Home / Fantasi / Dewi Kultivator Langit / 40. PERSEKUTUAN SELIR ISTANA

Share

40. PERSEKUTUAN SELIR ISTANA

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-08 01:54:50

Sementara itu, Selir Song Qian tidak tinggal diam setelah penghinaan terang-terangan yang dilakukan Song Yin. Dengan amarah yang membara, ia mengumpulkan para selir lain di paviliun tersembunyinya. Lampu-lampu minyak menerangi wajah-wajah para wanita yang kini bersatu dalam kebencian terhadap Song Yin.

“Kita tidak bisa membiarkan dia terus merajai hati Kaisar,” ujar Song Qian dengan suara penuh determinasi. “Song Yin semakin kuat setiap harinya. Jika kita tidak bertindak sekarang, dia akan menghancurkan kita semua satu per satu.”

Salah satu selir, Selir Mei, mengangguk dengan ekspresi penuh kebencian. “Kau benar. Dia bukan hanya mengambil perhatian Kaisar, tapi juga membuat kita semua terlihat tidak berguna.”

“Tapi dia terlalu kuat,” sela Selir Lian dengan ragu. “Kita semua tahu bahwa dia menguasai seni bela diri tingkat tinggi. Setiap kali kita mencoba melawan, dia selalu menang.”

Song Qian mengepalkan tangannya, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. “Kita tidak perlu melaw
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dewi Kultivator Langit   41. RENCANA TERAKHIR

    Malam itu, setelah kegagalan rencananya di Aula Naga Langit, Song Qian duduk di paviliunnya dengan tangan gemetar menahan amarah. Angin dingin malam menyusup melalui celah-celah jendela, seolah ikut menyaksikan kekalahannya yang memalukan. Ia menggenggam cangkir teh hingga nyaris retak, pikirannya berputar mencari cara lain untuk menghancurkan Song Yin.“Aku tidak akan berhenti,” gumamnya lirih, hampir seperti mantra. “Song Yin akan membayar untuk penghinaan ini.”Pelayan setianya, Mei'er, mendekat dengan langkah pelan. “Yang Mulia, apakah Anda ingin aku mencari lebih banyak informasi? Mungkin ada jalan lain untuk menyingkirkan Song Yin tanpa menimbulkan kecurigaan.”Song Qian menatap Mei'er dengan mata tajam. “Tidak. Informasi tidak cukup. Aku membutuhkan tindakan langsung. Jika racun tidak berhasil, maka mungkin aku harus menciptakan skenario yang lebih kompleks. Sesuatu yang membuat Song Yin tidak hanya kehilangan posisi, tetapi juga hidupnya.”Mei'er menelan ludah, menyadari kegil

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dewi Kultivator Langit   42. SELIR TERHEBAT

    Kilauan matahari sore menyelinap melalui jendela aula istana yang luas, menerangi lantai marmer yang berkilauan. Aroma lembut dupa melayang di udara, namun keheningan terasa seperti bilah tajam yang menggantung di atas kepala. Di tengah aula, Selir Song Yin berdiri anggun, mengenakan jubah sutra berwarna merah marun yang dihiasi bordir bunga peony emas. Bibirnya melengkung menjadi senyuman tipis yang tak terbaca.Seorang pengawal masuk tergesa, langkahnya menggema di lantai marmer. Ia menjatuhkan satu lutut di lantai, menundukkan kepala dengan hormat. "Lapor, Yang Mulia Selir Song! Telah terjadi kekacauan di Desa Huang Yang yang berbatasan dengan Hutan Hantu!"Selir Song Yin mengangkat alisnya dengan elegan. Tatapannya dingin namun penuh rasa ingin tahu. "Kenapa kau lapor padaku? Bukankah ini tanggung jawab Panglima Xiang Heng yang mengurus pertahanan kita?"Pengawal itu menggelengkan kepalanya, keringat menetes di dahinya. "Panglima Xiang Heng sedang pergi ke West City bersama Putri

