Xavier memandang Austin dengan acuh tak acuh, tubuhnya penuh dengan niat membunuh.Dia benar-benar ingin menusuk Austin dengan pedangnya.Namun, Luke sudah menggelengkan kepalanya padanya dan memberi isyarat untuk tidak bertindak. Meski begitu, kemarahan di hatinya sulit untuk ditahan.Saat itu, sebuah suara bergema di kepalanya.'Austin adalah wakil penguasa Kota Kaida. Kalau kamu membunuhnya di depan umum, kamu akan menjadi buronan empat kota utama. Meskipun kamu memiliki seorang guru, itu akan mengganggu persatuan Dinasti Bratha. Jadi, kalau ingin balas dendam, kamu dapat menantangnya. Asalkan dia setuju, kamu bisa bertarung dengannya di tempat terbuka. Soal hidup atau mati, empat kota utama tidak akan membalas dendam.'Xavier tertegun sejenak dan segera menyadari ini adalah suara Luke yang berbicara padanya.Pada saat yang sama, dia juga mengerti apa yang dimaksud Luke dengan menggelengkan kepalanya.Luke tidak ingin memengaruhi Persatuan Kultivator Dinasti Bratha karena masalah pr
Monalisa berlari keluar kamar.Ketika kembali, dia membawa sebuah kotak persegi panjang di tangannya.Dia mendekati samping tempat tidur dan menyerahkan kotak persegi panjang itu pada Xavier sambil berkata, "Ini yang secara khusus dibawa oleh Luke dari Akademi Soulera, dia mengatakan benda ini sangat penting bagimu."Xavier mengambil kotak persegi panjang itu dan bertanya dengan penasaran, "Apa isinya?"Monalisa berkata, "Luke tidak memberitahuku, mungkin kamu bisa membukanya sendiri dan melihatnya."Xavier tersenyum canggung dan teringat kotak itu ada pada tangannya. Begitu dibuka, dia akan segera tahu isinya, bukan?Dia menepuk kepalanya, kemudian membuka kotak persegi panjang.Setelah membukanya, dia tertegun.Di dalam kotak panjang itu terdapat sebuah tulang.Dari luar penampakannya, tulang ini pasti sudah lama sekali dan berkilauan dengan cahaya putih di atasnya.Xavier mengambil tulang itu dan mengamatinya.Tiba-tiba, Xavier merasakan keringat dingin menjalari punggungnya, seolah
Xavier juga memandang Cyan dengan penasaran. Dia juga ingin tahu bagaimana Cyan melakukannya.Setelah Cyan mendengar pertanyaan ini, wajahnya menjadi merah. Hal ini jarang terjadi sebelumnya.Bahkan cara bicaranya sedikit tergagap."Itu ... itu .... Kalian tidak perlu tahu. Pokoknya semuanya sudah beres." Cyan berkata dengan terbata-bata, "Aku sudah membayarnya untuk kesalahanku."Setelah berbicara, dia menyeka keringat dari dahinya.Melihat perilaku aneh Cyan, Xavier tahu Cyan pasti telah melakukan sesuatu yang membuatnya malu untuk menceritakannya."Tapi apa yang sebenarnya terjadi?"Saat Xavier hendak bertanya, Cyan berkata, "Kak Xavier, melihat kondisimu tidak ada masalah besar. Aku akan pergi dulu. Aku akan datang menemuimu di lain hari."Usai mengatakannya, Cyan melarikan diri secepat mungkin.Setelah Cyan pergi.Monalisa berkata dengan curiga, "Xavier, menurutmu, bagaimana Cyan melakukannya?""Entahlah." Xavier menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak peduli apa yang dia laku
