"Tidak mungkin!"Xavier terkejut.Xavier mengira gerakan pedangnya tak terkalahkan. Selama mengeluarkan jurus, tidak ada yang bisa menahannya. Bahkan ketika dia yang dihadapkan dengan jurus ini, juga tidak bisa menahannya dan tidak bisa menemukan cara untuk mengalahkannya.Namun, Kakek dari Andrew itu berkata, "Baiklah, jurus pedangmu memang tak terkalahkan di alam yang sama denganmu dan kalau kamu melintasi suatu alam, mungkin juga tak terkalahkan."Dia berhenti sejenak dan berkata, "Kalau aku yang menghadapi jurus ini, setidaknya ada tiga cara untuk mengalahkannya."Xavier tertegun lagi saat mendengar ini.Mengetahui orang tua itu tidak akan berbohong kepadanya, Xavier menatapnya dengan tulus dan meminta nasehat, "Kakek, bolehkah beri tahu tentang celah dari teknik pedang saya?"Saat itu, Xavier sangat puas setelah menciptakan jurus pedang ini. Dia telah menggunakannya beberapa kali dan berhasil dengan baik, tetapi tidak menyangka ada celah pada teknik pedang ini. Xavier tidak hanya
"Hah …."Xavier memandang Kakek dengan bingung dan berkata, "Anda adalah kakeknya Andrew dan saya berteman dengannya. Saya memanggil Anda dengan sebutan Kakek merupakan hal yang wajar."Namun, Kakeknya Andrew menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak. Maksudku kalau kamu bukan temannya Andrew, kamu juga harus memanggilku Kakek."Xavier memandang orang tua itu dengan bingung.Tidak yakin apa yang dimaksudnya, mungkinkah ada hubungannya dengan liontin giok ini?Kakeknya Andrew memaksa menekan kegembiraan di hatinya dan berkata, "Karena aku dan kakekmu adalah teman dekat."Xavier tertegun sejenak saat mendengarnya, lalu bertanya dengan penuh semangat."Kakek, apakah Anda pernah bertemu dengan kakekku?""Aku tidak hanya pernah bertemu, tapi kita telah berteman selama puluhan tahun, bahkan saat orang tuamu menikah, aku juga pergi ke sana," tutur Kakeknya sambil tersenyum.Xavier mendengkus dan menjadi lebih gelisah."Anda pernah bertemu orang tuaku?"Dia mengangguk dan berkata, "Tentu saj
"Aish …!"Kakeknya Andrew menghela napas lagi dan berkata tanpa daya, "Ya, waktu itu Keluarga Morris juga mengirim orang ke sana. Kalau tidak, bagaimana orang-orang dari Delapan Keluarga Besar dan Enam Sekte Besar percaya dengan apa yang dikatakan Keluarga Morris itu benar?" Terlebih lagi, mereka juga membutuhkan orang-orang dari Keluarga Morris untuk memimpin."Ketika Xavier mendengar ini, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Apakah orang-orang yang dikirim oleh Keluarga Morris kita pada saat itu adalah kedua orang tuaku?""Benar, kedua orang tuamu yang memimpin Delapan Keluarga Besar dan Enam Sekte Besar lainnya ke Pulau Sanford,” kata kakeknya Andrew sambil menghela napas lagi.Meskipun Xavier sudah mengetahui jawabannya, hatinya masih "berdebar" setelah mendengar kakeknya Andrew sendiri yang mengatakannya.Dua puluh lima tahun yang lalu, semua orang yang pergi ke Pulau Sanford telah meninggal. Ini berarti kedua orang tuanya mungkin juga telah meninggal.Memikirkan hal
Xavier tahu apa yang dimaksud Ronaldo.Ronaldo yakin jika dia bisa keluar dari tempat pengasingan lebih awal, tragedi ini pasti bisa dicegah.Namun Xavier tahu kalau pun Ronaldo keluar dari pengasingan, dia juga tidak akan bisa mencegah tragedi ini terjadi.Karena kebanyakan orang berharap mukjizat akan terjadi. Mereka mengira Keluarga Morris bisa menembus alam, mereka juga bisa. Selain itu, semua anggota Keluarga Morris bersama mereka, jadi apa yang harus mereka takuti?Jadi, diulang berapa kali pun, hasilnya tetap akan sama.Mereka tetap akan mencari Keluarga Morris dan memaksa mereka memberikan petunjuk tentang cara membuka Gerbang Langit dan tentang bagaimana menembus alam.Ronaldo juga seharusnya tahu, bahwa tidak peduli berapa kali dia mengulang kejadiannya, dia tidak akan bisa mencegah tragedi ini.Dia menghela napas dan berkata, "Lupakanlah, jangan bicara masa lalu, mari ceritakan apa yang terjadi di Pulau Sanford kali ini.""Baik!" Xavier mengangguk.Ronaldo berkata, "Tapi seb