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dewi Kultivator Langit   43. BENCANA DI DESA HUANG YANG

    Bayangan malam mulai menyelimuti Desa Huang Yang, tetapi nyala api yang membakar sisa-sisa rumah penduduk membuat kegelapan tampak lebih mencekam. Bau hangus kayu dan jerami bercampur dengan aroma besi dari darah memenuhi udara. Angin dingin berhembus, membawa bisikan samar yang terdengar seperti rintihan pilu.Xian Ling dan Selir Song Yin berdiri di tepi desa, menyaksikan pemandangan yang lebih mengerikan daripada yang mereka bayangkan. Rumah-rumah berserakan, beberapa telah rata dengan tanah, sementara yang lain masih menyala, memuntahkan asap hitam ke langit. Tubuh-tubuh penduduk tergeletak di tanah, beberapa dengan luka yang terlalu mengenaskan untuk dilihat."Apa-apaan ini..." gumam Xian Ling, matanya menyipit, menahan gejolak emosi. Ia menggenggam pedangnya lebih erat, merasakan ketegangan yang semakin menyesakkan dada.Sementara itu, Selir Song Yin berdiri sedikit di belakang, wajahnya tetap tenang meskipun matanya menyapu pemandangan dengan penuh perhitungan. Namun, senyum tip

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dewi Kultivator Langit   44. IBLIS HANTU

    Langit malam berubah menjadi lautan merah dengan kilat yang menyambar-nyambar di kejauhan. Sosok besar yang mulai terbentuk di balik awan gelap tampak seperti bayangan raksasa dengan mata bercahaya kekuningan. Desir angin kencang membawa suara-suara aneh—bisikan, tawa, dan jerit tangis yang menggema, memeluk udara dengan kengerian yang dingin menusuk.Xian Ling menghunus pedangnya, kilau tajam logamnya memantulkan cahaya api dari desa yang terbakar. "Song Yin, makhluk apa ini?" tanyanya tegas, meski ketegangan menggantung di setiap katanya.Selir Song Yin menatap ke langit, matanya menyipit seolah berusaha membaca rahasia di balik kabut merah yang meliuk-liuk. Namun, sekilas bayangan rasa takut melintas di wajahnya sebelum ia kembali memasang ekspresi tenang. "Itu bukan makhluk biasa," katanya dengan suara rendah. "Itu Iblis Hantu, penjaga Hutan Hantu. Tidak ada yang pernah melihatnya dan hidup untuk menceritakannya.""Bagaimana mungkin kau tahu banyak tentang ini?" Xian Ling memandan

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dewi Kultivator Langit   45. KRISTAL LANGIT

    Selir Song Yin berdiri tegap di bawah tatapan mengerikan Iblis Hantu, tetapi ada kilatan dingin di matanya, sesuatu yang membuat Xian Ling semakin curiga. Dengan langkah mantap, Song Yin melangkah maju, membuat pengawal-pengawal di belakang mereka terkejut, bahkan ada yang menahan napas."Kau berani mendekat?" Suara Iblis Hantu menggema seperti guruh yang melayang di udara. Asap hitam di sekeliling tubuhnya menggeliat liar, seolah siap menerkam kapan saja.Song Yin berhenti tepat beberapa langkah dari makhluk itu, lalu menyeringai tipis. "Aku tahu batasanku," katanya dengan nada rendah namun tegas. "Dan aku tahu kau bukan sekadar makhluk liar yang ingin merusak. Kau makhluk yang hidup dari energi jiwa—kau tidak pernah menyerang tanpa alasan."Mata kuning itu menyipit, memperhatikan Song Yin dengan lebih intens. "Hmph. Kau tahu banyak, wanita. Lalu, apa yang akan kau tawarkan untuk menyelamatkan desa ini?"Xian Ling merasa darahnya mendidih mendengar percakapan itu. Apa maksud Song Yin

