yang ketujuh."Mahika menatap lekat Marisa. "Hari ini anniversary pernikahan kalian?"Marisa mengangguk. "Sepertinya Mas Aksa lupa sama hari ini. Makanya aku ingin mengajak kalian bikin surprise. Tadi aku sudah telepon Kafe Harmoni untuk booking tempat. Kita dinner malam ini. Aku sudah telepon Mama sehabis makan siang tadi.""Oke, jam berapa nanti?" tanya Mahika."Jam tujuh sampai kafe. Nanti Mbak sama Mas Johan yang jemput mama, ya. Aku langsung ngajak Mas Aksa dan anak-anak ke kafe. Ajak sekalian papa dan mamanya Mbak Mahika."Kebetulan Pak Raul dan Bu Raul memang berada di rumah Mahika sudah dua hari ini. Setelah pensiun, Pak Raul memang lebih sering datang ke Surabaya. Sebab cucu-cucunya di Jombang sudah pada besar-besar semua. Sibuk sendiri dengan kuliahnya. Jadi hanya Ubed yang menjadi hiburan tersendiri bagi mereka. Terlebih jika anak-anak Aksara ada di sana juga.Mahika mengangguk.

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 154 Masa Depan 1

    Hafsah tersenyum dengan gaunnya yang menerawang. Hadiah dari Kholifah. Beberapa saat dia mematung di kamar mandi. Memperhatikan penampilan barunya. Cantik juga dia memakai gaun kurang bahan itu."Pakailah nanti di malam pengantinmu. Membahagiakan suami pahalanya besar. Kamu pun tahu hal itu. Jadi nggak perlu Mbak perjelas," pesan Kholifah kemarin sore. Ketika baru tiba dari Jember dan menemuinya di kamar.Kholifah lah yang berhasil membuka minda Hafsah. Memarahi juga menasehati. Kholifah berceramah panjang lebar, banyak pandangan, hadist nabi yang di sampaikan dengan segala pemahaman. Baru dengan sepupunya itu hati Hafsah terbuka.Sedangkan dengan Latifa, sepupunya yang paling dekat di Surabaya, juga teman-temannya, justru malah sering mengompori untuk membenci Marisa. Mendukungnya merebut Aksara dari istrinya. Namun tidak dengan Kholifah yang sangat menentang keras dan menyebutnya perempuan tidak punya harga diri. Terkadang di tampar berkali-kali baru membuat seseorang sadar dengan

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 153 Merajut Asa 2

    Sarah beserta suami dan bapaknya juga bergabung dan bersalaman dengan keluarga Bu Arum.Wanita itu menggendong bayi lelaki yang tertidur pulas. Sedangkan ketiga anak yang lain tidak ikut. Sambil melangkah, Daniel mengajak ngobrol Johan dan Aksara. Apalagi kalau bukan bicara mengenai dunia bisnis. Daniel berencana hendak mengajak mereka bekerjasama. Marisa sendiri sudah resign satu bulan yang lalu. Disamping usaha suami dan iparnya mulai butuh tenaga ekstra, kehamilannya juga agak rewel. Namun masih sering bertemu, kalau Daniel datang ke kantor mereka.Mahika juga resign dari perusahaan Omnya. Sekarang fokus di kantor mereka sendiri. Alhamdulillah, perkembangan usaha mereka sangat bagus. Johan dan Aksara memang jenius membawa perusahaan ke arah yang lebih cemerlang. Mereka kompak dan saling melengkapi."Jangan lupa kabarin kalau kamu lahiran," ucap Sarah yang melangkah di sebelah Marisa."Pasti dong, Mbak," jawab Marisa sambil tersenyum.Pak Kyai, Bu Haji, Alim, dan Mifta yang menyam

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 152 Merajut Asa 1

    Marisa terkejut. Begitu pun dengan Mahika. Johan membaca undangan warna abu-abu itu, sedangkan Aksara meladeni Kenzi dan Ubed bermain. Sebenarnya dia mendengar, hanya saja memilih tidak menanggapi."Syukurlah, akhirnya memutuskan nikah juga ustadzah Hafsah, Ma," ujar Mahika seraya memperhatikan undangan yang tengah dibaca sang suami."Haikal Ahmad. Apa dia ustadz juga, Ma?" "Mama kurang paham, Ka. Katanya duda anak satu. Kakaknya yang jodohin sama laki-laki itu. Yang mama dengar, Haikal itu teman kuliahnya Mas Alim."Teman Alim? Pasti usia mereka terpaut lumayan jauh, karena Alim kakak sulungnya Hafsah. Mungkin Hafsah punya pertimbangan tersendiri kenapa menyetujui perjodohan dengan temannya Alim. Bisa jadi, dialah yang sanggup merobohkan keteguhan hati gadis itu."Hari Minggu depan ini, 'kan, Ma?" tanya Marisa."Iya, Ris. Habis akad nikah langsung resepsi. Seperti kamu dan Aksa dulu. Undangannya juga terbatas. Hanya kerabat dekat dan tetangga saja yang di undang."Meski mama, istri,