"Kakek, kalau aku tidak salah mengingatnya, Anda juga seharusnya seorang Super Grandmaster, 'kan?"Ronaldo mengangguk dan berkata, "Aku memang telah mencapai Alam Kesempurnaan.""Lantas Anda ... "Begitu Xavier berbicara setengah, Ronaldo bertanya, "Maksudmu, kenapa aku tidak menggunakan ramuan itu untuk memalsukan kematian, 'kan?""Ya," kata Xavier mengangguk.Dia memang agak penasaran.Kenapa Super Grandmaster lainnya yang telah mencapai kesempurnaan itu memilih memalsukan kematian mereka, menunggu kesempatan Gerbang Langit dibuka atau menunggu sampai keluarga mereka berada pada ujung tanduk antara hidup dan mati baru dibangunkan?Ronaldo merenung sejenak dan berkata, "Ketika kakekmu dan aku pergi berkelana, kami mengalami kejadian yang aneh. Aku memiliki benda pusaka yang dapat mengisolasi auraku dan menyembunyikan alam kultivasiku."Baru pada saat inilah Xavier mengerti kenapa dia tidak bisa merasakan level alam Ronaldo.Jadi ternyata begitu.Dengan kata lain, bukan hanya tidak ada
Xavier mengangguk sambil berpikir.Meskipun dia belum pernah melihat bunga semacam itu, mendengar nada bicara Ronaldo, bunga itu, selama dia melihatnya, pasti akan mengenalinya.Jadi, Xavier tidak bertanya lagi.Ronaldo melanjutkan. "Di Via Braga, masih ada banyak harta karun, kamu juga harus ekstra hati-hati saat mengambilnya, tidak hanya harus berhati-hati dengan Pasukan Draken yang ada di depan harta pusaka itu, tetapi juga berhati-hati dengan kekuatan Super Grandmaster yang sudah mencapai Alam Kesempurnaan, berhati-hatilah ketika kamu berhasil mengambilnya, mereka akan membunuhmu dan merebut harta itu."Setelah jeda, Ronaldo berkata lagi, "Masih ada .... Pedang Alunan Naga milikmu itu, waspadalah agar tidak direnggut saat berada di dalam."Xavier mengangguk dengan sungguh-sungguh.Xavier juga tahu Ronaldo menganggapnya sebagai cucunya sendiri, jadi dia memperingatkan padanya. Kalau orang lain, Ronaldo pasti tidak akan mengatakannya.Memikirkan hal ini, hati Xavier terasa hangat dan
Xavier tahu Ronaldo sedang berbicara dengan kakeknya.Dia juga sedikit tersentuh."Kakek, kamu di mana?""Apakah kamu bener-benar menembus alam? Atau apakah kamu ...."Xavier tidak berani memikirkannya.Ronaldo juga merasakan suasananya menjadi berubah dan setelah menyesap anggur dengan Xavier, dia mulai mengubah topik pembicaraan."Xavier, meskipun aku sudah banyak memberitahumu, memintamu untuk berhati-hati dalam segala hal, tetapi kamu tidak perlu takut, lakukan apa pun sesuai keinginanmu.""Saya mengerti." Xavier mengangguk dan meletakkan gelas anggurnya.Ronaldo berkata lagi, "Hal yang paling tabu bagi para kultivator adalah menjadi seorang pengecut dan tidak berani berbuat, hal ini yang akan memengaruhi suasana hatimu."Setelah jeda, Ronaldo berkata lagi, "Misalnya ... tujuh hari kemudian, kamu ingin pergi ke kediaman Courtney, meskipun aku tidak menyarankanmu untuk pergi, lakukanlah sesuai keinginanmu dan pergilah dengan berani menghadapi mereka.""Baik, saya mengerti maksud And
Voile melihat Xavier masih diam tidak berbicara.Dia berkata, "Ronaldo, orang ini tidak semudah yang kamu pikirkan.""Hah?" Xavier akhirnya berbicara.Voile kembali berkata, "Ketika kamu berada di Keluarga Dawson barusan, aku sudah memerhatikan kalau dia tidak hanya mencapai Alam Kesempurnaan atau yang kita sebut Alam Paripurna itu, tetapi dia bahkan telah mencapai hingga alam lain, hanya dia tadi ... menekan alamnya sendiri dan membuat tubuhnya makin muda."Xavier tidak terkejut.Bagaimanapun, Ronaldo telah mencapai Alam Paripurna dan sudah bertahun-tahun, dia tidak perlu melalui lingkaran hidup dan mati jadi kekuatannya pasti akan makin menakutkan.Voile merasakan pikiran Xavier dan dia tersenyum. "Tidak, dalam hal ini dia telah berbohong padamu.""Berbohong padaku?" tanya Xavier dengan heran.Voile bersumpah dan berkata, "Ronaldo pernah mengalami hidup dan mati. Dia setidaknya telah menempuh sebanyak tiga kali."Ketika Xavier mendengar ini, dia tertegun sejenak dan berkata, "Maksudm