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dewi Kultivator Langit   46. XIAN LING VS IBLIS HANTU

    Aura gelap yang mengelilingi Iblis Hantu semakin pekat, membuat udara di sekitarnya terasa berat dan pengap. Para pengawal yang masih berusaha berdiri tampak menggigil, beberapa mundur perlahan, tak sanggup menahan tekanan. Byakko menatap tajam, bulunya berdiri, mengeluarkan raungan yang menggema ke seluruh desa. "Jadi, Putri Mahkota Xiang Ling ingin bertarung denganku? Kau memiliki keberanian yang luar biasa... atau kebodohan yang tak terukur," suara Iblis Hantu terdengar seperti geraman dan tawa yang menyatu. Xian Ling menarik napas panjang, tangannya mengangkat pedang peraknya yang memancarkan cahaya lembut. "Aku tidak akan membiarkan makhluk sepertimu menghancurkan desaku. Jika harus bertarung, maka aku siap." Iblis Hantu mulai bergerak, tubuhnya melayang rendah dengan gerakan yang tak lazim, seperti asap yang bergulir ke depan. "Bagus. Aku akan menikmati meremukkan jiwa pemberani sepertimu." Namun, sebelum makhluk itu dapat menyerang, Song Yin melangkah maju, berdiri di a

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dewi Kultivator Langit   47. PERTARUNGAN HEBAT

    Xian Ling berdiri tertatih-tatih di atas reruntuhan desa, tubuhnya berlumur darah dan keringat. Pedang peraknya masih tergenggam erat, meskipun beratnya kini terasa berlipat ganda. Sementara itu, Iblis Hantu melayang di udara, mengelilinginya dengan angkuh, seolah menikmati keputusasaan lawannya."Kau mengesankan, Putri Mahkota," ejek Iblis Hantu dengan tawa serak yang menggema. "Tapi kekuatanmu tak cukup untuk mengalahkanku. Setiap luka yang kuberikan padamu, semakin mendekatkanmu pada kehancuran."Xian Ling menarik napas panjang, mencoba mengatur Qi-nya yang mulai kacau. Ia menutup matanya sejenak, membiarkan energi di dalam tubuhnya menyatu dengan aliran di sekitarnya. Saat ia membuka mata, cahaya keperakan yang terpancar dari pedangnya semakin intens, memecah kegelapan yang menyelimuti desa."Jangan terlalu percaya diri, Iblis," balas Xian Ling dengan suara penuh keteguhan. "Aku belum menunjukkan segalanya."Ia mengangkat pedangnya tinggi, membentuk formasi jurus "Seribu Cahaya Me

    Last Updated : 2025-01-09
  • Dewi Kultivator Langit   48. SOSOK BERJUBAH HITAM

    Hening menyelimuti reruntuhan desa yang hancur. Xian Ling memutar tubuhnya dengan sisa tenaga, mencari sumber suara yang begitu mengguncang perasaan. Cahaya bulan yang sebelumnya redup kini tertutup oleh bayangan pekat yang melingkupi desa. Aura dingin semakin menekan, membuat kawanan harimau putih bersayap menahan gerakan mereka, merasakan bahaya yang lebih besar.Iblis Hantu, yang sebelumnya begitu angkuh, tampak berubah. Ia menoleh ke arah kegelapan dengan sorot mata tajam, seolah mengenali kehadiran tersebut. "Kau... Tidak mungkin kau di sini," desisnya dengan nada marah bercampur ketakutan.Xian Ling, yang masih memegang pedangnya, menatap Iblis Hantu dengan kening berkerut. "Apa maksudmu? Siapa yang kau bicarakan?"Iblis Hantu tidak menjawab. Sebaliknya, ia melayang mundur perlahan, sikapnya yang dominan kini berubah menjadi waspada. "Aku tidak datang untuk menghadapi itu," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri.Dari kegelapan, langkah kaki terdengar. Berat dan perlahan, setiap