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 151 Undangan 2

    Johan tertawa lepas berderai sambil memperhatikan lalu lintas di hadapan. "Kamu ada-ada saja, sih, Yang.""Mas, malah ngakak. Sudah kubilang aku hanya penasaran.""Setelah banyak hal terjadi dan aku mendapatkan pasangan sepertimu, apa yang ingin kucari lagi. Di usia kita yang sekarang ini, apa yang ingin kita ambisikan lagi? Aku sangat bersyukur memilikimu dan Ubed. Kamu yang mau menerimaku apa adanya, membuatku bangkit dan sanggup menatap dunia. Memberikan support baik moril maupun materiil. Yang, mikir aneh-aneh itu hanya bikin timbulnya penyakit hati dan masalah."Yang. Ini panggilan spesial dari Johan untuk Mahika. "Iya, aku tahu. Kadang hal-hal begini bisa jadi itermezo percakapan kita. Tapi jujur saja, nggak ada maksud apapun selain sekedar ingin tahu." Mahika tersenyum seraya merangkul lengan suaminya."Aku paham. Kita sudah terlalu tua untuk menciptakan drama.""Tapi Sarah baik, Mas. Nggak seperti Hafsah yang cinta mati ke Aksara.""Memang sejak dulu dia suka Aksa. Hanya saja

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 150 Undangan 1

    "Kenzi masih tidur. Nggak usah khawatir. Mas sudah lihat tadi." Aksara menahan tubuh istrinya.Marisa urung bangkit dari atas pembaringan. Dia menatap sang suami yang mendadak sakau. Pagi ini Aksara berada pada titik kulminasi kesabarannya. Marisa kasihan dan merasa berdosa jika menghindari, karena dokter pun sebenarnya tidak melarang.Kamar kembali hening. Bisik lirih dan deru nafas yang terdengar di telinga masing-masing. Pengalaman beberapa bulan yang lalu membuat Aksara sangat berhati-hati. Meski dikuasai 'keinginan tingkat tinggi', tapi ia tidak ingin mengulang kesalahan yang pernah dilakukannya. Sebab dia pun sangat menginginkan anak itu. Semoga saja Marisa akan memberinya bayi perempuan yang cantik dan lucu. Pagi yang berakhir manis. Terbayar tunai hutang Marisa pada sang suami. Aksara tersenyum bahagia, secerah mentari pagi."I love you," bisiknya.Marisa mengeratkan pelukan. Perutnya yang sudah mulai membuncit di usia kehamilan sepuluh minggu, bersinggungan dengan tubuh Aks

  • Di Antara Dua Pilihan    Part 149 Kabar Gembira 2

    Diam. Aksara memerhatikan jalanan yang ramai kendaraan dihadapan. Tak menyangka saja, keharmonisan yang tercipta tiga bulan ini ada sisi lain yang disembunyikan istrinya. Bahkan sangat rapi hingga dirinya tidak menyadari. Marisa memang pandai bermain rasa. Senyumnya merekah sepanjang hari. Melayani dirinya dan Kenzi dengan baik. Urusan ranjang yang tidak pernah diabaikan. Bahkan lebih membara dari sebelumnya. Marisa sangat pintar memang. Bagaimana sang istri meyakinkannya saat ia cemburu karena Marisa sering bertemu Hugo untuk urusan pekerjaan. Padahal batin Marisa sendiri masih perlu diyakinkan oleh urusan tentang Hafsah. "Tapi itu kisah selama tiga bulan kemarin, Mas. Kalau sekarang aku memutuskan untuk hamil, berarti semua keraguan itu bisa kuatasi sendiri." Marisa bicara sambil tersenyum. Aksara menarik lengannya pelan hingga Marisa bersandar di bahunya, sedangkan tangan kanannya fokus pegang kemudi. "Makasih, Sayang. Semoga sampai kapan pun kita bisa mengatasi ujian rumah tan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status