Mendengar kata-kata Xavier, Monalisa yang ketakutan tidak berani menoleh.Hanya saja dia masih bertanya dengan cemas, "Apakah kamu yakin .... Kamu tidak istirahat lagi?""Tidak, lebih baik aku memurnikan Drago Os dulu, kalau tidak hatiku tidak akan tenang," kata Xavier menutupi selimut dengan tangannya sambil mencari pakaian.Monalisa mungkin juga mengerti Xavier ingin meningkatkan level alamnya sesegera mungkin, jadi dia tidak memaksanya untuk beristirahat lagi.Monalisa berdiri diam di ruangan itu, dengan punggung menghadap Xavier."Apakah kamu tahu di mana pakaianku?" Xavier mengobrak-abrik tempat tidur, tetapi tidak dapat menemukan pakaiannya."Ahh!"Monalisa baru bereaksi, dia menepuk kepalanya dengan keras dan berkata, "Aku lupa ... pakaianmu, aku mencucinya."Xavier melirik Monalisa dengan heran, dia tidak menyangka Dewi Perang yang dikenal oleh semua orang, ternyata juga bisa mencuci pakaian.Monalisa melihat ekspresi Xavier dan berkata, "Kenapa? Tidak bisakah aku mencuci pakai
Pada saat ini.Drago Os tiba-tiba berubah."Wah!"Asap putih yang sangat tebal membubung darinya.Kemudian, Drago Os bersinar terang.Cahaya ini adalah fenomena yang belum pernah dilihat Xavier sebelumnya.Seperti biru, lebih seperti biru langit.Tidak, ini biru!Drago Os ini memancarkan cahaya biru.Cahaya ini langsung menyelimuti Xavier.Xavier merasakan kehangatan yang melingkupi dirinya, seolah-olah dia berada di halaman rumahnya pada sore hari di musim semi dan sinar matahari yang lembut menyelimuti tubuhnya.Sensasi yang begitu akrab dan alami. Seolah-olah meresap ke dalam sanubari Xavier membawanya ke dalam ketenangan.Bahkan, Xavier masih merasa ingin tidur.Tepat ketika Xavier tenggelam di dalamnya, energi spiritual di tubuhnya tiba-tiba mengalir tak menentu dan darah di tubuhnya mulai mendidih.Perubahan mendadak ini mengejutkan Xavier.Dia merasakan panas yang meluap di tubuhnya, seperti menelan air yang baru saja mendidih langsung ke perutnya.'Hah?''Apa yang terjadi?'Xav
Saat pikiran itu baru saja muncul di benaknya."Swoosh!"Sensasi akrab datang lagi."Apakah aku telah menerobos lagi?"Xavier tercengang ....Kemudian, dia melihat pada pusat titik Chi, sosok kecil berwarna emas menyerupai pria itu berada di tengah lautan api yang berkobar kembali menambahkan sebuah garis merah lagi di tubuhnya.Dalam satu tarikan napas, Xavier menerobos tiga level alam sekaligus.Ini ... Drago Os sungguh menakutkan, bukan?Terutama saat terakhir, Xavier masih bertanya-tanya ke mana perginya sisa energi Drago Os dan beberapa saat kemudian, dia menerobos lagi.Xavier sangat terkejut di dalam hatinya.Sejak Xavier mulai berkultivasi, dia belum pernah memiliki pengalaman yang seperti ini.Terobos tiga alam sekaligus!Betapa mengerikannya ini!Usai terkejut, Xavier masih tetap khawatir.Menerobos alam begitu cepat, apakah akan stabil?Kemudian, Xavier melihat lagi ke dalam dirinya.Energi spiritual dalam tubuh sangat melimpah, setidaknya beberapa ratus kali lebih melimpah
Xavier tertegun sejenak dan bertanya, "Untuk pelatihan masih perlu seleksi?""Tentu saja, kalau tidak, begitu banyak kultivator bagaimana kita bisa memutuskan siapa yang mendapatkan sepuluh tempat yang tersedia di kota utama?" kata Cyan sambil tersenyum.Xavier masih sedikit bingung, ketika dia hendak bertanya lagi, Monalisa juga keluar dari ruangan.Dia bertanya, "Apakah seleksi akan segera dimulai?""Iya! Akan dimulai besok," kata Cyan.Monalisa mengangguk, tanpa sedikit pun keraguan di wajahnya, seolah dia tahu tentang itu.Xavier memandang Monalisa dengan bingung dan bertanya, "Apakah kamu tahu tentang ini?""Ya, Tetua Luke telah mengirimkan pesan beberapa hari yang lalu. Tapi kamu sedang dalam pengasingan, jadi aku tidak mengganggumu. Rencananya, aku akan memberitahumu begitu kamu selesai," ungkap Monalisa.Xavier mengangguk, tidak heran dia satu-satunya yang tidak tahu.Dia menatap Cyan lagi dan berkata, "Bisakah kamu menjelaskan tentang seleksi ini?"Mendengar pertanyaan Xavier,