    Last Updated : 2025-01-09

Latest chapter

  • Dewi Kultivator Langit   ENDING

    Kaisar Xian Shen berdiri di balkon istananya, memandang luas ke arah cakrawala Benua Timur yang terbentang di hadapannya. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah dan dedaunan, namun hatinya bergolak dengan amarah yang membara. Para raja di bawah kekuasaannya telah mengabaikan panggilannya untuk bersatu dalam pertempuran penting, meninggalkan kekaisaran dalam keadaan rentan.Raja-raja ini lebih mementingkan wilayahnya sendiri dan menolak untuk mengirim pasukan ke East City untuk meredam invasi dai Necromancer beserta asukannya yang ingin menghancurkan Dinasti Xian."Bagaimana mungkin mereka berani mengkhianati kepercayaan dan sumpah setia mereka?" gumamnya dengan suara bergetar, tinjunya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih.Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Kaisar Xian Shen memerintahkan pengerahan pasukan besar untuk menaklukkan semua kerajaan yang membangkang. Satu per satu, kerajaan-kerajaan itu ditundukkan dan diubah menjadi distrik provinsi yang langsung berada di bawah

  • Dewi Kultivator Langit   176. PERTEMPURAN AKBAR BENUA TIMUR - II

    Awan kelam menggulung di langit malam, kilatan petir menyambar tanpa ampun, menerangi medan pertempuran yang dipenuhi jeritan dan denting senjata. Di tengah kekacauan itu, Necromancer Agung melangkah maju, jubah hitamnya berkibar liar, mengeluarkan semburan energi gelap yang membangkitkan pasukan mayat hidup dengan rintihan mengerikan.Kaisar Xian Shen berdiri di garis depan, matanya menatap tajam ke arah musuh. "Pasukan Dinasti Xian, jangan gentar! Pertahankan tanah air kita!" serunya, suaranya menggema di antara deru pertempuran.Di sampingnya, Panglima Xian Heng menghunus pedangnya, kilauan tajam memantulkan cahaya petir. "Majulah! Hancurkan mereka!" teriaknya, memimpin serangan langsung ke barisan mayat hidup.Sun Wu Long, dengan pedang spiritualnya, mengeluarkan mantra api yang membakar musuh-musuhnya menjadi abu. "Kekuatan elemen akan membersihkan kegelapan ini!" katanya, semburan api memancar dari tongkatnya, menerangi medan perang.Sakuntala Dewa, dengan gerakan anggun, memang

  • Dewi Kultivator Langit   175. PERTEMPURAN AKBAR BENUA TIMUR

    Gong perang berdentang nyaring, suaranya menggema hingga ke sudut-sudut Pelabuhan East City. Di bawah langit yang mulai gelap, ribuan prajurit Dinasti Xian bergegas mengenakan baju zirah yang berkilauan di bawah cahaya obor. Mereka membentuk barisan kokoh di sepanjang tembok kota, tombak-tombak terangkat tinggi, busur-busur siap dengan anak panah yang mengarah ke cakrawala, sementara katapel raksasa diisi dengan batu-batu besar yang dilumuri minyak, siap dilemparkan.Di atas mereka, Naga Vikrama melayang gagah, sayapnya yang luas membelah angin malam. Raungannya menggetarkan hati, mata tajamnya memantau setiap gerakan di bawah.Di kejauhan, pasukan Kegelapan mulai tampak seperti gelombang hitam yang mendekat. Barisan Orc dengan armor berat berderap maju, langkah mereka mengguncang tanah. Di samping mereka, Dark Dwarf mengoperasikan mesin perang besar—menara pengepung dan katapel raksasa yang mampu meruntuhkan tembok dalam satu serangan. Para Necromancer berjubah hitam mengangkat tanga