Setelah menunjukkan kartu pelajar mereka, ketiga orang itu memasuki bersama-sama memasuki Akademi Soulera.Setelah tiba, jumlah orang relatif berkurang. Hanya siswa dari tiga sekte dan Akademi Soulera yang bisa masuk.Menurut Cyan, seleksi pelatihan akan diadakan di arena pengujian Akademi Soulera.Bagaimanapun, yang ini masih relatif lebih aman.Baik Akademi Soulera atau tiga sekte lainnya, mereka tidak ingin ada kekacauan seperti kematian terjadi selama seleksi.Ketiga orang dengan riang gembira masuk ke arena pengujian.Ketika tiba, mereka menemukan sudah ada banyak orang yang duduk di sini.Selain orang-orang dari Akademi Soulera, tiga sekte besar lainnya juga telah datang.Ada banyak orang yang pernah dilihat Xavier di dalamnya.Itu semua orang yang dia lihat ketika pertama kali tiba di Akademi Soulera. Orang-orang yang pernah mengadang dan berusaha merebutnya ketika dia belum menerima lencana muridnya.Misalnya, Kepala Sekte Raven, Carlos.Di belakangnya, ada semua murid Sekte Ra
Tiba-tiba, Pria berjanggut kambing tertawa, "Di Kota Ankhara, bukan hanya berani melukai orang-orangku malah juga begitu bernyali besar mengancamku? Hehe, kamu tidak mungkin benar-benar berpikir dirimu itu tak terkalahkan, bukan?"Xavier tampak acuh tak acuh.Dia berkata dengan suara yang dingin dan menyipitkan sepasang matanya, "Masih ada 50 detik lagi!"Pria berjanggut kambing masih tidak peduli. Dia menoleh ke arah para kultivator di sampingnya dan tertawa, lalu menunjuk ke Xavier dan berkata, "Orang ini ... otaknya pasti bermasalah, bukan? Hanya dengan beberapa orang ini, mereka berani menantang kita di Kota Ankhara ....""Hahaha!" Para kultivator di samping Pria berjanggut kambing semua tertawa, sama sekali tidak memandang Xavier dan yang lainnya."Xavier, dengan aura pembunuh yang terpancar dari matanya, dia melirik mereka dan berkata, "Masih ada 30 detik lagi!" Xavier tidak terburu-buru untuk bertindak.Mengingat dia telah memberi mereka waktu satu menit untuk mempertimbangkan
Xavier baru saja membantu pria berjenggot putih itu berdiri, ketika pria itu segera berlutut lagi. "Tuan Xavier, jika Anda tidak menyetujui permintaan saya, saya tidak akan berdiri," kata pria berjenggot putih itu dengan suara gemetar. Xavier merasa sedih, dan dengan cepat berkata, "Silakan katakan, apa yang Anda ingin saya setujui, selama saya bisa melakukannya, saya tidak akan menolak!"Melihat pria berjenggot putih ini, yang sudah berusia lanjut, berlutut di depannya di depan begitu banyak orang, hatinya sangat sedih. Dia berpikir pria tua ini pasti menghadapi beberapa masalah yang membutuhkan bantuan. Pria berjenggot putih itu, mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Xavier, air mata berkilauan di matanya yang keruh."Harap Tuan Xavier membantu kami di Kota Ankhara, membersihkan Sekte Griffin, membersihkan hama di Kota Ankhara ini dan mengembalikan langit yang cerah untuk Kota Ankhara kami." Setelah mengatakan ini, pria berjenggot putih itu memberi hormat dengan berat. Xavie
Ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Xavier. Dia selalu berpikir kekuatan Minotaur tidak kalah darinya.Kalau Minotaur menggunakan semua kekuatannya, orang-orang ini mungkin tidak akan bisa mendekatinya. Namun, dia baru saja melihat Minotaur berjuang keras ketika menghadapi orang-orang ini. Ini adalah sesuatu yang membuatnya bingung.Minotaur tidak ingin berbicara di depan banyak orang atau mungkin dia ingat perintah Xavier untuk tidak berbicara ketika ada banyak orang, jadi dia langsung berbicara melalui telepati. "Kemampuanku menurun." "Apa?" Xavier terkejut melihat Minotaur. Minotaur terus berbicara melalui telepati. "Aku juga tidak tahu mengapa, setelah keluar dari pelatihan itu, levelku terus menurun setiap hari, sekarang aku hanya memiliki kekuatan dari Alam Super Grandmaster."Mendengar kata-kata Minotaur, Xavier akhirnya mengerti kenapa Minotaur bisa terluka. Ternyata, level alamnya telah kembali seperti sebelumnya. Walaupun begitu, kenapa bisa menurun? Pada s
"Aku juga memiliki niat yang sama!" kata Xavier dengan nada dingin. Dia sangat membenci orang-orang ini. Mereka berlagak sebagai kultivator, lalu berpura-pura mabuk dan menggoda gadis-gadis biasa di jalanan. Kalau mereka berani menggoda orang yang lebih tinggi tingkatannya setelah minum atau menggoda orang yang memiliki status lebih tinggi dari mereka, Xavier benar-benar berpikir mereka itu mabuk. Namun, mereka hanya berani menggoda orang yang lebih lemah, jadi itu menunjukkan mereka sebenarnya paling memahami dibandingkan siapa pun.Delapan kultivator di tanah juga melihat niat membunuh di mata Xavier. Meskipun mereka terluka, tetap tidak takut. Sebaliknya, mereka berteriak, "Kalian tahu kami adalah orang siapa?" "Aku tidak peduli kalian adalah orang siapa!" Xavier menendang wajah seorang kultivator yang baru saja berbicara.Kultivator yang ditendang itu memiliki kemarahan di wajahnya. "Kamu berani memukulku!" "Apa masalahnya aku memukulmu?" Xavier maju, mengangkat kakinya da
Xavier dan yang lainnya menunggu Monalisa sejenak di lantai satu.Kemudian mereka berjalan menuju lokasi kejadian itu. Xavier bertanya sewaktu dalam perjalanan, "Kenapa Cyan mulai berkelahi dengan orang lain?""Kami sedang berjalan-jalan, lalu bertemu dengan beberapa kultivator yang mabuk. Mereka sedang menggoda beberapa wanita biasa. Cyan tidak bisa membiarkannya, jadi dia pergi untuk menghentikannya, kemudian mereka mulai berkelahi," tutur Igor."Rupanya begitu," kata Xavier sambil mengangguk. Bukan hanya Cyan yang tidak bisa berdiam diri dan mulai bertindak, bahkan kalau dia berada di sana, kemungkinan juga akan melakukan hal yang sama. Lagi pula, seorang kultivator tidak mungkin mabuk. Mereka menggunakan kekuatan alkohol untuk menggoda wanita, pasti hanya berpura-pura. Ini menunjukkan sifat asli mereka memang seperti itu.Monalisa bahkan berkata dengan marah, "Mereka berani menggoda wanita di jalan besar hanya karena mereka adalah seorang kultivator, ini benar-benar tidak dapa
Satu jam kemudian. Di luar Kota Kaida. Igor mengendarai kereta kuda dan berangkat. Xavier sudah menunggu di luar kota sejak awal. "Bisakah kita berangkat?" tanya Igor.Kereta kuda berhenti di depan Xavier, Igor turun dari kereta. "Bisa." Xavier melihat kereta kuda itu. Sangat mewah dan sederhana! Di belakangnya juga ada sebuah palanquin, yang sangat sesuai dengan keinginan Xavier. Pada saat itu, Monalisa dan Cyan keduanya keluar dari Kota Kaida. Mereka menggunakan teknik tubuh mereka dan datang ke samping kereta kuda. Xavier bertanya, "Apakah kalian semua sudah siap?" "Sudah siap." Monalisa dan Cyan mengangguk. Xavier kemudian berbalik ke Igor dan bertanya, "Oh ya, apakah kamu sudah memberi tahu keluargamu bahwa kamu akan pergi jauh?" "Sudah, ketika saya membeli kereta kuda tadi, saya melewati rumah dan memberi tahu mereka," jawab Igor segera. Igor khawatir Xavier tidak akan membiarkannya ikut. Xavier mengangguk dan berkata, "Baik, mari kita berangkat sekarang!" Kemudian,