  • Dewi Kultivator Langit   174. KRISIS DI BENUA TIMUR

    Langit di atas Pelabuhan East City mendadak gelap. Awan hitam pekat bergulung-gulung, seakan-akan hendak menelan kota dalam kegelapan abadi. Angin kencang berdesir tajam, menerbangkan debu dan menerjang ombak hingga membantingnya ke tebing-tebing batu dengan suara gemuruh. Para penjaga di menara pengawas, yang tadinya berjaga dengan santai, kini menegang. Salah satu dari mereka nyaris menjatuhkan tombaknya saat melihat bayangan besar melayang di antara awan."NAGA!" teriak seorang prajurit dengan suara melengking, segera meraih palu besar dan membunyikan lonceng tanda bahaya. Dentang logamnya menggema ke seluruh pelabuhan, mengguncang ketenangan kota ini.Di atas punggung Naga Vikrama, Xian Ling berdiri dengan gagah. Rambut panjangnya menari liar ditiup angin, sementara jubah putihnya berkibar seperti bendera perang yang mengancam. Matanya menyala penuh keyakinan. Di belakangnya, Sakuntala Dewa dan Sun Wu Long duduk waspada, jari-jari mereka sudah menggenggam gagang senjata, siap mena

  • Dewi Kultivator Langit   173. KABAR BURUK DARI BENUA TIMUR

    Pertempuran di Lembah Iblis benar-benar di luar dugaan Xian Ling. Angin dingin menyapu lembah, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang gugur. Suara dentingan senjata dan teriakan pertempuran masih terngiang di telinganya. Xian Ling berdiri di tengah medan yang porak-poranda, napasnya tersengal, sementara matanya menyapu sekeliling dengan penuh kewaspadaan.Ia tidak berhasil mendapatkan informasi mengenai Mahasura Arya, Pendekar Dewa Naga yang diyakini oleh Kitab Nirvana Surgawi mampu menyelamatkan Benua Timur dari kehancuran. Kekecewaan menyelimuti hatinya, seperti kabut tebal yang menutupi pandangannya.Bahkan, ia juga tidak mengetahui mengapa Qirani dan Qirana terjerumus ke dalam kegelapan dan menentangnya, padahal ia sama sekali belum pernah bertemu dengan pemimpin Lembah Iblis ini. Pengkhianatan mereka menusuk hatinya lebih dalam daripada luka fisik yang ia derita."Tuan Putri, apakah kita akan melanjutkan perjalanan kita di Benua Selatan ini?" tanya Sun Wu Long, suaranya penu

  • Dewi Kultivator Langit   172. AKHIR PERTEMPURAN

    Sakuntala dan Sun Wu Long yang dikepung oleh puluhan murid Perguruan Lembah Iblis mulai merasakan kesulitan menghadapi mereka. Sakuntala memutar tongkatnya dengan kecepatan luar biasa, menciptakan badai angin yang menghantam musuh-musuhnya, melempar mereka ke segala arah. Sun Wu Long bergerak seperti bayangan, pedangnya menari-nari, memotong setiap lawan yang mendekat dengan presisi mematikan.Tiba-tiba, dari balik kabut tebal yang menyelimuti medan pertempuran, muncul sosok tinggi dengan aura gelap yang menakutkan. Dia adalah Panglima Kegelapan, tangan kanan Qirana, yang dikenal karena kekejamannya. Dengan satu gerakan tangan, dia memanggil makhluk-makhluk bayangan yang langsung menyerbu ke arah Sakuntala dan Sun Wu Long.Sakuntala mengerutkan kening, menyadari ancaman baru ini. "Wu Long, kita harus bekerja sama untuk mengalahkannya!" Sun Wu Long mengangguk, dan mereka berdua bergerak serentak, menyerang Panglima Kegelapan dengan kombinasi serangan yang terkoordinasi. Namun, Panglima

  • Dewi Kultivator Langit   171. PERTEMPURAN DI LEMBAH IBLIS

    Xian Ling meluncur ke udara, tubuhnya berputar seperti bidadari yang berputar turun dari kahyangan, pedangnya berkilau saat menyapu gelombang energi hitam yang dilemparkan Qirana. Dentuman keras menggelegar, menggetarkan tanah di bawah mereka, seakan seluruh lembah bergetar dalam gemuruh kekuatan yang saling bertabrakan. Getaran itu merembet hingga ke tulang, mengusik kedamaian yang hanya ada dalam sekejap sebelum kekuatan itu menghancurkan segalanya.Qirana melesat ke samping, tubuhnya membengkok dalam kecepatan luar biasa, lengan kirinya bergerak dengan gesit, menciptakan lingkaran cahaya hitam yang menyelimuti tangannya. Dengan satu gerakan cepat, lingkaran tersebut berubah menjadi pedang energi yang berkilau tajam, siap meluncur menembus langit.“Kau hanya mengulur waktu, Xian Ling!” seru Qirana, suaranya penuh ejekan, terdengar seperti suara angin dingin yang berbisik. Senyumannya terlukis sinis di wajahnya, seakan kemenangan sudah ada di ujung jari. “Sejak Mahasura menghilang, k

  • Dewi Kultivator Langit   170. LEMBAH IBLIS

    Angin kencang bertiup membuat pakaian mereka berkibar-kibar. Langit yang kelam seakan menelan cahaya matahari, menciptakan bayangan-bayangan mencekam di antara pepohonan yang melingkupi Desa Naga. Aroma tanah basah bercampur bau logam menyelubungi udara, menambah kesan bahwa akan ada kejadian yang buruk di tempat tujua mereka."Apa kita tetap akan masuk ke Lembah Iblis, Tuan Putri?" tanya Sakuntala, suaranya mengandung kegelisahan. Mata tajamnya memandang jauh ke depan tempat Lembah Iblis berada, seolah-olah mengawasi mereka dari kejauhan. Ia merasa bahwa pencarian Pendekar Dewa Naga ini hanya akan membawa mereka ke jalan buntu. Namun, membawa pulang Naga Vikrama adalah keuntungan besar bagi Benua Timur.Xian Ling menoleh, sorot matanya tegas. "Aku harus mengetahui nasib Pendekar Dewa Naga. Ramalan Artie hanya menyebutkan bahwa Mahasura Arya akan berperan penting dalam menyelamatkan Benua Timur dari kehancuran. Aku sengaja menyimpan ramalan ini agar kerajaan-kerajaan di bawah Kekaisar

  • Dewi Kultivator Langit   169. NAGA VIKRAMA

    Ki Seno menggelengkan kepalanya perlahan. Sorot matanya tajam namun menyiratkan keteguhan yang tak tergoyahkan."Aku tak tahu di mana Mahasura sekarang," ucapnya dengan suara berat, nyaris berbisik. "Tapi aku yakin ia masih hidup!"Xian Ling menatap Ki Seno dengan penuh tanda tanya. Tiba-tiba, pikirannya menangkap sesuatu yang terpendam di benaknya."Kata Chandani, Ki Seno selalu pergi ke Gunung Awan Putih setiap pagi... Apa yang Ki Seno lakukan di sana?" tanyanya, suaranya dipenuhi rasa ingin tahu.Ki Seno tertawa kecil, nada misterius tersemat di dalamnya. "Hahaha... Kau ingin tahu? Tapi berjanjilah untuk menjaga rahasia ini!"Tanpa menunggu jawaban, tubuh Ki Seno melesat, ringan bak sehelai daun yang ditiup angin. Kakinya nyaris tak menyentuh tanah saat ia berlari dengan ilmu meringankan tubuh. Bayangan tubuhnya berkelebat di antara pepohonan, mendaki gunung dengan kecepatan yang mencengangkan.Xian Ling, Sun Wu Long, Sakuntala, dan Chandani segera menyusul. Sun Wu Long, meski memi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status