"Tidak perlu!" Sosok yang memancarkan cahaya sekali lagi mengayunkan tangannya. Xavier membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia terputus. "Meskipun Darrel telah mundur kali ini, dia pasti masih akan mencari masalah denganmu. Kamu tidak ingin pergi ke Akademi Vikrama? Aku sarankan kamu pergi sekarang."Xavier terkejut sejenak, dia tidak menyangka sosok yang memancarkan cahaya ini tahu tentang rencananya selanjutnya. Dia dengan heran menatap sosok yang memancarkan cahaya itu. Sosok yang memancarkan cahaya tidak memberikan penjelasan, melainkan berbalik dan pergi.Sosoknya tiba-tiba muncul beberapa ratus meter jauhnya. Kemudian, dia menghilang tanpa jejak, seolah-olah tidak pernah muncul. Namun, di sudut Kota Kaida, tiba-tiba muncul seorang pria tua berambut putih.Setelah sosok yang memancarkan cahaya pergi, Xavier masih berdiri diam di tempat. Monalisa dan yang lainnya mendekat dan bertanya, "Siapa orang itu tadi?" "Tidak tahu." Xavier menggelengkan kepalanya.Seb
Kemudian, sosok muncul di antara Darrel dan Xavier. Dia merentangkan satu tangan dan dengan mudah menangkap tombak yang bergerak cepat seperti kilat. "Hmm?" Darrel terkejut. Tombak yang dia lepaskan dengan seluruh kekuatannya, ternyata bisa ditangkap oleh seseorang hanya dengan satu tangan?Sosok yang tiba-tiba muncul ini, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya, membuat orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia mengayunkan kedua tangannya.Xavier serta Darrel, semuanya mundur beberapa langkah. Ini benar-benar membuat Xavier dan Darrel terkejut. Kekuatan ini, sepertinya sudah mencapai Alam Paribanna, bukan?Xavier sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan dengan alami mundur beberapa langkah. Dia dengan bingung menatap sosok yang memancarkan cahaya ini, mencoba menebak siapa dia. Apakah dia datang untuk menyelamatkannya?Darrel bahkan lebih terkejut. Dia adalah Alam Super Grandmaster level kedelapan!Di Kota Kaida, selain dari para Monster dari berbagai sekte
"Hahaha!" Darrel langsung tertawa sampai meneteskan air mata, "Kamu ingin menantangku?" "Kamu yakin?" "Yakin!" Xavier menjawab dengan tegas.Dia tahu, Darrel dari Kota Kaida tidak akan dengan mudah membiarkannya pergi hari ini! Daripada ditangkap olehnya, lebih baik menantangnya. Meskipun dia berada di Alam Super Grandmaster level kedelapan, apa masalahnya?Dulu, ketika Luke memberinya sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya, dia tidak hanya memberinya sebuah kotak persegi, tetapi juga sebuah liontin hijau. Liontin ini bisa menahan serangan dari Alam Paribanna.Mungkin Luke sedikit merendah diri, berdasarkan pemahamannya tentang Luke, liontin hijau ini tidak hanya bisa menahan serangan penuh dari Alam Paribanna mungkin juga bisa membunuh orang di Alam Paribanna, bukan? Kalau tidak, kenapa Luke begitu enggan memberikan liontin ini padanya saat itu.Juga karena memiliki liontin ini, Xavier memutuskan untuk menantang Penguasa Kota ini, hanya dengan cara ini, dia mungkin bisa pergi denga